STRATEGI BAURAN PROMOSI DALAM MENINGKATKAN BRAND IMAGE PRODUK FRISKIES PT NESTLÉ PURINA PET CARE INDONESIA Ghea Pricilia Ayunda Jurusan Marketing Communication Bina Nusantara University Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480, Indonesia Abstract Friskies is one of the cat foods that have been produced by PT. Nestlé Purina. Objective of this thesis are to explore the effectiveness of promotion mix PT. Nestlé Purina Pet Care Indonesia towards the brand image and to explore implementation of Friskies’s brand image. Methodology of this thesis is qualitative-descriptive approach. Validation of this thesis is source triangulation, which have objective to verify data credibility. Scopes of the thesis are internal and external source. In internal source, which is internal company or Friskies itself, it provides data and information about company’s strategy to execute their promotion mix in order to achieve good brand image in customer point of view. In external source, which is customers, it verifies brand image in customer point of view. Result of this thesis showed that promotion mix of Friskies is strong enough to increase Friskies’s brand image. It also proven from customer selected Friskies as brand recall product for cat food which have lots of nutrition in their variance. Summary of this thesis is promotion mix was well executed with integrated plan and it was able to increase Friskies’s brand image. PT Nestlé Purina have implemented five aspects of promotion mix, which are advertising, public relation, sales promotion, personal selling and direct marketing. However, there are still some elements of promotion mix that need to be improved. Keyword: Promotion mix, Brand Image, Brand Recall, Kualitatif. Abstrak Friskies merupakan salah satu makanan olahan kucing yang dihasilkan oleh PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bauran promosi dari PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia apa saja yang telah dilakukan dan untuk mengetahui bauran promosi dari PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia apakah sudah efektif terhadap brand image produk Friskies. Metode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, dengan tujuan menguji kredibilitas data. Penelitian mencakup lingkup internal perusahaan, tentang cara perusahaan melakukan kegiatan bauran promosi untuk memperoleh image yang baik di mata masyarakat, dan cara eksternal untuk melihat seberapa jauh brand image produk Friskies dimata konsumen. Hasil penelitian menunjukkan strategi bauran promosi sudah cukup kuat untuk meningkatkan brand image produk Friskies. Yang dibuktikan melalui Friskies dimata konsumen sebagai produk dengan klasifikasi brand recall untuk makanan kucing serta makanan yang kaya akan nutrisi pada setiap varian nya. Simpulan penerapan bauran promosi telah dilakukan secara terencana, dimana PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia telah melakukan kelima aspek bauran promosi dengan baik yaitu periklanan, kehumasan, promosi penjualan, penjualan langsung dan pemasaran langsung, maka dari itu bauran promosi yang telah dilakukan sudah cukup kuat dalam meningkatkan brand image produk Friskies, namun masih ada beberapa elemen dari bauran promosi yang perlu dikembangkan. Kata kunci : Bauran Promosi, Brand Image,Brand Recall, Kualitatif PENDAHULUAN Di jaman modern seperti saat ini khususnya kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya, banyak masyarakat yang senang memelihara hewan di rumahnya. Hewan peliharaan ini merupakan hewan-hewan seperti kucing yang dianggap sebagi teman sehari hari oleh manusia. Hewan memiliki karakter setia dengan majikannya, maka dari itu para majikkan akan memberikan yang terbaik untuk hewan peliharaanya. Selain itu semakin banyak pula bermunculan komunitas-komunitas pecinta hewan, pet shop, breeder, pet store, perawatan (grooming, spa), kesehatan ( dokter hewan, akupuntur, candle healing ), area kontes, dan juga hotel untuk kucing Makanan yang sehat, cukup nutrisi yang meliputi pertumbuhan dan pemeliharaan serta sumber energi dan memberikan fasilitas tempat tinggal serta area bermain untuk kucing yang akan di berikan oleh para majikkan tersebut. Di Indonesia, PT Nestlé telah beroperasi sejak tahun 1971 dan pada saat ini mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan. Salah satu bisnis unit pada PT Nestlé Indonesia adalah PT Nestlé Purina Pet Care yang fokus pada segmen makanan olahan hewan. PT Nestlé Purina Pet Care memilik beberapa produk yang beragam dan memeliki segmentasi yang berbeda antara lain Pro Plan, Fancy Feast, Friskies dan Alpo. Nestlé Purina Pet Care masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 2001. Friskies merupakan salah satu produk makanan olahan hewan (kucing) dari PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Kepedulian para pecinta hewan terhadap asupan makanan dan nutrisi untuk hewan peliharaan juga berdampak pada peningkatan penjualan produk PT Nestlé Purina Pet Care. Friskies kini menjadi market leader untuk produk makanan hewan di Indonesia. Perkembangan pasar produk ini setiap tahun mengalami peningkatan sebesar 15-20 %. Salah satu faktor peningkatan tersebut adalah semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang memelihara dan membeli makanan manufacturing kucing, seperti yang disampaikan oleh Country Business Manager Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Perkembangan penjualan makanan hewan khususnya Friskies tidak terlepas dari keanekaragaman jenis makanan yang juga ditawarkan oleh pesaing (competitor). Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pangan makanan, penjualan adalah target penentu keberhasilan perusahaan. Semakin meningkatnya penjualan, maka akan memberikan dampak yang positif untuk perushaan tersebut. Salah satu faktor yang menentukan penjualan adalah bagaimana perusahaan tersebut dapat menarik konsumennya dan tidak berpaling kepada produk lain atau loyalitas konsumen terhadap produk. Oleh sebab itu, Nestlé Purina membutuhkan strategi- strategi yang mendukung peningkatan penjualan dan salah satu strategi tersebut adalah strategi bauran promosi. Strategi bauran promosi yang tepat sasaran akan berdampak terhadap citra dari produk tersebut. Maka dari itu, selain penjualan, brand image menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Tak bisa dipungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan. Penciptaan brand image yang baik tidak terlepas dari strategi bauran promosi yang dilakukan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan membahas bagaimana strategi bauran promosi dalam meningkatkan brand image Produk Friskies PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka beberapa pertanyaan yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan strategi bauran promosi PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia terhadap produk Friskies? 2. Bagaimana penerapan strategi bauran promosi PT Nestlé Purina Pet Care dalam rangka peningkatan brand image produk Friskies ? Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1. Mengetahui penerapan strategi bauran promosi PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia terhadap produk Friskies. 2. Mengetahui penerapan strategi bauran promosi PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia dalam rangka peningkatan brand image produk Friskies LANDASAN KONSEPTUAL Penelitian ini berlandaskan teori – teori konseptual, jurnal internasional dan jurnal nasional. Strategi Pengertian strategi dalam pemasaran, diartikan sebagai strategi minimal sebagai: sebuah gambaran besar, pandangan jarak jauh (jangka panjang), cara mencapai tujuan, ringkasan taktik, pedoman taktik, platform, dan lain-lain. (Prisgunanto, 2006). Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah upaya atau perencanaan jangka panjang yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan sumber daya yang dimiki oleh perusahaan itu sendiri. Komunikasi Komunikasi (communication) merupakan proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan. Faktor lingkungan merupakan sebuah kondisi, situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri dari beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi dan latar belakang budaya (West & Turner, 2009) Komunikasi Pemasaran Kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan disebut juga komunikasi pemasaran (Kennedy dan Soemanagara, 2006). Bauran Promosi Menurut (Handayani, Andrizal, Darmaja, Nasution, & Ridwansyah, 2010). Kelima elemen bauran promosi terdiri dari : Advertising, merupakan bentuk presentasi dan promosi ide, barang ataupun jasa berbayar melalui sponsor atau sebuah media tertentu, iklan bisa dalam berbagi bentuk seperti iklan surat kabar, iklan TV, packaging outer, packaging insert, surat, motion pictures, house megazines, internet, poster, leaflets, directories, billboards, display signs, point of purchase displays, audiovisual materials dan sebagainya. Public Relations, Beragam program yang didesain untuk meningkatkan , menjaga serta melindungi image suau perusahaan atau produk. Biasa kegiatan ini meliputi seperti konfrensi press, pidato, seminar, donasi, sponsorships, publikasi, community relations, annual repots, lobbying dan lainnya. Sales Promotion, insentif jangka pendek untuk mendorong penjualan suatu produk ataupun jasa, promosi penjualan ini dapat dilakukan melalui contents, games, lotteries, premium, hadiah, sampling, trade shows, diskon, entertainment, trade promotions dan kupon berhadiah Personal Selling, kegiatan pendekatakan interaksi empat mata ( face to face ) dengan satu atau lebih prospek dengan tujuan menghasilkan sebuah penjualan. Kegiatan personal selling ini dapat dilakukan seperti presentasi penjualan program, incentive, sales meeting, pemberian sample. Direct Marketing, sistem pemasaran interaktif yang unik menggunakan satu atau lebih media iklan untuk mempengaruhi respon atau transaksi yang terukur di lokasi manapun. Kegiatan yang dilakukan seperti catalogs, telemarketing, TV shopping, mailings, electronic shopping / internet. Brand Image Brand Image, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantu mengungkapkan sebuah persepsi serta asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu, diantaranya multi dimensional scaling, projection teqniques, dan lainnya (Fandy Tjiptono, 2011). Brand Awareness Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk yang berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi konsumen terhadap merek produk yang ditawarkan. Dalam proses mengenali atau mengingat suatu merek memerlukan tingkat komunikasi merek. Karena melalui tingkatan tersebut, bagaimana suatu merek akan diingat dan diketahui oleh konsumen dapat terlihat. Berikut adalah tingkatan brand awareness yang dikemukakan oleh (Handayani, Andrizal, Darmaja, Nasution, & Ridwansyah, 2010). Brand association Asosiasi Merek (Brand association) merupakan segala kesan yang terkait dengan memori terhadap suatu merek. Brand association berkaitan erat dengan brand image yang didefinisikan sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu. Asosiasi merek memiliki tingkat kekuatan tertentu dan akan semakin kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumen atau eksposur dengan merek spesifik. Jadi dapat diketahui dengan semakin tingginya pengalaman atau intensiatas konsumen dalam menggunakan merek tersebut maka asosisasi merek dalam ingatan konsumen akan semakin tinggi dan kuat. (Fandy Tjiptono, 2011). Sehingga brand attributes adalah bagaimana konsumen ataupun publik mengasosiasikan suatu merek terkait dengan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk atau pun jasa. Sedangkan brand benefits merupakan nilai personal dan pengartian konsumen terhadap penggunaan atribut-atribut produk dan jasa, melalui brand benefits adalah bagaimana konsumen ataupun publik dapat memberikan penilaian dan pengartian dari atribut-atribut yang digunakan untuk mengasosiasikan produk ataupun jasa (Kotler & Keller, 2007). Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk sangat tergantung kepada citra (image) yang tertanam dalam benak konsumen mengenai merek (brand) suatu produk. Keberhasilan suatu perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan (brand image) dimana brand image akan tercipta menjadi baik selain memiliki brand awareness dan brand association yang baik sangat tergantung juga kepada kemampuan perusahaan dalam memadukan beberapa aspek antara elemen bauran promosi (promotin mix) yaitu periklanan (advertising), kehumasan (public relations), promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), pemasaran langsung (direct marketing). Berikut adalah kerangka konseptual dari penelitian ini : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual (Sumber : Diolah Dari Hasil Penelitian) METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menurut Bogdan & Taylor dalam buku (Basrowi & Suswandi, 2008) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis dan Tipe Penelitian Sedangkan untuk jenis penelitiannya Menurut (Sangadji & Sopiah, 2010) penelitian bersifat deskriptif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendiskripsian suatu fenomena atau peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini. Dalam penelitian semacam itu, peneliti mencoba menentukan sifat situasi sebagaimana adanya pada waktu penelitian dilakukan. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini, menggunakan metode Graunded Theory, dimana metode ini dijelaskan untuk menyusun atau mengembangkan teori berdasarkan data induktif yaitu data berupa fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau generalisasi. Metode ini digunakan untuk menyusun, mengembangkan serta mengkonstruksi sebuah teori melalui cara pengumpulan data dengan catatan lapangan atau observasi, interview atau wawancara, dokumen sebagai bahan induksi teori yang telah dikumpulkan (Basrowi & Suswandi, 2008). Teknik Pengumpulan Data Data Primer Menurut penjelasan (Kriyantono, 2006) data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama, tangan pertama atau pihak pertama disebuah lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek penelitian, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi. Dalam analisis isi data primer adalah isis komunikasi yang diteliti. Wawancara Wawancara menurut (Sugiyono, 2014) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Dalam penelitian ini akan mengacu pada metode Wawancara Semiterstruktur (Semistructured Interview) yang dijelaskan oleh (Sugiyono, 2014) wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis penelitian ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide – idenya. Dalam melakukan wawancara, penelitian perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Observasi Menurut Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2007) mengemukakan observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari bagian proses bilogis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi nonpartisipan menurut (Sugiyono, 2007) penelitian ini dilakukan dimana posisi penelitian tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen, yang diumpamakan seperti didalam sebuah pusat perbelanjaan penelitian dapat dilakukan pada bagaimana perilaku pembeli terhadap produk-produk , produk apa saja yang paling banyak diminati atau dibeli oleh konsumen pada saat itu. Penelitian dapat mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat sebuah kesimpulan tentang apa yang telah diamati selama penelitian berlangsung. Data Sekunder Menurut (Soeratno & Arsyad, 2008) data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh sebuah organisasi yang bukan pengolahnya. Sumber data sekunder ini dapat melalui berbagai macam antara lain surat-surat pribadi, buku harian, notulen rapat, sampai dengan dokumen-dokumen resmi berbagai instansi pemerintah, pemerintah atau organisasi. Untuk melengkapi data sekunder ini dapat dilakukan dengan beberapa metode dibawah ini : Studi Dokumentasi Menurut (Sudaryono, 2014) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan, kebijakkan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, skestsa dan lain lain. Dokumen yang berentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain lain. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. ”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada” pernyataan dalam (Sugiyono, 2007), maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman dalam (Sugiyono, 2005) sebagai berikut : 1. Reduksi Data (data reduction), adalah merangkum, memilih hal – hal pokok, memfokuskan pada hal – hal penting, dan mencari tema dan polanya. 2. Paparan Data (data display), adalah data penelitian disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing / verifying) dari hasil analisis data yang disajikan dalam bentuk desriptif. Kredibilitas / Keabsahan Data Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber ; Triangulasi sumber ini membandingkan serta mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, maupun membandingkan apa yang telah dikatakan oleh masyarakat umum dengan yang dikatakan secara pribadi (Kriyantono, 2006) HASIL PENELITIAN Bauran promosi telah dilakukan oleh PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia, dimana lima elemen bauran promosi yang terdiri dari Advertising, Public Relations, Personal selling, Sales Promotion dan Direct Marketing telah berjalan dengan baik, pernyataan dibawah ini telah dirangkum berdasarkan proses wawancara yang berlangsung dalam lingkup internal PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia yaitu kepada Narasumber Informan 1 yang menjabat sebagai Brand Executive Friskies dan Alpo, Informan 2 menjabat sebagai Country Manager Brand Unit Purina Pet Care Indonesia dan Informan 3 menjabat sebagai Category Development Manager Friskies dan Alpo. Kemudian, setiap bentuk strategi diklarifikasi dengan narasumber eksternal yang terdiri dari konsumen – konsumen loyal produk Friskies. Advertising yang telah dilakukan lebih banyak pada media cetak seperti (majalah, roll banner, x banner, umbul – umbul, poster, sticker) balon advertising, packaging outer, point of purchase display. Ketika dikonfirmasi pada narasumber eksternal, semua narasumber mengetahui prints ads yang dilakukan oleh PT. Nestlé Purina Pet Care Indonesia.Fokus iklan yang digunakan PT Nestlé Purina Pet Care untuk produk Friskies adalah pada media cetak. Masih banyak sarana promosi yang harus dilakukan dalam periklanan seperti iklan pada media elektronik (TV, Radio) directories, internet, audiovisual, diplay signs, packaging insert, motion pictures, billboard, agar masyarakat semakin tertarik Sedangkan kegiatan Public Relations, biasa dilakukan dalam bentuk sponsorship, donasi, Talkshow, Pet Shop Gathering. Semua narasumber mengetahui kegiatan “public relations” yang dilakukan oleh PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan Public Relations Nestlé Purina, masih bergantung pada event organizer, yang mengakibatkan feedback yang diterima dari audiens tidak bisa dioptimalkan karena pesan tidak sampai secara keseluruhan. Kegiatan Personal Selling yang dilakukan oleh PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia seperti kegiatan promosi yang dilakukan oleh SPG dari Nestlé, dimana SPG tersbut mempresentasikan produk terhadap konsumen yang sedang ingin membeli produk, lalu PNA (Purina Nutrition Adviser) dimana SPG akan rolling ke toko-toko untuk meng-approach konsumen. Semua narasumber mengetahui kegiatan “personal selling” yang dilakukan oleh PT. Nestlé Purina Pet Care Indonesia, namun salah satu narasumber ada yang tidak mengetahui kegiatan tersebut. Dapat disimpulkan, Kegiatan personal selling telah dilakukan dengan baik dan mendapat respon yang positif dari konsumen. Respon yang bagus terlihat pada saat SPG sedang menjelaskan, konsumen antusias untuk ingin tahu lebih dalam. Sedangkan untuk kegiatan Sales Promotion, PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia biasa melalukan Gimmick, Premium, In store Sampling dan kupon berhadiah. Semua narasumber mengetahui kegiatan “public relations” yang dilakukan oleh PT. Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Kegiatan sales promotion telah dilakukan dengan baik dan mendapat respon yang positif dari konsumen, dapat dilihat dari ketertarikan konsumen sangat besar untuk membeli produk karena banyak “hadiah” pada tiap bulannya. Elemen bauran promosi yang terakhir adalah Direct Marketing, yang biasa dilakukan oleh pihak perusahaan Mailer, Catalog, dan Blast Email. Semua narasumber mengetahui kegiatan “direct marketing” yang dilakukan oleh PT. Nestlé Purina Pet Care Indonesia. Kegiatan direct marketing telah dilakukan dengan baik dan mendapat respon yang positif dari konsumen, dapat dilihat dari banyaknya respon dari konsumen terhadap kegiatan ini. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada narasumper dari pihak internal dan eksternal serta dan observasi yang dilakukan langsung. Maka strategi bauran promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan, telah membentuk brand image yang sudah cukup kuat terlihat dari pembentukkan brand awareness yang baik diingatan konsumen, serta brand association yang membentuk asosiasi Friskies merupakan produk yang kaya akan nutrisi dan gizi pada setiap variannya. Strategi bauran promosi yang sudah cukup kuat terhadap brand image produk Friskies terbukti melalui Friskies mencapaian market share yang tertinggi dibandingkan kompetitornya, dengan penciptaan brand image yang baik tidak terlepas dari strategi bauran promosi yang dilakukan PT Nestlé Purina Pet Care. Penataan strategi bauran promosi tersebut merupakan bagian paling penting bagi Friskies dalam rangka meningkatkan brand image. Selain itu Friskies sudah memiliki brand image yang cukup kuat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa award yang telah diperoleh perusahaan baik dari hasil survey lembaga penelitian independen, maupun reward yang diperoleh dari Nestlé International sebagai Most Outstanding Business Result. Disamping itu khusus dibidang kandungan gizi dan nutrisi, Friskies kerap kali mendapatkan respon dan review yang positif dari berbagai media local maupun online, hal ini tentunya akan berdampak terhadap brand image dari produk Friskies. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan baik dengan pihak internal perusahaan maupun dengan pihak eksteren serta dari hasil observasi yang telah dilakukan seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan strategi bauran promosi yang telah dilakukan oleh PT Nestlé Purina Pet Care berdasarkan dengan item-item yang ada, seperti advertising, sales promotion, public relations, personal selling dan direct marketing, kelima aspek tersbut telah terintegrasi dan dijalankan dengan baik oleh masing-masing divisi terkait. 2. Upaya yang dilakukan oleh PT Nestlé Purina Pet Care terhadap strategi bauran promosi dalam meningkatkan brand image terhadap produk Friskies telah berjalan dengan baik sesuai yang telah dijelaskan melalui penerapan brand awareness dan brand association yang dijalankan oleh PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia terhadap produk Friskies. Penerapan strategi bauran promosi tersebut sudah cukup kuat dalam meningkatkan brand image dan merebut hati para konsumen sehingga market share produk Friskies berada pada posisi tertinggi (49,5%) serta mendapatkan beberapa review dan award dari lembaga terkemuka. Walaupun penerapan bauran promosi telah dilakukan secara terencana, namun masih ada beberapa elemen dari bauran promosi yang perlu dikembangkan, seperti; advertising dan public relations. Peran dari kedua elemen ini belum berfungsi secara optimal. Saran Saran Akademis 1. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap penelitian strategi bauran promosi dalam meningkatkan brand image produk Friskies, agar dapat dikembangkan kembali dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif. 2. Bagi penelitian berikutnya, untuk dapat memberikan analisa terhadap kegiatan yang dilakukan divisi Public Relations dalam upaya pencapaian brand image bagi perusahaan atau produk yang diwakilinya. Saran Praktis 1. PT Nestlé Purina Pet Care sebaiknya dapat mengikuti perkembangan masyarakat pada saat ini, sebagai kemajuan teknologi komunikasi, yang kemudian mengakibatkan persaingan semakin ketat, sehingga beberapa perusahaan saat ini tengah mendorong kegiatan komunikasi eksternal secara maksimal, salah satunya dengan memaksimalkan kegiatan advertising untuk meningkatkan brand image lebih baik lagi dari produk Friskies. 2. PT Nestlé Purina Pet Care sebaiknya dapat mengembangkan tata kelola perusahaan yang baik secara internal maupun eksternal, dengan meningkatkan hubungan antara manjemen dan karyawan, serta hubungan dengan pemasok dan konsumen agar semuanya dapat mendukung keberhasilan peningkatkan brand image produk Friskies 3. Diperlukannya penyempurnaan struktur organisasi pada PT Nestlé Purina Pet Care Indonesia, khususnya dibidang Public Relations, sehingga dapat melakukan respon ke audiens lebih awal dan dapat mensosialiasikan setiap promosi perusahaan dengan baik tanpa harus menggunakan Event Organizer. Saran Umum 1. Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat agar lebih selektif dalam memilih produk yang dapat memberikan manfaat lebih baik bagi hewan kesayangannya. 2. Dari informasi yang diberikan melalui berbagai sarana yang ada, diharapkan akan menambah minat dan keinginan masyarakat dalam memiliki dan memelihara kucing. REFERENSI Basrowi & Suswandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Emzir. (2012). Analisa Data Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Handayani, D., Andrizal, Darmaja, A., Nasution, R. F., & Ridwansyah, A. (2010). Brand Operation The Official MIM Academy Coursebook,MarkPlus Institute Of Marketing. Jakarta: Erlangga Group. Kennedy, John E. dan Soemanaraga, R. Dermawan. (2006). Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Kotler, Philip dan Keller KL. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT INDEKS. Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Nestlé. Purina Pet Care Indonesia Company Profile. Jakarta. Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Sangadji, Etta Mamang, & Sopiah. (2010). Metedologi Penelitian - Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET. Sudaryono, D. (2014). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Pemasaran. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung. Soeratno, & Arsyad, L. (2008). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Tjiptono, Fandy. (2014). Branding & Brand Longevity. Yogyakarta: ANDI. Tjiptono, Fandy. (2011). Manajemen & Strategi Merek. Yogyakarta: ANDI. West, R., & Turner, L. H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. RIWAYAT PENULIS Ghea Pricilia Ayunda, Padang 6 Agustus 1993. Menamatkan pendidikan S1 dalam bidang Marketing Communication dengan perminatan Public Relations di Bina Nusantara University tahun 2015. Saat ini bekerja di Jakarta Urban Market sebagai Founder.