Dosen UB Ke Taiwan Kembangkan Kerja Sama Studi ASEAN Click

advertisement
Dosen UB Ke Taiwan Kembangkan Kerja Sama Studi ASEAN
Click here to enter text.
by Oki Dian Sulistyo
Yusli Nomer Tiga Dari Kanan. Dok Pribadi
Click here to enter text.
Dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya sekaligus Sekretaris
Eksekutif (Pusat Studi ASEAN) PSA UB, Yusli Effendi mengunjungi Taiwan dalam
rangka Academic Exchange Visit. Kunjungan bersama beberapa Pusat Studi ASEAN
(PSA) Universitas Universitas di Indonesia dilakukan selama empat hari (12-16/8).
Dari 11 PSA yang telah berdiri di beberapa PTN, kloter pertama kunjungan PSA
diwakili oleh enam PSA dari Universitas Brawijaya, Universitas Andalas, UGM,
Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Mulawarman.
Sementara akan menyusul di kloter berikutnya PSA dari UI, Universitas Udayana,
Universitas Pattimura, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Hasanuddin.
Lembaga yang dituju dalam kunjungan ini beragam, dari institusi pendidikan, think
tank, pemerintahan, ekonomi, hingga kebudayaan. Di hari pertama, diplomat senior
Taiwan di Jakarta, Benjamin Hong, memandu kunjungan ke Biro Perdagangan Luar
Negeri, Kementerian Luar Negeri, Taiwan Institute of Economic Research (TIER), dan
Tamkang University. Hari berikutnya delegasi PSA diarahkan ke Association of
Foreign Relations, ASEAN Study Center Chung-Hua Institute for Economic Research
(CIER) untuk seminar tentang Indonesia dan hubungan RI-Taiwan, serta bertandang ke
Taiwan Foundation for Democracy.
Di hari akhir kunjungan, Benjamin Hong, yang juga Direktur Bagian Politik TETO
Jakarta, membawa delegasi ke Mainland Affairs Council dan International Cooperation
and Development Fund (ICDF). Selain ke institusi tersebut, delegasi PSA juga
mengunjungi ikon kemajuan dan sejarah Taiwan seperti menara observatorium Taipei
101, Chiang Kai Sek Memorial Hall hingga ke museum nasional dan pusat kerajinan.
Keingintahuan akademia Taiwan pada Indonesia cukup besar sehingga perkembangan
politik mutakhir di Indonesia, sentralitas ASEAN, dan hubungan RI-Taiwan hampir
selalu ditanyakan pada delegasi PSA. Mereka berharap bahwa selain China, Jepang, dan
Korea, Taiwan juga diberi tempat dalam mekanisme ASEAN.
Kebijakan "Satu China" ("One China" policy) oleh Pemerintah RRC-yang mengklaim
Taiwan sebagai bagian RRC-memang menyulitkan Taiwan dalam membangun
hubungan diplomatik yang resmi dengan negara lainnya. Sebagai negara yang memiliki
kepemimpinan tradisional di ASEAN, Indonesia diharapkan mampu membantu
meningkatkan posisi Taiwan khususnya di ASEAN.
Kunjungan ini memberikan pengalaman secara langsung pada akademisi Indonesia
untuk melihat kemajuan Taiwan yang memiliki ranking tinggi dalam Human
Development Index (HDI), kebebasan pers, ekonomi, jaminan kesehatan serta
pendidikan. Pemerintah dan akademia Taiwan sangat berharap kunjungan ini mampu
membuka kerja sama lebih lanjut dengan akademia Indonesia. Melalui TETO
Pemerintah Taiwan juga membuka kesempatan bagi warga Indonesia untuk belajar S2
dan S3 atau meneliti di Taiwan dengan beasiswa penuh dari mereka. [Oky]
[ oky ]
Hubungan Masyarakat
Universitas Brawijaya
www.prasetya.ub.ac.id
Jumat, 22 Agustus 2014
Download