PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016 A. Perkembangan Perekonomian dan Perdagangan Taiwan 1. Selama periode Januari - Februari 2016, neraca perdagangan Taiwan dengan Dunia surplus sebesar US$ 7,65 miliar, atau turun sebesar 18,46% bila dibandingkan dengan periode Januari - Februari 2015. 2. Total perdagangan Taiwan dengan Dunia periode Januari - Februari 2016 tercatat sebesar US$ 72,24 miliar, turun 10,25% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Taiwan sebesar US$ 39,95 miliar, atau turun 11,11% bila dibandingkan dengan periode Januari - Februari 2015, dan impor Taiwan sebesar US$ 32,29 miliar, atau turun sebesar 9,17% jika dibandingkan dengan periode Januari - Februari 2015. 3. Ekspor Taiwan pada periode Januari - Februari 2016 terbesar ditujukan ke negaranegara; RR China dengan nilai sebesar US$ 9,70 miliar, dengan pangsanya sebesar 24,28%; Disusul Hongkong US$ 5,13 miliar, dengan pangsanya sebesar 12,86%; Kemudian, Amerika Serikat US$ 4,88 miliar, dengan pangsanya sebesar 12,21%. Ketiga negara teratas (RR China, Hongkong, dan Amerika Serikat) kontribusinya terhadap total ekspor Taiwan pada periode ini sebesar 49,34%. 4. Impor Taiwan pada periode Januari - Februari 2016 terbesar berasal dari negaranegara; RR China dengan nilai sebesar US$ 6,28 miliar, pangsanya sebesar 19,44%; Jepang US$ 5,69 miliar, pangsanya sebesar 17,62%; kemudian, Amerika Serikat sebesar US$ 4,12 miliar, pangsanya sebesar 12,77%. Ketiga negara teratas (RR China, Jepang, dan Amerika Serikat) kontribusinya terhadap total impor Taiwan pada periode ini sebesar 49,83%. B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Taiwan dengan Indonesia 1. Selama periode Januari - Februari 2016 neraca perdagangan Indonesia - Taiwan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 313,52 juta. 2. Total perdagangan Indonesia dengan Taiwan pada periode Januari - Februari 2016 tercatat US$ 1,13 miliar, turun sebesar 87,38% dibanding dengan periode yang sama tahun 2015. 3. Total ekspor Indonesia ke Taiwan pada periode Januari - Februari 2016 tercatat sebesar US$ 722,69 juta, atau menurun sebesar 87,81% dibanding periode yang sama tahun 2015 dan impor Indonesia dari Taiwan pada periode Januari - Februari 2016 tercatat sebesar US$ 409,17 juta, atau menurun sebesar 86,53% dibanding periode yang sama tahun 2015. C. Informasi Lainnya 1. Bersama Kepala KDEI dan Kepala Bidang Investasi mengadakan kunjungan ke perusahaan Integrated Mashroom “Q-Yo Bio Technology Co, LTD dan diterima oleh Mr. Eason Fang selaku Special Assistant. Pada kunjungan tersebut Mr. Fang menyampaikan bahwa perusahaannya bergerak dibidang pengembangan jamur yang berdiri sejak tahun 1992 dengan memiliki areal pengembangan termasuk pabrik seluas 16.000M2 dan memiliki tenaga kerja sebanyak 130 orang. Selanjutnya disampaikan bahwa saat ini lebih dari 10 jenis jamur yang dikembangkan Mr. Fang yang dipasarkan dalam bentuk fresh dan yang telah diolah menjadi kerupuk, biscuit, teh, kopi dan ice cream. Teknologi yang digunakan dalam pengembangan jamur ini sebagian besar adalah bio teknologi untuk menciptakan media tanam dan perawatan. Selain melakukan pengembangan jamur juga dapat memberikan pelatihan kepada pihak-pihak yang berminat untuk diajarkan cara pengembangan Jamur. Dimasa mendatang berminat mengembangkan usahanya di Indonesia dan minta kepada pihak KDEI untuk mencarikan partner di Indonesia yang berminat untuk kerjasama. Pada saat itu Kepala KDEI sangat antusias untuk mempelajari pengembangan jamur dan akan mengirimkan group TKI Indonesia untuk belajar di Q-Yo sebagai kegiatan exit program. Mengani keinginan kerjasama dengan pengusaha di Indonesia, KDEI akan mencarikan partner yang berminat dibidang tersebut dan segera menyampaikan kepada Mr. Fang. 2. Bersama Kepala Bidang Investasi menerima kunjungan rombongan dari Yuanta Fun yang terdiri dari Ms. Julian Tsung Sheng selaku Presiden & CEO, Mr. Daniel Yang selaku CIO dan Mr. Passion Lin selaku Global Investments Dept. Fun Manager. Pada pertemuan tersebut Mr. Daniel menyampaikan bahwa saat ini sedang focus ke wilayah Asia Tenggara sesuai dengan program pemerintah baru yaitu “South Born Policy” dalam sektor Promotion/Media, Construction and infrastructure, untuk itu berminat untuk bergabung dalam kegiatan promosi dari KDEI dan bersedia bekerjasama dan sponsoship. Sebagian besar customer Yuantan Fun adalah pengusaha yang bergerak dibidang industry, perdagangan ekspor dan impor serta sektor investasi, sehingga memudahkan mengundang mereka untuk melakukan kontak dengan pengusaha di Indonesia dan Yuantan Fun bersedia mensupport untuk mengundang mereka melirik Indonesia dimasa mendatang. Selanjutnya KDEI menyambut baik aktifitas Yuantan Fun yang bersedia mempromosikan potensi Indonesia kepada para pebisnis Taiwan dan guna merealisir kerjasama tersebut akan diadakan Forum Bisnis Trade and Investment pada bulan Agustus dengan mengundang pihak terkait dari Indonesia diantaranya Kepala BKPM, Kemendag, Perindustrian, Kemenaker dan perpajakan. Diharapkan dari forum bisnis tersebut dapat meningkatkan kontak bisnis terjadi antara pengusaha Taiwan dengan Indonesia. 3. Mendampingi delegasi Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Bapak. Hari Priyono mengadakan kunjungan ke “The World Vegetable Center” (AVRDC) di Tainan dan diterima oleh Mr. Marco Wopereis selaku Director General, Mr. Gregory C Luther selaku Technology Dissemination Specialist dan Ms. Maureen Mecozzi selaku Head Communication and Information. Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa AVRDC berdiri sejak 1971 yang bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengujian dibidang hasil pertanian dan buah-buahan guna meningkatkan jumlah dan kualitas hasil pertanian termasuk buah-buahan. Project ini juga memberikan pelatihan kepada para petani dari Negara-negara berkembang di Asia dan Afrika, namun sampai saat ini belum ada peserta dari Indonesia yang mengikuti pelatihan tersebut. Disampingitu AVRDC juga melakukan kerjasama pengembangan produk pertanian di beberapa Negara diantaranya di Indonesia yaitu pengembangan produk cabe dan tomat di Bali dan Jawa Timur sejak tahun 2011 dan telah menghasilkan tenaga pelatih/penyuluh pertanian di Bali sebanyak 53 orang dan di Jawa Timur sebanyak 46 orang dan pada tahun 2015 telah dikirim 59 orang penyuluh pertanian ikut training di Thailand. Dari project tersebut, sampai dengan tahun 2015 telah dihasilkan 2.000 petani yang berhasil meningkatkan hasil pertanian di kedua propinsi tersebut. AVRDC ingin menciptakan lebih banyak penyuluh pertanian guna meningkatkan hasil pertanian di Indonesia dimana saat ini lebih dari 7 juta orang disektor pertanian. Selanjutnya juga berminat untuk memberikan training tentang pengembangan bibit produk pertanian dan buah di Indonesia agar tercipta bank bibit di Indonesia guna menyediakan bibit dengan kualitas baik dan standar setiap saat bagi yang membutuhkan. Pada kesempatan tersebut bapak Sekjen Pertanian sangat berminat untuk mengadakan kerjasama dengan AVRDC dimasa mendatang guna meningkatkan hasil pertanian di Indonesia dan akan mengirimkan segera proposal dan ruang lingkup kerjasama tersebut dan akan selalu mengirim tenaga penyuluh pertanian untuk mengikuti training di AVRDC Taiwan. Sumber : Laporan KDEI Taipei, Taiwan, Mei 2016