Uploaded by nadiarizkyutami

Pengembangan Kepemimpinan Strategik

advertisement
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... Ошибка! Закладка
DAFTAR ISI ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perancangan Model Bisnis ........................................................................... Ошибка! Закладка
1. Pemahaman Model Bisnis ......................................................................... Ошибка! Закладка
2. Proses Perancangan Model Bisnis ............................................................. Ошибка! Закладка
3. Penerapan/Pengimplementasian Model Bisnis .......................................... Ошибка! Закладка
B. Pengembangan Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) ......... 9
1. Penentu Keunggulan Bersaing Suatu Perusahaan ..................................... Ошибка! Закладка
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Pembeda ....... Ошибка! Закладка не
определена.
3. Penggunaan Sumber Daya untuk Keunggulan Bersaing ........................... 15
4. Strategi Pengembangan Manajemen Pengetahuan .................................... Ошибка! Закладка
C. Proses Operasi Ramping ( Lean Operation Process) .................................... Ошибка! Закладка
1. Pemahaman Proses Operasi yang Ramping............................................... Ошибка! Закладка
2. Membangun Proses Operasi Dengan Ramping ......................................... 28
3. Strategi Pengembangan Proses yang Ramping .......................................... 33
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... Ошибка! Закладка
3.2 SARAN ....................................................................................................... Ошибка! Закладка
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seorang pemimpin mempunyai potensinya masing-masing. Potensi
yang dimiliki seorang pemimpin ini harus terus dikembangkan, baik yang ada
didalam dirinya sendiri maupun dilingkungan yang dipimpinnya. Dengan
adanya pengembangan tersebut membuat pemimpin ingat bahwasannya untuk
menjadi pemimpin yang baik atau pemimpin yang sejati itu diperlukan usaha
termasuk mengembangkan yang ada didalam dirinya.
Karena menjadi
pemimpin sejati itu bukan terletak pada gelar atau jabatan yang diberikan
melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang dan tumbuh serta berkembang dari dalam diri seseorang.
Tetapi
perlu
diingat,
dalam
memimpin
tidak
cukup
hanya
mengembangkan apa yang ada didalam dirinya tersebut. Pemimpin juga harus
mampu mengembangkan kepemimpinan di lingkungan pemimpin termasuk
anggota dibawahannya. Hal ini sangat perlu dilakukan bagi seorang
pemimpin karena dengan mengembangkan kepemimpinan di lingkungan
pemimpin itu sama saja dengan mengembangkan potensi kepemimpinan yang
dimiliki oleh bawahan di lingkungan organisasi atau lembaga. Sebab semua
orang di lingkungan organisasi mempunyai potensi untuk memimpin dan
memperlihatkan sikap kepemimpinan melihat sekalipunitu seorang bawahan.
Untuk
itulah
dalam
makalah
ini
akan
dibahas
mengenai
pengembangan kepemimpinan didalam diri pemimpin dan pengembangan
dilingkungan pemimpin.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang di atas, yaitu:
1. Bagaimana perancangan model bisnis dalam pengembangan
kepeminpinan?
2. Bagaimana pengembangan pengetahuan manajemen dalam
pengembangan kepemimpinan ?
3. Bagaimana proses operasi ramping dalam suatu perusahaan sebagai upaya
pengembangan kepemimpinan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan ditulisnya maklah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui perancangan model bisnis dalam penegembangan
kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui pengembangan nanajemen pengetahuan dalam rangka
pengembangna kepemimpinan.
3. Untuk megetahui dan menerapkan proses operasi ramping sebagai upaya
dalam pengembangna kepemimpinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perancangan Model Bisnis
Dalam perancangan model bisnis perlu dipahami tentang apa itu
model bisnis. Kemudian akan diuraikan tentang penyusunan suatu model
bisnis. Selanjutnya diutarakan bagaimana pemanfaatan suatu model bisnis.
1. Pemahaman Model Bisnis
Sebelum memahami model bisnis, terlebih dahulu perlu diketahui
apa yang dimaksud dengan suatu model dan pengertian tentang model.
Yang dimaksudkan dengan model adalah suatu pernyataan secara
eksplisit tentang gambaran realitas. Dengan demikian, model dapat
dipahami sebagai miniatur yang mewakili fenomena yang akan
dikembangkan. Dengan pemahaman ini, maka dapatlah diketahui bahwa
model merupakan abstraksi penyederhanaan suatu realitas yang lebih
kompleks.
Dalam memahami suatu bisnis, dengan suatu model, maka kita
dapat melakukan prediksi dan penjelasan tentang suatu fenomena. Di
samping itu adalah untuk dapat memahami bagaimana komponen yang
ada dalam penyusunan suatu sistem akan berelasi. Sedangkan bisnis
merupakan aktivitas yang dijalankan individu atau organisasi dalam
upaya untuk mendapatkan laba atau keuntungan dengan cara meyediakan
produk berupa barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan masyarakat.
Sehingga dapatlah dikatakan bahwa model bisnis dibutuhkan dalam
menjalankan kegiatan bisnis sebagai suatu perwujudan dari logika dasar
untuk menggambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis, dan
pilihan strategis yang mendasari penciptaan dan penangkapan nilai dalam
suatu jejaring nilai.
Dalam upaya pengembangan suatu korporasi digunakan aktivitas
perancangan model bisnis. Adapun pengembangan model bisnis
merupakan suatu gagasan yang hebat dengan melakukan pengembangan
3
sumber-sumber daya dalam suatu bentuk dasar kegiatan kerja bagi
proposisi kemenangan suatu perusahaan, seperti yang dilakukan oleh
perusahaan Microsift. Pada dasarnya suatu model bisnis adalah suatu
penyederhanaan
unsur-unsur
utama
dari
strategi
yang
dapat
menghasilkan upaya tentang bagaimana hasil pendapatan atau revenue
akan dapat melebihi biaya dalam suatu lingkungan bersaing. Umumnya
suatu model bisnis bergantung pada faktor yang menentukan terjadinya
keuntungan atau laba dari suatu perusahaan.
Umumnya laba tidaklah hanya merupakan suatu unsur yang
penting dari tujuan suatu organisasi perusahaan. Suatu model bisnis
memperhitungkan bagaimana sebaiknya suatu perusahaan mendapatkan
sumber-sumber daya yang mempunyai kelebihan dalam kapabilitas dan
kompetensinya dibandingkan dengan para pesaing-pesaingnya, sehingga
dapat berhasil mendatangkan biaya yang lebih rendah atau murah. Suatu
perusahaan dalam hal ini akan berupaya untuk melakukan penemuan
baru atau invensi, dengan melakukan pengembangan atau pembangunan
gagasan baru dengan mendorong penciptaan pola kegiatan baru yang
lebih maju, dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan lain pada waktu sebelumya.
Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa model bisnis suatu
perusahaan menjelaskan secara rasional tentang untuk apa dan
bagaimana pendekatan dan strategi bisnis dapat mengejar pendapatan
atau keuntungan. Sekumpulan garis stori akan memberikan gambaran
penentuan untuk seterusnya akan komponen-komponen kunci dari
pendekatan bisnis perusahaan yang menunjukkan bagaimana pendapatan
atau
revenue
dapat
dihasilkan,
dan
dapat
mampu
menjamin
keberlangsungan bisnis perusahaan. Bila perusahaan menunjukkan
ketidakmampuan menghasilkan laba yang cukup baik, maka sebenarnya
strategi dan model bisnis perusahaan adalah tidak baik atau tidak layak,
sehingga keaamanan akan kelangsungan bisnis perusahaan ke depan
diragukan.
4
Umumya model bisnis suatu perusahaan akan menentukan
pemilihan strategi yang dapat membuat tercapainya keberhasilan bisnis
dari perspektif dalam mendapatkan keuntungan. Sedangkan konsep
model bisnis dari suatu perusahaan akan menentukan fokus yang lebih
sempit dari konsep suatu starategi perusahaan. Suatu strategi perusahaan
berhubungan dengan inisiatif bersaing dan rencana aksi dalam
menjalankan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis
akan berupaya untuk dapat membuat atau menghasilkan laba yang dapat
diterima sebagai bukti telah berjalannya model bisnis perusahaan.
Salah satu dari pengembangan model bisnis adalah merupakan
pemacu penemuan gagasan pertama atau first mover, kemudian
penggunaan penemu kedua atau second mover, dan penemu kembali atau
reinventor. Dari penemu gagasan pertama, gagasan tersebut di lanjutkan
oleh penggunaan penemuan kedua yang dilakukan dengan melihat,
menilai, dan mengembangkan gagasan yang telah diterapkan dalam
model
bisnisnya.
Penemu
gagasan
yang
belakangan
akan
menyempurnakan, memperbaiki, dan mengembangkan gagasan pertama
yang telah diterapkan terdahulu, atau oleh pendahulunya, seperti yang
telah berjalan dalam bisnis eceran, perusahaan jasa pariwisata,
pertelevisian advertensi, dan lainnya.
Pengembangan lain dari model bisnis adalah penggunaan dan
pemanfaatan dari rantai nilai yang digunakan sebagai sumber gagasan
odel bisnis. Suatu produk, jasa atau pengalaman baru akan menjadi suatu
percobaan atau eksprimen, dimana dengan opsi yang berbeda yang
dilakukan atas keterkaitan atribut produk dan juga dari variasi yang
berbeda dari produk itu. Komponen dari produk dan jasa berevolusi
secara terpisah dari yang lain, yang dilakukan oleh suatu perusahaan baru
untuk memasuki arena lingkungan bersaing yang baru muncul.
Dengan munculnya evolusi itu, maka suatu perusahaan perlu
menyusun rancangan dominan yang dapat memberikan hal yang baru
dikemas untuk menjadi suatu sistem yang utuh, yang didasarkan atas
5
kebutuhan pemakai akhir yang final. Perkembangan yang dilakukan
adalah bergeraknya dari sistem yang terstandardisasi dan menjadi suatu
tawaran yang terkastomisasi berdasarkan pesanan. Upaya-upaya yang
dilakukan ini adalah untuk mendekatkan hubungan perusahaan dengan
parah pelanggannya, sehingga perusahaan itu akan menjadi penjual yang
mempunyai kemampuan yang baik dalam mengantisipasi kebutuhankebutuhan para pembelinya.
2. Proses Perancangan Model Bisnis
Keberhasilan bisnis suatu perusahaan atau korporasi ditentukan
oleh kejituan dari strategi bisnis yang dijalankan dengan dukungan model
bisnis yang digariskan. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan model
bisnis yang tepat dalam menjalankan kegiatan bisnis perusahaan. Pada
dasarnya model bisnis mengarahkan perusahaan untuk menekuni
seperangkat aktivitas yang dijalankan perusahaan. Dengan demikian,
model bisnis menjelaskan bagaimana dan kapan perusahaan menyajikan
nilai yang diinginkan pelangggan, bagaimana upaya memikat pelanggan
untuk bersedia membayar atas nilai itu, serta mengkonversikan
pembayaran tersebut menjadi laba atau keuntungan yang mencerminkan
kinerja perusahaan.
Umumnya suatu model bisnis menjalankan dua fungsi penting ,
yaitu penciptaan nilai dan penangkapan nilai dari aktivitas bagian-bagian
penciptaan nilai yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini penciptaan
nilai merupakan hasil aktivitas penyediaan bahan baku, pembuatan
produk berupa barang atau jasa yang dibutuhkan untuk dapat
memberikan kepuasan konsumen akhir. Dengan demikian, dalam suatu
model bisnis dari suatu organisasi perusahaan, terdapat kelompok
pelanggan yang dilayani sebagai pasar sasaran dan produk berupa barang
atau jasa yang ditawarkan. Sedangkan penangkapan nilai dari aktivitas
bagian adalah operasi menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang
6
ditawarkan pada konsumen, dengan harapan akan dapat memuaskan
kelompok konsumen yang merupakan pasar sasaran.
Disamping dua fungsi yang telah diutarakan, sebenarnya terdapat
beberapa fungsi lain. Fungsi-fungsi tersebut adalah artikulasi proposisi
nilai, perumusan segmen pasar untuk menjadi pasar sasaran. Selain itu
terdapat fungsi penyusunan rantai nilai sebagai dasar pelaksanaan rantai
distribusi, dan fungsi penyusunan mekanisme penciptaan penerimaan,
penelusuran struktur biaya dan potensi laba. Semua hal itu harus di
dukung oleh fungsi perumusan atau penetapan strategi bersaing yang jitu.
Dalam perancangan model bisnis haruslah dapat ditentukan
penciptaan pendapatan dan sekaligus dapat menciptkan laba perusahaan.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa industri, di mana beberapa
perusahaan di dalam suatu industri akan lebih menguntungkan secara
rata-rata, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dalam industri
lainnya. Di dalam setiap industri, terdapat kemungkinan adanya beberapa
perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang lebih besar dari
para pesaingnya.
Tingkat keuntungan dalam suatu industri dipengaruhi oleh apa
yang disebut dengan faktor industri. Faktor industri yang dapat
menentukan lebih tingginya tingkat keuntungan dari rata-rata industri
adalah kekuatan bersain, kekuatan bekerja sama, lingkungan makro dan
faktor pendorong nilai industri seperti inovasi dan pengembangan serta
ristek. Diperolehnya tingkat keuntungan suatu perusahaan yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya dipengaruhi oleh apa
yang disebut faktor-faktor spesifik perusahaan.
Faktor spesifik perusahaan tersebut adalah nilai pelanggan,
segmen pasar, sumber-sumber pendapata, kedudukan atau posisi relatif,
aktivitas perusahaan, dan sumber-sumber daya perusahaan. Pada
umumnya dengan mempertimbngkan hal tersebut pengklasifikasian
dalam perancangan model bisnis adalah penekanan pada model
7
pendapatan, intensifikasi model biaya, dan perancangan model
penciptaan kauntungan atau laba.
3. Penerapan/Pengimplementasian Model Bisnis
Sebuah perusahaan menjalankan kegiatan bisnisnya selalu
dibatasi oleh cakupan aktivutasnya, seperti halnya dengan perusahaan
Microsift, yang menekankan pada pengoperasian produk sistem. Model
bisnis Microsift dijalankan untuk menghasilkan pendapatan atau
keuntungan dari pengoperasian produk sistem software. Dalam
menjalankan bisnis ini didasarkan pada ekonomi keuntungan pendapatan
biaya.
Dengan tenaga programmer-nya sangat terampil dilakukan
pengembangan kode hak cipta atau propriety, menjaga hal yang
tersembunyinya sumber penciptaan atau proprietary seperti menjaga
bekerjanya kepatuhan penciptaan software. Disamping itu bekerjanya
penjualan atas hasil sistem operasi dan kemasan software serta
menekankan
pengembangan
software
dengan
biaya
tetap,
dan
menetapkan biaya variabel dalam menghasilkan dan pengemasannya.
Dengan demikian, dapat dihasilkan pendapatan dan keuntungan yang
meningkat.
Dari gambaran diatas, terlihat bahwa batasan lingkup aktivitas itu
dituangkan dalam penetapan rancangan model yang telah diterapkan oleh
perusahaan Microsoft. Dengan rancangan model bisnis itu, maka
perusahaan menetapkan rantai nilai bisnis Microsoft. Melalui rancangan
model bisnis itu, maka perusahaan melakukan upaya pengembangan
yang bersifat inovasi.
Pengembangan yang dilakukan dalam inovasi dapat terjadi
didalam satu atau beberapa
rangkaian rantai nilai. Inovasi misalnya
dilakukan dalam pengembangan rantai pasokan. Selain itu dapat pula
dilakukan pengembangan produk, yaitu menghasilkan produk baru atau
melakukan diferensiasi produk-produk yang telah ada. Inovasi dalam
8
pengembangan model bisnis dapat pula dilakukan melalui cakupan
aktivitas bisnis, seperti perusahaan perdagangan dan perusahaan pabrikan
atau industri.
Penyusunan dan pengembangan model bisnis selalu dilakukan
perusahaan dengan mengadakan analisis dalam tahap implementasi suatu
medel
bisnis.
menghadapi
Analisis
yang
ketidakpastian
dilakukan
dan
mengingat
terdapatnya
perusahaan
kesulitan
untuk
memperkirakan kondisi pasar yang berkembang pesat. Penerapan model
bisnis membutuhkan pengkajian komponen penyusunan model bisnis,
seperti produk yang ditawarkan, pasar sasaran, dan rantai nilai bisnis
perusahaan. Inovasi yang dilakukan dalam model bisnis merupakan
inovasi dalam komponen-komponen model bisnis, seperti inovasi produk
yang ditawarkan, inovasi segmen dan sasaran pasar, dan inovasi rantai
nilai bisnis perusahaan. Pada tahap implementasi model bisnis diperlukan
penataan ulang organisasi terutama yang terkait dengan mobilisasi
sumber-sumber daya langka, pengembangan kompetensi unik, dan
penyesuaian organisasi yang terkait dengan pembelajaran dan adaptasi.
B. Pengembangan Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Manajemen
menentukan
pengetahuan
keberhasilan
suatu
merupakan
perusahaan
salah
satu
untuk
faktor
yang
mempertahankan
keunggulan bersaingnya. Dengan manajemen pengetahuan, suatu perusahaan
dapat mempertahankan dan mengembangkan kompetensi perusahaan itu.
Melalui pengembangan manajamen pengetahuan, suatu perusahaan akan
dapat berhasil menciptakan keunggulan perusahaan yang berkesinambungan.
1. Penentu Keunggulan Bersaing Suatu Perusahaan
Umumnya setiap perusahaan berkeinginan atau mempunyai
tujuan untuk dapat tumbuh dan tetap hidup selamat dalam jangka
panjang. Harapan ini hanya mungkin dicapai bila perusahaan itu
mempunyai keunggulan yang berkesinambungan.
Untuk mencapai
keunggulan bersinambungan, suatu perusahaan tidaklah cukup hanya
9
dapat menggunakan sumber-sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi
dalam mengembangkan keunggulan bersaing. Oleh karena itu perusahaan
haruslah mempunyai kompetensi pembeda, yaitu dapat tetap bertahan
lama, dan dapat mengimitasi atau meniru.
Penentu keunggulan berkesinambungan suatu perusahaan adalah :
a. Kompetensi pembeda yang pertama adalah dapat bertahan lebih
lama atau durability, yang merupakan suatu dasar di mana sumbersumber daya pokok, kapabilitas dan kompetensi inti menurun atau
menjadi usang. Dengan adanya teknologi baru atau maju akan
dapat membuat kompetensi inti usang atau tidak relavan lagi.
Sehingga
untuk
dapat
perusahaan
terus
mempertahankan
berkesinambungan kompetensi inti itu, maka peran dari riset dan
pengembangan atau R&D sangat penting dan menentukan.
b. Kompetensi pembeda yang kedua adalah dapat diimitasi, yang
merupakan suatu dasar dimana sumber-sumber daya pokok/utama,
kapabilitas dan kompetensi dapat digandakan atau diduplikasi oleh
yang lain. Untuk meciptakan perluasan atau peningkatan
kompetensi
pembeda,
perusahaan
harus
dapat
membuat
keunggulan bersaing dipasar, para pesaing akan melakukan upaya
terus belajar dan mengimitasi sejumlah keterampilan dan
kapabilitas. Para pesaing terus berupaya melakukan teknik
berkebalikan yang mencakup mengambil bagian produk pesaing
untuk
dapat
mengetahui
bagaimana
cara
mengerjakannya,
disamping berupaya mempekerjakan tenaga-tenaga dari para
pesaing,
dan
upaya
melakukan
pemalsuan
yang
bersifat
pelanggaran paten. Suatu kompetensi inti yang dapat mudah
diimitasi untuk perluasan adalah transparansi, dapat ditransfer dan
dapat direplikasi.
Sumber-sumber daya dan kapabilitas sebuah organisasi dapat
ditempatkan sebagai suatu rangkaian kesatuan untuk memperluas daya
10
tahan yang lebih lama dan diimitasi melalui transparansi, dapat di
replikasi oleh perusahaan lain. Suatu rangkaian kesatuan yang
berkesinambungan dari sumber-sumber daya dapat di ilustrasikan seperti
gambar 55. Suatu sumber daya bersiklus lambat adalah dapat bertahan
kesinambungannya, yaitu dilindungi oleh paten, geografis, nama merek
yang kuat, atau pengetahuan yang tidak diucapkan yang dikenal sebagai
tacit knowledge.
Tingkat Kesinambungan Sumber Daya
Tinggi
Rendah
(Sulit diimitasi)
Sumber Daya
Siklus Lambat



Pelindung
Kuat
Paten,
nama
merek
Gilette:
Senzor
razor.
(Mudah diimitasi)
Sumber Daya
Bersiklus Standar




Produksi
massa
standar
Skala
ekonomis
Proses sulit
Chrysler:
Minivan
Sumber Daya
Bersiklus Cepat



Mudah
diduplikasi
Rangsanga
n gagasan
Sony:
Walkman
Sumber-sumber daya dan kapabilitas ini merupakan kompetensi
pembeda
yang
dapat
memberikan
keunggulan
bersaing
yang
berkelanjutan. Sebagai contoh yang dapat diandalkan adalah teknologi
yang dikembangkan pisau cukur Gillet dengan membangun produk
sumber daya bersiklus lambat. Sumber daya ekstrem lainnya mencakup
sumber-sumber daya bersiklus cepat, yang menghadapi tekanan imitasi
yang tinggi, karena perusahaan mendasarkan pada konsep atau teknologi
yang dapat mudah di duplikasi. Untuk memperluas usahanya suatu
perusahaan yang mempunyai sumber-sumber daya yang bersiklus cepat
11
akan dapat berhasil bersaing, bila produk yang dikembangkannya dapat
cepat masuk ke pasar. Umumnya perusahaan yang menggunakan sumber
daya yang bersiklus cepat adalah perusahaan yang mempunyai
kedudukan harga murah (low-cost) dengan strategi pemasaran inovatif.
Keberhasilan strategi horizontal secara langsung berhubungan
dengan efektivitas sistem korporasi dengan manajemen pengetahuan.
Fokus utama dari upaya ini adalah untuk meningkatkan produktivitas
atau meningkatkan nilai yang dapat dicapai dari aset fisik dan keuangan.
Oleh karena itu, dalam perkembangan akhir-akhir ini sumber daya
strategic suatu perusahaan adalah pengetahuan atau “knowledge”.
Penerapan
strategi
horizontal
adalah
kompleks,
karena
pengetahuan itu terdapat dalam banyak bentuk dan terletak pada berbagai
tempat di dalam suatu organisasi, seperti halnya dengan di luar
organisasi. Sistem informasi yang konvensional tidaklah selalu punya
akses atau terintegrasi secara efektif dengan pengetahuan yang
dibutuhkan bagi suatu tugas tertentu. Pengetahuan umumnya dibutuhkan
untuk mengembangkan suatu generasi berikutnya “microprocessor”
misalnya, atau proses menghasilkan produk yang bermcam-macam,
kompleks dan spesifikasi tertentu. Tantangan utamanya adalah upaya
untuk mengintegrasikan bermacam-macam bentuk dari pengetahuan
dengan cara yang sangat efektif sambil menjaga tingkat efesiensi yang
terkait dengan penciptaan pengetahuan tertentu.
Pada umumnya suatu pengetahuan dibedakan dalam dua bentuk,
yaitu pengetahuan ekplisit dan pengetahuan “tacit”. Pengetahuan
Eksplisit adalah pengetahuan yang telah dikodifikasikan, dan karena itu
dapat ditransfer antar lintas organisasi dengan biaya yang relatif rendah.
“Pengetahuan Tacit” adalah bersifat diam-diam dan tidak diucapkan
sebagai pengetahuan eksplisit, dan hanya dapat dipahami bila digunakan.
Pengetahuan Tacit ini banyak ditemui dari para pekerja yang telah
berpengalaman 20 tahun dalam lini assembling. Umumnya pengetahuan
12
ini sangat bernilai bagi suatu organisasi, akan tetapi pengalaman itu sulit
dikodifikasi dan ditransfer.
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Pembeda
Secara relatif, mudah untuk belajar dan mengimitasi kompetensi
inti atau kapabilitas perusahan lain, jika perhatian ditekankan pada
pengetahuan eksplisit. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang
dapat mudah diartikulasi dan dikomunikasikan. Sehingga pengetahuan
ekplisit ini terkait dengan inteligensi seseorang dalam mengahadapi
persaingan.
Sedangkan pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang tidak
mudah dikomunikasikan, karena mempunyai akar yang mendalam dalam
pengalaman karyawan atau dalam budaya perusahaan. Pengetahuan tacit
ini mempunyai nilai lebih dan lebih disenangi dalam upaya menghadapi
keuunggulan bersaing yang berkesinambungan. Hal ini adalah karena
pengetahuan tacit lebih sulit untuk diimitasi.
Suatu kompetensi adalah suatu aktivitas yang harus dipelajari
oleh suatu perusahaan agar perusahaan dapat bekerja secara baik. Suatu
kompetensi menggambarakn sesuatu di mana sebuah perusahaan dapat
melaksanakan pekerjaan yang baik. Dalam hal ini selalu dicerminkan
dengan produksi pengalaman, yang menunjukkan akumulasi dari
pembelajaran dan terbangunnya kecakapan dalam melaksanakan aktivitas
internal perusahaan. Beberapa kompetensi tersebut terkait dengan
keterampilan keahlian tertentu, seperti pengendalian just-in-time,
kecakapan teknik untuk menghasilakn dengan biaya rendah, serta
memilih lokasi toko-toko baru yang baik. Umumnya pengalaman atas
keahlian adalah dalam satu disiplin atau fungsi, dan mungkin dilakukan
hanya dalam satu atau satu unit organisasi.
Suatu kompetensi daalm inovasi produk secara kontinu, haruslah
dalam bentuk tim usaha yang terdiri adari orang-orang dan kelompok
dengan pengalam dalam inovasi produk secara kontinu, hasruslah dalm
13
bentuk tim usaha terdiri dari orang-orang dan kelompok dengan
pengalam dalam riset pasar, riset dan pengembangan (R&D) produk
baru, desain dan teknik, pengolahan biaya efektif dan tes-pasar.
Suatu kompetensi inti merupakan kecakapan melakukan aktivitas
internal yang merupakan pusat untuk suatu strategi dan persaingan
perusahaan. Jadi, suatu kompetensi adalah suatu aktivitas yang penting
dalam persaingan dimana suatu perusahaan melakukan hal yang lebih
baik dari aktivitas atau kegiatan internal lainnya. Oleh karena itu suatu
kompetensi diartikan sebagai seseuatu kekuatan sumber daya yang lebih
bernilai dari suatu kompetensi. Karena terdapat peran inti aktivitas yang
telah dilaksanakan secara baik di dalam strategi perusahaan dan
kontribusinya untuk membuat keberhasilan perusahaan dalam persaingan
di pasar.
Suatu kompetensi inti dapat berhubungan dengan suatu dari
bebrapa aspek bisnis perusahaan. Aspek tersebut anatra lain adalah
keahlian dalam pengintegrasian beberapa teknologi untuk menciptakan
famili
produk
baru,
keterampilan
dalam
menciptakan
dan
mengoperasikan sistem manajemen rantai pasokan dengan biaya yang
efisien, kapabilitas untuk mempercepat produk batu atau generasi
berikutnya masuk pasar. Di samping itu, pelayanan pasca penjualan yang
baik, keterampilan dalam menghasilakn produk yang berkualitas tinggi
pada biaya rendah, dan kapabilitas untuk memenuhi pesanan pelanggan
secara akurat dan cepat.
Sebuah perusahaan mungkin mempunyai lebih dari satu
kompetensi inti dalam portofolio sumber dayanya. Akan tetapi, jarang
terjadi
bahwa
suatu
perusahaan
mengklaim
secara
legistimasi
mempunyai lebih dari dua atau tiga kompetensi inti. Kompetensi
Pembeda merupakan aktivitas yang penting dalam persaingan, di mana
suatu perusahaan bekerja lebih baik dari pesaing atau penantangnya.
Sehingga dengan demikian perusahaan itu dapat menunjukkan dalam
persaingannya mempunyai keunggulan sumber daya yang superior, hal
14
inilah yang dapat menggambarkan bahwa perusahaan itu nyata
mempunyai kelebihan keahlian atau kecakapan dari suatu kompetensi
inti.Adapun hal yang sangat penting tentang sesuatu kompetensi
pembeda adalah bahwa perusahaan itu senang menikmati superioritas
bersaing dalam menjalankan aktivitasnya.
Kompetensi inti dalam persaingan merupakan kekuatan yang
lebih penting dari kompetensi, karena terdapat penambahan kekuatan
untuk strategi perusahaan dan mempunyai dampak positif yang sangat
besar dalam penempatan kedudukan pasar dan profitabilitas. Alasan
pentingnya kompetensi pembeda sebagai kekuatan sumber daya yang
manjur dalam persaingan, karena :
a. Memberikan kapabilitas yang bernilai dalam persainga yang tidak
ada taranya dibandingkan dengan para pesaingnya.
b. Mempunyai potensi untuk menjadi landasan dari strategi perusahaan.
c. Dapat menghasilam batas pinggir bersaing di pasar dengan
menunjukkan tingkat keahlian yang superioe dibanding dengan
penantang atau pesaing.
3. Penggunaan Sumber Daya untuk Keunggulan Bersaing
Pengetahuan sangat berperan dalam penggunaan sumber daya
untuk keunggulan bersaing. Pada dasarnya pengetahuan dibedakan dalam
dua bentuk, yaitu pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tacit. Seperti
telah diutarakan bahwa pengetahuan eksplisit terdiri dari pengetahuan
dan keterampilan yang dapat mudah diajarkan atau telah dituliskan,
sehingga dapat jelas dinyatakan. Sedangkan pengetahuan tacit adalah
pengetahuan yang dipelajari melalui pengalaman dan mencakup
wawasan dan intuisi perorangan, serta sulit untuk diajarkan kepada orang
lain. Oleh karena itu lebih sulit dimanaje secara stratejik, sehingga
pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang lebih bernilai bagi suatu
perusahaan, karena dapat menciptakan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan.
15
Pengetahuan dilihat sebagai suatu keunggulan bersaing untuk
suatu perusahaan. Pengetahuan juga sangat bersifat unik dan karena itu
sangat
diutamakan
untuk
menciptakan
keunggulan
yang
berkesinambungan. Disamping itu, pengetahuan merupakan proses
pembelajaran karena pengalaman dalam tugas pekerjaan. Oleh karena itu,
tidak terhitung nilainny, dan individu yang melakukan tugas pekerjaan
itu dapat mengovservasinnya.
Pengetahuan merupakan aset yang dapat membantu perusahaan
dalam menghadapi perubahan radikal seperti perubahan pasar, dominasi
ketidakpastian dan berkembangnya kemajuan teknologi. Perlu disadari
bagaimana menggunakan informasi sehingga membuat pengetahuan itu
menjadi sumber daya. Pengetahuan diciptakan bila seorang strategis
menggunakan informasi untuk melakukakn sesuatu, seperti membuat
keputusan atau taktik untuk masa depan atau untuk mempersiapkan
bahan pendukung latihan. Para strategis harus berupaya untuk menjaga
keberhasilannya selama jangka panjang, dan perlu diupayakan secara
berkelanjutan
mempebaharui
dasar
pengetahuan
organisasinya.
Kapabilitas haruslah terus dijaga untuk secara cepat dan efektif dalam
menciptakan
kembali
pengetahuan
yang
akan
menjadi
sumber
keunggulan bersaing.
Pada dasarnya pengetahuan itu terdiri dari informasi, intelegensi
dan pengalaman yang menjadi dasar dari teknologi dan aplikasinya.
Pengetahuan dihasilkan melalui pengalaman, observasi dan inferensi,
serta merupakan sumber daya tidak berwujud. Nilai dan aset yang tidak
berwujut mencakup pengetahuan yang terus tumbuh sebagai bagian dari
total nilai pemegang saham.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang tidak
berwujud, yang ditentukan oleh pengetahuan, kepercayaan atau truts,
kapabilitas manajemen dengan rutinitas organisasi. Di samping itu,
sumber daya manusia juga mempengaruhi berkembangnya sumberdaya
inovasi, yang ditentukan oleh adanya gagasan atau ide, kapablilita ilmiah
16
dan kapasitas untuk berinovasi. Modal manusia atau human capital
menggambarkan terdapatnya pengetahuan dan keterampilan yang dimilki
seluruh tenaga kerja perusahaan. Dari presfektif modal manusia, para
pekerja dipandang sebagai kebutuhan sumber daya modal, yang
merupakan investasi yang berkesinambungan.
Manajemen
sumbr
daya
manusia
sebagai
suatu
kegian
pendukung, bertindak memfasilitasi usaha dari orang-orang sebagai
pelaksanaan strategi perusahaan .program-program pelatihan dan
pengembangan yang efektif tentunya akan meningkatkan kemungkinan
para individu dpat menjafi pemimpin-pemimpin atau leader stratejik
yang sukses.
Program-program
yang
membangun
pengetahuan
dan
keterampilan adalah menanamkan sekumpulkan nilai inti atau core value
dan memberikan suatu pandangan sistematik dari organisasi, dengan
mempromosikan visi perusahan dan kohesi organisasi.
Program pelatihan dan pengembangan yang efektif berkontribusi
pula secara efektif pada usaha-usaha perusahaan dalam membentuk
kompetensi inti. Di samping itu, program ini juga membantu pemimpin
stratejik dalam meningkatkan keterampilan yang kritikal untuk
melengkapi tugas-tugas yang terkait dengan kepemimpinan stratejik yang
efektif.
Pembelajaran dan mengungkitan secara berkelanjutan merupakan
dase untuk perluasan pengetahuan perusahaan, dan hal ini terkait dengan
suatu keberhasilan stratejik. Suatu aspek yang penting dari pengungkitan
pengetahuan adalah menyampaikan penyampaian pengetahuan dari para
pekerja yang telah berhenti kepada para penggantinya. Sedangkan bagi
pengembangan, umumnya perusahaan dapat menempatkan para pekerja
ke dalam program formal melalui pengtahuan dalam konteks modal
manusia untuk masa depan.
Pembelajaran dan pengetahuan membangun adalah penting guna
menciptkan inovasi dalam perushaan. Inovasi adalah penting untuk
17
menentukan keberhasilan bagi keunggulan bersaing. Perlu pula disadari
bahwa dengan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan, pemimpin
stratejik haruslah dapat menjaga tidak saja tingkat pengetahuan tinggi
pada satu bidang, tetapi perlu pula pengembangannya pada bidang
lainyang penting dalam bisnis.
4. Strategi Pengembangan Manajemen Pengetahuan
Dalam istilah sederhana, memgetahui bagaimana menggunakan
informasi adalah membuat pengetahuan sebagai sumber daya. Sebagai
contoh seorang direktur penjualan mungkin mempunyai statistik
penjualan, maka maka data itu hanya menjadi informasi, bila hanya
ditemlapkan dalam konteks penjualan pada masa lalu, penjualan, pesaing,
dan lainnya. Pengetahuan baru tercipta bila seorang pimpinan strategis
menggunakan informasi itu sebagai dasar keputusan untuk taktik tahun
depan, atau untuk bahan persiapan bagi bahan dukung latihan. Dengan
kata lain, pengetahuan dapat diartikan sebagai penggunaan informasi
yang dimiliki untuk mendukung pemberian arah atau maksud yang
sungguh-sungguh.
Dalam mengambil pembelajaran baru dari para pekerja dan
upaya-upaya untuk membuat para pekerja itu dapat siap bagi unit lain di
dalam suatu organisasi, merupakan aktivitas pusat dari penciptaan
pengetahuan perusahaan. Pelaksanaan kedua upaya ini membutuhkan
metode
pengkombinasian
sumber-sumber
daya
dan
kapabilitas
tradisional kedalam cara-cara baru yang unik. Dalam hal ini dibutuhkan
kemampuan suatu organisasi untuk mendapatkan, mengintegrasikan,
menyusun kebersamaan dan mengaplikasikan pengetahuan itu menjadi
suatu sumber daya stratejik yang sangat penting. Oleh karena itu, suatu
organisasi membutuhkan pengembangan proses manajemen pengetahuan
formal dengan mengidentifikasikan apa informasi yang dimiliki
perusahaan, dan pengembangan pendekatan untuk membuat informasi
yang ada dapat berguna bagi anggota organisasi.
18
Terdapat empat proses dasar pengetahuan, yaitu: pertama,
pengetahuan harus diciptakan, kedua, penggunaan informasi harus harus
ditangkap dan disimpan, ketiga, organisasi harus membangun proses
untuk mentranfer pembelajaran atau informasi itu, diantara karyawan
melalui organisasi, dan keempat, manajemen harus mengembangkan
prosedur dan proses untuk memjamin bahwa perusahaan itu dapat
menggunakan pengetahuan itu di bidang yang kritikal guna menjamin
dapat berkesinambungannya keunggulan bersaing perusahaan pada masa
yang akan datang. Keempat proses dasar pengetahuan itu seperti
diilustrasikan pada gambar 56.
Komponen Organisasi
Komponen Teknologi
Manajemen
Pengetahuan:
Suatu
Proses
Berjalan
Gambar 56. Manajemen Pengetahuan: Proses dan Komponen
Sumber: huff et al; Strategic Management, hlm.335.
19
a. Penciptaan Pengetahuan
Pengembangan manajemen pengetahuan haruslah dimulai
dengan penciptaan pengetahuan. Model penciptaan pengetahuan
dikembangkan oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi, seperti
diilustrasikan pada gambar 57.
DARI
Pengetahuan
Tacit
Sosialisasi
Eksternalisasi
Internalisasi
Kombinasi
Pengetahuan
Eksplisit
Pengetahuan
Tacit
KE
Pengetahuan
Eksplisit
Gambar 57. Model Penciptaan Pengetahuan Nonaka & Takeuchi
Sumber: huff et al; Strategic Management, hlm.337.
Nonaka dan Takeuchi memulai penciptaan pengetahuan
dengan gagasan bahwa organisasi tidak dapat menciptakan
pengetahuan tanpa orang atau individu. Organisasi meberikan
struktur dan dukungan kepada individu untuk menciptakan
pengetahuan. Kemudian prosesnya adalah penangkapan pengetahuan
dan membuatnya tersedia bagi yang lain, untuk menjadi pusat
kegiatan dari manajemen pengetahuan.
20
Nonaka dan Takeuchi berpendapat bahwa pengetahuan
manusia diciptakan melalui proses sosial di antara individu, selama
pengetahuan tacit dan eksplisit berinteraksi. Dari asumsi ini mereka
mengembangkan empat jenis penciptaan pengetahuan, yaitu:
Sosialisasi (interaksi pengetahuan tacit dengan pengetahuan tacit),
Eksternalisasi
(pengetahuan
tacit
ke
pengetahuan
eksplisit),
Kombinasi (pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit), dan
Internalisasi (pengetahuan eksplisit ke pengetahuan tacit).
Sosialisasi menggambarkan proses berbagi pengalaman
dengan menyampaikan pengetahuan tacit dari seseorang ke orang
lain. Dalam hal ini pengkomunikasian yang dilakukan adalah pada
pengalaman individual, seperti model mental, keterampilan teknis
dan pengetahuan tacit lainnya. Umumnya proses sosialisasi ini
dilakukan melalui observasi, imitasi, dan praktik atau latihan.
Eksternalisasi
dirumuskan
sebagai
proses
penerjemah
pengetahuan tacit, yang merupakan proses dari beberapa orang ke
dalam pengetahuan yang dapat siap memahami dari yang lain
tentang pengetahuan eksplisit. Oleh karena pengetahuan tacit
merupakan pengetahuan kecakapan teknik atau keterampilan, maka
sulit dirumuskan atau dikodifikasi. Sehingga dengan demikian,
proses
ini
membutuhkan
percobaan
perusahaan
untuk
dikonseptualisasikan bagi imej dan pandangan subjektif karyawan.
Kombinasi
merupakan
proses
pentransformasian
pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit, dan biasanya
merupakan suatu keseluruhan yang baru. Dalam hal ini pengetahuan
eksplisit yang ada sering dikatalogkan kembali dan diperluas ke
dalam pengetahuan ekplisit yang baru. Terjadinya kombinasi ini
sebagai
pengetahuan
ekplisit
yang
di
integrasikan
dan
dikombinasikan.
21
Internalisasi
menggambarkan
proses
pengambilan
pengetahuan eksplisit, dan diterjemahkan ke dalam pengetahuan
tacit, sehingga dapat membuat orang lebih mudah melaksanakannya.
Dengan terlaksananya internalisasi sebagai pengetahuan eksplisit
seseorang yang ditambahkan dengan pengetahuan tacit yang mereka
dapatkan dari pengalaman. Umumnya internalisasi dapat dipahami
sebagai pendekatan trial by error atau learning by doing.
Gagasan penciptaan dan pengembangan pengetahuan telah
dilakukan. Nonaka mendapatkan banyak keberhasilan perusahaan
global jepang yang telah mampu mengembangkan interaksi dari
keempat bentuk pembelajaran yang menciptakan suatu spiral dari
pengetahuan. Ia merumuskan spiral sebagai penggunaan keseluruhan
empat jenis yang berbeda dari pengetahuan untuk menciptakan
kegiatan yang simultan terjadi dan interaksi satu dengan yang
lainnya. Seperti yang terjadi pada masing-masing spiral, karyawan
akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan lebih tinggi tingkat
pemahamannya.
b. Penyimpanan Pengetahuan
Penyimpanan pengetahuan merupakan langkah kedua yang
kritikal dalam proses manajemen pengetahuan seperti yang telah
diutarakan.
Organisasi
yang
menciptakan
dan
mendapatkan
pengetahuan juga mempunyai kemampuan untuk melupakan atau
salah dalam menempatkan pandangan yang bernilai. Dalam hal ini
terkait dengan apa yang disebut Ingatan Organisasi yang merupakan
kumpulan pengetahuan perusahaan dari pengalaman yang lalu dapat
mempengaruhi tindakan dan kegiatan organisasi sekarang.
Ingatan atau memori organisasi terdapat dalam berbagai
bentuk antara lain dokumen tertulis, susunan database, elektronik,
proses dokumentasi perusahaan, dan pengetahuan tacit. Ingatan
22
adalah penting sebagai suatu kejadian yang tidak terantisipasi dan
membutuhkan tindakan baru. Pada dasarnya ingatan tidak dapat
memasok pemecaham masalah baru yang nyata, akan tetapi dapat
memfasilitasi kapasitas penyerapan, kemampuan perusahaan untuk
mengevaluasi, mengasimilasi dan mengaplikasikan informasi baru
yang diperoleh secara eksternal.
c. Strategi Manajemen Pengetahuan
Terdapat
dua
strategi
utama
dalam
penyimpanan
pengetahuan, yaitu: Strategi Kodifikasi dan Strategi Personalisasi.
Kedua strategi ini juga disebut oleh Morten T. Hansen et al. sebagai
Strategi untuk Manajemen Pengetahuan.
Strategi kodifikasi adalah suatu yang terpusat di komputer
atau computer centric, pengetahuan perusahaan yang tersimpan
dalam database elektronik. Strategi Kodifikasi ini telah dimanfaatkan
oleh suatu organisasi perusahaan besar seperti Siemens. Umumnya
perusahaan
yang
menggunakan
pendekatan
ini
melakukan
pengkodifikasian dengan pendekatan orang ke dokumen contohnya
perusahaan-perusahaan konsultan seperti McKinsey dan Bain, serta
Anderson Consulting dan Ernst & Young. Strategi Personalisasi
merupakan
strategi
yang
terfokus
pada
orang,
sedangkan
pengetahuan adalah dishare melalui hubungan personal.
Umumnya perusahaan konsultan bertipe membangun jejaring
individu kuat, baik didalam maupun diluar perusahaan. Konsultan
yang berada dalam satu area dapat bertanya tentang masalah
kliennya, dan konsultan merupakan orang yang mempunyai
wawasan tentang bagaimana mereka mempunyai pendekatan atas
apa
tanggapannya
tentang
persoalan
kliennya.
Sedangkan
perusahaan menilai kualitas atas bagaimana pengetahuan dari
konsultan, dan hal ini menyatu di dalam review tahunan performa
konsultan.
23
Strategi perusahaan-perusahaan konsultan seperti Boston
Consulting Group dan McKinsey menekankan pada Stategi
Personalisasi. Perusahaan-perusahaan ini memfokuskan pada dialog,
dan tidak menekankan pada objek pengetahuan dalam database.
Dalam hal ini pengetahuan ditransfer di dalam sesi brainstorming,
dan pembicaraan dilakukan antara seseorang dengan seseorang.
Pengetahuan personalisasi berbagi di antara individual yanh sering
didorong untuk digunakan dalam pengetahuan kodifikasi. Perlu
disadari bahwa untuk menjalankan strategi personalisasi dibutuhkan
investasi guna membangun jejaring manusia.
d. Tranfer Pengetahuan
Tahap ketiga dari manajemen pengetahuan berkenaan dengan
kemampuan perusahaan untuk mendukung dan mendistribusikan
pengetahuan itu. Saluran transfer dapat berupa saluran personal
ataupun saluran impersonal. Pada umumnya metode informal
dilakukan dengan sosialisasi, tetapi tidak efektif untuk mentransfer
dalam lingkup luas perusahaan.
Transfer
formal, seperti dengan sesi kelompok latihan,
adalah lebih terjamin untuk tersebar luas, hanya saja kreativitas
sering agak terhalang atau terintangi. Sedangkan saluran personal
lebih mampu berbagi dalam konteks pengetahuan tertentu. Secara
impersonal, seperti database pengetahuan elektronik, dimana secara
eksplisit efektif, terutama untuk pengetahuan yang dapat mudah
ditransfer. Pengetahuan eksplisit melekat pada teknologi, dan mudah
untuk ditransfer dibandingkan dengan pengetahuan yang tidak
berkode secara teknis.
Tim peer yang membantu merupakan suatu tanggapan atas
tantangan utama dari manajemen pengetahuan. Umumnya orang-
24
orang yang mendorong pengungkapan pengetahuan tacit adalah
mereka
yang
mungkin
mempunyai
pembelajaran
melalui
pengalaman pembelajaran yang menyakitkan dengan hasil yang
sulit. Terdapat pandangan dimana orang- orang sering menginginkan
untuk memiliki pengetahuan dengan alasan karena mereka merasa
akan lebih terjamin atas pekerjaanya.
Perlu disadari bahwa dengan berbagi pengetahuan tidaklah
merupakan hal yang dapat menjamin kebanyakan orang untuk
bekerja transfer pengetahuan sering ditemui, tetapi hanya merupakan
cara untuk mendorong terdapatnya pertukaran pengetahuan bagi
seluruh organisasi. Sehingga dengan demikian, terdapat adanya
upaya untuk menciptakan peluang untuk terjadinya intertaksi antar
perorangan dan hubungan sosial.
e. Penggunaan Pengetahuan
Umumnya, dengan mendapatkan pengetahuan saja tidak
cukup dalam diri seseorang. Pekerjaan haruslah mampu untuk
mengaplikasikan apa yang diketahuinya. Sehingga dalam hal ini
yang sangat penting adalah proses atau fase keempat yang
merupakan proses terakhir yaitu penggunaan pengetahuan. Dalam
penggunaan pengatahuan, pada dasarnya terdapat dua pendekatan
manajemen pengetahuan yaitu pendekatan teknologi dan pendekatan
organisasional.
Komponen
teknologi
dari
penggunaan
pengetahuan:
manajemen pengetahuan dimungkinkan untuk berkembang terutama
dengan adanya system informasi, sehingga proses, penyimpanan,
upaya mendapatkan kembali informasi itu dapat berakumulasi.
Berkembangnya
upaya
itu
dilakukan
untuk
memfasilitasi
perencanaan, pengendalian, pengkoordinasian, penganalisasi, dan
pengambil keputusan.
25
Manajemen pengetahuan yang berorientasi pada pilihan
teknologi mencakup goupware, e-mail yang terintegrasi, grup dan
grup baru diskusi, video conference database elektronik, interanet
dan extranet. Solusi teknis manajemen pengetahuan yang dapat
diimplementasikan dan dapat efektif adalah yang dapat mudah
diperbandingkan guna untuk mengevaluasi dan untuk pembelian,
dan solusi ini juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.
Perusahan-perusahaan berupaya memelihara system informasi
dengan memulai strategi manajemen pengetahuan dimana pertamatama mengimplementasikan teknologi dan kemudian memfokuskan
pada unsur-unsu yang berorientasi pada orang yang dibutuhkan.
Upaya ini dilakukan kerena solusi teknologi dapat lebih mudah
diaplikasikan dengan implementasi insensif sumber daya manusia.
Komponen
organisasi
dari
penggunaan
pengetahuan:
infrastruktur organisasi yang bersifat non-teknis merupakan perekat
yang memperkuat organisasi secara bersama. Infrastruktur ini
mencakup budaya organisi, system insentif, desain organisasi yang
compatible, dan kompotensi individual. Dalam hal ini meliputi pula
perilaku, peran (role), norma dan peraturan internal yang melekat
dalam
proses
manajemen
pengetahuan.umumnya
organisasi
perusahaan itu melakukan eksperimen dengan budaya organisasi
baru, struktur dan system reward untuk meningkatkan interaksi yang
ada serta mendorong penciptaan dan berbagai pengetahuan tacit anar
lintas dalam organisasi.
Beberapa organisasi perusahaan mencoba untuk menjadi
organisasi pembelajaran atau learning organization. Organisasi
pembelajaran adalah sebuah organisasi yang mampu menciptakan,
mendapatkan, ,mengintegrasi, dan menjaga pengetauan dengan
tujuan unuk menungkatkan nilai yang diciptakan perusahaan.
26
C. Proses Operasi Ramping ( Lean Operation Process)
Pencapaian tujuan perusahaan agar tetap survive dan selalu berkiprah
dalam bisnisnya secara berkesinambungan, ditentukan oleh arahan dari
pimpinan stratejik perusahaan agar selalu berkerja secara efektif dan efisien.
Bidang yang berperan dalam pencapaian tujuan dalah operasi perusahaaan
yang berjalan secara ramping.Dengan berkerjanya perusahaan dalm operasi
ramping atau lean operation process, maka akan dapat dihindari proses
operasi yang panjang dengan waktu yang tidak efisien dan biaya yang besar.
Tujuan dari proses operasi ramping adalah pencapaian upaya poeningkatan
efisien perusahaan dalam menghasilkan produk berupa barang dan jasa.
1. Pemahaman Proses Operasi yang Ramping
Peningkatan upaya perusahaan untuk mencapai tingkat efisien
yang lebih tinggi, maka peran dari perampingan operasi tidak dapat
dihindari. Pda dasarnya rampingan atau lean adala strategi manajemen
yang menekan pada efisiensi, yaitu meminimalisasi pemakaina sumber
daya yang tidak menambah nilai hasi atau output.
Proses operasi yang ramping atau lean operation process
menekan kan pada upaya untuk dapat memasok produk kepada
pelanggan dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan itu, sehingga
tidak terdapat pemborosan. Operasi ramping didorong oleh arus
pekerjaan yang dimiulai dari gaya tarikan pesanan atau pelanggan.
Operasi ramping dimulai secra ekternal, yaitu dengan focus pada
pelanggan. Jadi, dalam hal ini yang ditekaakan adalah pada pemhaman
tentang apa yang diinginkan pelanggan dan memastikan input atau
masukan dari pelanggan dan umpan balik yang merupakan titik mulai
dari suatu operasi ramping. Maksud dari operasi ramping adalah untuk
dapat ,mengidentifikasikan nilai pelanggan secara tepat, yaitu dengan
27
penganalisisan seluruh kegiatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk.
Manajer stratejik haruslah dapat mengidentifikasi apa yang dapat
menciptakan nilai untuk pelnggan dan apa yang tidak. Dengan
menggunakan istilah operasi ramping, maka tercakup pendekatan dan
tenik yang berkaitan dengan efisiensi.
Transisi untuk mencapai proses operasi ramping adalah sulit.
Untuk itu upaya yang dilakukan adalah membngun budaya organisasi
dengan penekanan pada norma tantangan yaitu dengan terus menekan
pentingnnya pembelajaran, memperkuat kewenangan pekerja dan secara
terus menerus melakukan perbaikan. Pelaksanaan proses operasi ramping
didasarkan pada filosofi manajemen dengan pendekatan percepatan hasil,
menghilangkan pemborosan dan melakukan perbaikan yang terus menerus.
2. Membangun Proses Operasi Dengan Ramping
Proses operasi yang ramping dpat dibanguin dalam perusahaan
yang yang mengshasilkan barang atau yang termasuk dalam industry dan
manufaktur atau perusahaan jasa. Tujuan membangun system operasi ini
adalah untuk mengasilkan produk berupa barang dan jasa yang
memenuhi harapan atau permintaan pelanggan dengan efisien sehingga
biayanya murah dan dapat bersaing yang berkesinambungan.
a. Proses Operasi Manufaktur Yang Ramping
Bila proses operasi yang ramping diterapkan ssebagai strategi
manufaktur yang komperhensif dan dijalankan bersama pesanan
tepat waktu, atau yang dikenal just in time, maka hasilnya akan dapat
mendukung
tercapainya
berkesinambungan
keunggulan
bersaing
yang
yang sekaligus menghasilkan peningkatan
keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh. Transisi dalam
menjalankan proses produksi yang ramping adalah sulit.
28
Pada awalnya kosnep lean atau ramping dicetuskan oleh
industry manufaktur dan rekayasa di Jepang. Dalam menjalankan
system produksi yang ramping, perusahaan dibangun suatu budaya
organisasi yang meningkatkan proses pembelajaran memperkuat
kewenangan pekerja dan melaksanakan perbaikan berkelanjutan.
Pengoperasian yang ramping menggunakan falsafah untuk
meminimalisasi pemborosan dengan usaha pencapaian suatu
kesempuranaan, melaui pelajaran yang berkelanjutan, kreativitas dan
kerja tim. Untuk mencapai sasaran tersebut ,maka perlu dilakukakn
bebeapa hal antara lain:
1) Menggunakan Teknik JIT untuk menghilangkan adanya
persediaan.
2) Mengurangi
luas
ruangan
yang
dibutuhkan
dan
meminimalisasi jarak perjalanan.
3) Mengembangkan pola partnership dengan pemasok dan
membantu para pemasok memahami kebutuhan pelanggan
akhir.
4) Menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai
produk, seperti material handling, inspeksi, persediaan dan
pengerjaan kembali.
5) Mengembangkan karyawan dengan desain tugas secara terus
menerus, melakukan pelatihan, membuat komitmen karyawan
dan pemberian kewenangan karyawan.
6) Membangun
system
yang
dapat
membantu
karyawan
menhasilka sesuatu secara sempurna setiap saat.
Keberhasilan pengoperasian yang ramping membutuhkan
komitmen penuh dan ketertiban para manajer, para pekerja dan para
pemasok. Produsen ramping tersebut sering digunakan menjadi
benchmark peforma.
29
Dalam membangun proses operasi ramping maka perlu
diketahui fitur-fitur yang penting ,yaitu:
1) Apa maksudnya:
a. Filosofi manajemen.
b. System menarik melalui pabrik.
2) Apa yang dilakukan
a. Menhilangkan pemborosan(waktu,persediaan,pekerjaan rusak).
b. Mengurai permasalahan dan hambatan kemacetan.
c. Mengupayakan percepatan waktu proses.
3) Apa yang dibutuhkan
a. Partisipasi pekerja.
b. Dasar Teknik industry.
c. Perbaikan yang tersu menerus.
d. Pengawasan kualitas menyeluruh.
e. Lot-size yang kecil
4) Apa yang diasumsikan
a. Lingkungan stabil
Sedangkan persyaratan penmerapan proses yang ramping
adalah tata letak atau lay-out yang ramping dan desaian arus atau
flows.
Pesyaratan yang dibutuhkan untuk menerapka operasi yang
ramping, mecakup keterkaitn beberapa hal mulai dari upaya bersama
antara
pemecahan
masalah dan pengukuran
performa, dan
pemecahan dalam system operasi yang berulang-ulang. Bagaimana
proses penyelesaian permasalahan diilustrasikan pada gambar 58.
30
1.
Rancangan
Proses Arus
2.
7.
Perbaikan
desain produk
Penstabian
jadwal
Secara bersama
samamemcahkan
masalah
6.
Perbaikan
desain produk
3.
Penstabilan
Jadwal
Mengukur
performa
4.
Kanban Pull
5.
Kerj sama
dengan ventor
b. Proses Operasi Yang Ramping Dalam Industry Jasa
Penampilan dari penerapan operasi yang ramping pada
industry jasa adalah seperti juga penerapan dalam sector lain.
Banyak teknik perampingan yang telah berhasil diterapkan oleh
perusahaan-perrusahaan
jasa.seperti
halnya
perusahaan
manufaktur,kecocokan setiap tekinik dan keterkaitannya tentang
tahapan-tahapan kerja pada dasaranya tergantung pada karaketristik
produksi dan teknologi peralatan serta berbagai jenis keterampilan
budaya perusahaan.
31
Penerapan operasi yang ramping terkaut daengan para
pemasok, tata letak atau lay-out, persediaan dan penjadwalan sector
jasa. Pada dasarnya penerapan operasi ramping pada perusahaan
mnufaktur sama halnya dengan perusahaan jasa. Terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan.
Untuk penerapan operasi jasa yang ramping dibutuhkan
diperlukan upaya-upaya antara lain adalah mengorganisasi grup
pemecah masalah yang membahas pendekataan untuk meningkatkan
layanan yang diberikan. Dalam hal ini ada perusahaan yang
menggunakan pendekatan lingkaran mutu sebagai bagian yang
mendasar bagi strateginya untuk mengimplementasikan praktek
layanan baru. Disampig itu dilakukan peningkatan kegiatan
kerurumahtanggan
yang lebih baik dengan melakukan kegiatan
kebersihan.
Upaya yang paling efektif yang dilakukan oleh perusahaan
jasa adalah meningkatkan kualitas jasa. Proses kualitas yang
ditekankan adalah kualitas pada sumber yang menjamin produksi
dari awala secara konsisten,serta produk dan jasa adalah uniform.
Upaya lain adalah melakukan klarifikasi arus proses yang
didasarkan pada JIT, dimana secara dramatis dapat meningkatkan
peforma dari prosesnya. Selain itu perlu dilakukan pula pergantian
teknologi proses.
Selanjutnya perlu dilakukan pula upaya untuk menjga tingkat
beban fasilitas perusahaan jasa, guna mensinkronkan produksi
dengan permintaan.sebuah perusahaan haruslah dapat mencipakan
pendekatan yang unik yang dapat meningkatkan permintaan dan
menghindari keterlambatan layanan pada pelanggan. Akhirnya
dalam penerapan operasi jasa yang ramping maka perusahaan
haruslah mengilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak dibutuhkan dan
tidak mempunyai nilai.
32
3. Strategi Pengembangan Proses yang Ramping
Strategi pengembangan proses operasi yang ramping sebenarnya
telah digariskan dan harus sejalan dengan strategi perusahaan.strategi
perusahaan yang mengarah pada pertumbuhan, pengembangan, dan
konsolidasi haruslah didukung oleh operasi ramping. Strategi ini
mengacu pada penghematan atau efisiensi.
Kunci dari penerapan strategi pengembangan proses operasi yang
ramping didasarkan pada strategi manajemen yang menekan pada
efisiensi. Sasaran dari srtategi ini adalah menghasilakn prodik berupa
barang atau jasa dengan biaya muarah sehingga dapat disampaikan
kepada pelanggan dengan harga yang lebih murah.
Strategi proses opaerasi ramping tidaklah hanya mengejar biaya
operasi yang murah. Sasaran operasi yang ramping diajalankan dengan
strategi yang komperensif bersama dengan program just in time ( JIT )
yang bepola pesanan yang tepat waktu. Disamping itu di upayakan dapat
dihilangkan pemborosan waktu, persediaan dan hasil kerja atau output.
Upaya yang dijalankan sekaligus untuk menjaga kualitas hasil,
dengan melakukan perbaikan yang berkelanjutan sehingga dapat dicapai
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Dengan proses ini
perusahaan dapat meningkatkan produktivitas para pekerja, kewenangan
pekerja dan meningkatkan proses pembelajaran.semua upaya ini
dilakukan untuk mencapai yaitu terciptanya keunggulan bersaing dan
berkesinambungan.
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Model adalah suatu pernyataan secara eksplisit tentang gambaran
realitas. Dengan demikian, model dapat dipahami sebagai miniatur yang
mewakili fenomena yang akan dikembangkan. Sedangkan bisnis adalah
aktivitas yang dijalankan individu atau organisasi dalam upaya untuk
mendapatkan laba atau keuntungan dengan cara meyediakan produk
berupa barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan masyarakat. Jadi,
model bisnis adalah suatu penyederhanaan unsur-unsur utama dari
strategi yang dapat menghasilkan upaya tentang bagaimana hasil
pendapatan atau revenue akan dapat melebihi biaya dalam suatu
lingkungan bersaing. Model bisnis suatu perusahaan menjelaskan secara
rasional tentang untuk apa dan bagaimana pendekatan dan strategi bisnis
dapat mengejar pendapatan atau keuntungan.
2. Suatu model bisnis menjalankan dua fungsi penting , yaitu penciptaan
nilai dan penangkapan nilai dari aktivitas bagian-bagian penciptaan nilai
yang dilakukan perusahaan. Penyusunan dan pengembangan model
bisnis selalu dilakukan perusahaan dengan mengadakan analisis dalam
tahap implementasi suatu medel bisnis.
3. Manajemen pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu perusahaan untuk mempertahankan keunggulan
bersaingnya.
Penentu
keunggulan
berkesinambungan
suatu
perusahaan,yaitu bertahan lebih lama atau durability dan dapat diimitasi.
Pada umumnya suatu pengetahuan dibedakan dalam dua bentuk, yaitu
pengetahuan ekplisit dan pengetahuan “tacit”. pengetahuan ekplisit ini
terkait
dengan
inteligensi
seseorang
dalam
mengahadapi
persaingan.Sedangkan pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang tidak
mudah dikomunikasikan, karena mempunyai akar yang mendalam dalam
pengalaman karyawan atau dalam budaya perusahaan.
34
4. Suatu kompetensi adalah suatu aktivitas yang harus dipelajari oleh suatu
perusahaan agar perusahaan dapat bekerja secara baik. Suatu kompetensi
inti merupakan kecakapan melakukan aktivitas internal yang merupakan
pusat untuk suatu strategi dan persaingan perusahaan. Jadi, suatu
kompetensi adalah suatu aktivitas yang penting dalam persaingan dimana
suatu perusahaan melakukan hal yang lebih baik dari aktivitas atau
kegiatan internal lainnya.
5. Pengetahuan dilihat sebagai suatu keunggulan bersaing untuk suatu
perusahaan. Pada dasarnya pengetahuan itu terdiri dari informasi,
intelegensi dan pengalaman yang menjadi dasar dari teknologi dan
aplikasinya. Dari presfektif modal manusia, para pekerja dipandang
sebagai kebutuhan sumber daya modal, yang merupakan investasi yang
berkesinambungan.
6. Terdapat empat proses dasar pengetahuan, yaitu: pertama, pengetahuan
harus diciptakan, kedua, penggunaan informasi harus harus ditangkap
dan disimpan, ketiga, organisasi harus membangun proses untuk
mentranfer pembelajaran atau informasi itu, diantara karyawan melalui
organisasi, dan keempat, manajemen harus mengembangkan prosedur
dan proses untuk memjamin bahwa perusahaan itu dapat menggunakan
pengetahuan itu di bidang yang kritikal guna menjamin dapat
berkesinambungannya keunggulan bersaing perusahaan pada masa yang
akan datang.
7. Tujuan dari proses operasi ramping adalah pencapaian upaya
poeningkatan efisien perusahaan dalam menghasilkan produk berupa
barang dan jasa. Proses operasi yang ramping atau lean operation
process menekan kan pada upaya untuk dapat memasok produk kepada
pelanggan dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan itu, sehingga
tidak terdapat pemborosan. Maksud dari operasi ramping adalah untuk
dapat ,mengidentifikasikan nilai pelanggan secara tepat, yaitu dengan
penganalisisan seluruh kegiatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk.
35
8. Pesyaratan yang dibutuhkan untuk menerapka operasi yang ramping,
mecakup keterkaitn beberapa hal mulai dari upaya bersama antara
pemecahan masalah dan pengukuran performa, dan pemecahan dalam
system operasi yang berulang-ulang.
9. Strategi pengembangan proses operasi yang ramping sebenarnya telah
digariskan dan harus sejalan dengan strategi perusahaan.strategi
perusahaan yang mengarah pada pertumbuhan, pengembangan, dan
konsolidasi haruslah didukung oleh operasi ramping.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dan khususnya
penulis dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang
“Pengembangan Kepemimpinan Strategik”. Diharapkan juga pemahaman
tentang “Pengembangan Kepemimpinan Strategik” ini dapat diaplikasikan
dengan benar dalam penulisan.
36
Download