CONSIDERING MATERIALYTI AND AUDIT RISK Nama Kelompok : Mohd Ilham (1702121822) Yoga Perdana Putra (1702114584) MATERIALITAS Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. Langkah-langkah dalam menerpkan materialitas adalah sebagai berikut; 1. Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas. 2. Mengalokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen. 3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen. 4. Memperkirakan salah saji gabungan. 5. Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pemdahuluan atau yang direvisi tentang materialitas. MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi keputusan para pemakai yang bijaksana. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu, adalah; 1. Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut. 2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas. 3. Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas. MENGALOKASI PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS KE SEGMEN-SEGMEN (SALAH SAJI YANG DAPAT DI TOLERANSI) Pengalokasian pertimbangan materialitas awal kesetiap bagian merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti audit per bagian dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Ketika auditor mengalokasikan pertimbangan materialitas awal pada saldo-saldo akun, materialitas yang dialokasikan setiapsaldo akun yang dimaksud dalam PSA 25 (SA 312) sebagai salah saji yang dapat diterima. MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN Ketika melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas kerja untuk mencatat semua salah saji yang ditemukan. Salah saji yang ditemukan dalam suatu akun dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Salah saji yang diketahui (known misstatement) adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor. 2. Salah saji yang mungkin (likely misstatement) terbagi lagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun. Jenis kedua adalah proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi. RISIKO Risiko audit yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk menyesuaikan pendapatnya atas laporan keuangan salah saji secara material. Auditor menyadari bahwa risiko tersebut ada karena hal-hal sebagai berikut: 1. Ketidakpastian mengenai kompetensi bukti. 2. Efektivitas pengendalian internal klien. 3. Serta ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai. JENIS-JENIS RISIKO Empat risiko dalam model risiko audit, yaitu: 1. Risiko Deteksi yang Direncanakan (Planned Detection Risk) 2. Risiko Bawaan (inherent risk) 3. Risiko Pengendalian (Control Risk) 4. Risiko Audit yang Dapat Diterima (Acceptable Audit Risk) MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Auditor sebaiknya harus memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang tepat bagi suatu audit selama perencanaan audit. Pertama auditor memutuskan risiko penugasan dan kemudian menggunakan risiko penugasan ini untuk memodifikasi risiko audit yang dapat diterima. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko penugasan dan karenanya mempengaruhi juga risiko audit yang dapat diterima, yaitu: 1. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan. 2. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit dikeluarkan. 3. Evaluasi auditor atas integritas manajemen. MENILAI RISIKO INHEREN Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting dalam auditing. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren dan memodifikasi bukti audit adalah: 1. Staf bisnis klien. 2. Hasil audit sebelumnya. 3. Penugasan awal versus penugasan berulang. 4. Pihak-pihak yang terkait. 5. Transaksi non rutin. 6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat. 7. Unsur-unsur populasi. 8. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang. 9. Faktor-faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aktiva. MENGEVALUASI HASIL Setelah auditor merencanakan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasil-hasilnya dapat juga dinyatakan dalam versi evaluasi model risiko audit. Tiga cara untuk mengurangi risiko audit yang dicapai ke tingkat yang dapat diterima: 1. Mengurangi risiko inheren. 2. Mengurangi risiko pengendalian. 3. Mengurangi risiko deteksi yang dicapai dengan meningkatkan pengujian audit substantif.