Materiality and Audit Risk Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai Resiko audit Adalah konsep dasar pertama yang mendasari proses audit 2 jenis resiko yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit yaitu : - risiko audit (audit risk) dan - risiko penugasan atau perikatan (engagement risk) Risiko audit Adalah risiko yang timbul bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material Dalam konteks audit KC adalah risiko yang timbul bahwa auditor bea dan cukai gagal mengidentifikasi adanya ketidaksesuaian transaksi kepabeanan dan cukai yang dilakukan perusahaan dengan ketentuan perundangan di bidang kepabeanan dan cukai Resiko penugasan (engagement risk) Adalah eksposur terhadap auditor untuk mengalami kekalahan atau pencemaran praktek profesionalnya karena ligitasi (tuntutan hukum), publisitas yang buruk, dan peristiwa lain yang timbul dalam hubungannya dengan laporan keuangan yang diaudit dan dilaporkan Adanya tuntutan auditee atau pihak lain terhadap kesalahan keputusan auditor atau kesalahan prosedural yang mencakup tuntutan pidana, perdata, TUN, banding maupun gugatan. Jenis kesalahan - - - Salah pendapat (mistatement) audit kepabeanan dan cukai dapat mencakup : Kesalahan hitung temuan audit Ketidaksesuaian temuan dengan ketentuan Temuan audit tidak mengidentifikasi pelanggaran ketentuan/prosedural Temuan audit tidak disertai bukti kuat sehingga dibatalkan dalam proses keberatan/banding Penyebab kesalahan : Kekeliruan (error) Kecurangan (fraud) Ketidakcermatan Kesalahan pemahaman aturan Faktor sampling Error (kekeliruan) Kesalahan materi data yang dibuat auditee Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber data atau bukti audit Kecerobohan atau salah tafsir fakta Kekeliruan dalam perhitungan yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi atau pengungkapan Fraud (kecurangan) Mencakup salah saji yang disengaja, dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis : - Kecurangan auditee yang gagal diidentifikasi oleh auditor - Kecurangan auditee yang ditemukan oleh auditor namun diabaikan karena terjadi kolusi auditor dengan auditee. Fraud Bukti audit : - Manipulasi, pemalsuan atau penggantian catatan akuntansi atau dokumen pendukung - Penyajian yang salah atau penghilangan yang disengaja dalam laporan audit - Penerapan yang salah disengaja atas aturan Temuan : - Menghilangkan temuan - Melakukan audit secara manipulatif - Menyebabkan kewajiban Negara tidak terpenuhi Faktor Sampling Sasaran audit : Seluruh transaksi kepabeanan dan cukai (100%) Pengujian audit : Sebagian transaksi (kurang 100%) • Waktu • SDM • Biaya • Manajemen Risiko Perbedaan Error dan fraud Apakah kesalahan tersebut disengaja atau tidak Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR = Audit Risk IR = Inherent Risk CR = Control Risk DR = Detection Risk = SAR x SSR SAR = Substantive Analysis Risk SSR = Substantive Sampling Risk Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR DR = IR x CR resiko auditee Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR = Audit Risk = 0.8 x 0.6 x 0.1 = 0.05 IR = Inherent Risk : 80% CR = Control Risk : 60% DR = Detection Risk : 10% Audit Risk Model AR IR CR DR Sangat rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang risk IR CR DR Audit risk Inherent risk Control risk Detection risk Audit Risk Model AR = audit risk / resiko audit = resiko temuan audit tidak sesuai fakta seharusnya Inherent Risk (IR) Resiko bawaan (kelemahan dari asersi atas salah saji material diasumsikan tidak ada pengendalian internal yang terkait. Control Risk (CR) Resiko pengendalian, resiko salah saji material yang dapat terjadi di suatu asersi tidak akan dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal. Detection Risk (DR) Resiko deteksi, resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi kesalahan. Use of the Audit Risk Model 1. 2. 3. Menetapkan tingkat resiko yang direncanakan. Menentukan resiko bawaan dan resiko pengendalian. Menyelesaikan persamaan resiko audit untuk tingkat resiko deteksi yang tepat. Materiality (materialitas) Adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau kesalahan, dilihat dari keadaan yang melingkupinya mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Tahapan penerapan materialitas Step 1: Menetapkan pertimbangan awal materialitas. Step 2: Menentukan kesalahan yang dapat ditoleransi. Step 3: Memperkirakan kemungkinan kesalahan dan membandingkan dengan materialitas. Materialitas Menetapkan pertimbangan awal Pertimbangan awal materialitas: Jumlah maksimum yang diyakini auditor bahwa terdapat kesalahan dan masih tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna Materialitas merupakan konsep relatif bukan mutlak Dasar kuntitatif dalam menentukan materialitas Tagihan keuangan Negara Frekuensi pelanggaran Tingkat kepatuhan pengguna jasa Besaran transaksi pengguna jasa Dalam praktek biasa digunakan adalah 3 – 5% dari laba bersih sebelum pajak Planning materiality (rencana materialitas) Materialitas yang ditentukan dalam pembuatan rencana Materialitas yang dihitung pada awal perencanaan Materialitas dalam perhitungan akhir Perhitungan materialitas Salah saji yang dapat ditoleransi (tolarable error = TE )