A. Latar Belakang PENDAHULUAN Profesi akuntan merupakan

advertisement
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi akuntan merupakan profesi yang berlandaskan kepercayaan dari
publik untuk memberikan jasa professional kepada pihak yang berkepentingan
baik pihak internal maupun ekstenal yaitu pihak manajemen, kreditor, dan
investor. Untuk memberikan jasa auditan kepada pihak pemakai informasi
akuntansi maka seorang akuntan publik dituntuk untuk professionalisme dalarn
menyelesaikan tugasnya sebagai akuntan publik yang indenpen dan selalu tunduk
pada kode etik profesi akuntan publik sebagai rambu-rambu yang harus selalu
dipatuhi, karena (a) laporan keuangan ada kemungkinan mengandung kesalahan
baik yang disengaja maupun tidak di sengaja. (b) laporan keuangan yang sudah di
audit dan mendapat opini unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan
dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material
dan disajikan sesuai dengan (PABU) prinsip akuntansi yang berterima umum.
Akan tetapi, dalam menjalankan profesinya sebagai akuntan publik seringkali
menghadapi masalah, karena harus memahami keinginan klien yang membayar
fee untuk pekeijaan professionalnya yang telah diberikan dan menghadapi
tuntutan publik untuk memberikan laporan yang dapat di andalkan. Untuk dapat
meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan
keuangan, hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan dan pengalaman
audit yang memadai serta dilengkapi dengan kode etik profesi.
1
2
Hasil penelitian Hastuti et a/ (2003), menunjukkan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara tingkat profeionalisme (lima dimensi) dan
tingkat pertimbangan tingkat materialitas. Hubungan yang signifikan tersebut
terdapat pada lima dimensi profesionalisme. Temuan tersebut menunjukkan
hahwa seorang auditor yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesi dan
pckc~jaannya,
memiliki kesadaran yang tinggi bahwa profesi auditor adalah
profesi kepercayaan masyarakat, memiliki sifat mental mandiri tidak dibawah
tekanan dalam membuat pertimbangan, memiliki keyakinan penilaian tentang
kualitas dirinya akan selalu dilakukan oleh rekan seprofesi yang sama-sama tahu
dan paham tentang pekerjaan pengauditan. Dan memiliki relasi dengan sesama
profesi yang luas akan dapat membuat pertimbangan tingkat materialitas yang
lebih baik.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa hal
yaitu, Hastuti et a/. 2003, dan Hendro eta/ (2006) menggunakan lima dimensi
professional berdasarkan penelitian Hall (1968) yaitu pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keayakinan terhadap profesi, dan hubungan
dengan rekan seprofesi. Namun kedua peneliti diatas tidak memberi penjelasan
apakah ada pengaruh profesionalisme dan etika profesi akuntan public terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme,
akuntan publik juga hams memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai
dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap
pekerjaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika profesi
3
yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi
penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan
audit ak.untan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat resiko
pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas
untuk mencapai tujuan audit laporan keuangan.
Financial accounting standards board (fasb) dalam statement offinancial
accounting concept No.2, (1980), menyatakan bahwa relevansi dan relialitas
adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna untuk
pcmbuatan keputusan. Untuk dapat mencapai kualitas relevan dan reliabel maka
laporan keuangan perlu di audit oleh akuntan publik untuk memberikan jaminan
kepada pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berlaku di Indonesia.
Isu Profesionalisme telah menjadi syarat utama bagi auditor
untuk
mclakukan peketjaannya sebagai profesi akuntan publik karena dapat
rnengambarkan kinetja akuntan tersebut. Gambaran bagi seseorang yang
profesional dalam profesi akuntan publik seperti dikemukakan oleh Hastuti et al.
(2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan
rekan seprofesi.
Akuntan publik yang profesional mempunyai pandangan yang tinggi akan
memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan.
4
Untuk menuntut tanggung jawab yang semakin meluas akuntan publik harus
mempunyai wawasan tentang kompleksitas organisasi modern.
Dalam
perencanaan
audit,
akuntan
publik
antara
lain
harus
mcmpertimbangkan masalah penetapan tingkat resiko pengendalian yang
direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit. The
Financial Accounting Standard Board (FASB) menerbitkan pedoman dan Issue
yang membahas tentang materialitas (F ASB, 1980). Dalam issue terse but
menjelaskan bahwa tidak ada standar umum untuk materialitas yang dapat
diformulasikan dalam rekening semua pertimbangan yang masuk kedalam
kebijakan karena pengalaman auditor.
(AICPA,
1983, para.
6.).
Resiko
audit dan
materialitas
perlu
dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit. serta
dalam mengevaluasi prosedur audit. Resiko audit adalah resiko yang timbul
karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan
professional dan dipengaruhi oleh presepsi auditor tentang kebutuhan yang
beralasan dari laporan keuangan (AICPA, 1983, para. 6.). Tingkat materialitas
laporan keuangan suatu entitas tidak akan sama dengan entitas lainnya.
Tergantung pada ukuran entitas tersebut (AICP A. Para.5).
Definisi materialitas itu sendiri adalah besarnya informasi akuntansi yang
apabila terjadi penghilangkan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
5
melingkupnya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang
yang meletakkan kepercayaan atas infonnasi terse but (Sukrisno, 2004, 126-127).
Sebagai contoh, jika auditor berkeyakinan bahwa salah saji secara
keseluruhan yang berjumlah kurang lebih Rp 100.000.000,00 akan memberi
pengaruh material terhadap pos pendapatan, namun baru akan mempengaruhi
neraca secara material apabila mencapai angka Rp 200.000.000,00, adalah tidak
memadai baginya untuk merancang prosedur audit yang diharapkan dapat untuk
mendeteksi salah saji yang berjumlah Rp 200.000.000,00 saja.
lnfonnasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat infonnasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan (SAK, 2007:No.30)
Penelitian tentang hubungan antara profesionalisme auditor dengan
pcrtimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keungan
yang dilakukan oleh Hastuti et a/ (2003) memberi inspirasi kepada penulis untuk
mengembangkan dan menghubungkan kebijakan materialitas dengan professional,
etika profesi akuntan publik.
B. Rumusan Masalah
Karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku Akuntan publik dalam
menjalankan tugasnya sebagai auditor maka berdasarkan uraian diatas, yang
menjadi masalah pokok dalam penelitian ini, diwujudkan dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
6
1. Apakah profesionalisme akuntan publik mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas laporan keuangan?
2. Apakah etika profesi akuntan publik mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas laporan keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris yaitu:
1. untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh profesionalisme
akuntan publik dengan tingkat materialitas laporan keuangan.
2. untuk menguji secara empiris dan menganalisi pengaruh etika profesi
akuntan publik dan tingkat materialitas laporan keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan bukti secara
empiris bagi:
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang
bcrkaitan dengan auditing dan akuntansi perilaku.
2. Bagi obyek penelitian
Untuk memahami lebih dalam mengenai pengaruh profesionalisme dan etika
profesi akuntan publik dalam pertimbangan tingkat materialitas.
3. Bagi Peneliti lanjutan
Dapat memberikan masukan kepada peneliti lanjutan untuk mengembangkan
penelitian ini lebih mendalam lagi.
Download