Uploaded by User45586

ARK 1 EP 1 R Panduan Skrining Pasien

advertisement
DAFTAR ISI
Daftar Isi .....................................................................................
1
Surat Keputusan Direktur ..........................................................
2
BAB I. Definisi ............................................................................
4
BAB II. Ruang Lingkup ...............................................................
8
BAB III. Tata Laksana ................................................................
9
BAB IV. Dokumentasi ...............................................................
13
BAB V. Penutup ........................................................................
14
1
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TEJA HUSADA
NOMOR: 10/PER/DIR/II/2019
TENTANG
PANDUAN SKRINING PASIEN
DIREKTUR RUMAH SAKIT TEJA HUSADA
Menimbang
:
a. bahwa skrining pasien yang efektif akan menghasilkan
keputusan tentang kebutuhan asuhan, pengobatan pasien
yang
harus
segera
dilakukan
dan
pengobatan
berkelanjutan;
b. bahwa dalam melakukan skrining pasien memerlukan
acuan agar dapat dilaksanakan secara seragam, konsisten
dan terintegrasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Direktur
mengenai pemberlakuan panduan tentang skrining pasien.
Mengingat
:
1.
Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2.
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3.
Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
6.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit.
2
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
KESATU
:
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TEJA HUSADA TENTANG
PANDUAN SKRINING PASIEN.
KEDUA
:
Memberlakukan Peraturan Direktur Rumah Sakit Teja Husada
tentang Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Teja Husada
sebagaimana terlampir.
KETIGA
:
Panduan ini wajib dilaksanakan dan dipatuhi dengan penuh
tanggung jawab.
KEEMPAT
:
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan kekeliruan
akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Kepanjen-Malang
Pada Tanggal 12 Februari 2019
RS Teja Husada
Direktur,
dr. Fajar Nazri, MMRS
Tembusan :
1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
3. Bidang Medik Dan Keperwatan
4. Bidang Penunjang Medik
5. Arsip
3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RS TEJA HUSADA
TENTANG PANDUAN SKRINING PASIEN
NOMOR
: 10/PER/DIR/II/2019
TANGGAL
: 12 FEBRUARI 2019
PANDUAN SKRINING PASIEN
BAB I
DEFINISI
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan
rumah sakit berdasarkan pada kebutuhan kesehatan pasien yang telah diidentifikasi.
Melalui skrining yang dilakukan pada kontak pertama dapat menyesuaikan kebutuhan
pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit. Pasien diterima hanya apabila rumah
sakit dapat menyediakan kebutuhan pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
Berdasarkan hasil skrining dapat ditetapkan apakah pasien diterima, dipindahkan, atau
dirujuk. Skrining didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk
mengidentifikasikan individu yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat
dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti, yang
selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Skrining dapat dilakukan di asall
rujukan, pada saat pasien ditransportasi atau waktu pasien tiba di rumah sakit.
Keputusan untuk mengobati, mengirim, atau merujuk dibuat hanya setelah ada hasil
skrining dan evaluasi.
Skrining di Rumah Sakit Teja Husada terbagi dua yaitu skrining didalam rumah sakit
yakni pada unit emergency yang dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik,
laboratorium klinik atau diagnostik imaging yang akan dilakukan atau yang telah di
lakukan sebelumnya. Skrining didalam Rumah Sakit juga dapat dilakukan pada pasien
rawat jalan di bagian admisi pasien, melalui evaluasi visual atau pengamatan,
pertanyaan hasil laboratorium klinik atau diagnostik imaging sebelumnya. Skrining di
luar rumah sakit dilaksanakan jika pasien dari luar Rumah Sakit harus mendapatkan
pelayanan di Rumah Sakit Teja Husada dan rumah sakit mampu menyediakan peralatan
yang di butuhkan oleh pasien. Untuk pasien rawat inap di RS Teja Husada dilakukan
4
skrining kebutuhan pasien untuk menentukan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diprioritaskan berdasarkan atas kondisi pasien.
A. Preventif
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Pelayanan preventif yang dilakukan di rumah sakit adalah terdiri dari
pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
menghindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
B. Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada pasien
penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif adalah
mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan, dan mempertahankan
kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi
yang mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual,
meningkatkan komunikasi dan koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan
yang layak secara budaya dan konsisten dengan nilai-nilai dan preferensi pasien,
memberi bantuan konkrit jika diperlukan dan meningkatkan kemungkinan
bahwa pasien meninggal dengan penderitaan minimal.
C. Kuratif
Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan
pengobatan
yang
ditujukan
untuk
penyembuhan
penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Pelayanan
kesehatan kuratif merupakan pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan
segera untuk menangani berbagai masalah yang terjadi. Pengobatan segera
dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang
lebih parah. Tujuan utama dari usaha ini adalah:
5
1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari setiap jenis
penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2) Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit.
D. Rehabilitatif
Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Beberapa
istilah yang perlu diperhatikan dalam kegiatan skrining pasienawal di triage
primer, antara lain :
1. Triage
Pengelompokan pasien berdasarkan atas berat ringannya trauma/penyakit
serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
2. Prioritas
Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
3. Penilaian tingkat prioritas pada pasien yang masuk ke Instalasi Gawat
Darurat diseleksi berdasarkankondisikegawatdaruratannya dengan kategori
ESI. ESI (Emergency Saverty Index) adalah salah satu sistem triase berbasis
bukti yang bisa di acu. ESI digolongkan menjadi ESI 1 sampai ESI 5 sesuai
pada kondisi pasien dan sumber daya rumah sakit yang diperlukan oleh
pasien.
4. Kecelakaan (accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datang secara
mandadak, tidak dikehendaki sehingga dapat menimbulkan cedera fisik,
mental, ataupun sosial. Kecelakaan dapat diklasifikasikan menurut kriteria
sebagai berikut :
a) Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik, tersengat, terbakar (baik
karena efek kimia, fisik, listrik, atau maupun radiasi).
-
Tempat Kejadian
6
-
Kecelakaan lalu lintas
-
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
-
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
-
Kecelakaan di sekolah
-
Kecelakaan di tempat-tempat umum lain (misalnya di
tempat
rekreasi,
perbelanjaan,
area
olahraga,
dan
sebagainya).
b) Waktu Kejadian
-
Waktu perjalanan (traveling / transport time)
-
Waktu bekerja, sekolah, bermain, dan sebagainya.
5. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan/atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
7
BAB II
RUANG LINGKUP
a.
Semua pasien yang datang ke RS Teja Husada akan dilakukan skrining berkaitan
dengan ketersediaan ruangan dan fasilitas.
b.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di luar rumah sakit, di pendaftaran,
klinik/rawat jalan dan IGD.
c.
Pasien yang akan di dilakukan skrining melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik, laboratorium klinik, diagnostik imajing dan
review dokumen medis sebelumnya.
d.
Skrining untuk menentukan unit pelayanan atau ruangan mana yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
e.
Skrining dilakukan untuk menentukan keputusan apakah pasien diterima di RS
Teja Husada, dipindah, atau dirujuk.
8
BAB III
TATA LAKSANA
Proses skrining dapat dilakukan di dalam atau luar rumah sakit, tempat awal
pasien, awal rujukan pasien, atau saat pasien datang ke rumah sakit. Hasil skrining
sendiri bergantung pada tempat awal dilakukannya skrining. Skrining sebagai proses
awal, dapat dilakukan oleh satpam dari pos satpam, front office, bagian pendaftaran,
maupun perawat IGD secara langsung.
Pasien datang diterima oleh petugas satpam atau front office, pasien ini dapat
dinilai atau di skrining secara visual berdasarkan keaadaan umum pasien atau
berdasarkan kebutuhan emergency atau non emergency. Pada pasien emergency,
diarahkan langsung ke IGD. Pada pasien non emergency dengan kebutuhan kontrol atau
periksa dapat diarahkan ke pendaftaran rawat jalan.
Pada proses pendaftaran, petugas pendaftaran melakukan penilaian awal atau
skrining berdasarkan keaadaan umum pasien dan menanyakan kebutuhan pasien
ataupun keluhan pasien. Dari sini dapat diputuskan kebutuhan pasien kontrol ke klinik
rawat jalan sesuai dengan spesialisasi dokter yang dibutuhkan. Apabila pasien dalam
keadaan gawat atau kondisi urgen (sesak, lemah, dll), pasien segera dialihkan ke IGD
untuk mendapatkan penanganan awal atau mendapatkan prioritas penanganan sesuai
dengan kondisi kegawatannya.
I. Tata Laksana Skrining Pasien Di Dalam RS Teja Husada
Penilaian Awal
Pasien yang masuk di IGD maupun klinik rawat jalan memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu berperan sangat penting, oleh karena itu
diperlukan cara yang mudah, cepat, dan tepat.
Evaluasi Visual atau Pengamatan
- Skrining pasien di pendaftaran berdasarkan kebutuhan pelayanan bertujuan untuk
mengarahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan.
- Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan (klinik) atau
pendaftaran, dilakukan melalui evaluasi visual atau pengamatan untuk
menentukan apakah pasien membutuhkan penanganan yang segera atau tidak
(prioritas penanganan pasien), antara lain :
9
1. Kesadaran : sadar penuh, tampak mengantuk/bicara tidak jelas, tidak sadar.
2. Pernafasan : nafas normal, tampak sesak, tidak bernafas
3. Resiko jatuh : Resiko rendah, resiko sedang, resiko tinggi.
4. Nyeri dada : tidak ada, ada tingkat sedang, nyeri dada kiri tembus punggung
5. Skala nyeri : 0 tidak nyeri, 1 sedikit nyeri, 2 sedikit lebih nyeri, 3 lebih nyeri, 4
sangat nyeri, dan 5 nyeri sangat hebat.
Berdasarkan skrinig tersebut dapat diambil keputusan apakah pasien harus
dirujuk ke IGD atau klinik rawat jalan.
- Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan
memerlukan pertolongan segera langsung diarahkan ke IGD.
- Skrining
di
IGD
melalui
kriteria
triage
sesuai
dengan
tingkat
kegawatdaruratannya.
- Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang dilakukan saat di IGD.
- Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan segera
akan diarahkan ke klinik.
- Jika membutuhkan pelayanan spesialis/subspesialis tertentu yang tidak
terdapat di RS Teja Husada disarankan untuk dirujuk.
Setiap pasien yang datang di RS Teja Husada akan dilakukan :
1. Anamnesa meliputi riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dan operasi
dahulu, riwayat alergi, riwayat penyakit keluarga, pengobatan sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda utama (tekanan darah, nadi,
respirasi, dan suhu tubuh), saturasi oksigen pada pasien dengan hipoksia.
b. Pengukuran lain : Berat Badan, bila diperlukan Tinggi Badan,
Lingkar
Kepala, Lingkar Lengan Atas (pada pasien anak atau gizi kurang/buruk).
c. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dari
kepala sampai ektremitas.
Jika pasien indikasi untuk rawat inap maka akan dilakukan hal sebagai berikut:

Untuk pasien dilakukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa.

Pasien pasien akan di skrining berdasarkan kebutuhan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif, rehabilitatif yang diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien.
10
Adapun kriteria pasien membutuhkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif,
rehabilitatif adalah sebagai berikut :
1. Preventif
a. Pasien yang masuk dalam kategori pasien resiko jatuh.
b. Pasien yang masuk dalam kategori kelompok beresiko.
c. Pasien yang membutuhkan pemeriksaaan secara berkala (pasien
lansia, dll).
2. Paliatif
a. Pasien yang didiagnosis penyakit kronis.
b. Pasien yang dalam tahap terminal.
3. Kuratif
a. Pasien yang memerlukan perawatan orang sakit sebagai tindak
lanjut perawatan sampai pasien dinyatakan sembuh dan mencegah
terjadinya komplikasi.
b. Pasien penderita TB.
c. Pasien yang memerlukan perawatan luka, dll
4. Rehabilitatif
a. Pasien yang memerlukan latihan fisik bagi yang mengalami
gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan, dll.
b. Pasien yang memerlukan latihan fisik tertentu bagi penderita
penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke
(fisioterapi), dll.
c. Pasien yang telah mendapatkan perawatan rehabilitasi medik
sebelumnya.

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan termasuk pemeriksaan penunjang dan
tidak mampu dilakukan di RS Teja Husada, maka dilakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang lebih mampu.
II. Tata Laksana Skrining Pasien Di Luar RS Teja Husada
A. Skrining lewat telepon
Skrinning pasien dari luar Rumah Sakit Teja Husada dilaksanakan oleh petugas
IGD sebagai berikut:
11
1. Penelepon atau perujuk yang menghubungi Rumah Sakit Teja Husada akan
disambungkan ke petugas Instalasi Gawat Darurat.
2. Petugas memberikan salam dan menanyakan identitas faskes asal rujukan.
3. Menanyakan diagnosa kerja di faskes asal yang merujuk atau dokter
penanggung jawab.
4. Menanyakan kondisi penderita terakhir selengkap mungkin.
5. Menanyakan alasan pasien perlu dirujuk di RS Teja Husada.
6. Menanyakan ke unit terkait sesuai kebutuhan dan tujuan pasien dirujuk.
7. Petugas melakukan penilaian dan memutuskan apakah pasien dapat
diterima untuk melakukan pemeriksaan awal atau tidak (mengisi form
skrinning via telepon).
8. Penilaian kebutuhan pasien sesuai dengan sumber daya rumah sakit, maka
pasien dapat diterima.
9. Kebutuhan pasien dinilai tidak sesuai dengan sumber daya rumah sakit,
maka pasien diarahkan ke fasilitas kesehatan lain sesuai kebutuhan pasien.
10. Menghubungi kembali rumah sakit/puskesmas/klinik sawata yang akan
merujuk pasien bisa tidaknya pasien diterima di RS Teja Husada.
B. Skrining di rumah dan ambulans
Pasien yang di skrining saat berada di ambulans atau saat di rumah juga akan
dilaksanakan skrining sebagai berikut:
1. Petugas datang ke rumah dan mengucapkan salam.
2. Petugas melakukan asesmen kepada pasien dengan menggunakan formulir
asesmen pasien di ambulans.
3. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hasil pemeriksaan dan akan
segera di bawa ke RS Teja Husada untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
4. Pasien dipindah ke dalam ambulance didampingi oleh petugas dan petugas
ambulance (Driver).
5. Petugas melakukan skrining di dalam ambulans dengan mengisi formulir
asesmen pasien di ambulans.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi dari hasil skrining berupa laporan atau catatan medis yang dibuat
oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), serta didapatkan bukti berupa hasil
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Diagnosa tercatat dalam catatan rekam
medis pasien gawat darurat, rawat inap, dan rawat jalan:
1.
Pasien Instalasi Gawat Darurat :
Lembar Rekam Medis tentang Catatan Medis Triase Dan Skrining Pasien IGD.
2.
Pasien Rawat Inap :
a. Lembar Rekam Medis tentang asesmen pasien rawat inap.
b. Lembar
Rekam
Medis
tentang
catatan
Perkembangan
Pasien
terintegrasi (CPPT).
c. Lembar Rekam Medis tentang salinan pemeriksaan penunjang (hasil
pemeriksaan laboratorium, radiologi dan penunjang lainnya).
d. Lembar Rekam Medis tentang pengkajian keperawatan rawat inap
3.
Pasien Rawat Jalan
a.
Lembar Rekam Medis tentang asesmen pasien rawat jalan
b.
Lembar Rekam Medis tentang Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ)
13
BAB V
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan skrining pasien sesuai
prosedur di RS Teja Husada. Dengan demikian harapan tim penyusun agar RS Teja
Husada dapat mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan
pasien sesuai fasilias yang ada dan memberikan pelayanan yang efisien kepada pasien.
Tentunya masih banyak kekurangan dalam penyusunan panduan ini, tim
penyusun berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan panduan ini
di kesempatan yang akan datang.
Ditetapkan di Kepanjen-Malang
Pada Tanggal 12 Februari 2019
RS Teja Husada
Direktur,
dr. Fajar Nazri, MMRS
14
Download