Pemicu 1. Punggungku Encok!! Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri punggung dan malaise. Nyeri punggung yang hilang timbul baru dirasakan sejak 1 bulan yang lalu dan semakin progresif. Puncak nyeri punggung dirasakan 3 hari lalu setelah dia mengangkat galon. Malaise yang hilang timbul sebenarnya sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu bahkan sampai mengganggu aktivitas dan produktivitas di tempat dia bekerja. Keluhan ini juga disertai myalgia terutama punggung dan ekstremitas atas, cephalgia, spasme otot dan leher terasa kaku. Pasien menceritakan bahwa dia bekerja di bagian di sebuah kantor advertising ternama dengan waktu kerja 08.00-17.00, bila sedang banyak pekerjaan, dia sering lembur dan harus duduk di depan komputer selama jam kerja. Dia merasa kursi dan meja kerjanya tidak ergonomis, ditambah lagi dia harus menghadapi layar komputer sekitar 8 jam sehari dan tekanan pekerjaan yang cukup berat bila ada deadline yang harus diselesaikan segera. Hasil pemeriksaan vital sign normal dan hasil pemeriksaan fisik didapatakan nilai kekuatan motorik ekstremitas atas 4, ekstremitas bawah 5, adanya nyeri tekan pada L1-L3 dan keterbatasan gerak area punggung bawah. Pemicu 2 Nenek Mori yang malang... Ny. Mori berusia 59 tahun diantar keluarganya ke IGD RS dengan keluhan nyeri pada panggul kiri setelah ditabrak motor dan jatuh terduduk sekitar 3 jam yang lalu. Pasien tidak mampu berdiri karena nyeri yang hebat pada panggul kirinya. Tidak tampak adanya luka terbuka maupun perdarahan. Pasien dibawa ke RS dengan kondisi keadaan umum sakit sedang, merintih kesakitan dengan kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan vital sign TD 90/70, nadi 108 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 36,8 C. Hasil pemeriksaan fisik status lokalis femur sinistra : Look : deformitas (+), hematoma (+) pada articulatio coxae sinistra, perdarahan (-). Posisi tungkai atas kiri sedikit fleksi, abduksi dan eksorotasi. Feel : nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), pulsasi arteri dorsalis pedis sinistra teraba lemah, sensibilitas kesan normal, capillary refill time >2” Move : gerakan aktif sulit dinilai karena nyeri, gerakan pasif tidak dilakukan. Pemicu 3. Ibuuuu..lututku sakit sekali! An. Theo, laki-laki berusia 7 tahun diantar orang tuanya ke praktek dokter umum dengan keluhan nyeri yang hebat pada daerah lutut bagian kiri sejak 2 hari yang lalu. Theo mengeluhkan nyeri yang hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu, tetapi saat itu sang ibu berpikir bahwa anaknya hanya nyeri biasa, sehingga tidak dibawa ke puskesmas ataupun ke dokter. Menurut pasien, nyeri yang dirasakan semakin progresif disertai adanya bengkak di lutut. Sekitar 2 minggu yang lalu, pasien terjatuh saat bermain bola bersama teman-temannya dan lututnya terbentur ke tanah. Saat itu terasa sangat nyeri di bagian tersebut. Pasien sempat dibawa ke mantri dan diberi obat analgetik sehingga rasa nyeri dapat berkurang jika pasien minum obat. Setelah jatuh tersebut, bengkak pada lutut pasien semakin membesar dengan cepat dan rasa nyeri muncul terus-menerus yang tidak bisa hilang walaupun minum obat. Kaki pasien saat ini jadi sulit digerakkan. Pemicu 4. Cobaan yang tak kunjung usai.. Pak Tosa, laki-laki berusia 53 tahun diantar keluarganya ke poliklinik orthopedi dengan keluhan nyeri dan bengkak pada luka bekas operasi di kaki kanan. Sekitar 8 bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan fraktur terbuka pada os. Tibia dekstra dengan bagian patahan tulang yang menonjol ke permukaan kulit. Pasien dibawa ke RS dan dilakukan operasi pemasangan pen. Pasien kontrol rutin setiap bulan ke poliklinik orthopedi. Sekitar 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan bengkak di kaki kanan terutama di sekitar luka bekas operasi yang terasa nyeri bila ditekan. Pasien juga mengeluhkan beberapa kali merasa demam dan meriang. Saat kontrol ke poliklinik orthopedi, dokter mengatakan bahwa kaki kanan pasien mengalami infeksi sehingga diberi obat antibiotik dan beberapa obat lain. Pada kontrol kali ini, pasien masih merasa nyeri dan bengkak disertai keluarnya cairan dari luka bekas operasi. Pada pemeriksaan fisik lokalis ditemukan luka terbuka di sekitar luka operasi yang mengeluarkan pus, edema (+), kemerahan (+), perdarahan (-), nyeri tekan (+). Dokter juga memberi edukasi kepada pasien untuk tetap berlatih berjalan dengan menggunakan kruk dan tetap menggerakkan sendi pada pangkal kaki yang fraktur agar tidak mengalami atrofi otot.