Uploaded by Stefyana Hernawati

Jawaban soal essay diktat CnD

advertisement
1. Apa tugas dan wewenang apoteker dalam UU No. 36/2009 Pasal 108?
Keahlian dan Kewenangan Apoteker
Pasal 108 ayat 1:
Apoteker memiliki keahlian dan kewenangan untuk melaksanakan praktik kefarmasian yang
mencakup 5 bidang berikut:
1. Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi;
2. Pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat;
3. Pelayanan obat atas resep dokter;
4. Pelayanan informasi obat;
5. Pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
2. Apa peran apoteker dalam PP No. 51/2009 dan Permenkes
Pasal 7 (1) Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi harus memiliki Apoteker
penanggung jawab.
Pasal 9 (1) Industri farmasi harus memiliki 3 (tiga) orang Apoteker sebagai penanggung jawab
masing-masing pada bidang pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu setiap produksi
Sediaan Farmasi.
Bagian keempat Pekerjaan Kefarmasian Dalam Distribusi atau
Penyaluran Sediaan Farmasi. Bagian Kelima Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian Pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian
Permenkes 30/2014 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dan Permenkes 58/2014 ttg
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. Pelayanan farmasi klinik :
1) pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;
2) Pelayanan Informasi Obat (PIO);
3) konseling;
4) ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
5) pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
6) pemantauan terapi Obat; dan
7) evaluasi penggunaan Obat.
3. Apa yang dimaksud dengan medication error? Apa bedanya dengan dispensing error? Beri contoh!
didefinisikan sebagai setiap kesalahan (error) yang terjadi dalam proses peresepan, pembuatan,
pemberian dan administrasi obat yang salah, yang dapat menyebabkan pengobatan tidak sesuai atau
yang dapat mencelakakan pasien dimana prosedur pengobatan tersebut masih berada di bawah
kontrol praktisi kesehatan. contoh : kesalahan resep, indikasi, dosis, polifarmasi, obat tdk perlu
Dispensing Errors adalah kesalahan pemberian obat kepada pasien, kesalahan label dan pasien tidak
menerima informasi obat, terjadi pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek.
Contoh : Pemberian kepada pasien suatu sediaan obat dalam bentuk berbeda dari yang diorder oleh
dokter penulis, Penggerusan tablet lepas lambat, termasuk kesalahan.
4. Apa yang harus dillakukan kalau medication error?
Kesalahan ini diakibatkan oleh kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
kesalahan karena tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
Menurunkan kesalahan pengobatan, antara lain: upaya pendidikan, manajerial, regulasi, informasi (10)










Memaksa fungsi dan batasan (forcing function & constraints)
Otomatisasi dan computer (automation & computer)
Standar dan protokol
Sistem daftar tilik dan cek ulang (check list & double check system)
Aturan dan kebijakan (rules & policy)
Lebih cermat dan waspada.
Menciptakan budaya safety (aman)
Mengembangkan program-program untuk keamanan pasien
Membiasakan mencatat dan mengkomunikasikan setiap kejadian
Pendidikan dan informasi (education & information)
5. hitung berapa banyak pengencer dari 50% larutan, jadi 5% larutan, jangan lupa kurangin sama zat
terlarutnya
6. Soal hitung osmolaritas
7. Jelaskan peran dan tugas apoteker pada pelayanan kefarmasian







pengkajian Resep;
dispensing;
Pelayanan Informasi Obat (PIO);
konseling;
Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
8. Jelaskan peran apoteker untuk mencegah terjadinya polifarmasi
Polifarmasi adalah pemberian obat > 5 jenis dalam 1 resep, yang biasanya diberikan untuk pasien geriatri
atau penderita penyakit kronik. Peran apoteker adalah memastikan kesesuaian terapi (pemberian obat)
dengan penyakit/kondisi pasien, jika terdapat terapi obat yang sebenarnya tidak benar-benar diperlukan
oleh pasien, maka apoteker dapat mengkonsultasikannya dengan dokter pemberi resep.
9. Contoh kesalahan peresepan? Faktor penyebab? Dampak?
indikasi, kontraindikasi, alergi yang diketahui, terapi obat yang ada, dan faktor lain), dosis, bentuk
sediaan, mutu, rute, konsentrasi, kecepatan pemberian, atau instruksi untuk menggunakan suatu obat
yang tidak benar. Resep atau order obat yang tidak terbaca yang menyebabkan kesalahan yang
sampai pada pasien (Transcribing error  keliru membaca)
penyebab : kesalahan membaca nama obat yang relatif mirip dengan obat lainnya, kesalahan membaca
desimal, pembacaan unit dosis hingga singkatan peresepan yang tidak jelas (q.d atau q.i.d/QD). SDM
tidak memadai (tidak profesional), Kesalahan diagnosis, perhitungan dosis yang tidak teliti
Dampak : pasien tidak menerima obat dengan benar  tidak sembuh, toxic, resisten, ketidakefektifan,
ketidakamanan pengobatan, memperburuk keadaan, memperlama penyakit, biaya >>
10. Obat rasional? pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang tepat
dan dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.
11. Penyebab obat irrasional?
1. Kurangnya pengetahuan dokter atau apoteker dalam memberikan pengobatan yang tepat
2. Hubungan antara pasien dan dokter/apoteker
3. Ketidaktersediaan obat sebagai alternatif yang tepat
4. Regulasi dan pengawasan yang kurang dan belum sempurna
 Pasien: salah informasi obat, kepercayaan yang salah, ekspektasi/keinginan pasien;
 Pemberi resep: kurangnya pendidikan dan pelatihan, panutan/role model yang tidak tepat, kekurangan
informasi obat yang obyektif, generalisasi dari pengalaman yang terbatas, kepercayaan yang salah mengenai
efektifitas obat;
 Tempat kerja: pasien yang terlalu banyak, tekanan untuk meresepkan, kekurangan kapasitas, staf yang tidak
adekuat
 Sistem penyediaan obat: penyedia yang tidak terpercaya, kurangnya jumlah obat, obat kadaluarsa;
 Regulasi obat: ketersediaan obat non-esensial, peresep dari sektor non-formal, kurang tegasnya penegakan
regulasi;
 Industri: aktivitas promosi, pernyataan yang menyesatkan
12. tindakan farmasis untuk mencegah obat irrasional
13. Bagaimana meningkatkan peran farmasis di SJSN?
14. Apa itu metode kempa langsung : metode pembuatan tablet dengan cara mengempa langsung ZA, Eksip,
kering tanpa melalui perlakuan awal. Paling mudah dan praktis
Bulk Milling  Mixing (IPC)  Compression (IPC)  Tablet (IPC)  Evaluation
15. Kenapa ZnO harus ditimbang setelah diayak untuk mendapatkan banyaknya serbuk yang dibutuhkan dalam
resep
16. Gimana cara membuat
a. Tablet dibuat potio ( tablet digerus dan dilarutkan dalam pelarutnya +air/sirup/alk)
b. Aminofilin untuk anak
c. Krim apa gitu
17. Soal resep, ditanya dosis, TM, dan berapa banyak bahan yang diambil. Diketahui TM dan kekuatan tablet
Rumus Young (anak 8 thn)
Dosis =
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)+12
x dosis dewasa
Rumus Dilling (anak  8 thn)
Dosis =
Rumus Fried (untuk bayi)
Dosis =
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝑛 (𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
20
x dosis dewasa
150
x dosis dewasa
18. Jelaskan mengenai
a. Cara pembuatan eliksir Komponen larut air (sirup, sorbitol) + Komponen larut alkohol (PEG, glis)
b. Tablet kempa langsung, granulasi basah, granulasi kering
Proses Kempa Langsung :
Bulk Milling  Mixing (IPC)  Compression (IPC)  Tablet (IPC)  Evaluation
Proses granulasi basah
Bulk Milling premixing (IPC)  wet Mixing (IPC)  sifting 1  Drying (IPC)  Sifting 2  final Mixing
 Compression (IPC)  Tablet (IPC)  Evaluation
Proses Granulasi Kering
Bulk Milling  Mixing (IPC)  Slugging Crushing  Sifting  Compression (IPC)  Tablet (IPC) 
Evaluation
c. Menthol dan camphora dalam bedak
Menthol dan camphor diambil menggunakan sdk porselen, timbangm masukkan dalam mortir + spiritus fortior sampai
larut, + pengisi s/ homogen dan spiritus fortior menguap
d. ZnO dalam salep
ZnO diayak dgn pengayak no 100, timbang, panaskan mortir alu, masukkan basis salep + ZnO sdkt2  homogen
e. Luminal dalam potio (menggunakan Luminal Na, karena luminal tdk larut air)
f. Kloramfenikol dan serbuk terbagi tuntuk anak umur 7 tahun ( pahit)
Kloramfenikol btk garam (Kloramfenikol palmitat, (BM k.p/BM k.b x bbot k. B)
Paraformaldehid  sol. Formalin 10% 9 gram dalam bedak tabor
Kloramfenikol dalam salep (Kloram + buat basis salep PEG 4000 dan 400 dilebur di WB sdkt2)
Succus dalam potio (timbang succus 2 g  mortir larutin dengan air 2 ml  botol pake corong)
Asam salisilat dan ZnO dengan lanolin dalam bedak (as. Salisil + tts etanol (biar gak berterbangan, +
ZnO yg sdh diayak) serbuk tabur mengandung zat lemak, harus diayak dengan pengayak
no.44
k. Basis krim husas
l. Vanishing cream
g.
h.
i.
j.
R/ Acidi Stearinici
Cera albi
Vaseelini albi
Trietanolamini
Propilen glikol
Aquades
15,0
2,0
8
1,5
8,0
ad
100
19. Skrinning resep (nama dr, SIP, paraf, tgl pembuatan resep, Nama jumlah aturan pakai obat, nama umur jenis
kelamin, BB alamat, no telp pasien)
20. Interaksi sulfametoksazol-trimetoprim  efek farmakodinamik (sinergis)
21. Interaksi rifampisin – pil KB  efek farmakokinetika ( rifampisin menginduksi enzim metabolisme CYP)
22. Antagonis fisiologis, antagonis fungsional + contohnya (berlawanan efek c/ warfarin + vit K atropin sulfat +
pilokarpin HCl)
23. Copy resep (ITER 1x) 12 bngks puyer
a. Berapa kali lagi yani dapat menebus resep jika membawa kopi resep tsb? 1kali
b. Berapa bungkus obat yang dapat dibeli? 12 bungkus
c. Berapa dosis dan jumlah tablet/kapsul yang diberikan kepada yani pada resep?
24. Apa yang dimaksud dengan
a. pencampuran serbuk dengan cara triturasi : Proses penggerusan obat dalam lumpang untuk
mengecilkan ukuran partikel dan pencampuran. ( lumpang + pengisi sbgn + obat  homogen + sisa)
b. pencampuran serbuk dengan cara levigasi : proses pengecilan ukuran partikel dari sediaan salep skala
kecil yang bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan
Download