PERENCANAAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN TAMBAHAN (OVERLAY) PENINGKATAN JALAN METRO PONDOK INDAH, JAKARTA SELATAN Novi Hadianti Jurusan Teknik Sipil, fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma Jalan merupakan sarana transportasi. Kondisi Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan yang rusak mengakibatkan keamanan, kenyamanan pengguna jalan menjadi berkurang, oleh karena itu diperlukan rekonstruksi ulang pada jalan yang ada, atau peningkatan jalan tambahan (overlay). Perencanaan peningkatan jalan tambahan ini menggunakan lapisan laston (aspal beton) atau agregrat cement (AC). Perhitungan tugas akhir ini didapat tebal lapisan tambahan 13 cm dengan standar minimum lapisan laston 10 cm dengan Metode Analisa Komponen Bina Marga 1987 Dengan anggaran biaya 6.529.773.206,32. Perencanaann ini baru saja dilaksanakan, dengan pelaksaanaan dilapangan hanya 4 cm. Hal tersebut tebal yang ada tidak sesuai dengan standar minimum lapisan laston, dengan anggaran oleh Pemprov DKI sebesar 5.231.023.752,79. Kata Kunci : jalan, metode, perencanaan, overlay 1. PENDAHULUAN Jalan adalah suatu prasarana yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan suatu daerah ke daerah lain. Selain dapat menjamin kenyamanan pengguna jalan, kondisi jalan yang baik juga diharapkan dapat memberikan kenyamanan dalam mengemudi. Oleh karena itu diperlukan perencanaan perkerasan jalan tambahan (overlay) pada keadaan jalan yang rusak atau berlubang akibat faktor lingkungan seperti banjir dan seringnya dilalui oleh kendaraan berat. Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan mengalami beberapa ruas jalan yang rusak sehingga dalam studi ini merencanakan tebal lapisan perkerasan tambahan (overlay) sepanjang 2,8 km dengan menggunakan metode Analisa komponen Bina Marga. Pada perencanaan ini tebal lapisan tambahan tidak sesuai dengan standar minimum yang ada yaitu 10 cm untuk perkerasan jenis Laston hanya didapat 4 cm, oleh karena itu diperlukan redisgn ulang berapa tinggi tebal lapisan perkerasan sesuai perhitungan yang ada. 2. METODOLOGI Mengingat pelaksanaan perencanaan tebal lapisan perkerasan meliputi pengumpulan data, data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data diperoleh dari survey lapangan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat. Data yang dibutuhkan diantaranya adalah Data Lalu Lintas Harian (LHR), Data tanah, Data geometrik jalan, Data situasi dan kondisi lapangan. Adapun bagan alir perencanaan dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 2.1 Metodologi Perencanaan 3. 3.1 PEMBAHASAN Pengolahan Data Lalu Lintas Hasil Pengolahan data perencanaan data umum meliputi : 1. Kondisi eksiting jalan = 14 m/ 2 Jalur-2 arah 2. Jalan dibuka umum = 2014 3. Periode konstruksi = 5 bulan 4. Umur Rencana = 10 tahun 5. Pertumbuhan lalu lintas (i) = 4% 6. Kelandaian = 6-10% (jenis II) 7. Susunan Lapis Perkerasan tambahan yang direncanakan Lapis permukaan (surface course) : Laston Dan dari pengolahan data lalu lintas didapat nilai LHR, LHRUR, C, Angka Ekivalen, LEP, dan LEA dapat dilihat sebagai berikut : Tabel. 3.1 Perhitungan Volume Lalu Lintas Jenis Kendara an Gol 2 & 3 Gol 4 Gol 5a Gol 5b Gol 6 Gol 7a Gol 7b Gol 7c LHR 2014 LHR 2024 Koef. Distribusi Kendaraa n (C) 37276 55180 0,5 2860 1741 1338 479 112 2 57 4235 2578 1985 710 166 4 84 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Angka Ekivale n (E) LEP 0,00046 8,573 0,03612 51,786 0,18995 165,356 1,88070 1258,180 2,40807 576,733 3,20725 179,606 1,12930 1,129 1,79127 51,049 Total 2292,412 Nilai dari pengolahan data lalu lintas yang dipakai pada langkah adalah Lintas Ekivalen Rencana (LER) sebesar 2418,358 LEA 12,691 76,484 244,846 1866,590 854,865 266,202 2,2586 75,233 2544,305 berikutnya 3.2 Penentuan Tebal lapisan perkerasan Berdasarkan data tanah : STA 0+100 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100 1+200 1+300 1+400 Tabel 3.2 Data Tanah CBR STA CBR 7% 1+500 3% 8% 1+600 3% 6% 1+700 3% 3% 1+800 3% 3% 1+900 3% 4% 2+000 4% 5% 2+100 4% 3% 2+200 5% 3% 2+300 5% 3% 2+400 5% 3% 2+500 4% 3% 2+600 4% 3% 2+700 3% 4% 2+800 3% 4% Didapat CBR rencana = ƩCBR/18 = 6,33 = 6,33 – (8-3)/3,18 = 4,757 % Daya Dukung Tanah (DDT) = (4,3 log CBR) + 1,7 = 4,3 log 4,57 + 1,7 = 4,16 Perhitungan tebal lapisan perkerasan berdasarkan perbandingan curah hujan dan kendaraan berat (Faktor Regional) didapat 2,0. Indeks Permukaan IPo berdasarkan jenis perkerasan yang ditentukan yaitu Laston adalah 4. Dari perbandingan data yang didapat maka dari klasifikasi jalan Arteri nilai Ipt adlah 2,5. Penentuan tebal lapisan dimana dilihat dari nomogram yang dipakai adalah sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. IPt 1 1 1,5 1,5 1,5 IPo 2,4 2,5-2,9 2,5-2,9 3,5-3,9 2,5-3,9 Tabel 3.3 Penentuan nomogram ITP Nomogram ITP No. IPt IPo 9 6. 2 3,5-3,9 8 7. 2 4 7 8. 2,5 3,5-3,9 6 9. 2,5 4 5 Nomogram ITP 4 3 2 1 Maka, nilai ITP yang didapat adalah : Gambar 3.1 Ploting data pada nomogram IPt = 2,0; IP0 ≥ 4 ITP <3,00 3,00 – 6,70 7,5 – 7,49 7,5 – 9,99 ≥10,00 Tabel 3.4 Batas minimum tebal lapis permukaan Tebal Minimum (cm) Bahan 5 Lapisan Pelindung (Buras/Burtu/Burda) 5 Lapen/aspal macadam, HRA, Lasbutag, Laston 7,5 Lapen/aspal macadam, HRA, Lasbutag, Laston 7,75 Lasbutag, Laston 10 Laston Pada penetuan tebal lapisan perkerasan dibutuhkan data perkerasaan lama yaitu sebagai berikut : Gambar 3.2 Susunan Perkerasan Adapun perhitungannya yaitu : A. perhitungan ITP perkerasan lama seperti dibawah ini : 0,75 % x 23 x 0,26 = 4,485 80% x 23 x 0,13 = 2,392 50% x 23 x 0,12 = 1,38 + ITP = 8,377 B. ITP perkerasan tambahan overlay dengan umur rencana : ITP yang ada = 8,377 ITP Rencana 10 tahun = 13,3 ITP = 13,3 – 8,377 = 4,93 C. Maka tebal lapisan tambahan (overlay) (D1) : ITP = a1. D1 4,93 = 0,4 x D1 D1 = 12,32 cm ≈ 13 cm Hasil tersebut yang ada dilapangan tidak sesuai apa yang dikerjakan dilapangan, bahwa yang dilaksanakan adalah 4cm, karena keterbatasan biaya. 3.3 Rencana Anggaran Biaya Rencana anggran biaya untuk tebal lapisan tambahan yaitu menghitung volume perkerasan peningkatan jalan didapatkan biaya materian antara perhitungan dengan pelaksanaan dilapangan. Sehingga dapat dihitung ; 1. Berdasarkan Perhitungan Metode Analisa Komponen Bina Marga Tabel 3.5 Harga Material Perkerasan MATERIAL PERKERASAN HARGA SATUAN Satuan Pekerjaan Laston (Rp) Lapis resap pengikat (prime coat) Ltr 18.563,34 Lapis perekat (tack coat) Ltr 21.476,88 M2 Laston Permukaan Total 2.522.665,12 2.562.705,34 Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung untuk anggaran biaya yaitu : Perhitungan biaya = Panjang Jalan x Lebar Jalan x Tinggi x Jumlah Harga = (2800 x 7 x 0,13)m x 2.562.705,34 = 2548 x 2.562.705,34 = 6.529.773.206,32 2. Berdasarkan Pelaksanaan Dilapangan Tabel 3.6 RAB Perencanaan dan Pengelolaan Jalan Nasional (P2JN) MATERIA HARGA JUMLAH KUANTITAS PERKERASAN Sat SATUAN HARGA Pekerjaan Laston (Rp) (Rp) Lapis Resap Pengikat-Aspal Liter 39.036,89 7.100,00 277.161.901,25 Emulsi Lapis PerekatLiter 790,40 7.800,00 6.165.120,00 Aspal Emulsi Laston Lapis Aus (AC-WC) (Gradasi Ton 3.529,81 622.100,00 2.195.894.801,00 Halus/Kasar) Laston Lapis Aus Perata (ACTon 1.058,94 622.100,00 658.768.440,30 WC(L)) (Gradasi Halus/Kasar) Aspal Keras Bahan Anti Pengelupasan Bahan Pengisi (Filler) Total : Ton 234,03 8.500.000,00 1.989.224.425,50 Kg 702,08 82.500,00 57.921.534,74 Kg 91.775,06 500,00 45.887.530,00 5.231.023.752,79 (Sumber: P2JN) Jumlah Harga diatas sudah termasuk dikalikan dengan panjang dan lebar jalan yang dilakukan konstruksi. Berdasarakan anggaran biaya pada material perkerasan pekerjaan laston ini, dapat disimpulkan anggaran biaya yang sesuai perhitungan sangatlah jauh berbeda apa yang dikerjakan dilapangan, karena keterbatasan biaya dari Pemprov DKI maka hanya dilakukan lapis laston atasnya saja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa perhitungan tebal perkerasan peningkatan jalan (overlay) ruas Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan dengan metode Analisa Komponen Bina Marga dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Didapatkan dari hasil perhitungan tebal peningkatan perkerasan jalan tambahan (Overlay) dengan menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga untuk umur rencana 10 tahun pada tahun 2024 menggunakan lapisan Laston yaitu tebal 13 cm, dengan standar minimum laston yaitu 10 cm pada standar Bina Marga 1987 2. Hasil studi kasus tebal lapisan permukaan yang berdasarkan perhitungan metode Analisa Komponen Binamarga adalah 13 cm, namun kenyataannya dilapangan hanya 4 cm, dimana 4cm tersebut merupakan standar minimum laston lapis atasnya saja, bukan keseleuruhan. Hal itu dikarenakan masalah biaya. 3. Didapatkan anggaran biaya untuk material perkerasan pekerjaan laston dari hasil perhitungan yang sesuai dengan Metode Analisa Komponen Bina Marga adalah Rp 6.027.482.959,68 sedangkan untuk pelaksanaan dilapangan RAB yang didapatkan dari Dinas Pekerjaan Umum sebesar : Rp 5.231.023.752,79. SARAN Saran yang penulis dapat berikan setelah melakukan analisa tebal peningkatan jalan (overlay) ruas Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan dengan metode Analisa Komponen Bina Marga adalah 1. Penentuan ITP pada pembacaaan nomogram perlu ketelitian dalam pembacaan maupun menarik garis grafiknya. 2. Perencanaan yang dilakukan seharusnya dalam pelaksanaan dilapangan design dahulu baru menyiapkan anggran untuk merealisasikannya bukan anggaran yang ada kemudian mengadakan konstruksi jalan. 3. Perlu adanya perencanaan yang sesuai dilapangan untuk menghasilkan perkerasan yang layak.