D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka pada laporan tugas akhir dengan judul “Perancangan Peningkatan Struktur Perkerasan Jalan Tol Padaleunyi Ruas Pasteur-Kopo Jalur A Km 127+200 - Km dapat disimpulkan dan disarankan sebagaimana berikut ini. 136+050” 5.1 KESIMPULAN 1. Hasil analisis kapasitas jalan tol Padaleunyi pada ruas Pateur – Kopo km 127+200 s/d km 136+050 saat kondisi sebelum dan setelah dilakukan penambahan lajur adalah sebagai berikut: a. Derajat kejenuhan di jalur A saat masih 2 lajur pada tahun 2012 adalah 0,635, sedangkan jalur B adalah 0,606. Jika dilakukan penambahan lajur pada tahun yang sama, maka kapasitas kedua jalur tersebut meningkat dengan nilai derajat kejenuhan masing-masing jalur sebesar 0,421 dan 0,404. b. Tingkat pelayanan di Jalur A dan B saat sebelum dilakukan penambahan lajur, termasuk ke dalam kelas D, dengan keadaan lalu lintas jenuh dan kecepatan mulai rendah. Sedangkan tingkat pelayanan di Jalur A dan B setelah dilakukan penambahan lajur, termasuk ke dalam kelas C, dengan keadaan lalu lintas ramai dan kecepatan terbatas. c. Jalur A dan B akan mencapai batas derajat kejenuhan sebesar 0,75 pada tahun 2014, dan untuk mengantisipasi menurunnya kinerja jalan, maka dilakukan penambahan lajur pada kedua jalur tersebut. Melihat dari hasil analisis derajat kejenuhan pada jalur A yang lebih besar dari jalur B, maka penambahan lajur dilakukan terlebih dahulu di jalur A. 2. Hasil perencanaan struktur perkerasan badan dan bahu jalan pada penambahan lajur jalan tol Padaleunyi ruas Pasteur – Kopo jalur A km 127+200 s/d km 136+050 adalah sebagai berikut: Dian Aulia, Sindy Dwi Yuliani, Perancangan Peningkatan Struktur …. V-1 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG a. Struktur perkerasan pada badan dan bahu jalan merupakan perkerasan komposit, dengan tebal pelat beton semen sebesar 27 cm dan lapis AC-WC sebesar 5 cm. Perkerasan ini didesain untuk dapat melayani 102.286.974 ESAL selama 20 tahun umur rencana. b. Hasil perencanaan perkerasan penulis dan PT Nindya Karya memiliki ketebalan yang tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa parameter perencanaan yang digunakan mempunyai nilai yang sama. Meskipun demikian jumlah ESAL yang digunakan bebeda, perbedaan ESAL ini didasarkan pada volume lalu lintas, beban sumbu kendaraan, dan metode perhitungan angka ekivalen. c. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa parameter angka ekivalen kendaraan dan reliability memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap tebal perkerasan. 3. Hasil perencanaan tebal lapis tambah pada jalan eksisting tol Padaleunyi ruas Pasteur – Kopo jalur A km 127+200 s/d km 136+050 adalah sebagai berikut: a. Tebal lapis tambah yang diperlukan oleh perkerasan eksisting untuk dapat melayani 76.872.339 ESAL selama 20 tahun umur rencana adalah 9,75 cm. b. Hasil analisis umur sisa perkerasan eksisting menggunakan persamaan dasar AASHTO 1993 menunjukan bahwa perkerasan eksisting mempunyai umur sisa selama kurang lebih 5 tahun terhitung dari tahun 2012. 4. Hasil analisis tebal perkerasan pada ruas penanganan genangan di jalan tol Padaleunyi ruas Pasteur – Kopo jalur A km 130+300 – km 130+800 adalah sebagai berikut: a. Peninggian elevasi jalan dengan lapisan ATB pada struktur perkerasan jalan baru dan eksisting memberikan umur rencana yang lebih panjang daripada umur rencana awal. Hal ini dapat dilihat dari nilai SN pada perkerasan yang telah di beri lapis ATB lebih besar daripada sebelum diberi lapis ATB. b. Lapis ATB pada penanganan genangan di ruas Pasteur-Kopo jalan tol Padaleunyi tidak hanya berfungsi sebagai leveling jalan, akan tetapi memberikan kontribusi pada kinerja jalan berupa umur perkerasan yang lebih dari umur rencana. Dian Aulia, Sindy Dwi Yuliani, Perancangan Peningkatan Struktur …. V-2 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG c. Perkerasan pada ruas penanganan genangan memiliki nilai Structural Number (SN) lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai Structural Number (SN) pada perencanaan perkerasan lentur. 5. Hasil perencanaan dimensi saluran samping pada ruas penanganan genangan di jalan tol Padaleunyi ruas Pasteur – Kopo jalur A km 130+300 – km 130+800 adalah sebgai berikut: a. Saluran samping didesain berdasarkan periode ulang hujan 20 tahun, dengan debit rencana (Qr) sebesar 0,43 m3/detik Saluran samping terbuat dari pasangan batu yang berbentuk trapesium b. dengan lebar saluran 0,8 meter dan kedalaman saluran 0,77 meter dari permukaan tanah. 5.2 SARAN 1. Untuk menentukan kinerja suatu jalan tol, sebaiknya tidak hanya dilihat dari nilai derajat kejenuhan, akan tetapi perlu diperhatikan juga karakteristik lalu lintas lainnya seperti kecepatan dan kepadatan. 2. Untuk menentukan parameter perencanaan perkerasan jalan, sebaiknya menggunakan metode yang sama agar diperoleh hasil perencanaan yang konsisten. 3. Untuk menghitung kebutuhan tebal lapis tambah sebaiknya didasarkan pada data lendutan langsung dengan menggunakan peralatan FWD atau data sejenisnya agar hasil yang diperoleh lebih signifikan. 4. Persamaan untuk menghitung Structural Number pada perkerasan komposit berupa lapisan beton semen dan AC-WC berdasarkan Bureau of Design and Environmet Manual, perlu dikaji ulang dalam hal koefisien kekuatan relatif bahan beton semen ataupun bahan lain yang digunakan. 5. Sebaiknya data curah hujan yang digunakan untuk menentukan debit banjir rencana, berasal dari beberapa stasiun hujan yang berdekatan dengan lokasi pengamatan, agar desain saluran sesuai dengan kebutuhan. Dian Aulia, Sindy Dwi Yuliani, Perancangan Peningkatan Struktur …. V-3