BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan. Berdasarkan hasil-hasil percobaan di laboratorium , pengamatan langsung di lapangan, informasi dari pihak pengelola proyek peningkatan jalan, dan analisa data hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan, bahwa kerusakan yang tirnbul pada ruas jalan Bojonegoro - Cepu disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 1. Tanah dasar rnernpunyai sifat yang kurang baik bagi konstruksi perkerasan diatasnya, dimana se ~ lang beberapa waktu setelah dilakukan perbaikan pada permukaan perkerasan jalan, tirnbul retak-re tak, bergelornbang dan arnblas disana-sini. Sehing ga perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan sela rna ini dengan cara mernberikan lapisan tambahan ( overlay ) , masih belum dapat mengatasi kerusak ~n - kerusakan pada ruas jalan Bojonegoro-Cepu. Dari hasil penyelidikan terhadap struktur perkerasan yang pernah dilakukan oleh pihak pengelola 194 195 proyek dalam hal ini DPU-Jawa Timur, dapat di simpulkan bahwa struktur perkerasan masih mampu mendukung beban lalu lintas yang lewat diatas nya, sehingga kemungkinan besar tanah dasar yang mempunyai sifat kurang baik tersebut tidak mampu menahan beban diatasnya. 2. Jenis clay mineral pada tanah dasar yang ditinjau adalah Montmorillonite dan Chlorite. Chlorite mempunyai struktur mineral yang sama seperti pada struktur mineral Smectite group(mi neral tipe 2:1) ditambah satu lagi Octahedral Sheet atau Brucite. Ikatan yang terjadi relatif kuat dan tidak mudah dipisahkan oleh molekul air, _sehingga pengaruh mineral chlorite terhadap pengembangan ( swelling ) pada tanah lempung ti dak besar. Ikatan yang terjadi pada mineral Montmorillonite adalah ikatan van der Walls. Ikatan tersebut sa ngat lemah, sehingga apabila air masuk di antara partikel-partikelnya atau hidrasi menyebabkan membesarnya jarak antar unit. Peristiwa membesarnya jarak antar unit lapisan 196 struktur dasar karena hidrasi inilah yang menjadi salah satu sebab dari sifat e~ive atau cenderung mengembang pada tanah lempung yang mengandung banyak mineral Montmorillonite. 3. Percobaan-percobaan untuk menentukan klassifikasi tanah yang dilakukan di laboratorium di peroleh gambaran mengenai sifat-sifat tanah yang kurang baik, diantaranya ialah : - Tanah dasar termasuk golongan tanah berbutir halus ( fine grained soil). Tanah berbutir halus mempunyai specific surface yang besar, sehingga sangat peka terhadap muai dan susut. - Tanah dasar termasuk jenis CH yang secara umum mempunyai compressibility dan plastisitas yang tingg i. - Tanah dasar mempunyai activity yang nor - mal active pada titik A dan sangat active pa da titik B dan c. - Ditinjau dari harga potensial swelling yang sangat tinggi, tanah dasar mempunyai sifat e~pansive atau cenderung mengembang. 197 - Sampai dengan kedalaman -2.00 m, titik A dan B adalah overconsolida ted ( OCR > 1 ) , se - dangkan pada kedalaman yang sama titik C masih normally consolidation ( OCR <::::::: 1 ) • 4. Kekuatan dan daya duRung tanah dasar menu - run secara drastis dalam keadaan saturated,hal ini sesuai dengan kondisi pada waktu percoba- an Triaxial dan CBR, dimana pengaruh pembasahan menyebabkan harga kekuatan geser undrained ( Cu ) dan CBR laboratorium menurun. Kenaikan kadar air pada tanah dasar dipercepat pula dengan masuknya air hujan melalui retak retak pada permukaan perkerasan jalan, keadaan tersebut akan mempercepat terjadinya kerusakan jalan apalagi ditambah dengan meningkatnya volume lalu lintas yang lewat. Pada waktu musim kering ( kemarau ), muka air tanah akan mencapai kedalaman -6.00 m dari muka tanah dasar, hal ini menyebabkan kadar air pada tanah dasar akan menurun. Perubahan kandungan air tanah yang tidak mera- 198 ta akibat pergant~an musim, menyebabkan terja- dinya perbedaan mengembang dan menyusut antara tempat yang satu dengan lainnya. Perbedaan dalam pergerakan mengembang dan menyusut ( deffe rantial movement ) dari tanah dasar akan terefleksi pada permukaan perkerasan jalan, akibat nya ruas jalan yang baru selesai dioverlay sebentar kemudian sudah mulai bergelombang, amblas dan diikuti retak memanjang. Kerusakan yang terjadi ini diperkirakan akan berlangsung terus apabila tidak dilakukan perbaikan - perbaikan pada tanah dasar. Berdasarkan sifat-sifat tanah dasar dan meli hat kerusakan yang terjadi, maka metoda perbaik an yang dianggap sesuai adalah dengan cara menaikkan kekuatan dan daya dukung tanah, mengurangi sifat expansive atau dengan serta cara menjaga kadar air tanah dasar agar tetap. Untuk perbaikan tanah dasar dengan stabilisasi kapur digunakan prosentase kapur optimum sebesar 7 % terhadap berat kering tanah asli. 199 7.2. Saran - saran. 1. Penggunaan x-ray diffractometer untuk iden tifikasi mineral - mineral pada tanah lempung atau clay adalah sangat sesuai, sebab dari x-ray diffractometer dapat diperoleh informasi adanya suatu zat sebagaimana kenyataan zat tersebut yang terkandung didalam benda uji. Untuk memperoleh pola diffraction yang tepat dan memuaskan , maka disarankan dalam proses identifikasi mineral harus dihindar kan dari kesalahan eksperimen yang ditimbul kan oleh contoh tanah maupun peralatannya. Hal ini mengingat bahwa identifikasi mineral untuk kepentingan bidang industri kera mik, biasanya digunakan bubuk material yang lolos ayakan no. 100, sedangkan syarat kehalusan contoh tanah untuk identifikasi clay mineral harus lolos ayakan no. 200. Analisa kuantitatif perlu dilakukan untuk menentukan prosentase mineral yang terkandung dalam tanah lempung sehingga dapat di tentukan besarnya pengaruh suatu jenis mi- 200 neral terhadap sifat-sifat tanah. 2. Pemakaian kapur untuk stabilisasi tanah lem pung dapat memperbaiki sifat-sifat tanfh seperti : menaikkan daya dukung, menurunkan plastisitas tanah dan mengurangi kembang su sut (swelling). Tetapi tanah lempung yang akan distabilisasi dengan kapur harus diteliti terlebih dahulu kandungan sulfat dan carbonatnya, ini untuk menghindarkan timbulnya hal mineral baru ( ettringite dan thaumasite ) yang mem punyai sifat sangat expansive, sehingga ~ menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada konstruksi jalan. 3. Adanya fluktuasi muka air pada waktu terjadi banjir kemungkinan besar dapat menyebabkan larinya butir-butir halus dari tanah da sar, hal ini dapat menimbulkan kerusakan pa da permukaan jalan. Untuk mencegah larinya butir-butir tersebut maka perlu pemasangan filter kedua tepi lereng timbunan. halus pada