JURUSAN TEKNIK SIPIL-LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA STUDI KARAKTERISTIK TANAH DAN TEKANAN MENGEMBANG TANAH EKSPANSIF TERHADAP PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN DENGAN ALAT TEKANAN TANAH MENGEMBANG (SWELLING PRESSURE) Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W 3109 105 019 3108 100 649 Dosen Pembimbing : Dr.Ir.RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng Ir.SUDJANARKO S, M.Eng TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT Latar Belakang Salah satu masalah yang terjadi adalah terangkatnya tiang pancang pada proyek UC Apartment di Citraland. Tiang pancang yang sudah dipancang naik setinggi ± 50 cm dari permukaan tanah. Pada umumnya tanah ekspansif sangat sensitif terhadap pengaruh musim, terjadi retakan/rekahan pada musim kemarau dan menutup kembali bila musim basah. Sifat-sifat tanah dan kondisi lingkungan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku susut dan kembang pada tanah ekspansif. Rumusan Masalah Dari latar belakang , maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Berapa besar tekanan pengembangan dan besar pengembangan,bila tanah dibiarkan menyerap air dan dikeringkan ? 2. Bagaimana pengaruh perbedaan kondisi mengembang dan besar pengembangan ? awal tekanan 3 Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya. 2. Digunakan tanah lempung dari Citraland 3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui : - Sifat fisik tanah : -Berat jenis -Kadar air -Atterberg limit -Analisa saringan -Analisa hidrometer - Sifat mekanis tanah : -Kohesi (c) dan sudut geser dalam (Φ) Batasan Masalah (lanjutan) 5. Penelitian dilakukan untuk mengamati karakteristik tanah dan tekanan pengembangan akibat pembasahan dan pengeringan. 6. Penelitian dilakukan dengan alat tekanan pengembangan (Swelling pressure). Tujuan 1. Mengetahui jenis tanah berdasarkan sifat fisik dan mekanik tanah ekspansif di daerah citraland, surabaya, Jawa Timur. 2. Mengetahui tekanan pengembangan (swelling pressure) dan besarnya pengembangan pada tanah ekspansif dengan kondisi kadar air yang berbedabeda. 6 Metodologi Mulai Pengambila Tanah Citraland Undisturbed Uji Karakteristik : - Berat Jenis - Kadar Air - Atterberg Limit - Analisa Saringan dan Hidrometer A B Analisa Kesimpulan Selesai 7 Metodologi Proses Pengeringan (Drying) Benda Uji w2 Dikeringkan 50% (Kedalaman 1m- 5m) w1 = win (Kedalaman 1m- 5m) w3 Dikeringkan 100% (Kedalaman 1m- 5m) Pengujian Triaksial Pengukuran Kertas Filter Pengujian Swelling Pressure Pengujian Triaksial Pengukuran Kertas Filter Pengujian Swelling Pressure Pengujian Triaksial Pengukuran Kertas Filter Pengujian Swelling Pressure Kohesi (c) dan Sudut Geser Dalam(f ) Tegangan Air Pori Negatif Pengembangan dan Tekanan Pengembangan Kohesi (c) dan Sudut Geser Dalam(f ) Tegangan Air Pori Negatif Pengembangan dan Tekanan Pengembangan Kohesi (c) dan Sudut Geser Dalam(f ) Tegangan Air Pori Negatif Pengembangan dan Tekanan Pengembangan 8 TANAH BERBUTIR HALUS > 50% LOLOS AYAKAN No.200 LANAU & LEMPUNG (LL 50 %) : • ML : LANAU INORGANIK, PASIR SANGAT HALUS, DEBU PADAS, PASIR HALUS BERLANAU ATAU BERLEMPUNG. • CL : LEMPUNG INORGANIK DENGAN PLASTISITAS RENDAH ATAU SEDANG, LEMPUNG BERPASIR, LEMPUNG BERLANAU, LEMPUNG DENGAN VISKOSITAS RENDAH LANAU & LEMPUNG (LL > 50 %) : • OL : LANAU ORGANIK DENGAN PLASTISITAS RENDAH DAN LEMPUNG BERLANAU ORGANIK . • MH : LANAU INORGANIK, PASIR HALUS ATAU LANAU DARI MIKA ATAU GANGGANG (DIATOMAE), LANAU ELASTIS . • CH : LEMPUNG INORGANIK DENGAN PLASTISITAS TINGGI , LEMPUNG DENGAN VISKOSITAS TINGGI. • OH : LEMPUNG ORGANIK DENGAN PLASTISITAS SEDANG SAMPAI TINGGI . 9 KESIMPULAN 1 Dari hasil pengujian di laboratorium mekanika tanah Teknik Sipil ITS Surabaya, tekanan pengembangan pada tanah inisial yang terbesar terjadi pada kedalaman 5 meter yaitu sebesar 0,280 kg/cm2 dengan pengemba-ngan sebesar 0,817%, dan tekanan pengembangan yang terkecil yaitu sebesar 0,062 kg/cm2 dengan pengembangan 0,088% terjadi pada kedalaman 28 meter. Besarnya nilai tersebut dipengaruhi oleh banyaknya kandungan air yang tersimpan pada tanah inisial yang disebabkan oleh cuaca yang mendung dan hujan yang tidak menentu pada saat pengambilan sampel tanah. Sehingga kandungan air pada tanah inisial tidak jauh berbeda dengan tanah yang mengalami pembasahan 100% (Sr=100%), yang menyebabkan nilai tekanan pengembangannya juga tidak jauh berbeda. 10 SEKIAN DAN TERIMA KASIH JURUSAN TEKNIK SIPIL-LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA