sejarah bangunan jalan

advertisement
BAB I
Bangunan Jalan
1.1.
Definisi Jalan
Lajur tanah yang disediakan khusus untuk sarana/ prasarana perhubungan darat yang
dibuat sedemikian rupa untuk melayani kelancaran arus lalu lintas disebut juga dengan Jalan.
Sarana prasarana perhubungan tersebut meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi pelayanan arus lalu lintas, guna
untuk memindahkan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air. Sedangkan jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu
kawasan dengan kawasan yang lain.
Gambar 1.1 Jalan Setapak
1.2.
Sejarah Pembangunan Jalan
Sejarah jalan pada hakekatnya dimulai bersama dengan sejarah manusia. Pada saat
pertama manusia mendiami bumi kita ini, usaha mereka pertama-tama ialah mencari cara
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terutama makan dan minum. Dalam mencari cara
tersebut, mereka dan juga binatang-binatang mencari tempat-tempat paling sedikit
rintangannya. Karena pada waktu itu mereka masih merupakan penggembara-penggembara,
maka yang dapat kita lihat sekarang hanyalah jejaknya saja. Karena manusia dan binatang
mempunyai kepentingan yang sama, yaitu minum, maka jejak-jejak yang menuju ke danaudanau atau sungai-sungai lebih banyak ditemukan.
A. Jalan Setapak
Setelah manusia berkembang biak dan hidup berkelompok, maka mereka membutuhkan
termpat berdiam meskipun hanya sementara. Umumnya mereka berpindah-pindah tempat
secara musiman, bila tempat-tempat di sekitarnya sudah tidak ada bahan makanan yang
mereka butuhkan. Pada waktu itu jejak-jejak tersebut menjadi jalan setapak atau bila di hutan
terkadang disebut “lorong-lorong tikus”. Jalan ini merupakan jalan musiman (seasonal-road).
Orang-orang nomaden mempergunakan jalan ini untuk berburu pada musim berburu dan
untuk mencari ikan.
Kira-kira pada 5000 tahun yang lalu manusia mulai hidup berkelompok di suatu tempat
membentuk suku-suku atau bangsa-bangsa. Pada saat ini manusia mulai mempergunakan
jalan yang tetap untuk mengadakan hubungan dan tukar-menukar barang (barter) antara sukusuku atau bangsa-bangsa tersebut. Pada saat inilah sejarah transportasi yang sesungguhnya
dimulai yang berfungsi sebagai prasarana sosial dan ekonomi.
Bangsa Persia (6 abad sebelum Masehi) dan bangsa Romawi (4 abad sebelum Masehi)
mulai menaruh perhatian yang besar kepada pembuatan jalan-jalan untuk mempertahankan
persatuan bangsanya dan untuk keperluan gerakan tentaranya dalam memperluas
imperiumnya. Dengan demikian fungsi jalan bertambah dengan politik dan militer. Karena
selama mereka menaklukkan bangsa-bangsa lain, mereka juga membawa kebudayaan, maka
jalan juga mempunyai fungsi kebudayaan.
Bangsa Persia mulai abad 6 SM membuat jalan sepanjang kurang lebih 1.755 mil lewat
Asia kecil, Asia Barat Daya sampai teluk Persia. Sedangkan bangsa Romawi yang terkenal
itu, selama abad ke 4 SM dan abad ke 4 M membuat jalan kurang lebih 50.000 mil di Italia,
Perancis, Spanyol, Inggris, bagian barat Asia kecil dan bagian Utara Afrika, sehingga bangsa
Romawi terkenal sebagai pembuat jalan yang terbesar pada zaman itu. Para ahli sejarah
berpendapat, bahwa kesuksesan bangsa romawi ini disebabkan oleh tiga faktor:
a. Bangsa Romawi memiliki ahli-ahli negara yang tahu arti pentingnya jalan sebagai
prasarana perhubungan untuk mempertahankan dan memperluas imperiumnya.
b. Bangsa Romawi lebih mengenal tentang teknik pembuatan jalan dibandingkan dengan
bangsa-bangsa lain pada zamannya. Mereka mulai mengerti tentang:

Tebal lapisan perkerasan jalan.

Mempergunakan material untuk jalan yang tidak lembek karena air hujan.

Mengembangkan metode pengembangan jalan melalui berbagai Survey
(pengamatan-pengamatan)
c. Mempunyai armada tenaga kerja yang sangat besar, yang terdiri dari:

Budak-budak dari bangsa-bangsa jajahannya yang bisa dipekerjakan sebagai
pembuatan jalan.

Bila tidak ada perang bala tentaranya yang sangat besar itu bisa dikerahkan
sebagai penasehat, pemimpin dan sekaligus sebagai pekerja-pekerja pembuat
jalan.
Hanya yang sulit dimengerti ialah mengapa mereka membuat perkerasan jalan sampai
setebal 3 – 5 feet (1 – 1,7 m), sedangkan lalu lintas pada waktu itu hanya terdiri dari para
pejalan kaki, kuda-kuda dan hewan-hewan lainnya, gerobak-gerobak, dan kereta-kereta
perang. Para ahli menduga bahwa hal itu mungkin, disebabkan karena mereka menguasai
armada tenaga kerja yang amat besar dan kecuali itu mungkin karena sikap ambisius bangsa
Romawi yang ingin meninggalkan monumen-monumen kebesarannya kepada anak cucunya
serta bangsa-bangsa lain.
Gambar 1.2 Jalan Mempunyai Fungsi Strategis
B.
Transportasi Darat Mempunyai Arti Strategi
a. Setelah kerajaan Romawi mulai runtuh pada pertengahan abad ke 4 M, maka jalan-
jalan yang dibuatnya menjadi rusak karena kurang mendapat perhatian pemeliharaan. Pada
abad ke 5 M orang-orang Barbar merusak seluruh jalan ini karena takut mendapat serangan
mendadak dari bangsa Romawi yang mungkin bangkit kembali ataupun dari bangsa lainnya.
Tindakan ini diikuti oleh bangsa-bangsa lain, sehingga angkutan darat pada waktu itu menjadi
merosot kembali, angkutan barang kembali diangkut langsung dengan hewan, sedangkan
gerobak-gerobak hampir hilang.
b. Pada abad ke-19 Daendels (Gubernur Belanda di Indonesia) membuat jalan
sepanjang pulau Jawa dari Merak – Jakarta – Bandung – Cirebon – Purwokerto – Yogyakarta
– Solo – Surabaya sampai Banyuwangi sepanjang kurang lebih 1500 km yang melewati kotakota penting dan pusat kerajaan. Sehingga Belanda bisa menguasai ekonomi dan menjinakkan
kerajaan-kerajaan di Jawa melalui transportasi darat.
c. Bangsa Jerman dalam membuat persiapan untuk Perang Dunia II, membangun
jalan-jalan raya (auto bahn) dari Berlin menuju ke segala penjuru untuk mensukseskan blitz –
kriegnya.
d. Dalam perang kemerdekaan melawan tentara Belanda yang unggul dalam
persenjataan dan teknik militer, bangsa Indonesia mengadakan tindakan yang sangat penting
dalam arti strategi dan militer ekonomi yaitu menghancurkan jalan-jalan darat dan rel kereta
api sebagai sarana transportasi darat. Sehingga meskipun awalnya kita kalah hampir pada
setiap pertempuran, tetapi akhirnya menang dalam peperangan karena kita menang dalam
srategi dan mental.
Mengingat hal-hal tersebut maka transportasi darat tidak hanya mempunyai arti teknik
dan taktik militer saja, tetapi juga mempunyai arti strategi yang sangat penting. Sebagai
kesimpulan maka jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang sosial, ekonomi,
politik, strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga keadaan jalan dan jaringan-jaringan jalan
bisa dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa.
Sebuah pepatah mengatakan: “Bagaimana jalannya demikian pula bangsanya”, dan hanya
bangsa yang ingin maju saja mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan
perhubungan pada umumnya.
C.
Setelah Mengenal Kendaraan
Gambar 1.3 Awal Penggunaan Kendaraan
Bangsa Romawi mulai abad ke-4 SM sampai abad ke-4 M telah membuat jalan dengan
perkerasan ukuran tebal 3- 5 feet (1- 1,7 m) dan lebarnya 35 feet (kurang lebih 12 m).
Perkerasan tersebut dibuat berlapis-lapis seperti gambar di bawah ini:
Gambar 1.4 Susunan Lapis Perkerasan Bangsa Romawi
D.
Pada Akhir Abad 18

Seorang bangsa Inggris bernama Thomas Telford (1757 – 1834)
ahli jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang
prinsipnya seperti jembatan lengkung. Prinsip ini menggunakan desakan-desakan dengan
menggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan. Konstruksi ini kemudian
sangat berkembang dan dikenal dengan sebutan sistem Telford.
Gambar 1.5 Susunan Lapis Perkerasan Sistem Telford

Pada waktu itu pula Scotsman John London Mc. Adam (1756 – 1836)
seorang insinyur konstruksi perkerasan jalan dari Skotlandia,
membuat suatu konstruksi jalan dari agregat batu pecah
(crushed aggregate). Makadam menyadari bahwa untuk
mengoptimalkan kekuatan lapis agregat batu pecah maka
diperlukan penggunaan batu pecah yang terdiri dari berbagai
macam ukuran (mixed size), hal ini dinamakan agregat
bergradasi (graded aggregate).
Beberapa1.6jalan
di London
Inggris yang
dibangun dengan sistim ini dan dilapisi dengan bahan
Gambar
John
Mc. Adam
tar (Indonesianya tir, yaitu semacam aspal cair hasil destilasi arang/arang batu). Tercatat awal
konstruksi model Makadam adalah jalan di Gloucestershire yang dibuat pada tahun 1832 dan
di Nottinghamshire pada tahun 1884. Makadam menyatakan, secara teknis ruang diantara
agregat-agregat yang besar akan diisi oleh agregat-agregat yang lebih kecil yang mana akan
menciptakan suatu kondisi yang disebut saling mengunci (interlocking), akhirnya akan
menjadikan kondisi lapisan menjadi sangat stabil. Perkerasan sistem ini sangat berhasil dan
merupakan prinsip pembuatan jalan secara masinal (dengan mesin).
Selanjutnya sistem ini disebut sistem Macadam. Sampai sekarang kedua sistem tersebut
masih lazim dipergunakan di daerah-daerah di Indonesia dengan menggabungkannya menjadi
sistem Telford-Macadam. Dengan begitu perkerasan jalan untuk bagian bawah menggunakan
sistem Telford kemudian untuk perkerasan atas dengan sistem Macadam.
Gambar 1.7 Susunan Lapis Perkerasan Sistem Macadam
Bersumber dari MODUL AJAR Politeknik Negeri Malang jurusan teknik sipil.
Download