Uploaded by User27243

CONTOH PROGRAM1

advertisement
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN DI UNIT KERJA RADIOLOGI
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
BAB I . PENDAHULUAN
BAB II. LATARBELAKANG
BAB III. TUJUAN
BAB IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Penyusunan Indikator Mutu Unit Kerja
B. Pencatatan & Pelaporan
1. Indikator Mutu Unit Kerja
2. Indikator Mutu Area Klinis
3. Sasaran Keselamatan Pasien
4. Insiden Keselamatan Pasien
5. Insiden lainnya ( kecelakaan kerja )
C. Penilaian Kinerja Staff
BAB V.
Cara melaksanakan Kegiatan (PDSA)
BAB VI. Sasaran
A. Area Klinis
B. Area Manajerial
C. Sasaran Keselamatan Pasien
BAB VII. SKEDUL
BAB VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
BAB IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
BAB X. PEMBIAYAAN
BAB XI. PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat,
maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah.Masyarakat
mulai
menuntut
pelayanan
yang
lebih
baik,
lebih
ramah
dan
lebih
bermutu. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutupelayana
n kesehatan, maka fungsi rumah sakit sebagai pemberi pelayanankesehatan secara
bertahap
terus
ditingkatkan
agar
menjadi
efektiof
dan
efisienserta memberi kepuasan terhadap pasien,keluarga dan masyarakat.Berdasar
kan hal itu, maka peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakitperlu
dilakukan
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan unit kerja
terutama unit radiologi di Rumah Sakit Embung Fatimah Batam tidak hanya disorot
dari aspek klinis saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek
pemberian pelayananannya, karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan
sistematik untuk memantau dan menilai untuk meningkatkan pelayanan asuhan
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989).
BAB II
LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Embung Fatimah adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
yang kompleks, padat pakar dan padat modal terutama di unit kerja Radiologi .
Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai
fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan
maupun jenis disiplin.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, Rumah Sakit
Embung Fatimah harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu
dan keselamatan pasien di semua tingkatan. Pengukuran mutu pelayanan
kesehatan di unit kerja Radiologi sudah diawali dengan penilaian akreditasi rumah
sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses.
Pada kegiatan ini, RS embung Fatimah Unit Kerja radiologi harus melakukan
berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit terutama unit
kerja Farmasi dan Sterilisasi dipicu untuk dapat menilai diri (self assesment) dan
memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai
kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain, yaitu
instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah
pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak dapat diketahui
apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.
Indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah sakit unit kerja
Farmasi dan Sterilisasi serta nyata sesuai standar yang ditetapkan.
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan umum
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di unit kerja Radiologi RS Embung Fatimah
B.
Tujuan khusus
1.
Memastikan bahwa pelayanan Farmasi dan Sterilisasi diberikan sesuai dengan
standar pelayanan Farmasi Rumah Sakit
2.
Menjamin pemberian pelayanan Farmasi sesuai dengan standar pelayanan
Farmasi Rumah Sakit, keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai
dengan kebutuhan pasien
3.
Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan Farmasi dan Sterilisasi dan
keselamatan pasien melalui peningkatan kemampuan pemberian pelayanan
kesehatan
4.
Tersusunnya sistem monitoring pelayanan Farmasi dan Sterilisasi di RS ... melalui
indikator mutu pelayanan Rumah Sakit.
.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO
A
KEGIATAN POKOK
Penyusunan Indikator
Mutu
RINCIAN KEGIATAN
RSUD EF menetapkan indikator mutu unit kerja
adalah sebagai berikut:
1) 11 Area Klinis : Tidak ditetapkan
2). 9 Area Manajemen : Tidak ditetapkan
3). 6 Area Sasaran Keselamatan Pasien mutu
Radiologi yang ditetapkan adalah :
IAK 6:
4). Indikator sesuai dengan Standar Pelayanan
minimal (SPM) Depkes adalah Waktu tunggu hasil
Pemeriksaan Radiologi Thoraks ≤ 3 jam
B
Penilaian Kinerja staff
Penilaian Kompetensi
C
Penilaian Kinerja Unit
Penilaian Key Performance Indikators ( KPI)
Farmasi dan Sterilisasi
D
Pencatatan dan
Pelaporan
1). Indikator Mutu unit kerja
2). Indikator Mutu area klinis
3). Sasaran Keselamatan Pasien
4). Insiden Keselamatan Pasien : Sentinel, KTD,
KNC, KTC, dan KPC
5). Insiden lainnya : ( Kecelakaan Kerja )
6) Penilaian kompetensi
7) Penilaian KPI
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Dalam upaya melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, maka cara yang dilakukan adalah
sebagai berikut : Pelaksanaan Program Mutu dan Keselamatan Pasien adalah mengikuti
siklus Plan, Do, Check, Action
Mencapai dan
Mempertahankan
Peningkatan
Validasi
dan
Analisis
dari
Data Peniliaian
Kepemimpinan
dan Perencanaan
Pemilihan
indikator dan
pengumpulan
data.
Keterangan Langkah-Langkah P-D-S-A
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan (P) → Lihat indikator mutu unit.
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Direktur RS Penetapan sasaran didasarkan
pada data pendukung dan analisis informasi. Sasaran ditetapkan secara kongkret dalam
bentuk angka, harus pula diungkapkan dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada
semua karyawan. Semakin rendah rendah tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh
penyebaran kebijakan dan tujuan, semakin rinci informasi.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan (P)
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus
rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk
menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan digunakan
perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima dan dimengerti
oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Melaksanakan pekerjaan→Do (D) (Hasil Pencapaian)
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah. Oleh
karena itu, keterampilan dan pengalaman karyawan dapat dijadikan modal dasar untuk
mengatasi
masalah
yang
timbul
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
karena
ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan.
d. Langkah
4.
Mempelajari
akibat
pelaksanaan→
Study
(S)
(Misal
dengan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan)
Manajer atau atasan perlu memeriksa dan mempelajari apakah pekerjaan
dilaksanakan dengan baik atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dan mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat
diabaikan. Hal yang harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa
pemeriksaan itu dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan dan
manakah yang bukan penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul dari
pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebab nya. Metode untuk
mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar dapat dipahami oleh
petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan untuk memahami standar
kerja dan program yang ditetapkan.
e. Langkah 5 : Mengambil tindakan yang tepat→Action (A)
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak
terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah
mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam pengendalian
kualitas pelayanan.
BAB VI
SASARAN
Sasaran program Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien unit kerja Radiologi RSUD
Embung Fatimah meliputi :
1.
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam.
2.
Pelaksana ekspertise hasil pemeriksaan radiologi adalah dokter spesialis radiologi.
3.
Kejadian kegagalan pelayanan rontgen atau kerusakan foto ≤ 2%
4.
Kepuasan pelanggan tercapai ≥ 80%
BAB VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
PROGRAM
KEGIATAN POKOK &
RINCIAN KEGIATAN
INDIKATOR
TARGET
PENJAB
WAKTU PELAKSANAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PENINGKATAN MUTU
Program
Peningkatan
Mutu
dan
Keselamatan
Pasien di Unit
Kerja Radiologi
A
B
Penyusunan Indikator
Mutu Unit Kerja
Indikator mutu
Pencatatan
Pelaporan
hasil
pencatatan
dan pelaporan
dan
100%
Staf mutu &
Manajer
Farmasi
Staf mutu &
Manajer
Farmasi
x
100%
x
1). Indikator Mutu unit
kerja
100%
2). Indikator Mutu
area klinis
100%
3). Sasaran
Keselamatan Pasien
100%
4). Insiden
Keselamatan Pasien : ).
Insiden Keselamatan
Pasien : Sentinel, KTD,
KNC, KTC, dan KPC
100%
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
KET
5). Insiden lainnya :
Kecelakaan Kerja ,
C
D
100%
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Penilaian Kinerja Staf
Penilaian kinerja Unit
x
E
E
G
H
Analisis data
hasil analisis
x
100%
Analisa Risk Grading
dan
investigasi
sederhana.
Membuat
rencana
tindak lanjut
Hasil analisis
Rencana
Tindak lanjut
100%
Rekapitulasi bulanan
data
mutu.dan
keselamatan pasien
Hasil rekap
100%
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
100%
x
x
x
x
x
Staf mutu,
Manajer
Farmasi
Staf mutu,
Manajer
Farmasi dan
SDI
Staf mutu &
Manajer
Farmasi
Manajer
Farmasi
Staf mutu &
Manajer
Farmasi
Staf mutu &
Manajer
terkait
Monitoring
dan evaluasi
kegiatan
PMKP
1
Monev berkala
100%
x
2
Koordinasi
SIRS
dengan
x
100%
x
x
x
x
x
x
x
Staf mutu &
Manajer
Farmasi
Staf mutu,
Manajer
Farmasi dan
Manajer SIRS
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan program unit kerja PMKP
secara berkala diantaranya adalah :
1. Laporan Harian :
Laporan harian adalah laporan yang dibuat oleh PJ Mutu Radiologi , dalam bentuk
pencatatan kegiatan yang dilakukan pada buku/catatan monitoring pelaksanaan
program Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien Unit Kerja Radiologi di RSUD EF
Batam tidak perlu dilaporkan
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan adalah laporan yang dibuat oleh Kepala seksi di radiologi , ke
kepala instalasi Penunjangi dalam bentuk tertulis setiap bulannya, dan diserahkan
kepada Direktur RSUD EF Batam, berisi laporan hasil kegiatan dan program unit kerja
Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien
3. Laporan Tahunan
Laporan Triwulan adalah laporan yang dibuat oleh Kepala Instalasi Radiologi dan
dilaporkan ke Direktur RSUD EF, berisi laporan hasil kegiatan dan program unit kerja
Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien
Setiap tiga bulan Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan
evaluasi kegiatan, dengan indikator keberhasilan sesuai dengan indikator dan target masingmasing kegiatan (rencana tindakan). Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat secara tertulis
oleh Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dalam Laporan Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien, yang ditujukan kepada Direktur Utama.
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A.
Pencatatan :
Pencatatan kegiatan dilakukan pada buku/catatan monitoring pelaksanaan program
PMKP di unit Radiologi.
B.
Pelaporan :
Pelaporan merupakan suatu sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang terkait dengan Program Peningkatan Mutu Dan
Keselamatan Pasien Unit Kerja Radiologi RSUD EF Batam.
C.
Evaluasi :
Evaluasi pelaksanaan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien secara
menyeluruh dilakukan setiap triwulan dan dilaporkan kepada Direktur Utama. Evaluasi
dilakukan untuk melihat sasaran dan perencanaan tahun depan. Rancangan sasaran
dan perencanaan program tersebut oleh Direktur RSUD EF.
D.
Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi program unit kerja PMKP
adalah :
1. Laporan langsung ke Komite PMKP / Direktur ( secara teratur dan insidentil ).
2. Rapat kerja Manajer Farmasi dan Sterilisasi.
3. Rapat kerja Bulanan.
4. Rapat kerja Direksi.
5. Rapat komite – komite.
6. Rapat koordinasi.
BAB X
PEMBIAYAAN
Biaya program PMKP unit kerja Radiologi ini menggunakan anggaran pendapatan
dan belanja RSUD EF Batam tahun 2017.
I
PROGRAM
JML
Pencetakan stiker
informasi obat
(akreditasi)
8
TRIWULAN
HARGA
SATUAN
JUMLAH
2,000
Paket
SATUAN
Paket
I
II
III
IV
16,000
4,000
4,000
4,000
4,000
5,000
5,000
1,250
1,250
1,250
1,250
10,000
- Stiker High Alert
- Stiker Kemoterapi
- Stiker LASA Obat
- Stiker LASA
Penyimpanan Obat
Keselamatan
Pasien
- Stiker Informasi
minum obat
- Stiker Elektrolit
Konsentrat
- Stiker Lemari
Penyimpanan High
Alert
Plastik high alert
2
Spill kit Emergency -
10
Buah
1,000
10,000
APD Luar Kemoterapi
30
Set
300
9,000
Lemari penyimpanan
B3 (akreditasi)
1
Buah
5,000
5,000
9,000
5,000
BAB XI
PENUTUP
Alhamdulillah Program PMKP unit kerja Farmasi dan Sterilisasi telah disusun, yang akan
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan program PMKP unit kerja Farmasi dan Sterilisasi
untuk semua staf di Farmasi dan Sterilisasi
12 Jumadil Akhir 1437 H
22 Maret 2016 M
Mengetahui,
Pengelola Program PMKP
Unit Kerja Farmasi dan Sterilisasi
dr.Umi Sjarqiah, Sp. KFR
Direktur Pelayanan & Pendidikan Medik
Siti Aisyah, S.Si, Apt
Manager Farmasi dan Sterilisasi
Download