Uploaded by phisca.ar

Sinyal Dan Sistem Kelompok 3 - Kelas A - 2018

advertisement
TUGAS KELOMPOK
SINYAL DAN SISTEM
POLINOMIAL DAN TRANSFORMASI LAPLACE
KELAS A – 2018
KELOMPOK III :
1. Shinta Devi
2. Ardiansyah Fajrin
3. Masita
4. Algifari A. Pilanto
5. Jenni Ehsan
6. Ikhwan Nugraha
7. Widya Rahayu Dinata
(1800022015)
(1800022017)
(1800022018)
(1800022019)
(1800022020)
(1800022021)
(1903022072)
1. POLYNOMIAL
A. Pendahuluan
Polinomial atau suku banyak adalah pernyataan matematika yang
melibatkan jumlahan perkalian pangkat dalam satu atau lebih variabel dengan
koefisien. Sebuah polinomial dalam satu variabel dengan koefisien konstan
memiliki bentuk seperti berikut:
Pangkat tertinggi pada suatu polinomial menunjukkan orde atau derajat dari
polinomial tersebut.
Dalam suatu suku banyak semua pangkat lebih besar atau sama dengan nol.
Bilangan an dinamakan koefisien suku xn dan a0 dinamakan suku tetap.
B. Grafik Polinominal
• Grafik dari polinomial nol
f(x) = 0 adalah sumbu x. Grafik dari polinomial berderajat nol.
f(x) = a0, dimana a0 ≠ 0, adalah garis horizontal dengan y memotong a0.
• Grafik dari polinomial berderajat satu (atau fungsi linear)
f(x) = a0 + a1x , dengan a1 ≠ 0, adalah berupa garis miring dengan y memotong
di a0 dengan kemiringan sebesar a1.
• Grafik dari polinomial berderajat dua
f(x) = a0 + a1x + a2x2, dengan a2 ≠ 0 adalah berupa parabola.
f(x) = x2 - x - 2 = (x+1)(x-2)
• Grafik dari polinomial berderajat tiga
f(x) = a0 + a1x + a2x2, + a3x3, dengan a3 ≠ 0 adalah berupa kurva pangkat 3.
f(x) = x3/4 + 3x2/4 - 3x/2 - 2 = 1/4 (x+4)(x+1)(x-2)
• Grafik dari polinomial berderajat dua atau lebih
f(x) = a0 + a1x + a2x2 + ... + anxn , dengan an ≠ 0 and n ≥ 2 adalah berupa kurva nonlinear.
f(x) = 1/14 (x+4)(x+1)(x-1)(x-3) + 0.5
C. Bentuk Umum Polinomial
Keterangan:
• F (x) : suku banyak
• P (x) : pembagi
• H (x) : hasil bagi
• S (x) : sisa
2. Transformasi Laplace
A. Pendahuluan
Transformasi Laplace merupakan klas dari transformasi integral yang
dimanfaatkan untuk :
- Merubah bentuk persamaan diferensial biasa menjadi bentuk persamaan aljabar.
- Merubah persamaan diferensial parsial menjadi persamaan diferensial biasa.
Transformasi Laplace sering dianggap sebagai suatu transformasi dari 2 cara
pandang yakni:
- domain-waktu, di mana masukan dan keluaran dimengerti sebagai fungsi dari waktu.
- domain-frekuensi, di mana masukan dan keluaran yang sama dipandang sebagai
fungsi dari frekuensi angular kompleks, atau radian per satuan waktu.
Transformasi ini tidak hanya menyediakan cara mendasar lain untuk mengerti
kelakukan suatu sistem, tetapi juga secara drastis mengurangi kerumitan perhitungan
matematika yang dibutuhkan dalam menganalisis suatu sistem.
Transformasi Laplace memiliki peran penting dalam aplikasi-aplikasi di
bidang fisika, optik, rekayasa listrik, rekayasa kendali, pemrosesan sinyal, dan teori
kemungkinan.
Nama transformasi ini diberikan untuk menghormati seorang ahli matematika dan
astronomi, Pierre Simon Laplace, yang menggunakan teknik transformasi ini pada hasil
karyanya dalam teori kemungkinan. Sebenarnya teknik ini ditemukan sebelumnya
oleh Leonhard Euler, seorang ahli matematika prolific Swiss abad kedelapan belas.
B. Bentuk Fungsi Transformasi Laplace
Transformasi Laplace dari suatu fungsi f(t), yang terdefinisi untuk semua
nilai t riil dengan t ≥ 0, adalah fungsi F(s), yang didefinisikan sebagai:
Limit bawah
adalah kependekan dari
dan memastikan inklusi dari
keseluruhan fungsi delta Dirac
pada 0 jika terdapat suatu impuls dalam f(t) pada 0.
Secara umum parameter s bernilai kompleks yaitu:
Jenis transformasi integral ini memiliki sejumlah sifat yang membuatnya amat
berguna bagi analisis sistem dinamik linier. Keunggulan utama dari cara ini adalah
mengubah proses diferensiasi menjadi perkalian dan integrasi menjadi pembagian,
dengan adanya s (hal ini mirip dengan fungsi logaritma yang mengubah operasi
perkalian dan pembagian menjadi penjumlahan dan pengurangan).
Perubahan persamaan integral dan diferensial menjadi bentuk polinomial
menyederhanakan proses penyelesaian.
SELESAI
TERIMA KASIH 
Download