MAKALAH DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL Disusun Oleh: Yusuf Kurniawan ( Ketua) Yunita (Sekretaris) Mita Sari (Bendahara) Ropi Alianda (Anggota) Risty Oktavia (Anggota) Hardidi (Anggota) SMAN 1 AIR NANINGAN KECAMATAN AIR NANINGAN KAB TANGGAMUS TAHUN AJARAN 2019/2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, merupakansuatu konsesus mutlak dan tertanaman dalam benak setiap insan manusia. -Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan kerjasama satudengan yang lain untuk mempermudah mencapai tujuan. Kumpulan manusia yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama,kegiatan bersama, norma yang disepakati bersama secara umum disebut dengan kelompok. Kelompok ini beragam jenis dan pembagian klasifikasikasinya, ada yang berdasarkan fungsinya, bentuknya, ikatanya dan lain - lain. Kuncinya menurut Cartwright dan Zander bahwasanya masingmasing manusiadi dalam kelompok itu saling bergantung satu dengan yang lain serta saling mempengaruhi dan berinteraksi. Kelompok adalah sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan ini menjadi begitu penting dalam membangun kelompok 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.Apa pengertian dari kelompok ? 2. Apa fungsi dari kelompok ? 3. Bagaimana sifat-sifat dari kelompok ? 4. Bagaimana cara untuk mengidentifikasikan kelompok ? 5. Bagaimana pertumbuhan kelompok ? 6. Apa saja proses dinamika kelompok ? 7. Apa saja struktur kelompok ? 8. Apa saja peran dan fungsi kelompok 9. Bagaimana aplikasi dinamika kelompok dalam keperawatan 2 1.3 TUJUAN 1.Untuk mengetahui pengertian kelompok 2.Untuk mengetahui fungsi dari kelompok 3.Untuk mengetahui sifat-sifat dari kelompok 4.Untuk mengidentifikasikan kelompok 5.Untuk mengetahui pertumbuhan kelompok 6.Untuk mengetahui proses dinamika kelompok 7.Untuk mengetahui struktur kelompok 8.Untuk mengetahui peran dan fungsi kelompok 9.Untuk mengetahui aplikasi dinamika kelompok dalam keperawatan 1.4 MANFAAT Agar pembaca dapat memahami tentang dinamika kelompok dan pengaplikasiannya dalam keperawatan . 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1.PENGERTIAN KELOMPOK Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan social yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan yang sama. SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK Dinamika kelompok atau group dynamic, muncul di Jerman pada menjelang tahun 1940-an, diilhami oleh teori kekuatan medan yang terjadi di dalam sebuah kelompok, akibat dari proses interaksi antar anggota kelompok. Teori ini dikembangkan oleh ahli-ahli psikologi Jerman penganut aliran gestalt psycology. Salah seorang tokohnya adalah Kurt Lewin yang terkenal dengan Force-Field Theory Zaman Yunani Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Zaman liberalisme Pengaruh cara berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa Pada masa ini Moritz Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya Zaman gerakan massa Adanya bentuk pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk pemerintahan yang diinginkan. Zaman psikologi sosial 4 Penyelidikan terhadap massa memberikan motivasi kepada ahli untuk mengadakan penyelidikan lebih mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Zaman dinamika kelompok Erich Fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu lain, hingga timbul solidaritas dalam kehidupannya. .PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubahubah 2.2. FUNGSI DINAMIKA KELOMPOK Melalui dinamika kelompok individu akan lebih memudahkan segala pekerjaan. Dengan dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesian. 2.3 SIFAT KELOMPOK Suatu kelompok biasanya memperlihatkan sifat-sifat berikut : Sebuah kelompok di lihat sebagai suatu kesatuan. Ada kesamaan (almamater,suku,ras,agama,nasib,teman sekerja,kesamaan,tujuan) Masa bodoh terhadap yang lain / tidak mau membantu. Tidak bergabung / menarik diri. 5 Tendensi menjatuhkan kawan sendiri. Mencurigai teman/berburuk sangka/ bersikap waspada/berjaga-jaga. 2.4.CARA MENGIDENTIFIKASI KELOMPOK Berdasarkan persepsi Berdasarkan motivasi Berdasarkan Tujuan Berdasarkan organisasi Berdasarkan interdependensi Berdasarkan interaksi 2.5 PERTUMBUHAN KELOMPOK 1) Tahap Pembentukan Rasa Kekelompokan Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok melakukan berbagai penjajagan terhadap anggota lainnya mengenai hubungan antar pribadi yang dikehendaki kelompok, sekaligus mencoba berperilaku tertentu untuk mendapatkan reaksi dari anggota lainnya. Bersamaan dengan tampilnya perilaku individu yang berbeda-beda tersebut, secara perlahan-lahan, anggota kelompok mulai menciptakan pola hubungan antar sesama mereka Pada tahap pertama inilah secara berangsur-angsur mulai diletakkan pola dasar perilaku kelompok, baik yang berkaitan dengan tugas-tugas kelompok, atau yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi anggotanya, bangkan mungkin dengan kelompok-kelompok pesaing dalam berusaha. 2) Tahap Pancaroba Upaya memperjelas tujuan kelompok mulai tampak, partisipasi anggota meningkat. Sadar atau tidak sadar, pada tahap ini anggota kelompok mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan masingmasing anggota kelompok melalui proses interaksi yang intensif, ditandai dengan mulai terjadinya konflik satu sama lain, karena setiap anggota mulai semakin menonjolkan aku-nya 6 masing-masing. Salah satu ciri penting dari fase ini adalah dengan berbagai cara apapun anggotanya akan saling mempengaruhi di antara satu sama lain. 3) Tahap Pembentukan Norma Dalam fase ketiga ini, meskipun konflik masih terjadi terus, namun anggota kelompok mulai melihat karakteristik kepribadian masing-masing secara lebih mendalam, sehingga lebih memahami mengapa terjadi perbedaan dan konflik, bagaimana berkomunikasi dengan orangorang tertentu, bagaimana cara membantu orang lain dan bagaimana cara memperlakukan orang lain dalam kelompok. Dengan adanya pemahaman demikian, ikatan (cohesi) dan rasa percaya (trust) serta kepuasan hubungan dan konsensus diantara anggota kelompok dalam pengambilan keputusan meningkat, anggota mulai merasakan perlunya kesatuan pendapat mengenai perilaku yang boleh dan yang tidak boleh ditampilkan dalam pergaulan kelompok atau norma kelompok, agar kelompok bisa bekerja secara efektif dan efesien dalam memecahkan masalah yang dihadapi bersama.Kondisi akhir dari tahap pembentukan norma ini adalah terciptanya suasana penuh keharmonisan dalam kelompok, sehingga hubungan antar pribadi yang semula penuh dengan keragu-raguan dan konflik satu sama lain akibat ketertutupan diri, telah berubah menjadi sarana untuk pemecahan masalah dan penyelesaian pekerjaan kelompok. Selain itu sudah jelas pula peran apa yang harus dimainkan oleh setiap anggota dalam penyelesaian pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan yang bisa ia berikan kepada kelompok. 4) Tahap Berprestasi Kelompok sudah dibekali dengan suasana hubungan kerja yang harmonis antara anggota yang satu dengan yang lainnya, norma kelompok telah disepakati, tujuan dan tugas kelompok serta peran masing-masing anggota telah jelas, ada keterbukaan dalam komunikasi dan keluwesan dalam berinteraksi satu sama lain, perbedaan pendapat ditolerir, inovasi berkembang. 2.6.PROSES DINAMIKA KELOMPOK 1. Tahap 1 – Forming Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih cenderung untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa 7 saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan mendekatkan diri satu sama lain. Contoh: dalam suatu acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara mahasiswa satu dengan yang lain, ketika dibagi kedalam suatu kelompokkelompok kecil, setiap mahasiswa melakukan suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas teman sekelompok. 2. Tahap 2 – Storming Pada tahap ini kelompok sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Anggota kelompok saling terbuka dan mengeluarkan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik. Contoh : Kelompok kecil mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada suatu permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan tersebut, beberapa anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang bervariasi memungkinkan terjadinya konflik. 3. Tahap 3 – Norming Pada tahap ini sudah terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok mulai menemukan kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelompok. Contoh: kelompok mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang mereka pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti menentukan siapa yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja menyelesaikan tugas permainan. 4. Tahap 4 – Performing Pada tahap ini, kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan lancar dan efektif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Contoh: Kelompok mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota memulai mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati. 5. Tahap 5 – Adjourning Ini adalah tahap terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan berakhir dan kelompok membubarkan diri. 8 Contoh: kelompok mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir. Sehingga mereka membubarkan kelompok mereka. 2.7.STRUKTUR KELOMPOK Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya tujuan.Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu: a)Struktur Komunikasi Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh angota, komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak. b)Struktur Tugas atau Pengambilan Keputusan Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masingmasing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat. c)Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok d)Sarana Terjadinya Interaksi Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota. 2.8 PERAN & FUNGSI ANGGOTA KELOMPOK Dalam suatu kelompok masing-masing anggota tentu tidak melakukan hal yang sama dalam mencapai tujuan. Setiap anggota memiliki tugas dan fungsi yang berbeda sesuai dengan harapan. Dengan kata lain, anggota kelompok yang berbeda tentu akan memainkan peran yang berbeda. 1.Role differentiation Terkadang masyarakat sengaja menciptakan perannya. Hal ini ditunjukkan dalam kelompok untuk memperjelas eksistensi mereka. Tidak hanya formal group structure yang dibentuk, namun kelompok juga akan kemungkinan membentuk informal group structure. Hal ini mengidentifikasikan peran dari masing-masing anggota kelompok yang bervariasi. Forsyth (1983) menyatakan bahwa role differentiation adalah perbedaan peran dalam suatu kelompok, misal menjadi pemimpin, pengikut, atau pengeluh. Dalam suatu kelompok tentulah 9 tidak akan memiliki peran yang sama pada anggotanya. Ada yang berperan sebagai pemimpin sehingga dituntut untuk optimis. Meskipun bukan menjadi jaminan bahwa dengan status tertentu, setiap anggota di asosiakan dengan sifat terrtentu. 2.Type of roles Benne dan Sheats (dalam Forsyth, 1983) membagi peran atas: Task role: anggota kelompok yang melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu pada kelompok tersebut. Misalnya sebagai coordinator, elaborator, energizer, evaluatorcritic, information giver, information seeker, dan opinion seeker. Sociemotional role: Posisi anggota dalam kelompok untuk mendukung perilaku interpersonal secara akomodatif. Misalnya compromiser, encourager, follower, dan harmonizer. Individual role : peran individu yang tidak berkontribusi dengan besar, namun tetap dibutuhkan perannya sebagai penopang kebutuhan kelompok. Misalnya aggressor, block, dominator, dan help seeker. Terdapat perbedaan dengan ketiganya karena setiap anggota akan tidak mudah untuk mencapai task role dan sociemotional role secara bersamaan. Masing-masing telah memiliki spesifikasinya sendiri. Spesifikasi tugas cenderung untuk mendapatkan pertanyaan lagi, menampilkan ketegangan, antagonisme, dan perselisihan. Sedangkan spesifikasi sosioemosional menerima demostrasi dari solidaritas, pengurangan ketegangan, dan solusi dari masalah. Namun bukan berarti anggota kelompok tidak mampu menjalankan sekaligus. Bahkan ketika anggota kelompok melakukan keduanya, maka peran mereka akan menjadi lebih efektif. 3.Role stress Peran ini tidaklah semudah yang dibayangkan. Kadang terdapat benturan sehingga menimbulkan konflik dengan anggota kelompok yang lain. Ketika hal ini terjadi peran mereka menjadi kompleks. Role ambiguity : ekspektasi yang tidak jelas tentang perilaku yang akan dilakukan oleh individu yang menempati posisi dalam kelompok. Sehingga ketika hal ini dirasakan oleh seseorang, maka dia akan kebingungan harus berperan seperti apa dalam kelompok tersebut. Role conflict : Konflik yang terjadi secara intragroup dan intraindividual yang merupakan hasil dari ketidakcocokan peran. Misalnya ketika seseorang mengalami pergolakan dengan perannya sendiri akibat dari peran oranglain yang tidak sesuai sehingga 10 mengacaukan perannya sendiri. Hal inilah yang dinamakan intrarole conflict. Namun apabila ketidakcocokan antara dua peran sekaligus hal ini dinamakan interrole conflict. Role conflict group performance: konflik dari peran yang terjadi pada anggota cenderung mengakibatkan konflik pada performa kelompok. Apabila hal ini terjadi maka keberlangsungan kelompok secara tidak langsung akan terancam. 2.9 APLIKASI DINAMIKA KELOMPOK Dinamika kelompok peting dalam ilmu keperawatan karena: Dapat mempelajari cara-cara mengambil keputusan, pencapaian konsensus di dalam kelompok dan mengetahui bagaimana mengatasi perselisihan pendapat. Dapat melihat adanya persepsi yang berbeda diantara anggota kelompok yang akhirnya persepsi tersebut dapat diterima sebagai norma kelompok. Pengalaman dalam menciptakan kerja kelompok dapat dijadikan dasar kerjasama antar unit. Mempermudaah dalam pengambilan keputusan. Mempermudah dalam mencapai tujuan. 11 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.Interaksi sosial dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat Manusia dan menimbulkan suatu proses interaksi sosial manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam yaitu contoh masalah sosial dalam masyarakat. 3.2 SARAN 1.Dapat menerima suatunya perubahan di dalam kehidupan bermasyarakat,karena dengan mengikuti perubahan tersebut kita dapat memiliki rasa kebersamaan dan kekompakan di dalam kehidupan social. 2.Saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain,menghargai dan membuat ikatan yang erat untuk persatuan dan kekompakan dalam kehidupan bersama dalam interaksi social. 12