BAB VI - Repository Universitas Katolik Widya Mandira

advertisement
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
masalah
dan
pertanyaan
penelitian
yang
telah
dirumuskan pada bab I dan hasil analisis data, serta interpretasinya pada bab
V, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Selain sebagai sebuah bentuk pesan penjualan iklan baliho rokok L. A.
Lights versi OSPEK dan Koran, juga mengandung arti tertentu. Arti
atau makna tersebut berupa makna denotasi dan konotasi.
2. Makna denotasi yang terkandung dalam iklan baliho rokok L. A. Lights
versi OSPEK adalah iklan baliho rokok L. A. Lights versi OSPEK
mengangkat satu realitas sosial yang ada di tengah masyarakat
Indonesia yakni tradisi orientasi studi dan pengenalan kampus atau
yang biasanya disingkat dengan OSPEK. Dalam iklan ditampilkan
“atribut-atribut” pendukung ciri khas kegiatan OSPEK pada umumnya.
Makna konotasi yang ada dalam iklan menyiratkan pentingnya
perjuangan sebelum menikmati hasil yang diinginkan. Dalam realitas
agar berhasil menempuh pendidikan di perguruan tinggi, dibutuhkan
banyak
usaha
dan
pengorbanan,
sehingga
kalimat
di
atas
merepresentasikan fakta yang ada. Selain itu dalam iklan digambarkan
87
bahwa
pada
OSPEK
ada
gejala
tindakan
perpeloncoan
dan
pengojlokan. Gejala itu ditampilkan lewat tanda verbal “BERSAKiTSAKiT DAHULU enjoy aja KEMUDiAN”, serta gambar petai, cabe, dan
bawang putih yang dapat diartikan sebagai salah satu bentuk siksaan
bagi para mahasiswa baru. Sehingga L. A. Lights yang sebagian besar
target pasarnya adalah orang muda termasuk pula di dalamnya para
pelajar dan mahasiswa, ingin mengkomunikasikan sebuah pesan
untuk menyadari adanya hambatan dan tantangan dalam perjuangan
yang harus dihadapi sebelum suatu hasil dapat tercapai.
3. Dari rangkaian tanda-tanda verbal maupun visual yang terdapat dalam
iklan baliho rokok L. A. Lights versi Koran makna denotasi yang
terkandung di dalamnya adalah bahwa iklan tersebut mengangkat
sebuah fakta yang ada di masyarakat mengenai cara pengumuman
kelulusan bermedia surat kabar atau koran. Selain makna denotasi
tersebut, makna konotasi yang ada dalam iklan adalah bahwa sejalan
dengan semakin terbukanya sistem pengumuman kelulusan siswa,
akhir-akhir ini juga terjadi penurunan tingkat kelulusan tersebut.
Melihat fenomena ini L. A. Lights ingin mengkomunikasikan pesan
lewat iklan baliho versi Koran. Bagi target pasarnya yang sebagian
besar adalah orang muda khususnya mereka yang tengah berjuang di
bangku pendidikan, diharapkan untuk tetap memiliki semangat, dan
tidak kenal menyerah ketika menghadapi kegagalan seperti tidak lulus
88
atau tidak berhasil dalam ujian. Selain itu kalimat “kegagalan = enjoy
yang tertunda” yang dikomunikasikan oleh L. A. Lights memberikan
nilai untuk selalu berpikir, melihat dan menyikapi segala sesuatu dari
sisi baiknya atau secara positif.
4. Kedua iklan ini mengangkat tema yang bersentuhan dengan dunia
pendidikan dalam versi yang berbeda yakni versi OSPEK dan Koran.
6.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai
berikut :
1.
Dari sisi akademis, iklan merupakan salah satu bidang kajian semiotik
yang sangat menarik sekaligus kompleks. Iklan disebut menarik
karena selain sebagai pesan penjualan juga mengandung makna yang
beragam sesuai dengan masalah, fokus kajian, dan model semiotik
yang digunakan untuk menafsir makna iklan tersebut. Sama halnya
dengan iklan baliho rokok L. A. Lights versi OSPEK dan Koran, masih
menarik sebagai sebuah bahan kajian lanjutan untuk menemukan
makna-makna lain yang terdapat di balik kedua versi iklan tersebut.
Dengan demikian bidang kajian semiotik iklan akan semakin
berkembang karena diperkaya oleh hasil-hasil penelitiannya.
89
2.
Dari sisi praktis, pesan yang ingin dikomunikasikan oleh L. A. Lights
melalui iklan-iklan baliho pada dasarnya sangat bernilai bagi siapa
saja terutama bagi kaum muda. Iklan L. A. Lights tidak hanya
merupakan sebuah bentuk pesan penjualan tetapi juga mengandung
makna tertentu. Hal ini nampak dalam pengemasan pesan iklan baliho
rokok L. A. Lights versi OSPEK dan Koran yang tersusun atas tandatanda verbal dan visual dalam tampilan iklannya. Tanda-tanda yang
menyusun iklan baliho tersebut cukup sulit untuk dipahami bila dilihat
sekilas. Sebuah iklan baliho seharusnya bersifat komunikatif sehingga
penerima pesan tidak perlu berpikir terlalu lama untuk mencerna
makna dari pesan yang disampaikan. Dengan kata lain, hanya dengan
sekali lihat para penerima pesan mampu memahami makna iklan
tersebut, mengingat baliho ditempatkan di jalan-jalan utama dengan
arus lalu lintas yang padat. Oleh karena itu iklan-iklan baliho rokok
L. A. Lights yang akan datang hendaknya dibuat dalam tampilan yang
lebih kreatif, dan sederhana. Dalam arti dapat dengan mudah dan
cepat dimengerti oleh mereka yang menyaksikannya (penerima pesan)
sehingga tidak terlalu menyita banyak perhatian dan waktu. Hal
tersebut berguna untuk mendukung terlaksananya salah satu fungsi
iklan sebagai alat dalam meningkatkan kegiatan pemasaran.
90
DAFTAR PUSTAKA
Berger, Arthus Asa. 2000. Teknik Analisis Media
(terjemahan). Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
Edisi
Kedua,
Christomy, T & Yuwono, Untung. 2001. Semiotika Budaya. Jakarta: PPKB
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa,
Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-berita
Politik. Jakarta: Granit.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jeffkins, Frank. 1997. Periklanan, Alih Bahasa: Haris Munandar. Jakarta:
Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2006.
Kencana.
Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Noviani, Ratna. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan. Antara Realitas,
Representasi, dan Simulasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prasetyo, Eko & Bajraghosa, Terra. 2007. Perusahaan Rokok Untung
Besar Jangan Tanya Mengapa ?. Yogyakarta: Resist Book.
Simatupang, Taufik. 2004. Aspek Hukum Periklanan dalam Perspektif
Perlindungan Konsumen. Bandung: PT. Candra Aditya Bakti.
Sunardi, ST. 2002. Semiotika Negativa. Yogyakarta: Kanal.
91
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher (Kelompok Penerbit Pinus).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Setyaningsih, F.D. 2005. Modul Mata Kuliah Periklanan. Kupang: Jurusan
Ilmu Komunikasi, FISIP-Universitas Widya Mandira.
Internet :
http://id.wikipedia.org
http://adipt.blogspot.com./
http://hanunk.cjb.net
Machfud, Inu. dalam http://www.rsi.sg/indonesian.ruangbisnis.view/
www.google.com
92
Download