iklan - Binus Repository

advertisement
Matakuliah
Tahun
: U0133 / Pengantar Periklanan
: 2007
Good Ad vs Bad Ad
Pertemuan 6
1
good ad vs bad ad
kategori good ad & bad ad.
ada pandangan berbeda-beda
mengenai mana kategori iklan yang baik dan
mana termasuk kategori iklan yang buruk.
perdebatan menjadi tiada habisnya karena
standar cara orang menilai sebuah iklan
berbeda-beda satu sama lainnya.
sebenarnya bagaimanakah standar penilaian
iklan yang baik dan iklan yang buruk?
berikut ini, salah satu praktisi periklanan kita
yang juga merupakan seorang copywriter terkemuka,
yaitu bapak Budiman Hakim, mencoba memberi
panduan mengenai iklan yang baik dan iklan buruk
dengan rumusan dasar SUPER ‘A’
2
good ad vs bad ad
SUPER ‘A’ (Budiman Hakim).
SUPER ‘A’ adalah rumusan dasar
untuk menilai sebuah iklan.
setiap hurufnya mengandung makna yang
harus dimiliki oleh sebuah iklan yang bagus.
sebuah formulasi yang terilhami
dari materi presentasi
Djokolelono (Creative Director Grey Advertising)
pada acara Creative Circle Workshop, 2002.
bagaimana sebuah iklan dimasukkan
ke dalam kategori brilliant,
semuanya akan dikupas huruf demi huruf
berikut maknanya yang terkandung
dalam SUPER ‘A’.
3
good ad vs bad ad
(S) simple.
sebuah iklan haruslah simple.
kata simple sering diartikan orang
sebagai sesuatu yang sederhana,
sebagai sesuatu yang dapat
dimengerti dengan sekali lihat.
pengertian seperti itu
mungkin tepat untuk peluncuran sebuah brand baru.
untuk brand yang sudah mapan? belum tentu!
dalam konteks ini, pengertian simple
akan lebih tepat diartikan dengan
tidak banyak elemen dan komunikatif.
4
good ad vs bad ad
komunikatif berarti mempunyai kekuatan
untuk mengajak konsumennya berkomunikasi,
sehingga konsumen dapat menemukan
makna lain di balik makna yang terdapat di permukaannya.
dari sini dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian simple dapat berubah
sesuai dengan status brand yang akan diiklankan.
sebuah iklan yang baik,
tampilan dan output-nya memang harus simple,
tapi pemikirannya sama sekali tidak simple.
5
good ad vs bad ad
(U) unexpected.
dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dikelilingi
dan diserang oleh iklan dari berbagai penjuru.
dari ribuan iklan yang bertebaran itu,
hanya beberapa saja yang bisa kita ingat.
karena itulah, iklan yang smart akan menjadi outstanding.
kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri
dalam otak, dikarenakan idenya yang unik.
ide yang unik akan membuat sebuah iklan menjadi unpredictable.
orisinalitas sebuah ide akan menjadikan
iklan yang kita buat menjadi berbeda dengan
ribuan iklan yang muncul di saat yang bersamaan.
ide yang tidak disangka-sangka akan jauh lebih diingat
oleh konsumennya. Lebih dihargai dan akhirnya akan
menjadi top of mind – paling tidak dalam segment-nya.
6
good ad vs bad ad
(P) persuasive.
persuasive sering juga disebut dengan daya bujuk.
daya bujuk mempunyai daya pengaruh
untuk menyihir orang untuk melakukan sesuatu.
iklan dengan daya bujuk kuat hampir pasti akan menggerakkan
konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand kita
dan tertarik untuk mencobanya.
dasar pemikiran dalam pembuatan sebuah iklan,
haruslah selalu dikonsentrasikan pada brand sebagai hero.
jangan terjebak dengan untuk menjadi kreatif dengan
membuat hal yang unik tetapi tidak relevan dengan brand-nya.
sangat sering orang teringat pada sebuah iklan
namun mereka tidak dapat mengingat brand yang diiklankan.
bagaimana orang mau terbujuk untuk membeli,
bila brand-nya saja mereka tidak ingat sama sekali.
7
good ad vs bad ad
(E) entertaining.
dari banyaknya iklan yang ada,
berapakah yang bisa menghibur kita? Tidak banyak!
mungkin hanya ada beberapa yang terlintas di benak kita.
selebihnya hanya iklan-iklan standar yang akan
terlewat begitu saja dari penglihatan dan ingatan.
karena itu, entertaining tidak hanya berarti lucu!
dalam skala yang lebih luas, entertaining berarti
mampu mempermainkan emosi konsumennya.
bisa membuat penonton
tertawa, menyanyi, menari, menangis, terharu,
pokoknya apapun dapat dilakukan semalam permainan emosi itu
juga mengangkat simpati terhadap brand yang diiklankan.
8
good ad vs bad ad
(A) ‘acceptable’.
poin ‘acceptable’ sengaja diletakkan di antara
tanda kutip tunggal, karena poin ini lebih ditujukan pada
penerimaan masyarakat pada iklan yang kita buat.
ada banyak sekali iklan yang mengundang
reaksi masyarakat karena dianggap melampaui
nilai-nilai ketimuran yang kita anut.
masalahnya, masyarakat Indonesia sangat beragam
budayanya, agamanya, bahasanya, gaya hidupnya
dan akhirnya tentu saja tata nilainya.
akibatnya buku tata krama periklanan yang dikeluarkan
oleh P3I pun sulit sekali dijadikan pegangan baku.
ada banyak grey area di sana.
maka semuanya berpulang pada hati nurani masing-masing.
karya yang fenomenal, sales-nya meningkat luar biasa dan
diterima di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
9
good ad vs bad ad
SERIOUS (Fadjar Rusli).
sedangkan menurut bapak Fadjar Rusli, iklan harus memenuhi unsur-unsur SERIOUS, yaitu:
• (S) simple
iklan harus simple, sarat makna tetapi tidak bertele-tele
• (E) entertaining
iklan harus sarat dengan emosi dan menghibur, sehingga tidak membosankan
• (R) relevant
iklan tetap harus bersifat relevan, harus tetap berkaitan dengan brand yang diiklankan.
• (I) idea
iklan kreatif bukan sekedar omong kosong, tetapi ada ide yang bertujuan menyampaikan pesan
• (O) original
yang tidak kalah penting, iklan harus orisinal, ide hasil kreatifitas sendiri, bukan contekan
• (U) unexpected
iklan menarik adalah iklan yang tidak terduga, mengejutkan dan berkesan
• (S) selling
terakhir, iklan yang baik adalah iklan yang kreatif namun tetap berhasil menjual
10
good ad vs bad ad
contoh good ad/award winner
11
good ad vs bad ad
Levi’s Classic 501*
|
BBH Singapore
contoh penerapan simple.
12
good ad vs bad ad
Levi’s Classic 501*
|
BBH Singapore
contoh penerapan simple.
13
good ad vs bad ad
Veja Magazine
|
AlmapBBDO, San Paulo
contoh penerapan unexpected.
14
good ad vs bad ad
iklan Dulcolax
|
contoh penerapan relevant.
15
good ad vs bad ad
source |
‘Lanturan Tapi Relevan’ oleh Budiman Hakim
fin.
16
Download