PDF (Bab I)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa bayi dan balita adalah masa terjadinya tumbuh kembang
semua alat tubuh serta akan menentukan sampai sejauh mana kualitas
generasi dimasa yang akan datang (Sariningsih, 2012).
Orang tua
berperan penting dalam menjaga kesehatan anak secara umum sejak usia
bayi hingga remaja. Firman Allah SWT dalam surat At-tin ayat ke 4 yang
berbunyi:
‫حسَنِ تَقْوِيم‬
ْ َ‫خلَقْنَا الْإِ ْنسَانَ فِي أ‬
َ ْ‫لَقَد‬
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya (QS. At-tin : 04) (Nurikhhsan, 2008). Kesehatan gigi
dan mulut memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan seorang
anak, sebab gigi geligi memiliki pengaruh penting dalam perilaku anak
sehari-hari contohnya, saat anak mengekspresikan diri, berbicara,
bernyanyi dan tersenyum (Suryawati, 2010).
Karies, cedera akibat trauma dan kebiasaan buruk masih sangat
umum
ditemukan
pada
anak-anak.
Perawatan
kerusakan
yang
ditimbulkannya masih merupakan bagian utama dari praktik Kedokteran
Gigi (Budiyanti, 2006). Kebiasaan merupakan suatu pola perilaku yang
diulangi dan pada umumnya merupakan suatu tahap perkembangan yang
1
normal. Kebiasaan yang terjadi di dalam rongga mulut (Oral Habits)
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Oral Habits fisiologis dan non
fisiologis. Oral Habits fisiologis adalah kebiasaan normal manusia seperti
bernafas lewat hidung, mengunyah, berbicara, dan menelan. Oral Habits
non fisiologis adalah kebiasaan abnormal manusia yang menimbulkan
tekanan dan kecenderungan yang menetap dan diulang secara terusmenerus sehingga mmemberi pengaruh yang buruk terhadap pertumbuhan
kraniofasial dan biasanya disebut Bad Habits. Contohnya adalah
menghisap jempol (Thumb sucking), menghisap dot (Pacifier sucking),
pemberian susu botol (Bottle feeding), menjulurkan lidah (Tongue placing
pressure on teeth), menggigit kuku (Nail Biting), bernafas lewat mulut
(Mouth breathing) bruksisme (Bruxism) dan menggigit bibir (lip Sucking)
(Motta, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi keparahan yang timbul
dari Bad Habits tersebut adalah frekuensi (seberapa sering aksi kebiasaan
buruk terulang perhari), durasi (sudah berapa lama tindakan yang telah
dilakukan) dan intensitas (seberapa besar tekanan yang anak lakukan)
(Rahardjo, 2011).
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Varas (2012) di Spanyol
mengutarakan bahwa 90,7% anak usia prasekolah memiliki Bad Habits
yang sangat tinggi, lalu penelitian yang dilakukan oleh Rajchanovska
(2012) di Makedonia menjelaskan bahwa 35,59% anak pada usia
prasekolah memiliki Bad Habits dan penelitian yang dilakukan oleh Chour
2
(2014) di India menunjukkan bahwa 47,2% anak pada usia prasekolah
memiliki Bad Habits. Prevalensi yang begitu tinggi sesungguhnya
dibutuhkan perhatian yang serius untuk mencegah terjadinya Bad Habits
pada anak agar dapat dihentikan sebelum erupsi gigi-gigi permanen.
McDonald (2011) mengutarakan bahwa angka kejadian malokulosi yang
disebabkan oleh Bad Habits meningkat secara signifikan dari 21,5%
hingga 41,9% pada anak usia 3-12 tahun.
Timbulnya suatu penyakit dan Bad Habits pada seorang anak dapat
menimbulkan suatu gangguan pematangan fisik, psikososialnya dan
gangguan produktifitasnya. Jika pematangan itu terganggu, maka dapat
terlihat jelas gejala yang ditimbulkannya secara fisik, psikologis dan sosial
dalam bentuk penurunan kualitas hidup mereka. Hal tersebut merupakan
masalah penting yang harus diperhatikan dan dikelola segera mungkin
(Marina, 2013). Pada umumnya penilaian kualitas hidup difokuskan
kepada populasi orang dewasa, akan tetapi dalam penelitian ini anak
prasekolah dimasukkan sebagai subjek penelitian karena masa ini sangat
penting untuk persiapan menyongsong masa depan dan tindakan
pencegahan perlu dilakukan sejak dini untuk mencapai kualitas hidup anak
yang baik dan optimal (Jabarifar, 2010).
Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)
menjelaskan konsep sehat bukan hanya dengan tidak adanya suatu
penyakit dan kecacatan, melainkan mencakup keadaan sehat baik fisik,
mental dan sosial (Marina, 2013). Akhir-akhir ini banyak penelitian yang
3
hanya mengarah kepada akibat fisik yang ditinggalkan oleh suatu
penyakit, mengukur prevalensi dan keparahan suatu penyakit, sehingga
konsep sehat WHO tidak terukur dengan baik (Situmorang, 2008). Penulis
berkesimpulan bahwa telaah tentang pengaruh kesehatan gigi dan mulut
terhadap kualitas hidup masih sedikit dilakukan, sedangkan data prevalensi
dan keparahan Bad Habits yang bersifat klinis sudah banyak dilakukan,
namun belum dapat menggambarkan pengaruh yang jelas antara Bad
Habits dengan kualitas hidup.
Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)
menjelaskan
kualitas
hidup
adalah
persepsi
seseorang
terhadap
kehidupannya yang terdiri dari kemampuan fungsional, interaksi dalam
masyarakat, kesehatan psikologi, kesehatan fisik dan kepuasan hidup.
Kualitas hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas hidup
yang terkait dengan kesehatan gigi dan mulut atau disebut dengan Oral
Health-Related Quality Of Life (OHRQoL), yang menilai persepsi
seseorang terhadap dampak fungsional dan psikososial yang ditimbulkan
oleh kelainan kesehatan gigi dan mulut. Macam-macam Instrument
pengukuran OHRQoL sudah umum digunakan, diantaranya adalah OHIP
(Oral Health Index Profile), CPQ (Children Percaptions Questionnaire)
dan ECOHIS (Early Childhood Oral Health Impact Scale) (Jakovic,
2004).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument ECOHIS
(Early Childhood Oral Health Impact Scale) karena ECOHIS sudah
menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dan dibuat untuk mengukur
4
kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak
usia prasekolah (Jabarifar, 2010).
Di Indonesia penelitian tentang kesehatan gigi dan mulut sudah
sering dilakukan, seperti penelitian tentang prevalensi, keparahan karies,
penyakit periodontal dan maloklusi, tetapi belum ada penelitian yang
mengambarkan pengaruh Bad Habits terhadap kualitas hidup pada anak
diusia prasekolah. Mengingat tingginya prevalensi Bad Habits pada anak
usia prasekolah, maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui beban
dan akibat Bad Habits yang bukan saja berupa informasi tentang
prevalensi, keparahan serta pengobatannya, melainkan untuk dapat
mengetahui pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian tentang pengaruh kebiasaan buruk (Bad Habits) terhadap
kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak
usia prasekolah. Penulis mengambil lokasi penelitian di TK Aisyiyah
Gonilan Kartasura, karena sesuai dengan hasil studi pendahuluan, lokasi
TK Aisyah terletak dipinggir kota, mayoritas anak yang bersekolah di TK
Aisyiyah memiliki Bad Habits dan bertempat tinggal diwilayah yang
sama.
5
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah Bad Habits
mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup pada anak usia prasekolah di
TK Aisyiyah Gonilan Kartasura?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengaruh Bad Habits terhadap kualitas hidup pada anak usia
prasekolah TK Aisyiyah Gonilan Kartasura.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan keilmuan penulis
dibidang Kedokteran Gigi, khususnya di bidang Kedokteran Gigi
Anak.
b. Manfaat Aplikatif
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi
ilmiah dibidang Kedokteran Gigi Anak mengenai pengaruh
kebiasaan buruk (Bad Habits) dengan kualitas hidup pada anak
usia prasekolah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi bahan
penyuluhan kepada masyarakat, khususnya kepada orang tua
6
mengenai pengaruh kebiasaan buruk (Bad Habits) dengan
kualitas hidup pada anak usia prasekolah.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan edukasi bagi
masyarakat sekolah dan mencegah terjadinya Bad Habits
sebelum erupsinya gigi-gigi permanen.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian tentang kebiasaan buruk (Bad Habits) terhadap kualitas
hidup sepengetahuan penulis sudah pernah dilakukan oleh Marina (2013)
di Brazil dengan judul Relationship Among Oral Habits, Orofacial
Fuction And Oral Health Related Quality Of Life In Children. Adapun
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini adalah :
1. Subjek penelitian, Marina (2013) mengambil sampel anak usia 814 tahun sebagai subjek penelitiannya, sedangkan peneliti
mengambil subjek penelitian pada anak usia prasekolah.
2. Instrumen penelitian, untuk mengidentifikasi Bad Habits, Marina
(2013) menggunakan Nordic Orofacial Test-Screening (NOT-S)
versi
bahasa
Brazil,
dan
pengukuran
kualitas
hidupnya
menggunakan Children Percertions Questionnaires (CPQ8-10 &
CPQ11-14) sedangkan penulis menggunakan kuesioner terstrutur
dan pemeriksaan klinis untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
Bad Habits dan pengukuran kualitas hidupnya menggunakan Early
Childhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS).
7
Download