BAB I PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukan sebuah indikasi bahwa di samping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Proses perubahan teknologi, ekonomi, industri dan perdagangan selalu berganti seiring dengan perubahan zaman. Sehingga instrumen-instrumen perdagangan dan keuangan semakin beraneka ragam dan bertambah pula. Beberapa perusahaan tentu akan berpikir bahwa bisnis yang mereka terjuni dapat berkembang dengan adanya tambahan dana. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menambah dana yang ada adalah dengan go public, yang diartikan bahwa perusahaan akan mendapatkan tambahan dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan saham. Perusahaan yang sudah melakukan go public akan mendapat tambahan modal dari para investor yang berinvestasi dengan cara membeli saham perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh investor sangat penting bagi perusahaan. Laporan keuangan memiliki kandungan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi, salah satunya yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja keuangan serta risiko perusahaan oleh para investor dalam pengambilan keputusan. Menurut Fahmi (2012) dalam Yanti dan Rasmini (2014) investasi pada saham mempunyai daya tarik lain yaitu pada likuiditasnya. Penilaian saham secara 1 akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Mengingat investasi saham merupakan jenis investasi yang cukup beresiko, maka investor harus mengetahui resiko saham yang akan terjadi di masa yang akan datang. Salah satunya dengan menganalisa annual report dalam perusahaan tersebut. Di dalam annual report terdapat beberapa komponen yang harus ada, diantaranya laporan dewan komisaris dan direksi, profil perusahaan, tata kelola perusahaan, informasi keuangan, dan analisa pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan. Di dalam kriteria annual report award (ARA) 2014, analisa pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan atau yang disebut juga dengan Management Discussion and Analisys (MD&A) menduduki peringkat tertinggi kedua dengan bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 22% setelah Good Corporate Governance sebesar 25%. MD&A merupakan pembacaan laporan keuangan dalam bentuk narasi atau serangkaian yang dinyatakan informatif tentang tanggapan teknis dengan ketentuan yang ada dalam persyaratan MD&A (Hardiman, et al., 2003). Schroeder dan Gibson (1990) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, Securities and Exchange Commission (SEC) mengharuskan perusahaan untuk memiliki pengungkapan tentang MD&A sebagai bagian dari laporan tahunan. Tujuan utama dari MD&A ini adalah untuk meningkatkan pemahaman investor bisnis emiten dengan menyediakan analisis tambahan dan materi latar 2 belakang untuk memungkinkan pemahaman yang lebih lengkap tentang sifat emiten, operasi, dan prospek untuk masa depan. Jika investor paham akan MD&A atas perusahaan, maka investor tahu paket pengungkapan perusahaan secara keseluruhan. Gagasan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Clarkson, et al. (1999). Menurut Gultom, et al. (2015), kandungan informasi MD&A dalam annual report memberikan pertimbangan kepada investor untuk melakukan evaluasi harga saham dari perusahaan yang menyajikan MD&A secara lengkap dan terbuka. Hal tersebut membuat investor yakin dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan sahamnya. Di lain sisi, terdapat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang baik memiliki MD&A yang informatif dan lengkap, sehingga perusahaan harus mempunyai kinerja yang baik agar MD&A yang di modifikasi menjadi lebih baik. Ketika mengambil keputusan, investor selalu melihat faktor-faktor yang tersedia dalam keputusan mereka. Reaksi pasar modal terhadap informasi juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas perdagangan di pasar (Trading Volume Activity), Trading Volume Activity (TVA) dapat digunakan untuk melihat aktivitas volume perdagangan pada sekitar periode kejadian dibandingkan dengan aktivitas volume perdagangan pada saat peristiwa terjadi (Maliasari dan Indrawati, 2014). Besarnya volume perdagangan dapat dilihat melalui perhitungan dari jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Meidawati dan Harimawan, 2004). Bila investor menilai suatu peristiwa mengandung informasi maka 3 peristiwa tersebut akan mengakibatkan keputusan perdagangan diatas keputusan perdagangan yang normal (Hutami dan Ardiyanto, 2015). Jika pelaku pasar atau investor menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (good-news), maka akan ada reaksi investor yang tercermin melalui peningkatan harga saham maupun volume perdagangan saham (Wahyuningsih, 2013). Begitu pula sebaliknya, jika investor menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang buruk (bad news), maka akan ada penurunan harga saham maupun volume perdagangan saham. Peningkatan harga saham ini dapat dilihat dari return tidak normal (abnormal return) yang terjadi melalui return saham dan aktivitas volume perdagangan saham. Return saham adalah persentase hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh dari hasil kebijakan investasi yang telah dilakukan (Tarigan dan Haryono, 2015) Hasil dari penelitian Gultom, et al. (2015) menunjukkan bahwa, pengungkapan MD&A pada annual report memiliki hubungan positif terhadap return saham dan trading volume activity (TVA). Listyanti (2010) menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap reaksi investor yang diproksikan sebagai abnormal return dan volume perdagangan saham. Pada penelitian luar negeri Eikner, et al. (2000) hubungan yang signifikan ditemukan antara return sekuritas abnormal dengan informasi MD&A. Brown dan Tucker (2009) menyatakan bahwa besarnya reaksi pasar berpengaruh positif terhadap modifikasi MD&A, tapi investor tidak memperhatikan informasi yang terkandung dalam MD&A. Pada penelitian Davis dan Tama-Sweet (2011) menyatakan bahwa MD&A sebagai bagian dari strategi untuk mempengaruhi respon pasar terhadap informasi yang 4 diungkapkan. Informasi dalam pengungkapan MD&A lebih berguna dalam memprediksi kebangkrutan relatif daripada rasio keuangan tiga tahun sebelum pailit (Mayew,et al., 2012). Analisis rasio keuangan yang dilakukan dapat menghasilkan informasi kemampuan kinerja perusahaan apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Menurut Samsul (2006) menggolongkan informasi yang diterima oleh investor menjadi dua, berupa rasio keuangan bad news dan rasio keuangan good news. Rasio keuangan yang bad news adalah penurunan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan negatif kemampuan perusahaan dari tahun sebelumnya dan berarti informasi akan berdampak negatif terhadap harga saham. Untuk rasio keuangan yang good news adalah pertambahan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan positif dari kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya dan diartikan informasi akan berdampak positif terhadap harga saham. Hasil penelitian Astuti dan Yuli (2009), memperoleh bukti bahwa terdapat perbedaan reaksi investor terhadap masing-masing rasio keuangan baik dalam kondisi bad news maupun good news dan terdapat perbedaan reaksi investor dilihat dari abnormal return rata-rata ketika informasi fundamental yang bersifat bad news dan yang bersifat good news. Hasil penelitian Yuliana (2008) menyatakan bahwa tingkat keluasan pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap reaksi investor, yang diukur menggunakan return saham dan volume perdagangan saham. Di mana reaksi investor dalam penelitian ini juga akan menggunakan proksi tersebut. 5 Penelitian ini mengembangkan penelitian Gultom, et al. (2015) dengan pemisahan indeks informasi positif (good news) dan informasi negatif (bad news) serta menggunakan variabel kontrol Return on Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER). ROE merupakan rasio rentabilitas atau profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Patriawan, 2011). Sedangkan DER merupakan rasio solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap total modal sendiri (Patriawan, 2011). ROE dan DER dinilai mempunyai hubungan yang kuat terhadap volume perdagangan saham (Wibawa, et. al., 2014). Pemisahan indeks good news dan bad news dibedakan dengan mencari terlebih dahulu nilai median yang ada pada perusahaan manufaktur. Perusahaan yang memiliki nilai di atas median, tergolong perusahaan yang memiliki MD&A dengan indeks good news. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki nilai di bawah nilai median, tergolong perusahaan yang memiliki indeks bad news. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Management Discussion and Analysis dengan Informasi Good News dan Bad News Terhadap Reaksi Investor (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tergabung Dalam Bursa Efek Indonesia)”. 6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news berpengaruh terhadap trading volume activity? 1.3. Tujuan Penelitian Sejalan dengan pemasalahan penelitian, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news berpengaruh terhadap return saham. 2. Untuk mengetahui apakah management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news berpengaruh terhadap trading volume activity. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas serta setiap penelitian menghasilkan suatu tujuan tertentu, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Bagi investor atau pelaku pasar, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan 7 investasi terhadap perusahaan. Informasi yang mendukung akan meminimalisir risiko yang ditanggung oleh investor. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan perusahaan agar kinerja suatu perusahaan menjadi lebih baik. Dengan kinerja yang baik, maka perusahaan akan memodifikasi MD&A menjadi informasi yang positif. 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman, dan kemampuan tentang pengaruh MD&A terhadap reaksi investor. 4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama. 1.5. Sistematika Pembahasan 1.5.1. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. 1.5.2. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang berkaitan denganmanagement discussion and analysis dan reaksi investor. 1.5.3. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi variabel penelitian serta pengukurannya, 8 kerangka penelitian, teknik pengujian data dan pengujian hipotesis, metode analisis data, model penelitian, hipotesa operasional. 1.5.4. BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang uraian deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian. 1.5.5. BAB V PENUTUP Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian yang dilakukan serta memberikan saran untuk penelitian yang akan datang. 9