pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja

advertisement
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
DAN DESENTRALISASI
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ANNA MARINA
Universitas Muhammadiyah Surabaya
ABSTRACT
This three-variate model of study is aimed to test whether variables of environment
uncertainty, decentralization, and management accounting information system affect the
performance of management. This study replicates previous studies to check the results
consistency of the studies when they are implemented in corporate manuffacturing which
involve managers’ multicultural interaction. The qualitative primary data is collected using
questionnaires developed by Mahoney, Jerdee, and Carroll (1983) for managerial
performance variable, Govindarajan (1986) for variable of environment uncertainty, Duncan
(1972 )dalam Prasetyo (2002) variable of decentralization, and Chow et all (1999) Gull and
Chia (1994) for variable of managerial accounting information system. The instruments have
been tested and all are valid and reliable. Non response bias tests have also been conducted
and show that there are no significant differences between respondents who respond and
those who do not. The study uses partial derivation analysis of multiple regression model
implemented by Schoonhoven (1981) and Govindarajan (1986).
The results support all hypothesis which conclude that: (1) interaction of environment
uncertainty, decentralization, and aggregate of managerial accounting information affect
managerial performance, (2) interaction of high degree of decentralization and wide scope of
managerial accounting information system affect negatively performance of managers who
perceive low for environment uncertainty, and (3) interaction of high degree of
decentralization and wide scope of managerial accounting information system affect
positively performance of managers who perceive high for environment uncertainty. The
main implication of this study is that it is necessary to consider degree of decentralization
and perception of environment uncertainty of users of information in designing managerial
accounting system in order to improve managers’ performances.
Keywords: environment uncertainty, decentralization, management accounting information
system, managerial performance
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi dari sistem
akuntansi menejemen adalah menyediakan
sumber inforamsi penting untuk membantu
manajemen mengandalikan aktivitasnya serta
mengurangi ketidakpastian lingkungan dalam
usaha mencapai tujuan organisasi dengan
sukses (Gordon & Miller 1976, Waterhouse
dan Tiessen 1978, Kaplan 1984, Anthony,
1995 dalam Nazarudin 1998).. dengan adanya
informasi
juga
akan
meningkatkan
kemampuan manajemen untuk memahami
keadaan lingkungan sebenarnya dan informasi
Pengaruh Sistem ………. (Anna Marina)
berfungsi pula mengidentifikasikan aktivitas
yang relevan (Feather 11968,Moch 1971,
Barron dkk 1974 dalam Nazaruddin 1998)
Karakteristik informasi yang tersedia
dalam organisasi akan menjadi efektif apabila
mendukung kebutuhan pengguna informasi
atau pengambil keputusan. hal ini sejalan
dengan pendekatan kentijensi (Outley, 1980),
bahwa tingkat ketersediaan dari masingmasing
karakteristik
informasi
sistem
akuntansi tetapi ada faktor tertentu lainnya
yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan
terhadap informasi akuntansi manajemen.
131
Hasil penelitian Chia dan Gul (1994)
serta Chia(1995) kemudian memberikan bukti
empiris
bahwa
karakteristik
informasi
akuntansi manajemen tergantung pada
variable
konsektual
organisasi
yaitu
desentralisasi, dua sub system control itu akan
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
manajerial. Pengaruh positif itu terjadi pabila
ada interaksi yang fit. Dampak interaksi antara
karakeristik dari masing- masing informasi
system
akuntansi
manajemen
dengan
desentralisasi akan semakinpositif terhadap
kinerja
manajerial,
apabila
dalam
kondisitingkat desentralisasi yang tinggi para
manajer didukungdengan tinggi pula.
Hubungan tersebut terjadi karena
dngan adanya desentralisasi, para managr
diberikan hak untuk menganbil keputusan oleh
superior dan mengimplementasikan, tetapi
disisi lain manajerjuga bertanggungjawab
terhadap
keputusan
yang
tekah
ditetapkan(Waterhouse dan Tiessen1978).
Dengan demikian manajer memerlukan
dukungan informasisebagai masukan sebelim
menentukan
keputusan,
sehingga
kebijakannya diharapkan akan berkulitas dan
bias dipertanggungjawabkan.
Semakin tinggi tingkat keadaan
ketidakpastian lingkungan akan cnderung
menerapkan struktur organisasi yaitu dengan
memberikan wewenang penuh kepada tingkat
manajemen yang lebih rendah (Otley,1980).
Meskipun
demikian,
Chia(1995)
telah
membuktikan secara empiris yang mendukung
hubungan desentralisasi dengan SAM (Tiessen
& Waterhouse, 1983). Dan lebih jauh lagi hasil
penelitiannya menunjukkan hubungan yang
kontijen antara setiap cirri-ciri informasi SAM,
mempunyai
hubungan
dengan
kinerja
manajerial
sejauh
kisaran
penerapan
desentralisasi dalam organisasi.
Hasil studi empiris Ritongan dan
Zainuddin (2002), ternyata ketidakpastian
lingkungan memiliki pengaruh terhadap
Informasi Akuntansi Manajemen dimana
keadaan ketidak pastian lingkungan akan
semakn tinggi akan makin diperlukan adanya
informasi akuntansi manajemen dengan
cakupan luas, informasi tepat waktu, informasi
teragregasi dan informasi terintegrasi.
Tujuan
penelitian
ini
untuk
memperoleh bukti empiris atas pengaruh
variabel moderating ketidakpastian lingkungan
dan desentralisasi terhadap hubungan antara
system informasi akuntansi manajemen dan
kinerja manajerial
132
TINJAUAN PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
a. Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian
lingkungan
diidentifikasikan sebagai variabel konstektual
dalam sistem akuntansi. Namun dalam kondisi
yang tidak pasti proses perencanaan dan
pengendalian akan menjadi lebih sulit dan
banyak menghadapi masalah ada kejadian di
masa yang akan datang sulit untuk
diperkirakan
(Duncan,1997
dalam
Prasetyo,2002).(Chenhall dan Morris (1986)
dan Fisher (1996) dalam Prasetyo (2002)
(Gofford, 1979 dalam Rahayu, 1999).
Menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan
yang dihadapi seorang manajer akan
mempengaruhi karakteristik informasi yang
dibutuhkannya.
Ketidakpastian
lingkungan
adalah
kondisi
eksternal
sebagai
rasa
ketidakmampuan
seseorang
untuk
memprediksi secara akurat pada operasional
perusahaan (Miliken, 1987).
Penelitian Burn dan Stalker Gudon
(1999) menemukan bahwa struktur organisasi
yang mekanitis (dengan ciri-ciri pembagian
tugas yang spesifik dan tegas) untuk
lingkungan yang stabil sedangkan untuk
organisasi yang organis(dengan ciri: Struktur
fleksibel) untuk lingkungan yang tidak stabil.
Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan
menjadi variabel independen yang dijadikan
perusahaan sulit untuk memprediksi, membuat
perencanaan dan pengendalian mengenal
lebih sulit (Penelitian Burn dan Stalker Gudon,
1999). Seseorang mengalami ketidakpastian
karena dia merasa tidak mampu membedakan
antara data yang relevan dengan data yang
tidak relevan.
Watson (1975) dalam Gudono (1999),
menyatakan bahwa karakteristik sistem
informasi
akuntansi
mengarahkan
ke
mekanisme yang akan mendukung struktur
oerganisasi. Disamping itu semakin tinggi
pengaruh ketidakpastian lingkungan, semakin
membutuhkan informasi yang berkarekteristik
sistem
informasi
akuntansi
yang
memungkinkan para manajer mempunyai
peran yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan dan ebih bertanggung jawab
terhadap unit kerja yng dipimpinnya.
Konsekuensinya,mereka
membutuhkan karakteristik sistem informasi
akuntansi yang andal agar dapa menyediakan
kebtuhan informasi yang tepat waktu dan
relevan dalam pembuatan kebijaksanaan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
JAI Vol.5, No.2, Juli 2009 : 131-141
(Kaplan dan Atkinson, 1989; Emmanuel, 1990;
Gul, 1995 dalam Gudono, 2000)
Suasana ketidakpastian lingkungan,
seorng manajer mengalami kesulitan dalam
membuat
perencanaan
dan
melakukan
pengendalian akan menjadi masalah dalam
situasi ketidakpastian karena peristiwaperistiwa yang akan datang tidak dapat
diprediksi. Keadaan ketidakpastian lingkungan
tinggi diperlukan informasi dengan cakupan
luas, informasi yang tepat waktu, informasi
terimtegrasi dan informasi tersgregasi.
b. Desentralisasi
Desentralisasi
merupakan
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
kepada para manajer. Tingkat pendelegasian
itu sendiri menunjukkan sampai seberapa jauh
manajemen yang lehih tinggi mengizinkan
manajemen yang lebih rendah untuk membuat
kebijakan secara independen (Heller dan Yulk,
1989). Pendelegasian yang diberikan kepada
manajemen yang lebih rendah (subordinate)
dalam otoritas pembuatan keputusan (decision
making) akan diikuti pula tanggung jawab
terhadap aktivitas yang mereka lakukan.
Otoritas adalah memberikan hak untuk
menentukan penugasan, sedangkan tanggung
jawab adalah kewajiban untuk mencapai tugas
yang telah ditetapkan (Hellriegel dan Slocum,
1987).
Desentralisasi
dalam
bentuk
pendistribusian otoritas pada manajemen yang
lebih rendah diperlukan karena semakin
kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan
tanggung jawab. Dengan pendelegasian
wewenang
maka
akan
membantu
meringankan beban manajemen yang lebih
tinggi. Thompson (1986) menegaskan bahwa
desentralisasi dibutuhkan sebagai respons
terhadap lingkungan yang tidak dapat
diramalkan Govindarajan (1986) menunjukkan
bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi
merupakan bentuk yang tepat untuk
menghadapi
peningkatan
ketidakpastian
sehingga menunjang pencapaian kinerja
manajerial yang lebih baik.
b. Karakteristik Informasi Akuntansi
Manajemen
Informasi Akuntansi Manajemen yang
berguna untuk membantu para pekerja,
manajer dan eksekutif untuk membuat
keputusan yang lebih baik (Atkinson 1995
dalam Prasetyo 2002).Bukti empiris mengenai
karakteristik informasi yang bermanfaat
menurut persepsi para manajerial adalah
Pengaruh Sistem ………. (Anna Marina)
terdiri dari informasi broad scope, timeliness,
aggregation dan informasi yang memiliki sifat
intergration (Chenhal dan Morris, 1986)
Informasi akuntansi manajemen yang semakin
handal mungkin pada suku tinggi tingkat
ketersediaan informasi.
a. Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi sistem manajemen bersifat
broad scope mewakili dimensi focus, time
horizon dan kuantifikasi (Gordon & Narayana,
1984 dalam Gudono, 2000).
Informasi broad scope memberikan
informasi tentang faktor-faktor eksternal
maupun internal perusahaan, informasi broad
scope juga mencakup tentang info non
ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin
terjadi pada masa yang akan datang, serta
aspek-aspek lingkungan (Chenhall dan Morris,
1986). Nazaruddin (1998) menyatakan adanya
perbedaan tingkat ketidakpastian lingkungan
dan desentralisasi berdampak positif terhadap
informasi broad scope.
b. Informasi time liness Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi
tepat
waktu
akan
mendukung
manajer
menghadapi
ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan
kerja mereka (Amey, 1979, Gordon dan
Narayana 1984 dalam Nzaruddin, 1998).
Tingkat desentralisai yang tinggi dan informasi
yang akan berpengaruh positif karena mampu
merespon suatu kejadian dengan cepat
(Gudono, 2000).
c.
Informasi
agregasi Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi agregasi perlu dalam
organisasi
desentralisasi
karena
dapat
mencegah kemungkinan terjadinya overload
informasi (Iselin, 1988 dalam Prasetyo 2002)
Kebutuhan
informasi
yang
dapat
mencerminkan
area
pertanggungjawaban
dapat diperoleh dari informasi teragregasi
(Hongren, 1982, Chenhall dan Morris 1986
dalam Nazaruddin 1998) Informasi agregasi
memberikan
informasi
mengenai
area
pertanggungjawaban mereka sehingga dapat
mengurangi terjadinya konflik dan mendukung
para manajerial untuk mengatasi adanya info
overload(Iselin 1998 dalam Prasetyo 2002)
d. Inforamsi integrasi
Manajemen
Sistem
Akuntansi
133
Informasi integrasi mencakup aspek
seperti keutuhan target antar ahli utang yang
terhitung dari proses interaksi antar sub unit
dalam organisasi kompleksitas dan saling
keterkaitan ataupun ketergantungan sub unit
satu dengan yang lainnya akan tercermin
dalam informasi intergation (Ferrara, 1964,
Hongren, 1982, serta Chenhall dan morris,
1986 dalam Nazaruddin 1998 Informasi
terintegrasi
akan
berperan
dalam
mengkoordinasi kebijakan organisasi yang
memiliki tingkat desentralisasi tinggi, agar
terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan
utuh perusahaan (Gudono,2002)
c. Pendekatan Kontijensi
Pendekatan kontijensi menyatakan
semua komponen dari suatu organisasi harus
terdapat kecocokan atau kesesuaian (fit)
antara satu dengan yang lain. Secara teori
setiap organisasi mempunyai konfigurasi yang
optimal atau kesesuaian konteks antara
struktur dan pengawasan.
Pendekatan kontijensi pada akuntansi
manajemen didasarkan pada premis bahwa
tidak ada Sistem Akuntansi Manajemen secara
universal selalu tepat untuk bisa diterapkan
pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan
tetapi Sistem Informasi Akuntansi itu
tergantung pada faktor-faktor situasional yang
ada dalam organisasi.
Pandangan
dari
organisai
dan
manajerial mengemukakan bahwa organisasi
adalah sistem yang terdiri dari subsistemsubsistem
antara
organisasi
dengan
lingkungan dan menegaskan pola-pola atau
bentuk-bentuk
variabel
menempatkan
bermacam-macam
sifat
organisasi
dan
berusaha
untuk
mengerti
bagaimana
organisasi beroperasi di dalam bermacammacam kondisi dan dalam keadaan khusus
pandangan
kontikensi
pada
akhirnya
diarahkan
untuk
mencapai
rancanganrancangan organisasi yang diharapkan dan
kegiatan-kegiatan manajemen paling tepat
untuk situasi khusus.
d. Hubungan
Sistem
Akuntansi
Manajemen dan Kinerja Manajerial
Terhadap Ketidakpastian Lingkungan
dan Desentralisasi
Watson (1999) dalam Gudono (1999),
menyatakan karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen mengarahkan ke mekanisme yang
akan
mendukung
struktur
organisasi.
Disamping itu semakin tinggi pengaruh
ketidakpastian
lingkungan,
semakin
134
membutuhkan informasi yang berkarakteristik
Sistem
Akuntansi
Manajemen
yang
memungkinkan para manajer memiliki peran
lebih besar dalam pengambilan keputusan dan
lebih bertanggungjawab terhadap unit kerja
yang dipimpinnya. Adanya desentralisasi akan
menyebabkan para manajer yang dikenai guna
mendukung kualitas keputusan.
Kosekuensinya mereka membutuhkan
karakteristik informasi akuntansi yang andal
agar dapat menyediakan kebutuhan informasi
yang tepat waktu dan relevan dalam
pembuatan kebijaksanaan dan mencapai
tujuan yang ditetapkan. Sehingga adanya
perbedaan
tingkat
desentralisasi
akan
menimbulkan perbedaan kebutuhan terhadap
informasi yang dibutuhkan.
Suasana ketidakpastian lingkungan,
seorang manajer mengalami kesulitan dalam
membuat
perencanaan
dan
melakukan
pengendalian akan menjadi masalah dalam
membuat
perencanaan
dan
melakukan
pengendalian akan menjadi masalah dalam
situasi ketidakpastian karena peristiwaperistiwa yang akan datang tidak dapat
diprediksi.
Informasi
yang
tersedia
dalam
organisasi
akan
menjadi
efektif
bila
mendukung kebutuhan pengguna informasi
atau pengambil keputusan, hal ini sejalan
dengan pendekatan kontijensi, bahwa tngkat
ketersediaan dar masing- masing karakteristik
infomasi akuntansi ttapi ada faktor tertentu
lainnya yang akan memepengaruhi tingkat
kebutuhan terhadap informasi akuntansi.
ketidakpastian
lingkungan
pada
kinerja manajerial akan ditentukan oleh
tingkat
kecanggihan
informasi
sistem
akuntansi
manajemen
dan
tingkat
desentralisasi. Saat persepsi ketidakpastian
lingkungan
rendah,
manajemen
dapat
membuat prediksi yang relatif akurat tentang
pasar yang dapat dituntun dari parameter
umum informasi sistem akuntansi manajemen
dalam akuntansi konvensional. Sebagai
tambahan, terdapat sedikit tipe informasi yang
kritis
dan
penting
untuk
pembuatan
keputusan.
Dalam
kondisi
seperti
ini
lingkungan dapat diinterpretasikan secara
lebih mudah karena berbagai set aturan yang
tersedia dan dapat diakomodasi system
akuntansi manajemen yang tradisional.
Namun, jika sistem akuntansi manajemen
sangat canggih (dalam hal lingkup dan
agregatnya) sehingga laporan-laporan yang
disajikan mengandung informasi lebih bersifat
non-economic
dan
non-financial
serta
JAI Vol.5, No.2, Juli 2009 : 131-141
bermanfaat lebih besar untuk peramalan dan
decision models, para manajer akan terbebani
dengan informasi yang overload yang dapat
berakibat keputusannya tidak optimal (Gul dan
Chia, 1994). Konsekuensinya, kondisi ini akan
berpengaruh negative
terhadap kinerja
manajerial.
Sebaliknya,
ketika
persepsi
ketidakpastian lingkungan tinggi organisasi
mungkin membutuhkan tambahan informasi
untuk
mengantisipasi
kompleksitas
lingkungan. Semakin canggih laporan yang
dihasilkan dari informasi sistem akuntansi
manajemen akan dapat lebih membantu
mengurangi ketidakpastian dan memperbaiki
kualitas keputusan yang dibuat (Gul dan Chia,
1994), yang selanjutnya mungkin dapat
memperbaiki kinerja manajerial. Hal yang
sama, persepsi ketidakpastian lingkungan
mungkin
berasosiasi
dengan
struktur
organisasi terdesentralisasi, yaitu ketika
persepsin ketidakpastian lingkungan tinggi
maka suatu
struktur
organisasi
yang
terdesentralisasi lebih cocok untuk merespons
kejadian
yang
tidak
diharapkan
dan
memfasilitasi keputusan-keputusan yang tidak
terstruktur.
Riset-riset
sebelumnya
menganjurkan
bahwa
bentuk
struktur
organisasi organik (yang sama dengan
struktur
organisasi
terdesentralisasi)
cenderung sukses dalam lingkungan yang
dinamis (Gerloff, 1985)
Hipotesis 1:
Terdapat pengaruh informasi system akuntansi
manajemen, terhadap kinerja manajerial
Para manajer yang dihadapkan pada
kondisi persepsi ketidakpastian lingkungan
yang rendah akan membutuhkan informasi
sistem akuntansi manajemen yang tidak
begitu
canggih.
Ketersediaan
agregat
informasi sistem akuntansi manajemen yang
lebih luas mungkin menimbulkan perilaku
disfungsional sebagai akibat informasi yang
overload (Gerloff, 1985).
Informasi
dalam
organisasi
terdesenteralisasi lebih banyak dibutuhkan
dibanding didalam organisasi tersentralisasi.
Hal ini terjadi karena dalam sistem
tersentralisasi manajer hanya menjalankan
tugas atas perintah atasannya saja. Sebaliknya
dalam
sistem
desentralisasi
manajer
memerlukan informasi lebih banyak untuk
pembuatan keputusan mereka (Waterhouse
dan Tieesan, 1978 dan Galbraith, 1973 dalam
Nazaruddin, 1998). Dari analisa di atas dapat
dikatakan bahwa adanya perbedaan tingkat
Pengaruh Sistem ………. (Anna Marina)
desentralisasi akan menyebabkan perbedaan
kebutuhan
informasi.
Kondisi
tersebut
menimbulkan perlunya keselarasan antara
tingkat
desentralisasi
dengan
tingkat
ketersediaan karakteristik sistem akuntansi
manajemen. Apabila perusahaan memiliki
tingkat desentralisasi tinggi perlu didukung
pula dengan karakteristik informasi sistem
akuntansi manajemen yang andal.(Mardiyah,
Aida ainul dan Gudono, 2001).
Berbeda dengan penelitian sebelumnya,
Nazaruddin (1998) dalam penelitiannya
menguji
pengaruh
desentralisasi
dan
karakteristik informasi sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial
Hipotesis 2 :
Desentralisasi
berpengaruh
terhadap
hubungan
informasi sistem akuntansi
manajemen dan kinerja manajerial
Sebaliknya,
ketika
persepsi
ketidakpastian lingkungan tinggi organisasi
mungkin membutuhkan tambahan informasi
untuk
mengantisipasi
kompleksitas
lingkungan. Semakin canggih laporan yang
dihasilkan dari informasi sistem akuntansi
manajemen akan dapat lebih membantu
mengurangi ketidakpastian dan memperbaiki
kualitas keputusan yang dibuat (Gul dan Chia,
1994), yang selanjutnya mungkin dapat
memperbaiki kinerja manajerial. Hal yang
sama, persepsi ketidakpastian lingkungan
mungkin
berasosiasi
dengan
struktur
organisasi terdesentralisasi, yaitu ketika
persepsin ketidakpastian lingkungan tinggi
maka suatu
struktur
organisasi
yang
terdesentralisasi lebih cocok untuk merespons
kejadian
yang
tidak
diharapkan
dan
memfasilitasi keputusan-keputusan yang tidak
terstruktur.
Riset-riset
sebelumnya
menganjurkan
bahwa
bentuk
struktur
organisasi organik (yang sama dengan
struktur
organisasi
terdesentralisasi)
cenderung sukses dalam lingkungan yang
dinamis (Gerloff, 1985)
Hipotesis 3:
Ketidakpatian
lingkungan
berpengaruh
terhadap hubungan antara system informasi
akuntansi manajemen dan kinerja manejerial
MODEL PENELITIAN
Dari model penelitian dibawah ini
dapat diartikan bahwa kinerja manajerial
dipengaruhi oleh interaksi antara tingkat
ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi
135
dengan sistem akuntansi manajemen atau
dengan kata lain tingkat ketidakpastian
lingkungan
dan
desentralisasi
akan
mempengaruhi hubungan positif sistem
akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial. Semakin tinggi ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi maka semakin
andal informasi sistem akuntansi manajemen
yang disediakan sehingga akan meningkatkan
kinerja manajerial. Dengan demikian semakin
rendah
ketidakpastian
lingkungan
dan
desentralisasi maka semakin sedikit informasi
yang disediakan sehingga kinerja manajeerial
semakin menurun.
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja
manajerial
Variabel Moderating
1. Ketidakpastian Lingkungan
2. Struktur Organisasi
Gambar 1 :
Hubungan Sistem Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial dengan ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua manajer level menengah keatas pada
perusahaan manufaktur di Surabaya, yang
mana menurut data dari BPS (2003) terdapat
135 perusahaan manufaktur yang bergerak
diberbagai sektor usaha produktif (BPS,
2003).Penelitian ini mengambil sampel para
manajer dibagian operasional dan pemasaran
karena didasarkan pada variabel yang diteliti
yaitu
ketidakpastian
lingkungan
dan
desentralisasi. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara
random sampling atau pengambilan sampel
secara acak. Jumlah sampel dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin, dengan asumsi
penyimpangan 10% (Husein Umar,1999)
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Dalam penelitian ini ada empat
variabel yang diukur :
Variabel Independen
Sistem Akuntansi Manajemen sebagai
variabel
independen
yang
mempunyai
karakteristik yaitu broad Sciope, timeliness,
agregation dan integration.
a. Informasi broad Scope Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi broad scope dapat dikatan
sebagai informasi dengan cakupan luas
yang meliputi faktor-faktor eksternal
maupun internal perusahaan, informsai
136
non ekonomi, ekonomi, estimasi kejadian
yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang, informasi yang berhubungan
dengan aspek-aspek lingkungan (chenhall
dan Morris, 1998). Semakin tinggi skala
berarti informasi yang ada memiliki
cakupan luas.
b. Informasi timeliness Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi timeliness adalah informasi yang
mengungkapkan
ketepatan
waktu
menunjukkan tentang waktu antara
permohonan informasi dengan penyajian
informasi yang dinginkan serta frekuensi
pelaporan informasi dan kecepatan
membuat laporan (Nazaruddin, 1998 dan
c.
Ritonga & Zainuddin, 2002).
Informasi agregation Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi agregation adalah inforamsi
yang memperhatikan penerapan bentuk
kebijakan foramal atau model analitika
informasi hasil akhir yang didasarkan pada
areal fungsional atau didasarkan pada
waktu (Nazaruddin, 1998). Sehingga
semakin tinggi atau penting informasi
yang dihasilkan semakin teragregasi.
d. Informasi integration Sistem Akuntansi
Manajemen
Informasi Integration mencermnkan aspek
seperti ketentuan terget atau aktivitas
yang dihitung antar proses interaksi antar
sub unit dalam organisasi. Kompleksitas
dan
saling
keterkaitan
ataupun
JAI Vol.5, No.2, Juli 2009 : 131-141
ketergantungan sub unit satu dengan
yang lainnya akan terceermin dalam
informasi integration (Nazaruddin, 1998).
Artinya semakin tinggi informasi yang ada
maka semakin terintegrasi.
Untuk menilai keempat dimensi Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen tersebut
diukur dengan menggunakan yang pertama
Skope (Broad Scope) yang terdiri dari 6
pertanyaan.
Responden
diminta
untuk
menjawab 7 pertanyaan dengan memilih satu
nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting)
sampai skala 7 (informasi sangat penting).
Yang kedua menggunakan Ketetapan
(Time Lines) yang terdiri dari 4 item
pertanyaan.
Responden
diminta
untuk
menjawab 7 pertanyaan dengan memilih satu
nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting)
sampai skala 7 (informasi sangat penting).
Yang ketiga menggunakan kesatuan
(Aggregation) yang terdiri dari 5 item
pertanyaan.
Responden
diminta
untuk
menjawab 7 pertanyaan dengan memilih satu
nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting)
sampai skala 7 (informasi sangat penting).
Yang terakhir atau yang keempat
adalah menggunakan Integrasi (Integration)
yang terdiri dari 3 item pertanyaan.
Responden diminta untuk menjawab 7
pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam
skala 1 (informasi tidak penting) sampai skala
7 (informasi sangat penting).
Variabel Dependen
Kinerja manajerial adalah kinerja
individual anggota organisasi dalam kegiatan
manajerial. Kinerja manajerial diukur dengan
instrumen self rating yang dikembangkan oleh
Mahoney, Jardey dan Caroll (1963) dengan
menggunakan skala likkert 1 sampai 7.
Instrumen ini terdiri dari 8 dimensi kinerja
personal
(
perencanaan,
investigasi,
koordinasi, evaluasi, pengawasan, staff,
negosiasi, perwakilan) dan 1 dimensi kinerja
secara keseluruhan.
Variabel Moderating
Variabe moderating adalah variabel
yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) pengaruh antara variabel
dependen dan variabel independen (Sugiyono,
2001).
Dalam
penelitian
ini
variabel
moderatingnya
adalah
ketidakpastian
llingkungan dan teknologi informasi..
Ketidakpastian lingkungan
Pengaruh Sistem ………. (Anna Marina)
Ketidakpastian
lingkungan
adalah
kondisi
eksternal
sebagai
rasa
ketidakmampuan
seseorang
untuk
memprediksi secara akurat pada operasional
perusahaan (Miliken, 1987). Ketidakpastian
lingkungan diungkapkan dalam pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
kemampuan
memprediksi keadaan terhadap lingkungan
organisasi. Ketidakpastian lingkungan diukur
dengan 12 (dua belas) item pertanyaan yang
dikembangkan oeh Duncan(1972) dalam
Prsetyo (2002). Pengukuran menggunakan
skala likert 7 point. Respoonden diminta untuk
memilih satu nilai dalam skala 1 (satu) sampai
7 (tujuh).
Desentralisasi
Desentrlisasi adalah menunjukkan
pada tingkat pendelegasian otoritas dan
wewenang kepada manajer yang lebih rendah
untuk
menentukan
kebijkan,
seperti
pengembangan produk/ jasa jenis baru,
pengalokasian anggaran dan penentuan harga
jual, Gordon dan Narayana dalam Nazaruddin,
1998) instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada instrumen yang
dikembangkan oleh Chow et all(1999) Gul dan
Chia (1994) yang terdiri dari 5 (lima) item
pertanyaan dan diukur dengan skala likert,
mulai skala 1 menunjukkan sangat tidak
banyak peraturan yang dibuat secara tertulis
sampai skala 7 mennjukkan sangat banyak
peraturan yang tertulis.
ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS
Pengujian Reliabilitas Internal
Instrumen
Reliabilitas instrumen dapat diuji
dengan menghitung cronbach alpha instrumen
dari tiap-tiap variabel. Instrumen dikatakan
reliabel untuk mengukur tiap-tiap variabel bila
memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari
0,50 (Nunnally, 1967). Hasil pengujian dapat
diketahui bahwa nilai cronbach alpha
instrumen tiap-tiap variabel adalah 0,7403;
0,831; 0,761; 0,784; 0,898. Nilai ini lebih
besar daripada nilai cronbach alpha yang
disyaratkan (0,50). Dengan demikian, dapat
dikatakan
bahwa
reliabilitas
instrumen
pengukur variabel penelitian terpenuhi.
Pengujian Normalitas Data
Pengujian distribusi normal dilakukan
dengan cara melihat histogram yang
membandingkan data observasi dengan
distribusi yang mendekati normal. Selain itu uji
137
normalitas dapat juga dengan menggunakan
normal probability plot yang membandingkan
distribusi
komulatif
dari
data
yang
sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari
data distribusi normal. Jika distribusi normal
maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya
akan
mengikuti
garis
diagonalnya.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja Manajerial
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama, kedua
dan ketiga dilakukan untuk mengetahui
apakah variabel sistek akuntansi manajemen
berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan
apakah ketidakpastian lingkungan dan struktur
organisasi sebagai variabel pemoderasi
pengaruh system akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial. Untuk pengujian
hipotesis
tersebut
dilakukan
dengan
menggunakan alat analisis regresi linier
berganda
dengan
variabel
moderating.
Berdasarkan
analisis
multiple regretion
analysis pada Tabel 1 diperoleh
hasil
persamaan regresi sebagai berikut:
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Y = 36.925 + 2.035X1 + 0.822X2 – 0.5892287X3 + 3.678X4 – 0.310X5
Tabel 1 :
Ringkasan Hasil Persamaan Regresi Berganda Linier
Coe fficientsa
Model
1
(Cons tant)
Sistem A kuntans i
Manajemen
Ketidakpastian
Lingkungan
Struktur Organisasi
A bs _1
A bs _2
Unstandardiz ed
Coef f icients
B
Std. Error
36.925
2.299
Standardized
Coef f icients
Beta
t
16.058
Sig.
.000
2.035
1.228
.286
1.658
.109
.822
1.254
.115
.655
.518
-.589
3.678
-.310
1.208
1.424
1.288
-.083
.438
-.040
-.488
2.583
-.240
.629
.015
.812
a. Dependent V ariable: Kinerja Manajerial
Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan hasil pengujian dengan
alat analisis berganda yang dirangkum dalam
tabel 1, diperoleh hasil bahwa secara langsung
atau parsial sistem akuntansi manajemen tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja manajerial, hasil ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi sebesar 0.109 atau di
atas nilai batas signifikansi ( =0.05), yang
berarti bahwa dengan semakin baik sistem
akuntansi manajemen maka kinerja manajerial
yang dihasilkan tidak akan selalu mengalami
peningkatan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dijelaskan di atas yang menunjukkan bahwa
sistem
akuntansi
manajemen
tidak
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap kinerja manajerial maka hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa sistem
akuntansi manajemen mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja manajerial
adalah tidak terbukti atau di tolak.
138
Pengujian Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
diketahui bahwa secara parsial variabel
ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja manajerial
yaitu dengan tingkat signifikansi 0.518, tetapi
setelah dilakukan interaksi dengan variabel
sistem
akuntansi
manajemen
variabel
ketidakpastian
lingkungan
ternyata
memberikan pengaruh atau sebagai variabel
yang memoderesi pengaruh antara sistem
akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial. Hasil tersebut dapat dilihat dari
nilai signifikansi variabel interaksi X 1 dan X2
(yang diukur dengan nilai Abs_1) yaitu
sebesar 0.015 atau lebih kecil dari nilai yaitu
0.05. Nilai koefisien regresi yang menunjukkan
nilai positif yang berarti bahwa adanya
ketidakpastian lingkungan yang tinggi maka
pengaruh sistem akuntansi manajemen
JAI Vol.5, No.2, Juli 2009 : 131-141
terhadap kinerja manajerial akan semakin
tinggi.
Berdasarkan hasil analisis demikian
maka hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
interaksi antara sistem akuntansi manajemen
dan
ketidakpastian
lingkungan
akan
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap kinerja manajerial dalam penelitian
ini dapat dibuktikan atau hipotesis kedua yang
diajukan dalam penelitian ini diterima.
Pengujian Hipotesis 3
Berdasarkan hasil pengujian dengan
alat analisis berganda yang dirangkum dalam
tabel 3 diperoleh hasil bahwa secara langsung
atau parsial struktur organisasi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
manajerial, hasil ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0.629 atau di atas nilai
batas signifikansi ( =0.05). Selain itu dari
hasil analisis regresi berganda juga diperoleh
hasil bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh
antara sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan variabel struktur
organisasi sebagai variabel pemoderasi yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari
selisih absolut antara X1 dan X3 (Abs_2) yaitu
0.812 atau di atas nilai batas signifikansi
( =0.05), yang berarti bahwa variabel struktur
organisasi bukan merupakan variabel yang
memoderasi pengaruh antara sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial, yang
berarti dengan struktur organisasi yang
terdisentralisasi
maka
pengaruh
sistem
akuntansi manajemen terhadap
kinerja
manajerial tidak akan selalu meningkat.
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dijelaskan di atas maka hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa interaksi antara sistem
akuntansi manajemen dan struktur organisasi
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja manajerial dalam penelitian
ini adalah tidak terbukti atau hipotesis ketiga
yang diajukan ditolak.
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
pembahasan
yang
telah
dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.
Terdapat
pengaruh
interaksi
ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan
agregat
informasi
sistem
akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial.
Pengaruh Sistem ………. (Anna Marina)
Kombinasi
derajat
ketdakpastian
lingkungan yang tinggi dan agregat informasi
system akuntansi manajemen yang tinggi akan
mempunyai pengaruh negatif pada kinerja
manajer yang memiliki tingkat persepsi
ketidakpastian lingkungan rendah.
Kombinasi derajat desentralisasi yang
tinggi dan agregat informasi system akuntansi
manajemen yang tinggi akan mempunyai
pengaruh negatif pada kinerja manajer yang
memiliki tingkat persepsi ketidakpastian
lingkungan tinggi.
Implikasi
Implikasi penelitian ini adalah dalam
mendesain sistem akuntansi manajemen
diperlukan kesadaran dan perhatian terhadap
dua isu, yaitu (1) pengaruh interaksi persepsi
ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan
agregat informasi system akuntansi serta (2)
hubungan
tingkat
desentralisasi
untuk
organisasi
yang
beroperasi
dalam
ketidakpastian lingkungan yang bervariasi
terhadap kinerja manajerial adalah bersifat
non-monotonic sepanjang rentang agregat
informasi sistem akuntansi manajemen.
Perancang organisasional akan memperoleh
manfaat dari perhatian yang sungguhsungguh untuk mengadopsi suatu pendekatan
terpadu terhadap sistem control menyeluruh
dalam organisasi, yang akan dapat dicapai
dengan
mempertimbangkan
pengaruh
interkasi ketidakpastian lingkungan dan
subsistem kontrol terhadap kinerja manajerial.
Berbagai perubahan dalam satu subsistem
kontrol mungkin membutuhkan perubahan
penting dalam aspek yang lain dari struktur
organisasi subsistem kontrol yang lain dalam
rangka meningkatkan kinerja organisasi.
Saran
Penelitian
ini
hanya
mempertimbangkan tiga variabel subsistem
kontrol yang merupakan bagian kecil dari
keseluruhan
variabel
yang
mungkin
mempengaruhi kinerja manajerial. Begitu juga
halnya dengan generalisasi yang dapat diambil
adalah sangat terbatas untuk ukuran sampel
yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian
selanjutnya penting untuk mempertimbangkan
kemungkinan pengaruh ketidakpastian tugas,
strategi organisasi, atau dengan variabel yang
sama,
namun
dipertajam
dengan
pengelompokan
subsampel,
misalnya
antarsampel
kelas
hotel
berbintang.
139
DAFTAR PUSTAKA
Ahmasafari, Chitranigrum 1995. ”Analisis Pengaruh Interaksi Antara Sistem Akuntansi
Allison, P.D. 1977. “ Testing for Interraction in Multiple Regression”. American Journal of Sociology.
pp. 144 – 153.
Atkitson. 1995. Management Accounting. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
Chong, V.K. 1996. “Management Accounting Systems, Task Uncertainty and Managerial Performance:
A Research Note”. Accounting, Organizations and Society. Vol. 21, No. 25. pp. 415 – 421.
Ernawan, V. Budi. 1995. “Analisa Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan
Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Prestasi Kerja Manajer”. Skripsi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.
Gerloff, E.A. 1985. Organizational Theory and Design – A Strategic Approach for Management, New
York: Mc. Graw-Hill.
Gordon, E.A. and Miller. 1986. “A Contigency Framework for the Design of Accounting Information
Systems”. Accounting, Organizations and Society. pp. 59– 69.
Gordon, L.A. and V.K. Narayanan. 1984. “Management Accounting Systems, Perceived Environmental
Uncertainty and Organization Structure: An Empirical Investigation”. Accounting,
Organizations and Society. Vol.9, No.1. pp. 259 – 285.
Govindarajan, V. 1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on Management Attitudes
and Performance : Universalistic and Contigency Perspectives”. Decision Sciences. pp. 496 –
516.
Gul and Chia, Y.M. 1994. “The Effect of Management Accounting Systems, Perceived Environmental
Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Tes of Three-way
Interaction”. Accounting, Organizations and Society. Vol. 19. pp 413 – 426.
Heller, F.A and Yulk. 1989. “Participation in Managerial Decision Making and Situational Variable”.
Organizational Behavior and Human Performance . pp. 230.
Hellriegel, D. and J.W. Slocum. 1987. Management: Contingency Approach. Addison Wesley.
Inc.Chenhall, R.H. dan D. Morries. 1986. “The Impact of Structure, Environment, and
Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems”.
Accounting Review. pp. 16 – 35.
Indriantoro dan Supomo. B. 1998. “Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional Terhadap
Keefektipan Anggaran Partisipasi dalam Peningkatan Kinerja Manajerial”. Kelola,
No.18/VII/1998. pp. 61–80.
Mahoney, T.A., T.H. Jerdee, and S.J. Carrol. Development of Managerial Performance: A Research
Approach. Cincinnati, OH: South-Western. Merchant and Kenneth A. 1981. “The Design of the
Corporate Budgetng Systems: Influences on Managerial Behaviour and Performance”. The
Accounting Review. October. pp. 813–829.
Manajemen, Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial”.
Skripsi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.
Miah, N.Z. and Mia L. 1996. “Decentralization, Accounting Control and Performance of Government
Organizations: A New Zealand Empirical Study”. Financial Accountibility and Management.
August 1996. pp. 173 – 189.
Nunnanly, J.C.1978. Psychometric Theory. New York: Mc. Graw – Hill. Otley, D.T. 1980. “The
Contingency Theory of Management Accounting: Acheivement and Prognosis”. Accounting,
Organizations and Society. p. 422.
Riyanto, Bambang. 1997. “Strategic Uncertainty, Management Accounting Systems and Performance:
Emperical Investigation of Contigency Theory at a Firm Level”. Unpublished Ph. D,
Dissertation, Temple University.
140
JAI Vol.5, No.2, Juli 2009 : 131-141
Schoonhoven, C.B. “Problems with Contigency Theory: Testing Assumptions Hidden Within the
Language of Contingency Theory”. Administrative Science Quarterly. Vol. 26, No. 3. pp. 349 –
377.
Thompson, J.D. 1986. Organizations in Action. Mc.Graw-Hill. Waterhouse, J.H. and Tiessen. 1995. A
Contingency Framework for Management Accounting Systems Research, Accounting, dalam
Managerial Accounting – The Behavioural Foundation. J.L. Livingstone, Colombus, Ohio: Grid
Inc. pp. 65 – 80.
Pengaruh Sistem ………. (Anna Marina)
141
Download