Uploaded by User13537

Pertemuan 10 Desain Peningkatan kualitas pelayanan publik

advertisement
DESAIN PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
KUALITAS LAYANAN
• Kualitas pelayanan menurut Evans dan Lindsay (1997) adalah suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas pelayanan juga
diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan atau kebutuhan pelanggan,
dimana pelayanan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa
sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
• Kualitas (quality) menurut Montgomery dalam Indiahono (2006) adalah “the
extent to which products meet the requirement of people who use them”. Jadi
suatu produk, apakah itu bentuknya barang atau jasa, dikatakan bermutu
bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.
KUALITAS LAYANAN
• Kualitas menurut Tjiptono dalam Pasolong (2008) adalah suatu kondisi di mana
terdapat atau terjadi hal-hal sebagai berikut
1. kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan
2. kecocokan pemakaian
3. perbaikan atau penyempurnaan keberlanjutan
4. bebas dari kerusakan
5. pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat
6. melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal
7. sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
DIMENSI KUALITAS LAYANAN
Dimensi  besaran, luasnya, ukuran, atribut atau karakteristik deskriptif dari
sebuah objek yang dapat diberi nilai-nilai yang berbeda.
Klasifikasi Dimensi Kualitas Layanan:
1.
Didasarkan pada mutu produk yang bersifat konkret (search goods),
misalnya produk rumah, kendaraan bermotor, dll.
2. Didasarkan pada hubungan antara produk dengan pemakai, kualitas
pelayanan sangat ditentukan oleh pengalaman pihak pengguna (Experience
Good)
TIPE EKSPEKTASI KONSUMEN
Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner, ada 2 tipe level yaitu:
• Desired service (Jasa yang dinginkan)
Suatu level yang merupakan harapan dari pelanggan mengenai pelayanan yang
mereka inginkan. Level ini merupakan perpaduan antara kepercayaan tentang
”yang diterima” (can be) dan ”yang seharusnya diterima”(should be).
•
Adequate service (Jasa yang dianggap cukup)
Suatu tingkatan dimana pelanggan akan menerima pelayanan. Dan juga pada level
ini merupakan kemampuan dari pihak manajemen untuk memberikan pelayanan
kepada pelanggan. Dalam tingkatan ini pelanggan akan mendapatkan pelayanan
yang cukup.
TYPES OF EXPECTATIONS
• Desired service -- the level of service the customer hopes to receive
• Adequate service -- the level of service the customer will accept
Dual Customer
Expectation Levels
Desired Service
Zone of
Tolerance
Adequate Service
The Zone of Tolerance 
The extent to which customers
recognize and are willing to accept
variation in service performance
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
KEVIN P. KEARNS (ISLAMY, 2002)
1. Growth Strategies (Strategi Pertumbuhan)
fokus pada pengembangan program pelayanan yang telah ada
2. Retrenchment Strategies (Strategi Meningkatkan Efisiensi)
a) Turnaround
b) Divesment
c) Liquidation
3. Stability Strategies (Strategi Stabilisasi)
a) status quo strategy
b) Captive strategy
c) Pause strategy
d) Incremental strategy
4. Collaborative Strategies (Strategi Kolaborasi)
a) Resource Sharing
b) Joint Ventures
c) Strategic alliances
GROWTH STRATEGIES (STRATEGI PERTUMBUHAN)
•
Suatu strategi pelayanan yang difokuskan pada pengembangan pemberian
pelayanan pada program-program pelayanan yang telah ada sesuai dengan
portfolio (posisi dan tupoksinya), disebut dengan consentration growth strategy.
1.
Horizontal (Memperluas Jaringan) Cocok untuk pelayanan publik yang urgent
dan masal cth: Memperbanyak puskesmas
2.
Vertikal (Mengontrol Distribusi dan Supply) Misal Penerbangan mulai tiket
sampai penerbangannya bisa dilakukan sendiri bisa bekerjasama dengan
pihak luar
3.
Diversifikasi, usaha penganekaragaman bidang usaha atau lokasi
usaha/layanan. Biasanya dilakukan oleh perusahan besar Multi Nasional
Coorporation karena dengan demikian perusahaan dapat menjamin
pendapatan/arus kas yang lebih stabil sehingga meningkatkan trust kepada
pemegang saham.
RETRENCHMENT STRATEGIES
(STRATEGI PENCIUTAN/MENINGKATKAN EFISIENSI)
• Ada tiga macam strategi yaitu: turnaround; divesment; liquidation.
• Strategi turnaround/perputaran dipakai bila kinerja organisasi menurun tetapi
prospek untuk melakukan revitalisasi masih baik atau masih dimungkinkan dengan
alasan produk pelayanan masih berada pada jalur bisnis yang benar dan
dibutuhkan masyarakat.
•
Stategi divestasi dilakukan bila strategi perputaran tidak memungkinkan lagi
dilaksanakan karena organisasi pelayanan tidak mampu lagi menawarkan program
pelayanan yang benar. Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik
dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
•
Strategi likuidasi yaitu strategi penghentian secara formal kegiatan pelayanan pada
umumnya lewat menjual sebanyak mungkin aset dan mendistribusikan prosesnya
kepada para kreditor dan stakeholder.
STABILITY STRATEGIES (STRATEGI STABILISASI)
•
Strategi ini didesain untuk melindungi posisi dan keberadaan organisasi di
lingkungannya.
• Ada empat varian strategi, yaitu:
a) Status quo strategy, dipakai untuk mempertahankan status dan arah organisasi
yang ada sekarang;
b)
Captive strategy digunakan untuk melindungi organisasi dari lingkungan
merongrong, dengan cara mengisolasi diri;
c)
Pause strategy dipakai untuk penyesuaian diri yang tepat karena adanya
pertumbuhan efisiensi atau perubahan organisasi yang substansial;
d)
Incremental strategy dipakai bila orgaisasi membutuhkan perubahan yang
bertahap.
COLLABORATIVE STRATEGIES (STRATEGI KOLABORASI)
Strategi ini terdiri dari tiga macam, yaitu :
a) Resource Sharing, pihak yang terlibat saling berbagi sumber yang mereka
miliki atau akan dimiliki untuk meningkatkan efisiensi pelayanan;
b)
Joint Ventures, adanya komitmen diantara dua organisasi atau lebih untuk
menangani kebutuhan masyarakat secara bersama.;
c)
Strategic alliances, adanya komitmen dua organisasi atau lebih untuk
menyatukan kekuatan yang dimiliki yang diarahkan terhadap sejumlah isu
strategi guna mencapai tujuan yang mereka inginkan.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
TURNER & HULME (ISLAMY, 2002)
1. Society-centered
strategy
a) Social Class
analysis
b) Pluralism
Dua macam
strategi
(Turner &
Hulme)
c) Public Choice
a) rational actor
2. State-centered
strategy
b) bureaucratic
politics
c) state interests
SOCIETY-CENTERED STRATEGY
a) Social Class analysis, mendeskripsikan pandangan marxian dan dependensia di mana
pilihan strategi adalah merupakan produk dari konflik yang terjadi antara kelas-kelas
sosial yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi;
b) Pluralism, Kebijakan strategis (pelayanan) produk dari adanya konflik, tawar menawar,
bargaining koalisi diantara kekuatan masyarakat,demi memproteksi dan memenuhi
kepentingan anggotanya. Negara berperan sebagai arbiter, yang merespon adanya
kompetensi demokratis dari masing-masing kekuatan masyarakat. Kelompok penekan,
interest group, NGO mulai terlibat dalam pembuatan kebijakan strategis.
c) Public Choice, Setiap kelompok berusaha terlibat dan mengakses pada proses penetapan
kebijakan pelayanan, terutama askes terhadap sumber-sumber publik. Public Choice lebih
berkonsentrasi kepada economic ideas of eficiency, consumer prefeences, and advantage of
market opportunity. Strategi ini upaya mengkritisi penyediaan pelayanan publik dan melihat
pada kepentingan konsumen yaitu apakah kebutuhan pelayanan telah terpenuhi secara
efisien, efektif dan ekonomis.
STATE-CENTERED STRATEGY
• Strategi ini pada dasarnya menekankan pada peran penting yang dimainkan negara
•
•
•
dalam menetapkan kebijakan-kebijakan strategis termasuk kebijakan dalam pemberian
pelayanan pada masyarakat.
Rational actor, Para aktor, agensi berlaku sebagai pemilih yang rational. Pemerintah juga
bertindak sebagai aktor pemilih yang rational. Strategi ini cocok apabila mampu mengatasi
hambatan waktu, sumber daya, maupun keahlian.
Bureaucratic politics, Melihat struktur negara sebagai satu arena dimana para pejabat
pemerintah terlibat dalam manuver politik (perumusan dan pelaksanaan kebijakan strategi)
untuk menjamin terjadinya dampak yang di inginkan. Tujuannya adalah agar kebijakan
sesuai jalur atau dapat dikendalikan oleh para birokrat. Strategi ini dapat meng-under
value peran kelompok lain.
State interests, Melihat negara memiliki hak otonom atau kekuasaan yang besar dalam
penetapan kebijakan strategi untuk menjamin terpeliharanya kepentingan kolektif. Setiap
negara memiliki interes dan otonomi yang berbeda. Kepentingan (interest) publik tidak
selalu sejajar dengan kepentingan (interest) state oleh karena itu perlu ada mekanisme
integrasi.
Question?
Download