Nama : Vita Roviyanti Nim : 161810301062 REAKSI PADA UJI PROTEIN (BIURET, BRADFORD DAN LOWRY) 1. Uji Biuret Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam sampel. Keberadaan ikatan peptida mengindikasi adanya protein, asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida lalu membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda. 2. Uji Lowry Metode lowry merupakan penentuan kadar protein pada suatu sampel reagen Folin Ciocalteu. Sampel yang mengandung asam amino akan menghasilkan warna biru akibat tungsten dan molibdenum yang muncul sebagai hasil reduksi fosfotungstat dan fosfomolibdat pada regan Folin-Ciocalteu. Warna biru yang terbentuk akan semakin pekat sesuai dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk Metode Lowry dilengkapi dengan penggunaan reagen biuret untuk mengikatkan reduksi fosfotungstat dan fosfomolibdat. Hal tersebut akan meningkatkan sensitifitas pada spektrofotometer. Absorbansi warna-warna yang akan terbentuk diukur pada panjang gelombang 700nm. Metode ini lebih sensitif untuk uji protein dengan konsentrasi rendah jika dibandingkan dengan metode biuret saja. 3. Uji Bradford Metode Bradford menggunakan prinsip pewarna Coomessie brilliant blue G-250 untuk mengikat protein (mengikat sebagian asam amino biasa dan residu). Reaksi tersebut bekerja pada suasana asam, sehingga protein dengan kelarutan asam yang lemah tidak bisa diuji dengan metode ini. Reaksi akan menghasilkan senyawa kompleks biru sehingga pengukuran absorbansi dilakukan pada cahaya tampak yang hanya spektofotometer cahaya biasa. yang dapat mengubah panjang gelombang absorbansi menjadi 465-595 nm. Senyawa kompleks ini distabilkan oleh interaksi hidrofobik dan ionik. Metode ini mampu mendeteksi protein dari 1 μg/mL hingga 2 mg/mL.