Uploaded by ebsiswandoyo

Komunikasi Sehangat Berbincang di Kedai Kopi [#ilmu_komunikasi_unigamalang]

advertisement
Ilmu Komunikasi Universitas Gajayana Malang:
“Sehangat Berbincang di Kedai Kopi”
engapa harus sehangat berbincang di kedai kopi? Mengapa tidak memilih
berbincang di restoran atau di hotel berbintang? Toh, sebenarnya banyak sekali
ruang atau forum-forum lain untuk berbincang. Bukan tanpa alasan memang, pada
saat kalimat ini dipilih karena kehadirannya bersandar pada sebuah perjalanan tipis pada
ruang tersebut. Komunikasi yang menggerakkan hampir setiap individu dapat membuka
ruang, mempresentasikan diri, mengenal individu lain, mengenal kelompok-kelompok
organisasi, mengenali lingkungan dari beberapa aspek antara lain religi, sosial, budaya, dan
sebagainya. Merujuk pada paradigma keilmuan bahwa ilmu komunikasi bukan sekedar
ilmu untuk berbicara tetapi bisa lebih dari sekedar berb icara, artinya ilmu komunikasi
adalah merupakan tools dalam seni berbicara. Pohon ilmu yang tumbuh memiliki berbagai
cabang (rumpun keilmuan), bagian dari cabang tersebut adalah ilmu sosial dan humaniora.
Komunikasi sebagai ilmu hadir menjadi bagian dari cabang ilmu sosial dan humaniora yang
mempelajari banyak hal pada ruang-ruang sosial dan budaya.
M
Berpijak pada ruang tersebut dan dengan segala keterbatasan untuk tetap bersahaja dalam
keberterimaan hadir berbagi tanpa memunculkan batas, sekat, bahkan strata menjadi
menarik untuk dilakukan. Perbicangan (berkomunikasi) menjadi sangat hangat dan dekat
ketika batas-batas tersebut tak lagi ada, ketika tidak hadir “orang tua dan anak”, “majikan
dan
pembantu”,
“Guru dan murid”, “
pejabat dan rakyat”
serta masih banyak “si
anu dan si itu” yang
lain.
Kehangatan
akan
semakin
menjadi-jadi ketika
yang hadir adalah
kedekatan
seorang
sahabat. Kedai kopi,
memang bukan ruang
akademis,
bukan
ruang formal yang biasanya menyajikan kajian-kajian tingkat dewa (tingkat tinggi). Kedai
kopi hanya ruang sempit yang kadang-kadang hadir di sudut-sudut pasar, lipatan-lipatan
jalan, atau di gang-gang sempit kota yang penuh bangunan menjulang. Keterbatasan
tempat tidak berbanding lurus dengan konten yang dibincangkan justru dapat berbanding
terbalik dari banyak hal yang diperbincangkan bahkan mungkin bisa dikatakan lebih “gila”
dari forum-forum akademis dan forum formal yang lain.
Isi (content) perbincangan di kedai kopi bisa saja menghadirkan tema-tema sosial, budaya,
politik, bahkan ruang kritis pada kebijakan-kebijakan pemerintah. Gampangnya menyebut
terkait tema bisa tema apapun boleh dibincangkan tanpa dibatasi rasa takut, sungkan,
tidak enak, atau apapun namanya.
Peserta/ partisipan pada ruang kopi tersebut bisa hadir siapapun tanpa membawa status
sosialnya, dari tukang becak, pengemis, bakul-kakul (penjual asongan di pasar-pasar
tradisional), sales ciki-ciki, sales panci, guru, dosen, pejabat, politikus, bahkan pengamen
dan pengangguran “tumplek blek” (menjadi satu) silih berganti datang. Sekedar bercanda
maupun serius sambil, menikmati harumya asap tipis aroma kopi dan meneguk nikmat
hangatnya kopi.
Ruang kopi tanpa disadari menjadi ruang pembelajaran apa saja, ruang pembelajaran yang
sebenarnya dalam menjaga nilai dan norma-norma yang ada.
Ruang kedai kopi yang sempit, mencipta kenyamanan yang mungkin sulit dinikmati pada
ruang lain. Memang tidak semua orang bisa hadir disana jika berfikir “aku berbeda dengan
mereka”. Ruang kopi banyak menginspirasi, ruang kopi banyak menghasilkan ide-ide asik,
ruang kopi hadir untuk mengawali hari.
Keunikan-keunikan ruang kopi inilah yang mengelitik pengelola Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Gajayana Malang untuk hadir lebih dekat dengan para pembelajar,
lebih cair dalam menyampaikan pesan, ide serta konsep pembelajaran, serta lebih pekat
mengisi muatan makna dan nilai-nilai belajar, yang tentunya tidak meninggalkan
profesionalitas sebagai lembaga akademis. Hadir lebih bernilai pada ruang social dan
budaya bahkan nilai-nilai religiusitas, hadir bermakna dalam banyak hal yang penuh
dengan keterbatasan.
Selamat menikmati seruputan kopi penuh inspirasi, sambil bercengkerama dan belajar
sehangat di kedai kopi.
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Gajayana Malang hadir
bersama spirit kopi inspiratif, belajar sedekat dan sehangat berbincang di kedai kopi.
Salam hangat,
www.unigamalang.ac.id [alamat tinggal]
E. Budi Siswandoyo [penyeduh/barista ruang kopi komunikasi unigamalang]
081 7962 6300 [kontak pemesanan]
Download