Uploaded by reginarenatan

PBL 15

advertisement
Laki-laki usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan berupa bercak putih pada lengan kiri sejak 1
bulan. Tidak ada rasa gatal
Laki-laki usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan bercak putih pada lengan kiri sejak 1 bulan
yang lalu, tidak gatal
Anamnesis
Pencegahan
Pemeriksaan
Fisik
Penatalaksanaan
Komplikasi
RM
Etiologi
Working
Diagnosis
Epidemiologi
Patofisiologi
Pemeriksaan
Penunjang
Differential
Diagnosis
 Identitas
 Awitan sakit (onset of the disease)
 Riwayat perjalanan penyakit dan kejadian selama
penyakit berlangsung
 Faktor yang memengaruhi penyakit (menjadikan lebih
berat/buruk, lebih baik/berkurang)
 Faktor genetik atau penyakit di keluarga sedarah dan
faktor predisposisi (DM/alergi/riwayat penyakit
keluarga yang berhubungan dengan penyakit
sekarang)
 Riwayat penggunaan obat
 Inspeksi
 Kaca pembesar, ruangan yang cukup cahaya
 Bila ada kelainan di tempat lain, perlu dilakukan
inspeksi seluruh kulit tubuh pasie
 Lokasi dan penyebaran, warna, bentuk, batas, ukuran
setiap jenis morfologi (efloresensi) di masing-masing
lokasi, eritem/purpura/telangiektasis
 Palpasi
 Permukaan rata, tidak rata, licin/halus atau kasar, dan
konsistensi lesi (padat, kenyal, lunak) dan nyeri
penekanan. Tanda radang akut atau tidak
 Pemeriksaan langsung dari kerokan kulit
 Cairan/duh tubuh guna pemeriksaan bakteriologik
dan jamur
 Pemeriksaan darah, urin, dan feses lengkap, dan biopsi
jaringan kulit
 Pemeriksaan khusus kulit, misalnya tes tempel, dan
tes tusuk (prick test) (sesuai indikasi)
 Morbus Hansen/Lepra/Kusta
 Penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat, menyerang saraf tepi (primer), kulit dan
jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat
P. Versikolor
P.Alba
Vitiligo
Malassezia furfur
dermatitis yang tidak spesifik
dan belum diketahui
penyebabnya
autoimun
Gatal bila berkeringat
anak berumur 3-16 (30-40%)
Semua umur, tetapi 50% usia <
20 tahun.
Badan dan lengan atas
bercak kemerahan dan skuama
halus yang akan menghilang
serta meninggalkan area yang
depigmentas
makula berwarna putih susu
tidak mengandung melanosit,
berbatas tegas dan sering
bersifat herediter
Makular: soliter & biasanya
saling bertemu (koalesen) dan
tertutup skuama
Papuler: bulat kecil-kecil
perifolikuler, sekitar folikel
rambut dan tertutup skuama
Lesi berbentuk bulat, oval atau
plakat yan
g tak teratur
Distribusinya:
Fokal: satu/beberapa makula
Segmental: unilateral, distribusi
menurut dermatom, pengobatan
kurang berarti
Generalisata: beberapa/banyak
makula, sering simetris
putih (lesi dini), kemerahan,
dan coklat (lesi lama)
apat sembuh spontan setelah
beberapa bulan sampai beberapa
tahun
 Kelainan kulit yang
hipopigmentasi atau
eritematosa dengan anestesi
yang jelas
 Kelainan saraf tepi berupa
penebalan saraf dengan
anestesi
 Hapusan kulit positif untuk
kuman tahan asam
Klasifikasi
Zona spektrum
Ridley & Jopling TT
BT
BB
BL
Madrid
Tuberkuloid
Borderline
WHO
Pausibasiler
Multibasiler
(PB)
(MB)
PB
MB
Puskesmas
LL
Lepromatosa
Sifat
Lepromatosa (LL)
Bordeline
Mid Borderline (BB)
Lepromatosa (BL)
Lesi:

Bentuk
Makula
Makula
Plakat

Jumlah
Infiltrat difus
Plakat
Dome-shaped (kubah)

Distribusi
Papul
Papul
Punched-out

Permukaan
Nodus
Sukar dihitung, masih Dapat dihitung, kulit

Batas
Tidak terhitung, praktis ada kulit sehat
sehat jelas ada

Anestesia
tidak ada kulit sehat
Hampir simetris
Asimetris
Simetris
Halus berkilat
Agak
Halus berkilat
Agak jelas
berkilat
Tidak jelas
Tak jelas
Agak jelas
Tidak ada sampai tidak
kasar,
Lebih jelas
jelas
BTA

Lesi kulit
Banyak (ada globus)
Banyak
Agak banyak

Sekret hidung
Bannyak (ada globus)
Biasanya negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Biasanya negatif
Tes Lepromin
agak
Sifat
Tuberkuloid (TT)
Bordeline
Indeterminate
Tuberculoid (BT)
(I)
Lesi
 Bentuk
Makula saja, makula Makula
 Jumlah
dibatasi infiltrat
infiltrat: infiltrat saja
 Distribusi
Satu, dapat beberapa
Beberapa atau satu Variasi
 Permukaan
Asimetris
dengan satelit
Halus, agak berkilat
 Batas
Kering bersisik
Masih asimetris
Dapat
 Anestesia
Jelas
Kering bersisik
dapat tidak jelas
Jelas
Jelas
Tak
Jelas
tidak jelas
dibatasi Hanya makula
Satu atau beberapa
jelas
ada
atau
sampai
BTA
 Lesi kulit
Hampir selalu negatif Negatif atau hanya 1+ Biasanya negatif
Tes lepromin
Positif kuat (3+)
Positif lemah
Dapat positif lemah
atau negative
Tuberkuloid
Borderline
 Mycobacterium leprae
 Belum, dapat dibiakkan
 Ukuran 3-8 µm x 0,5 µ
 Tahan asam dan alkohol serta positif Gram
 Masa tunas bervariasi, antara 40 hari - 40 tahun,
umumnya beberapa tahun, rata rata 3-5 tahun.
Kontak langsung antar kulit (lama dan erat)
M. leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet
Perpindahan penduduk yang terinfeksi
Penyakit keturunan (-)
Dapat menyerang semua umur
Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropis,
masyarakat yang sosial ekonominya rendah
 Di indonesia frekuensi tertinggi pada kelompok umur 2535 tahun.
 Di Indonesia jumlah kasus yang tercatat permulaan tahun
2009  21 .538 orang, kasus baru tahun 2008  17.441
orang






 M. Ieprae mempunyai patogenitas dan daya invasi
yang rendah
 Dapat disebut sebagai penyakit imunologik
 Rasa baal disebabkan karena kerusakan saraf
 Derajat penyakit bergantung respon imun
DDS/Dapson/Diaminodife
nilsulfon
•Jangka panjang kusta
•Dosis 100 mg per hari
per oral
•Anak, bergantung
pada berat
Rifampisin
•Dosis 10 mg/kg bb;
setiap hari/setiap
bulan
•Tidak boleh
monoterapi
Klofazimin
•Kusta resistendapson/pasien tidak
tahan terhadap sulfon
•Dosis 100 mg/hari per
oral
 Usaha rehabilitasi media (operasi dan fisioterapi)
 Memberi lapangan pekerjaan yang sesuai cacat




tubuhnya,
Terapi psikologi (kejiwaan)
Mencegah penularan lepra
Kontak erat penderita lepra dengan keluarga (stadium
reaktif)
Memperbaiki lingkungan hidup dan kebersihan
pribadi dapat mengurangi terjadinya penularan dan
penyebran lepra




Ulkus neuropatik, deformitas wajah dan ekstremitas
Amiloidosis sekunder pada pasien lepramatosa
Ginekomastia, pembentukan jaringan parut di testis
Reaksi reversal (reaksi lepra tipe 1)
 Disebabkan o/peningkatan respons imunitas selular pd penyakit
borderline yg menyebabakan masuknya sel-sel inflamasi ke dalam
lesi yang sudah ada
 Lesi kulit membengkak dan merah, gejala neuritik dan paralitik
meningkat.
 Eritema nodosum leprosum (reaksi lepra tipe 2):
 Disebabkan o/vaskulitis, kemungkinan dicetuskan oleh infiltrasi
neutrofilik yang diperantai oleh TNF
 Terjadi pada keadaan lepromatosa dan lepromatosa borderline.
 Nodul subkutan yang nyeri tekan disertai dengan demam dan
artralgia
 Lepra merupakan penyebab utama kecacatan
neurologis jangka panjang
 Berkaitan dengan stigma dan pengucilan sosial
Penyakit lepra merupakan penyakit yang disebabkan
oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat, menyerang saraf tepi (primer), kulit dan
jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat.
Penanganan yang tepat dapat mengurangi risiko dari
perburukan dari penyakit ini.
Download