Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 508 SARKOMA KAPOSI (KS) Apa Sarkoma Kaposi Itu? Sarkoma Kaposi (KS) adalah penyakit mirip kanker. Awalnya KS ini dikenal sebagai penyakit yang berpengaruh pada laki-laki usia lanjut di daerah Eropa Timur atau Laut Tengah. KS juga terjadi pada laki-laki Afrika dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penyebab KS tertinggi sekarang adalah infeksi HIV. Kalau kita mengalami KS terkait HIV, kita dianggap AIDS. Penyakit ini biasanya dilihat pada kulit, atau dalam lapisan mulut, hidung, atau mata. KS juga dapat menyebar pada paru, hati, perut dan usus, dan kelenjar getah bening. KS mencakup perkembangan banyak pembuluh darah baru yang sangat tipis. Proses ini disebut angiogenesis. KS disebabkan oleh virus herpes yang disebut virus herpes manusia 8 (HHV-8). Dalam suatu penelitian baru, laki-laki dengan HHV-8 hampir 12 kali lipat lebih mungkin didiagnosis dengan KS dibandingkan laki-laki yang tidak terinfeksi HHV-8. KS berpengaruh pada kurang lebih 20% Odha di AS yang tidak memakai terapi antiretroviral (ART). Angka di Indonesia belum diketahui, tetapi tampaknya lebih rendah. Di AS, kejadian KS merosot kurang lebih 80% setelah adanya ART. Namun pada 2007, dokter menemukan kasus KS pada orang yang HIVnya tertekan penuh oleh ART. Kasus baru ini tampaknya ringan dan tidak gawat. KS terutama terjadi pada laki-laki: di AS ada delapan kali lebih banyak lakilaki dengan KS dibandingkan perempuan. KS adalah gejala AIDS yang paling mudah terlihat, karena biasanya penyakit tampak sebagai bintik kulit yang disebut lesi, yang kelihatan berwarna merah atau ungu pada kulit putih dan agak biru, cokelat atau hitam pada kulit lebih gelap. Lesi sering terjadi pada wajah, lengan dan kaki. KS pada kulit tidak gawat. Namun lesi KS pada kaki dapat menyebabkan kesulitan berjalan kaki. Jika menyebar pada tempat lain, tumor KS dapat menyebabkan masalah berat. Pada lapisan mulut, KS dapat menyebabkan kesulitan makan atau menelan. Pada perut atau usus, KS dapat menyebabkan perdarahan dalam dan penyumbatan. Jika KS menyumbat kelenjar getah bening, hal ini dapat menyebabkan bengkak yang berat pada lengan, kaki, wajah atau kantong kemaluan. Bentuk KS yang paling berat adalah pada paru. KS pada paru dapat menyebabkan batuk yang berat, sesak napas, atau kumpulan cairan yang dapat menjadi gawat. KS sering dapat didiagnosis dengan melihat lesi pada kulit. Biasanya datar, tanpa rasa sakit, dan tidak gatal atau berisi cairan. Mungkin kelihatan seperti luka memar, tetapi warna ungu luka memar hilang jika ditekan; lesi KS tidak begitu. Lesi KS dapat tumbuh menjadi benjolan yang dapat bergabung. Dokter kita mungkin mengambil contoh kecil (biopsi) dari lesi untuk diperiksa dengan mikroskop dan menentukan diagnosis KS. Bagaimana KS Diobati? ART adalah pengobatan terbaik untuk KS aktif. Pada banyak orang, ART dapat menghentikan tumbuhnya atau bahkan memulihkan lesi kulit. Selain ART, ada berbagai pengobatan untuk KS pada kulit atau pada bagian tubuh lain. Pada kulit, KS mungkin tidak harus diobati jika hanya ada sedikit lesi. Lesi kulit dapat: y Dibekukan dengan nitrogen cair y Diobati dengan radiasi y Dicabut secara bedah y Disuntik dengan obat antikanker atau interferon alfa y Diobati dengan olesan tretinoin (asam retinoik) Pengobatan ini hanya efektif pada lesi kulit, bukan KS secara keseluruhan. Lesi kulit mungkin kambuh setelah pengobatan. Jika KS telah menyebar pada organ dalam, pengobatan sistemik (seluruh tubuh) dipakai. Jika ART tidak cukup, doksorubisin, daunorubisin atau paklitaksel juga dapat dipakai. Doksorubisin dan daunorubisin adalah obat antikanker dalam bentuk ‘liposomal’. ‘Liposomal’ berarti obat dengan jumlah kecil dilapisi selaput lemak menjadi gelembung kecil, yang disebut liposom. Obat bertahan lebih lama dengan bentuk ini dan tampaknya berpindah ke daerah yang membutuhkan. Dengan memakai bentuk obat liposomal, beberapa efek samping berkurang. Apakah KS Dapat Dicegah? Cara penularan HHV-8 belum jelas. Mungkin virus ini menular melalui hubungan seks dan melalui ciuman dalam. Seperti infeksi oportunistik lain, sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan infeksi HHV-8. Cara terbaik mencegah KS adalah dengan memakai ART untuk menjaga kekuatan sistem kekebalan. Adakah Pengobatan Lain yang Ditelitikan untuk KS? Pendekatan antisitokin: Ada banyak penelitian terhadap sitokin, protein yang dipakai oleh sistem kekebalan untuk merangsang sel agar tumbuh. Para peneliti menganggap bahwa zat yang menghambat faktor pertumbuhan ini juga dapat melambatkan pertumbuhan KS. Antibodi monoklonal: Obat ini dibuat melalui rekayasa genetis. Nama obat ini mempunyai “-mab” di belakang, misalnya bevacizumab. Obat lain: Ilmuwan sedang meneliti beberapa obat yang melambatkan perkembangan pembuluh darah (angiogenesis). Garis Dasar KS adalah penyakit yang berpengaruh pada kurang lebih 20% Odha di AS yang tidak memakai ART, tetapi mungkin kejadian lebih rendah di Indonesia. KS sebagian disebabkan oleh virus herpes yang disebut HHV-8. Pengobatan terbaik untuk KS adalah ART. KS pada kulit diobati dengan beberapa cara, dan bukan masalah gawat. KS pada organ dalam dapat gawat. KS dalam biasa diobati dengan obat antikanker. Jika kita mengamati bintik warna gelap pada kulit, kita sebaiknya diperiksa dokter untuk menentukan apakah kita sakit KS. Ditinjau 8 Mei 2014 berdasarkan FS 511 The AIDS InfoNet 4 Februari 2014 Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org