MODUL PERKULIAHAN Corporate Reputation Management Internal PR & Communication Plan Stakeholder Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh Andi Youna C. Bachtiar M.Ikom Abstract Kompetensi Pentingnya Internal Public Relations adalah kegiatan PR untuk membina hubungan dengan Public Internal Pemahaman mengenai internal public relations dan stakeholder Pembahasan Internal Public Relations Pentingnya Internal Public Relations adalah kegiatan PR untuk membina hubungan dengan Public Internal, seperti karyawan, para manajer, para manajemen, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi perusahaan atau organisasi tetap positif di mata public internal. Kegiatan hubungan internal ini pun berupaya tetap memelihara budaya perusahaan (corporate culture) yang sudah terbentuk sebelumnya. Melalui budaya perusahaan ini pula, akan membentuk senses of belonging (rasa memiliki) dan sense of responbility (rasa tanggung jawab) public internal pada organisasi dan perusahaan. Khalayak internal public relations menurut Widjaja (2010, p.71-72) tujuan daripada hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para karyawan lembaga dan atau instansi yang bersangkutan. Tujuan ini dapat dicapai jika pimpinan memperhatikan kepentingan - kepentingan para karyawannya baik dalam segi ekonomi, sosial, pendidikan, maupun segi psikologisnya. Pada hubungan masyarakat ke dalam, yang menjadi khalayaknya ialah: employee dan stockholder. Dalam kaitan kedua macam khalayak ini dikenal hubungan-hubungan yang disebut sebagai: a. Hubungan dengan karyawan (employee relations) b. Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations). Selain itu, Danandjaja (2011, p.31) juga menjelaskan bahwa Internal Public Relations, dimaksudkan salah satu bentuk kegiatan dari Public Relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke “dalam” maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut. Pengertian publik dalam hal ini dibatasi kepada pengertian sekelompok individu yang terlibat pada satu kegiatan, dan diikat oleh satu perhatian dan kepentingan guna mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu, publik dalam kegiatan Internal Public Relations ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk yang terbatas, seperti: · Publik karyawan · Publik pemegang saham · Publik dari masing-masing departemen, biro atau unit-unit terkecil dalam perusahaan atau instansi tersebut. 2014 2 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peran dan Fungsi Internal Public Relations Peran internal public relations menurut Laksamana (2010, p.12) bahwa peran internal PR merupakan aplikasi fungsi dan tugas internal PR adalah membantu staf untuk mengerti tentang visi, misi serta values dari organisasi perusahaan. Aktifitas ini melibatkan semua hal isu yang mempengaruhi suasana kerja dan memastikan staf mendapat informasi tentang keputusan penting manajemen. Sedangkan fungsi internal public relations Menurut Laksamana (2010, p.34), bahwa fungsi dari internal PR sebagai berikut: pertama, mengembangkan isi pesan komunikasi yang mempengaruhi sikap (influence behaviors) publik internal perusahaan dengan fokus kepada area seperti kualitas, produktivitas, dan moral. Kedua, menyebarluaskan pesan kepada target publik sasaran melalui media komunikasi yang tepat. Strategi dan Efektivitas Internal Public Relations Strategi internal public relations menurut Lattimore, Baskin, Heiman dan Toth (2010, p.324) yang menjelaskan bahwa Public Relations mempunyai tanggung jawab dalam melakukan hal- hal berikut: · Membangun ketertarikan (calon investor) terhadap perusahaan · Menciptakan pemahaman tentang perusahaan · Menjual produk perusahaan · Memperlebar basis pemegang saham dengan menarik investorbaru · Menstabilkan harga saham · Memperoleh pengesahan pemegang saham jika diperlukan manajemen · Meningkatkan prestise perusahaan · Menciptakan sikap yang menyenangkan dalam komunitas finansial · Mengembangkan sensitivitas politik para pemegang saham terkait isu yang berhubungan dengan perusahaan · Meningkatkan employee relations · Membangun kesetiaan para pemegang saham Efektivitas internal public relations menurut Laksamana (2010, p.13) menjelaskan keberhasilan serta efektivitas internal PR akan sangat terasa bila organisasi menghadapi situasi krisis. Internal PR mampu memberikan solusi komunikasi internal bagi staf yang lebih dari sekedar strategi mengatasi krisis semata, namun juga fakta tentang krisis tersebut. Lebih dari itu, praktisi internal PR harus mampu untuk menerjemahkan sekaligus memberi 2014 3 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id indikator serta evaluasi dan kuantitas (measurement) sukses dari perilaku internal publik kepada CEO dan manajemen. Seluruh perusahaan atau organisasi perlu menjaga reputasinya karena reputasi akan menentukan keberlangsungan organisasi atau perusahaan tersebut. Reputasi yang baik harus dijaga karena reputasi perusahaan adalah harta berharga. Menjaga reputasi adalah sebuah hal yang esensial dari peran strategis humas yang harus memperhitungkan seluruh stakeholder, dimana persepsi mereka tentang organisasi akan menentukan reputasi tersebut. (Louisot, 2004) Penjagaan atas reputasi dimungkinkan karena banyak faktor dari luar atau dari dalam perusahaan yang memungkinkan jatuhnya atau buruknya sebuah reputasi. Resiko dan ketidakpastian, baik positif atau negatif, harus dijaga dengan pendekatan sistem yang holistik, karena tidak ada yang disebut resiko reputasi melainkan keseluruhan hal yang berdampak pada reputasi. (Louisot, 2004) Reputasi adalah akumulasi dari persepsi dan pendapat tentang organisasi yang berada dalam pikiran stakeholder. Sebuah organisasi akan menikmati reputasi yang baik pada saat performa atau kinerjanya secara konsisten memenuhi atau melampaui harapan dari para stakeholder. Stakeholder dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan pemerintah selaku regulator. Reputasi merupakan hal yang dibangun selama bertahun-tahun, namun bisa hancur dalam sekejap. Warren Buffett mengatakan bahwa “It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you’ll do things differently” atau butuh 20 tahun untuk membangun sebuah reputasi dan hanya lima menit untuk menghancurkan itu, jika Anda memikirkannya, Anda akan berpikir secara berbeda. Hal ini juga yang membedakan dengan citra. Citra hanya dibangun dalam waktu yang singkat. Suatu reputasi organisasi dimata karyawan dan stakeholder eksternal berawal dari visi organisasi. Dari visi organisasi ini kemudian diimplementasikan melalui kebijakan organisasi dan budaya organisasi. Melalui internal komunikasi yang baik, kebijakan perusahaan bisa menciptakan reputasi organisasi dimata karyawa dan komunikasi pemasaran & penawaran produk yang baik. Kebijakan perusahaan juga secara langsung dapat menciptakan reputasi organisasi dimata stakeholder eksternal. Reputasi sangat berharga bagi perusahaan dan untuk para stakeholder. Nilai bagi organisasi tergantung bagaimana penggunaan aset marketing ini untuk menghasilkan sebuah produk kembali, dan untuk memberikan sinyal mengenai strategi organisasi, prospek kedepan, dan kesempatan berkarir bagi kelompok eksternal. Nilai bagi stakeholder internal dan eksternal tergantung pada bagaimana mereka menggunakan reputasi organisasi untuk membantu berfikir, dan merespon mengenai produk atau jasa yang 2014 4 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dihasilkan perusahaan. Untuk membangun nilai strategis dari citra dan reputasi yang bermacam-macam, sebuah organisasi harus secara jelas mengidentifikasikan kelompokkelompok stakeholder dalam menggambarkan hal tersebut, dan yang mana yang merupakan inti dari nilai-nilai mereka. Communication Plan Stakeholder Relations Terbagi menjadi 1. Communication Plan Investor Relations 2. Communication Plan Media Relations Definisi Stakeholder Definisi stakeholders menurut Freeman (1984) merupakan individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi dan/ atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya. Chariri dan Ghazali (2007) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-nya (shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Sedangkan menurut Clarkson, stakeholder adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi stakeholder menjadi dua, stakeholder primer dan stakeholder sekunder; 1.Stakeholder primer adalah ‘pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem stakeholder primer – yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. 2.Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Clarkson (dalam artikel tahun 1994) juga telah memberikan definisi yang bahkan lebih sempit lagi di mana stakeholder didefinisikan sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut, ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat 2014 5 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kegiatan perusahaan tersebut. Karena itu, stakeholder adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan. Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut: 1.Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal. Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain. 2.Stakeholders primer, sekunder dan marjinal. Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu. 3.Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. 4.Proponents, opponents, dan uncommitted. Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional. 5.Silent majority dan vokal minority. Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif). Menurut Hill (1996, hal 129), Stakeholders dalam pelayanan sosial meliputi negara, sektor pivat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat, dalam kasus program CSR keseluruhan entitas tersebut terlibat secara bersama-sama. Sementara mereka memiliki kepentingan berbeda-beda yang satu dengan yang lain bisa saling bersebrangan dan sangat mungkin merugikan pihak yang lain. 2014 6 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Untuk memudahkan dalam melihat opini stakeholder dalam melihat reputasi organisasi, organisasi harus dapat mengelompokkan keberadaan stakeholder mereka. Pembagian kelompok stakeholder meliputi normative group, functional group, diffused group, dan customer group. Normative group adalah kelompok yang meliputi pihak-pihak yang mempunyai otoritas bagi organisasi untuk menjalankan fungsinya dan mereka menetapkan aturan umum dan regulasi yang berpengaruh bagi organisasi. Misalnya pemerintah, local council, agensi regulasi, dan kelompok-kelompok konsumen dan lingkungan yang memberikan batasanbatasan bagi ruang lingkup organisasi dan mengatur jalannya organisasi. Functional group merupakan pihak-pihak yang secara langsung beraktifitas di dalam organisasi hari demi hari. Mereka yang menjalankan organisasi dan melayani pelanggan. Mereka adalah kelompok stakeholder yang paling terlihat. Misalnya saja karyawan, perserikatan pekerja, suppliers, distributor, retailer dan agensi riset, dan konsultan. Yang paling terpenting dari kelompok ini adalah karyawan. Diffused group merupakan stakeholder khusus yang mengambil kepentingan pada organisasi ketika mereka prihatin mengenai perlindungan terhadap hak-hak orang lain. Isu yang mungkin muncul yang menjadi perhatian kelompok ini adalah keterbukaan informasi, ketertutupan informasi, lingkungan para konsumen, kepentingan kelompok-kelompok minoritas, kesetaraan. kesempatan bagi para karyawan, perlindungan anak-anak di tempat kerja. Pihak yang paling penting dari kelompok ini adalah jurnalis. Sedangkan customer group adalah kelompok yang bisa dikatakan kelompok yang paling penting, yaitu pelanggan. Investor Relations Menurut Scott Cutlip dan rekan yang dikutip dari Morissan (2010, p.280) mengungkapkan bahwa Investor Relations merupakan bidang khusus dari humas yang berada pada perusahaan publik. Investor Relations merupakan bidang khusus humas korporat yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar. Dalam hal ini menurut Morissan (2010, p.290), terdapat dua jenis investor yaitu: investor perorangan dan investor institusi. Investor perorangan adalah setiap individu yang menggunakan dana yang dimilikinya untuk membeli saham di pasar modal. Individu yang termasuk dalam kelompok ini, misalnya pengusaha kecil. Sedangkan investor institusi biasanya merupakan pelaku utama pasar modal yang sangat mempengaruhi fluktuasi harga dan volume transaksi. Investor Relations merupakan salah satu fungsi dari internal public 2014 7 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Relations yang khusus berhubungan langsung dengan pihak investor. Hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan antara investor dengan perusahaan atau sebaliknya ditangani oleh divisi Investor Relations. Investor Relations mengalami perubahan signifikan pada dekade terakhir abad ke-20 saat dia bergerak menuju abad ke- 21. Investor Relations utamanya telah menjadi pembawa informasi pasif yang kebanyakan disampaikan kepada komunitas keuangan. Menurut Rusdin (2006, p.68) yang dikutip dari Jurnal Ekonomi Bisnis, No.1, Maret 2009: 51 bahwa saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham merupakan salah satu instrumen keuangan di pasar modal. Saham dapat diartikan sebagai bukti penyertaan modal dalam kepemilikan suatu perusahaan. Investasi dalam bentuk saham dianggap lebih menarik bagi sebagian orang karena dalam hal ini investor dituntut untuk lebih hati-hati dan jeli dalam mengambil setiap keputusan investasi. Sekarang, Investor Relations telah semakin proaktif. Investor Relations telah berpindah dari perannya yang sebelumnya pasif menjadi semakin aktif, berperan sebagai sebuah tautan antara sebuah perusahaan dan komunitas investasi, dalam merespons kebutuhan keduanya. 2014 8 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Freeman, R. E., (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach, , Boston: Pitman Publishing Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing Cutlip, Scott M., Allen H. Center, & Glen M. Broom. 2011. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prada Media Group. Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004. Dasar-dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya, Bandung 2014 9 Coorporate Reputation Management Andi Youna C.Bachtiar Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id