THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta MODEL PEMBELAJARAN GREEN BEHAVIOR DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN SUKABUMI Aeni Latifah 1, Irma Muti 2, Isep Ali Sandi 3 Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi dan Mahasiswa Program Pascasarjana S3 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta dan [email protected] 2 Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi 3 Pengelola Jurnal Al-Iqna Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi [email protected] 1 Abstrak Kesadaran masyarakat Sukabumi terkait ekonomi hijau berkelanjutan, mengalami sebuah pergeseran paradigma, baik yang bersifat sistemik maupun insidental.oleh karena itu maka pelaksanaan program green behavior bagi siswa menjadi sangat penting agar, out-come dari lulusan yang hasilkan mampu menghargai dan menjaga lingkungan sekitarnya.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan pengembangan kurikulum dan ilmu pengetahuan sosial yang diajarkan dalam proses pemblajaran. Dengan data primer bersumber dari tiga lokasi penelitian yaitu SD Islam Fathia.Adapun untuk data sekunder berasal dari dokumentasi, perpustakaan, dan literatur-literatur terkait konsentrasi penelitian.Adapun hasil penelitian ini mendapatkan temuan diantaranya: A. Pengetahuan siswa tentang pentingnya memegang teguh adat istiadat leluhur menjadi sangat penting untuk dijaga dan dirawat. B. Pengetahuan pengelolaan lingkungan sudah tertanam semenjak anak menjalankan program pembelajaran model green behavior yang dilakukan di lokasi penelitian memberikan harapan baru dalam menyongsong masa depan, selain itu juga akan membantu pemerintah yang telah bergabung dengan UNEP Kata Kunci :Pembelajaran, Model, dan Green Behavior masalah pribadi atau masalah social serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegaiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik”. Sekolah alam yang dikenal dikalangan lembaga pendidikan merupakan predikat yang disandang oleh sekolah, dengan predikat tersebut tentu memberikan arti bahwa sekolah merupakan satuan lembaga pendidikan yang mempunyai perbedaan dengan lembaga-lembaga satuan pendidikan lainnya. Sebagai sekolah alam dalam proses belajar-mengajar mata pelajaran IPS pada materi lingkungan guna mendukung berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar, sekolah perlu memiliki fasilitas yang memadai seperti ruang belajar yang disesuaikan dengan konsep belajar sekolah alam, perpustakaan, pusat sumber belajar, taman hutan, lahan perkebunan, lahan persawahan, dan kolam ikan. 1. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan ilmu-ilmu social, tentunya terintegrasikan dengan humaniora yaitu norma, nilai bahasa, seni yang menjadi komponen dalam kehidupan manusia. Individu dipersiapkan mampu memecahkan segala permasalahan baik pribadi maupun social serta bisa ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang dikemukakan Sapriya sebagai berikut: (2009:12) : “….IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan 1489 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 Kelengkapan fasilitas yang dimiliki sekolah jika dilihat dari beberapa standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah telah dipenuhi sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Bab VII Standar sarana dan Prasarana Pasal 42 ayat 2 dikemukakan bahwa: Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dilihat dari kegiatan belajarmengajar yang dilaksanakan di sekolah tersebut sebagai sekolah alam selain pembelajaran yang menyajikan berbagai mata pelajaran sebagaimana sekolahsekolah islam lainnya dalam pembelajarannya menggunakan media pembelajaran seperti model Farming and Gardening. Melalui pembelajaran farming and gardening di sekolah menjadikan peserta didik lebih dekat dengan alam, memahami konsep pentingnya lingkungan hidup, menampilkan sikap apresiatif, menampilkan kreativitas, menampilkan peran serta nyata, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, pembiasaan di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan di mana mereka berada. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi beberapa hal tersebut dan sekaligus sebagai solusinya adalah dengan melakukan optimalisasi strategi pembelajaran, pendekatan, dan metode yang digunakan dalam kegiatan proses belajar-mengajar melalui kegiatan Farming and Gardening. Dari perbaikan UAD, Yogyakarta yang dilakukan seperti yang telah dikemukakan merupakan upaya untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih baik dan sekaligus hasilnya dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi keberlangsungan hidup yang mempunyai keseimbangan bagi setiap peserta didik sebagai generasi kini dan akan datang. Dengan melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan farming and gardening di sekolah khususnya di sekolah islam terpadu berarti kegiatan tersebut telah memberikan bekal bagi setiap peserta didik sejak dini untuk hidup selaras dan harmonis dengan keadaan alam. Dengan bekal yang dimiliki oleh setiap peserta didik maka apa yang selama ini menjadi prediksi dan kekhawatiran tentang ketidak seimbangan hidup dengan alam sekitar setidaknya ada sebuah harapan bahwa hidup akan lebih baik, alam akan terjaga demi kelangsungan hidup yang seimbang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dari uraian di atas dapat simpulkan bahwa lingkungan harus dijaga keberlangsungannya agar dapat dinikmati oleh generasi ke generasi dan upaya untuk itu dapat dilakukan melalui pendidikan dan pengajaran yang disampaikan sejak sedini mungkin di dalam membentuk sikap dan tingkah laku yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itulah maka, manajerial sekolah dalammanajemen pembelajaran green behavior melalui kegiatan farming and gardening di sekolah islam terpadu bisa menjadi salah satu model percontohan dan dapat dikaji dengan seksama. Sehingga bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran yang ada, selain itu juga perlu diukur terkait pelaksanaannya dengan menjalankan projek manajemen berbasis sekolah yang dapat mengukur tingkat keberhasilan program pembelajaran yang ada saat ini. 2. RUMUSAN MASALAH Adapun yang menjadi rumusan dalam penulisan ini diantaranya: a. Bagaimana manajeman, perencanaan, dan proses pembelajaran berbasis green 1490 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 behavior melalui kegiatan farming and gardening di sekolah islam Terpadu (SIT)? b. Bagaimana harapan dan tantangan bagi perubahan perilaku siswa yang mengikuti program green behaviormelalui kegiatan farming and gardeningsiswa Sekolah Islam Terpadu (SIT)? UAD, Yogyakarta c. penyampaian informasi dan/atau laporan. (3) Peran masyarakat dilakukan untuk: a) meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan hidup; b) meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan; c) menumbuhkembangka n kemampuan dan kepeloporan masyarakat; d) menumbuhkembangka n ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; dan e) mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. 3. MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS GREEN BEHAVIOR a. Tinjauan Kebijakan Pembahasan tentang lingkungan nampak jelas berkaitan dengan pemahaman lingkungan secara menyeluruh bagi masyarakat khususnya bagi peserta didik sebagai generasi akan datang yang diharapkan dapat melanggengkan lingkungan hidup untuk generasi berikutnya. Oleh karena itu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidup tidak bisa ditawar-tawar lagi jika ingin lingkungan hidup ini dapat dinikmati sepanjang masa dan sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan tersebut dapat diperhatikan dan disimak sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang R.I Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup BAB XI Peran Masyarakat Pasal 70 (1) Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan. (2) Peran masyarakat dapat berupa; a. pengawasan sosial; b. pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau Pasal 70 di atas dapat disimpulkan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan sebagai berikut: 1. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yaitu pemerintah dan masyarakat. 2. Dalam mewujudkan tanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat dapat melakukan pengawasan dengan cara memberikan saran, usulan dan laporan tentang pengelolaan lingkungan, jika dalam pelaksanaannya melanggar peraturan dan 1491 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 peurundang-undangan yang berlaku. 3. Melakukan internalisasi dan sosialisasi tentang kepedulian lingkungan hidup yang dikembangkan melalui pengembangan sikap dan perilaku yang diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari. UAD, Yogyakarta kehidupan di masyarakat. Melalui pendekatan tersebut diharapkan peserta didik mendapatkan lebih luas dan mendalam”. Permasalahan dan tantangan berkaitan dengan lingkungan diperlukan perhatian yang sangat khusus. Menurut Hamzah (2012:820) disebabkan oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya berikut beberapa faktor yaitu penduduk/manusia, teknologi, keterbelakangan dan kemiskinan, pendidikan, informasi, kearifan lokal, penegakan hukum, kebijakan pembangunan, dan perubahan iklim global. Untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut pendidikan merupakan sarana yang paling tepat dalam pembentukan empati, sikap serta perubahan pandang atau cara berfikir tentang pemeliharaan lingkungan yang semakin hari rusak akibat ketidak harmonisan ekosistem yang diakibatkan oleh perbuatan manusianya itu sendiri. Sejalan pemikiran tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Hamzah (2012:14) bahwa : Pendidikan harus dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembentukan sikap dan kepedulian terhadap lingkungan secara efektif. Pendidikan yang kurang memadai, dalam arti kurang memberikan insformasi tentang masalah lingkungan hidup akan menyebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang kemudian dapat berakibat munculnya sikap kurang peduli masyarakat pada lingkungan hidup. b. Tinjauan Kurikulum IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah islam terpadu yang di dalamnya terdapat pendidikan lingkungan bukan hanya suatu pemberian pengetahuan tentang apa itu lingkungan, akan tetapi jauh lebih memaknai di dalamnya memberikan pengetahuan, pemahaman serta upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kelestarian lingkungan itu sendiri. Sesuai dengan pernyataan mengapa harus belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) seperti yang dikemukakan oleh Supriatna (2009) bahwa : “Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang bagi peserta didik untuk dapat menghadapi tantangan global.Kehidupan masyarakat senantiasa mengalami perubahan setiap saat.Oleh karena itu, mata pelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam 1492 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 Berkaitan dengan hal tersebut guru sebagai pendidik perlu mempersiapkan perencanaan dan bagaimana proses pembelajaran yang dapat menjembatani agar hasil dari pembelajaran lebih bermakna sesuai dengan manfaat menguasai IPS itu sendiri agar dapat mengaplikasian didalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun sampai yang akan datang. Dengan menguasai Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilainilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global. Menurut Sapriya dan Wahab (2011 : 48) terdapat empat dimensi yang harus dimiliki dari pembelajaran ilmu pengetahuan social diantaranya : dimensi pengetahuan (knowledge), dimensi keterampilan (skill), dimensi nilai dan sikap (values and attitude) dan dimensi tindakan (action). Salah satu bentuk action atau tindakan nyata dari empat dimensi yang harus dimiliki oleh peserta didik berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan dalam membentuk green behavior (perilaku UAD, Yogyakarta berwawasan lingkungan) salah satunya dengan kegiatan farming and gardening yang mempunyai tujuan menjadikan peserta didik lebih dekat dengan alam, memahami konsep pentingnya lingkungan hidup, menampilkan sikap apresiatif, menampilkan kreativitas, menampilkan peran serta nyata, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, pembiasaan di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat, meningkatkan kesadaran dan kepedulian. Menurut Dheni (2014) untuk mencapai tujuan tersebut perlu di desain pembelajaran yang dapat mengintegrasikan pembelajaran IPS melalui kegiatan farming and gardening dalam pengembangan green behavior. Hal tersebut dapat dapat tercapai dengan menggunakan strategi pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Michael K. Stone and Zenobia Barlow (2005:236) : Integration into the curriculum : 1. Integrate cating experiences, garden, and nutrition education into the curiculum for math, science, social studies, and languange arts at all grade levels. 2. Establish a school garden in every school. Give students the oppotunity to plant, harvest, prepare, cook, and cat food they have grown. 3. Establish relationship with local farm, encourage farmer and farm workers to come to the school classroom and arrange for student to visit farm. 4. PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS GREEN BEHAVIOR 1493 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta Sebagimana diungkapkan Nurlita Pertiwi dalam makalahnya dengan judul “green education bagi masyarakat perkotaan dalam pengembangan ruang terbuka hijau” Perilaku masyarakat untuk terlibat dalam peningkatan kualitas lingkungan merupakan bagian dari rasa tanggung jawab.Terutama dunia pendidikan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan informasi yang benar terkait pola hidup yang ramah lingkungan. Hal ini diungkapkan oleh Hines dalam Hungerford dan Volk (1990) bahwa terdapat lima variabel yang berpengaruh untuk membentuk faktor kepribadian yaitu keterampilan, pengetahuan strategi, locus of control, kebiasaan (attitudes) dan tanggapan personal sebagaimana diuraikan pada gambar berikut: Hines dalam Hungerford dan Volk, 1990 Berdasarakan gambar tersebut nampak bahwa perilaku lingkungan tumbuh dari adanyak pengetahuan, sikap dan keterampilan.Model di atas menggambarkan bahwa minat untuk melakukan aksi atau kegiatan muncul akibat adanya pengetahuan, keterampilan dan rasa tanggung jawab. Ketiga hal ini merupakan hasil dari suatu proses belajar. Sebagaimana diungkapkan dalam taxonomi Bloom yang terdiri atas tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Depdikbud (1989) menguraikan ketiga domain tersebut sebagai berikut : a. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya. b. Sikap (attitude) merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat atau emosi bersangkutan. c. Tindakan (praktik) yang merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki. Mengacu pada tujuan pembelajaran Farming and Gardening dapat dimaknai sebagai bagian dari sikap dan perilaku Green Behavior yang selanjutnya jika hal tersebut dapat tercapai, maka tujuan pembelajaran lebih bermakna (meening full). Sebagai pengejawantahan dari tujuan pembelajaran seperti yang telah dikemukakan, maka dalam proses belajarmengajar pada mata pelajaran IPS melalui kegiatan Farming and Gardening peserta didik dibimbing oleh seorang guru yang 1494 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 berlatar belakang pendidikan Sarjana Pertanian. Peserta didik diperkenalkan tentang jenis-jenis tanaman dan bagaimana cara menanam berikut cara pemeliharaannya. Setelah peserta didik memiliki pengetahuan tentang tanaman secara teoritis di dalam kelas selanjutnya peserta didik diajak dan dibimbing oleh guru untuk memperaktekkan pengetahuannya yang telah diperolehnya. Pada kegiatan praktek menanam seluruh peserta didik dibawa turun ke sawah atau ke kebun, mereka dibimbing oleh guru bagaimana cara menanam tanaman yang baik dan benar kemudian diberikan juga pengetahuan bagaimana memeliharanya. Sebab sebagaimana diketahui bersama bahwa proses pembelajaran akan mampu memberikan pengetahuan bagi masyarakat atau siswa pada khususnya, hal ini merupakan tindakan pendidikan. Hal ini meliputi sejumlah besar cara pemberdayaan peserta didik/warga belajar yang dilakukan berbeda dengan cara yang konvensional Meskipun caranya berbeda, namun semua pola pendidikan alternatif mempunyai tiga kesamaan yaitu : 1) pendekatannya yang lebih bersifat individual; 2) memberikan perhatian lebih besar kepada peserta didik/warga belajar, orangtua/keluarga mereka, dan para pendidik; dan 3) dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kondisilingkungan. (Miarso, 2008). Metode penerapan green education yang dilakukan untuk masyarakat perkotaan dapat dibagi secar formal dan non formal. Secara formal pengenalan akan teknikteknik yang tepat dalam mendukung terciptanya ruang terbuka hijau sebagai bagian manajemen sekolah atau dengan pendekatan School based Management. Hal ini diawali dengan menyisipkan pengenalan teori lingkungan pada beberapa mata pelajaran untuk melahirkan sikap peduli dan rasa tanggung jawab.Sebagai ukuran psikomotorik, maka siswa harus dapat membuktikan perilakunya dengan ikut serta dalam penyediaan ruang terbuka hijau.Tindakan tersebut dapat dinilai sebagai bagian ekstra kurikuler. Ada pun UAD, Yogyakarta perencanaan pembelajaran Green Behavior idealnya dilakukan sesuai dengan gambaran berikut: a. Introduction/membuka pelajaran guru mengingatkan kembali materi pelajaran yang sudah diajarkan. Keadaan kelas nampak tidak kondusif, karena para peserta didik masih banyak yang belum memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Peserta didik ada yang masih menyimpan tasnya di atas meja, ada yang masih ngobrol dengan sesama temannya, ada yang mengambil peralatan untuk menulis, dan ada peserta didik yang memandang ke luar kelas karena kelas dibuat terbuka atau memiliki jendela atu pencahayaan yang pas. b. Memberikan pertanyaan seputar tugas yang harus dikerjakan pada waktu belajar sebelumnya. Tugasnya itu adalah para peserta didik ditugaskan untuk membuat kliping tentang alam. Situasi belajar menjadi ramai, gaduh karena tugas peserta didik nampaknya ada yang belum dipersiapkan secara baik. c. Melakukan pree tes dengan memberikan pertanyaan materi yang lalu kemudian menanyakan materi yang akan disampaikan. Peserta didik ada yang dapat menjawab dengan baik dan benar ada juga yang menjawab salah. d. Metode yang digunakan menggunakan dua tahapan metode, yang pertama adalah metode ceramah, metode Tanya jawab, dan metode diskusi, untuk tahap pengenalan materi. Dan pada tahap kedua sebelum evaluasi dilakukan metode peran, metode tindak kelas dan metode observasi. Karena jika hanya menggunakan metode yang pertama akan nampak 1495 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 dalam penggunaan ketiga metode tersebut kurang sinkron dengan situasi dan kondisi kelas pada saat pembelajaran ilmu pengetahuan sosisla yang terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya dilaksanakan. Penggunaan metode kurang sistematis ada terkesan kurang dipersiapkan penggunaannya. e. Penggunaan media pembelajaran kurang variatif lebih mengutamakan pemanfaatan media langsung, yaitu area alam terbuka yang tersedia milik sekolah. f. Tempat belajar, dilakukan di ruangan atau di kelas dan di luar kelas di alam terbuka. Pada pelaksanaannya terkadang menyita waktu 7 sampai 15 menit. Hal tersebut tentu dapat menganggu terhadap jumlah waktu yang terseda dalam jadwal dan kemungkinan juga dapat mennganggu terhadap tingkat efektifitas pencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. g. Fasilitas pendukung, ketika guru dan peserta didik akan menggunakan kebun, sawah, tempat praktek membuat kompos, gudang penyimpanan sampah untuk di daur ulang dan lain sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik. Karena petugas yang ada sangat terbatas dan lahan atau area perkebunan dan pertania yang ada cukup luas. Proses untuk pelaksanaan program pembelajaran Green Behavior saat ini perlu dilakukan dengan sejumlah rapat dan kebijakan terlebih dahulu, sebab dalam tahap perencanaan perlu ditegaskan bahwa dengan model pembelajaran ini, maka perbaikan kegiatan pembelajaran perlu dilakukan terintergrasi antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga tahapan untuk proses perencanaan UAD, Yogyakarta dan desain pembelajaran Farming and Gardening yang dapat dilakkukan sekolah sebagaimana berikut: 1. Desain awal tahapan pembelajaran Dari beberapa catatan hasil pengamatan di kelas kemudian peneliti bersama mitra guru membahasnya untuk perbaikan pembelajaran dengan cara berdiskusi dan akirnya disepakati kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu mengembangkan pembelajaran IPS melalui kegiatan farming and gardening. Ada pun tahapan-tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. a. Tahap awal adalah membuat RPP untuk materi kenampakan alam dan alam buatan dengan Standar Kompetensi Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Kompetensi Dasar mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggurtakan peta/atlas/globe dan media Iainnya. Dari Kompetensi Dasar tersebut dikembangkan melalui indikator-indikator yang akan dicapai oleh setiap peserta didik. Indikator-indikator itu adalah: 1) Mengidentifikasi keragaman kenampakan alam dan buatan. 2) Mengidentifikasi perilaku peserta didik yang berkaitan dengan kenampakan alam dan buatan. 3) Mengetahui ciri-ciri kenampakan alam dan buatan. 4) Mengemukakan contohcontoh kenampakan alam dan buatan 1496 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 5) Mengimplentasikan pemeliharaan lingkungan di sekolah 6) Membiasakan perilaku green behavior di sekolah 7) Memahami pentingnya green behavior dalam kehidupan di sekolah. 8) Mengetahui hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam memelihara alam. 9) Memiliki pengetahuan tentang bahaya kerusakan alam dan buatan. b. Materi pembelajaran dibuat dalam satu pembelajaran melalui kegiatan farming and gardening dengan tujuan agar lebih mengenal lingkungan yang berkaitan dengan kenampakan alam dan buatan. c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan melalui tahapantahapan orientasi, refleksi perencanaan, selanjutnya melakukan pelaksanaan tindakan melalui beberapa siklus. d. Melakukan pembiasaan perilaku greenbehavior seperti : menyiram tanaman, memberi pupuk pada tanaman, menutup kran air sehabis memakai, membuang sampah dengan memilah sampah organik dan non organik. Karena pembelajaran terintergrasi antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, maka melalui kegiatan farming andgardeningdimungkinkan dapat meningkatkan minat siswa untuk senantiasa menjaga lingkungan sebagaimana yang diharapkan. UAD, Yogyakarta dikatakan cukup berhasil namun jika diamati dari keseluruhan prosesnya ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar proses dan hasilnya benar-benar optimal. Dari pengamatan dan informasi yang diperoleh dari guru yang mengajar dan membimbing peserta didik dikelas masih ada peserta didik ketika proses belajarmengajar akan di mulai baik di kelas ataupun di lahan persawahan/perkebunan peserta didik nampak kurang antusias hal tersebut disebabkan sebelum mata pelajaran IPS mereka mengikuti kegiatan mata pelajaran olah raga dan hasilnya pun menurut guru bersangkutan dirasakan tidak optimal. Hal lain yang dihadapi dalam pembelajaran IPS melalui Farming and Gardening hasil pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukkan sikap juga dirasakan belum memuaskan. Problematika yang dikemukakan oleh guru mata pelajaran, bahwa masih terdapat peserta didik yang kurang peduli terhadap lingkungan hidup di sekolah, seperti ada peserta didik yang memetik atau mematahkan tanaman tertentu tanpa ada alasan yang jelas. Kemudian selain sikap peserta didik terhadap lingkungan sekolah, guru belum memperoleh informasi secara optimal dari para orang tua wali murid tentang sikap peserta didik ketika berada di luar lingkungan sekolah yaitu di rumah dan di tempat mereka bermain dengan temanteman sebayanya. Setelah mengamati berbagai kekurangan dalam kegiatan proses belajarmengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Farming and Gardening di Sekolah perlu ada perbaikan agar kegiatan proses belajar-mengajar tersebut dapat ditingkatkan sehingga segala yang dirasakan masih kurang atau belum optimal dapat ditingkatkan lebih baik dan hasilnya menjadi menjadi optimal dan lebih bermakna. Untuk menjaga hidup yang berkeseimbangan dengan alam diperlukan pengetahuan dan sikap peduli terhadap lingkungan dan hal itu harus menjadi karakter yang dimilki oleh setiap individu 5. PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS GREEN BEHAVIOR Dalam proses belajar mengajar Farming and Gardening di Sekolah seperti yang telah dikemukakan nampaknya dapat 1497 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 sebagai penduduk di muka bumi ini.Pembentukkan individu yang berkarakter sesuai dengan tuntutan kehidupan adalah indiviidu yang memiliki wawasan lingkungan atau perilaku yang berwawasan lingkungan yang disebut dengan Green Behavior. Pembentukkan perilaku berwawasan lingkungan atau Green Behavior menjadi tanggung jawab bersama yaitu, keluarga, masyarakat dan pemerintah yang kesemuanya itu dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing.Bagi keluarga sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan yaitu dengan menanamkan nilai kehidupan yang berwawasan lingkungan yang diubah menjadi suatu perilaku dan menjadi kebiasaan dalam kehidupan keluarga atau di rumah.Kebiasaan hidup berwawasan lingkungan disampaikan oleh keluarga sejak anak mulai mengenal lingkungannya sendiri. Bagi masyarakat bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dilakukan dengan menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup, yaitu dengan menjaga dan memelihara lingkungan secara bersama-sama yang didasarkan atas pengetahuan serta pemahaman secara sadar demi menjaga keberlangsungan hidup yang seimbang dengan alam. Bagi pemerintah, tentu tanggung jawab itu dilakukan dengan mengeluarkan berbagai aturan sebagai regulasi yang dapat dijadikan dasar hukum dan pedoman, bagi warga masyarakat dalam melaksanakan hidup yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi lingkungan yang harus dijaga dan dilestarikan. Pentingnya menjaga lingkungan hidup bagi keberlangsungan hidup manusia pada saat sekarang sudah merupakan keharusan, karena kondisi yang dihadapi sudah memasuki fase krisis hal tersebut ditunjukkan dengan semakin menipisnya sumber daya alam yang ada dan kondisi alam yang menunjukkan semakin tidak bersahabat yaitu dengan terjadinya berbagai tragedi bencana alam yang dihadapi oleh manusia. Demi berlangsungnya kehidupan dalam pembangunan yang berkelanjutan dan UAD, Yogyakarta berkesinambungan (sustainable) kondisi alam wajib dijaga keseimbangannya sebagai modal untuk melaksanakan pembangunan.Pada hakekatnya pembangunan yang berkeseimbangan dengan alam secara history sudah dilakukan oleh manusia terdahulu. Pembangunan dimulai ketika terjadi pergeseran peradaban manusia dari manusia hutan berpindah-pindah menjadi manusia social dengan membentuk kelompok dalam daerah tertentu.Seiring dengan pertumbuhan manusia yang selalu membutuhkan sumber daya alam, kebutuhan lahan dan kebutuhan energi maka kegiatan pembangunan melekat pada pemenuhan kebutuhan tersebut. (Mursid Raharjo, 2007 : 7) Jika diperhatikan dari pendapat tersebut bahwa dalam melaksanakan pembangunan seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan yang dilaksanakan akan terus beriringan antara pemenuhan kebutuhan manusia dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut tentu menjadi perhatian serius terhadap teri yang dikemukakan oleh Teori Robet Maltus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan manusia mengikuti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Dari teori ini menunjukkan bahwa antara pertumbuhan manusia dengan pemenuhan kebutuhannya (pangan) mengalami ketidak seimbangan.Pada realitasnya memang demikian pertumbuhan manusia yang terus bertambah dengan pesat memerlukan bahan pangan yang memedai. Persolan yang ditimbulkan pada saat sekarang dari terori tersebut adalah semakin terbatasnya lahan produksi untuk pengadaan pangan, bahkan lahan yang ada terus tergerus oleh pembangunan yang kurang bahkan tidak memperhatikan keseimbangan alam. Pada sisi lain lingkungan sebagai tempat hidup manusia telah membentuk keseimbangan yang dikenal dengan 1498 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 ekosistem. Dalam teori GAIA yang disampaikan oleh James Lovelock (1979) menyebutkan bahwa : Bumi, lapisan tanah, lautan, atmosfer dan semua mahluk hidup adalah bagian dari satu organism besar yang berkembang dalam rentang waktu geologi yang sangat panjang.Bumi bersifat mengatur dan mengorganisasi dirinya sendiri.Unsur hayati berusaha memperlembut lingkungan sehingga terbentuklah lingkungan fisik dan kimia yang baik bagi bentuk hidup.Dalam teori tersebut menandaskan, bumi sebagai ekosistem tunggal yang bagianbagianya saling bergantung (interdefendency).Lingkungan memiliki fungsi ekologi, fungsi ruang, fungsi ekonomi maupun fungsi kebudayaan/pendidikan. Fungsi ekologi kaitannya dengan kenyataan bahwa lingkungan disekitar kita merupakan habitat (tempat hidup) bagi kehidupan mahluk hidup lain. UAD, Yogyakarta menjaga lingkungan yang sehat yangterpenting bagi kehidupan, manusia harus menyadari bahwa bumi tidak memiliki sumber daya tak terbatas. Sumber daya yang ada haruslah dilestarikan, dan di mana mungkin didaur ulang.Manusia harus membuat strategi untuk menyelaraskan kemajuan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi. (H.R Mulyono, 2007 : 19) Dari uraian yang telah dikemukakan tentang alam berikut kerusakan dan upaya pelestariannya hal tersebut bagi umat Islam menjadi ajaran yang harus dilakukan sebagaimana dikatakan pada Surat alBaqoroh ayat 2 yang artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. Ayat ini menunjukkan bahwa AlQuran sebagai petunjuk (ajaran) yang di dalamnya tidak ada keraguan bagi mereka yang bertakwa. Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang mengemukakan tentang lingkungan hidup di antaranya surat Al-Hijr ayat 19 : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”. Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah Swt telah menciptakan bumi dengan segala isinya dan segala yang diciptakan–Nya itu menurut ukuran artinya diciptakan secara proporsional yang telah disesuikan dengan kondisi yang ada dan pemanfaatannyapun harus demikian semuanya itu dilakukan agar alam terus memiliki keseimbangan dan dapat dinikmati dari generasi kegenerasi. Pada ayat lain dikemukakan: Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat Perubahan setiap habitat akan menyebabkan hilangnya tempat hidup bagi mahluk hidup lain. (Mursid Raharjo, 2007 : 7) Berbagi upaya dilakukan untuk melestarikan alam baik oleh pemerintah maupun masyarakat nampaknya belum memperoleh hasil yang diharapkan, oleh karena itu upaya melestarikan alam harus dilakukan secara simultan yang diimplementasikan dalam setiap gerak pembangunan agar kelak dikemudian hari alam menjadi lestari dan dapat menjamin keberlangsungan hidup generasi yang akan datang yang lebih baik. Banyak ilmuwan berpendapat jika perusakan lingkungan berlanjut pada tingkat sekarang, akan timbul kerusakan yang tak terubah lagi pada siklus ekologi dan keseimbangan alam yang yang menjadi tumpuan makhluk hidup. Para ilmuwan memperingatkan diperlukan perubahan perilaku manusia yang mendasar, drastis untuk mencegah krisis ekologi. Untuk 1499 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu.Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buahbuahan.Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanamantanamannya hanya tumbuh merana.Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58) UAD, Yogyakarta 6. KESIMPULAN Berdasarkan sejumlah paparan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Manajeman, perencanaan, dan proses pembelajaran berbasis green behavior melalui kegiatan farming and gardening di sekolah islam Terpadu (SIT) masih perlu untuk dikaji, dikembangkan dan diimplematasikan oleh seluruh stakeholder yang ada, dimuali dari lembaga pendidikan atau sekolah, pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Sebab kendati program ini memang baik, berdasarkan sejumlah tawaran gagasan para peneliti sebelumnya, namun untuk proses implementasi tentunya masish memerlukan sejumlah arahan agar lebih focus dan terarah. Selain itu juga, pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang dilakukan perlu lebih matang dipersiapkan dalam Program Sekolah, Visi dan Misi, Tujuan Sekolah, Silabus, Program Tahunan, Program Semster, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah. Sebab seluruh komponen tersebut saling berkaitan dan berhubungan erat, untuk membangun program green behavior jika mau dijalankan di sekolah. Dalam proses pembelajaran program ini perlu didukung dengan sarana dan prasarana pembelajaran serta media pembelajaran yang mapan. Sebab jika hal tersebut tidak ada, maka diperlukan alternative lain agar program green behavior dapat dijalankan “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Rum 41) Kandungan ayat tersebut menunjukkan bahwa: 1. Manusia dilarang merusak alam. 2. Allah Swt telah mengatur mekanisme alam dalam mengadakan persedian sumber daya alam bagi keberlangsungan hidup manusia. 3. Setiap kejadian alam merupakan pelajaran bagi manusia. 4. Allah Swt akan akan menjamin kelestarian alam bagi mereka yang bersyukur kepada-Nya. 5. Kerusakan alam yang ada pada saat sekarang disebabkan oleh manusia, karena keserakahannya dan sebagai akibat dari keruskan itu timbul bencana dan itu merupakan azdab. 1500 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 serta sesuai dengan kebutuhan peserta didik. b. Harapan dan tantangan bagi perubahan perilaku siswa yang mengikuti program green behavior melalui kegiatan farming and gardening siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) sebenarnya harapan tersebar sebagaiman terdapat adalam Al-Qur’an serta hasil temuan penelitian para peneliti yang konsen dalam masalah lingkungan dan penjagaan lingkungan hidup. Adapun tantangan terbesarnya yaitu mengintegrasikan kebijakan yang dibuat oleh kementerian lingkungan hidup dan lembaga kementerian pendidikan dasar dan menengah dan kebudayaan, serta kementerian agama yang menaungi pendidikan islam. UAD, Yogyakarta negeri%20makassar-digilib-unmdrir... diakses pada 30 November 2015. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu. Redhiana, Dheni. Pengembangan Kurikulum Pada Aspek Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Yang Berbasis Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Dinamika Volume 6, NO. 2, September 2014: 217 Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Stone, Michael K. dan Barlow, Zenobia. 2005. Ecological Literacy: Educating Our Children for A Sustainable World. USA : Sierra Club Books. Supriatna, N. dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Bandung : UPI Press Undang-Undang R.I Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Wahab, A.A dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Alfabeta. 7. DAFTAR PUSTKA Hamzah B. Uno, dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta : Bumi Aksara. Hungerford, H dan Volk, T.L. 1990.Changing Learner Behaviour Through Environmental Education. Journal of Environmental Education.Vo; 21 (3) Sprung. Pp 8 – 21 Illinous USA. Lovelock, James. 1987. GAIA A New Look Life on Earth. New York : Oxford University Press. Miarso, 2008, Pengembangan Terkini Sistem Pendidikan Dan Pembelajaran Di Perguruan Tinggi.(Disampaikan dalam Semiloka Pengajaran dan Program Magang, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP-UI, 2 Mei 2008). Nurlita Pertiwi, Green Education Bagi Masyarakat Perkotaan Dalam Pengembangan Ruang Terbuka Hijau. digilib.unm.ac.id/.../universitas%20 1501