model pembelajaran green behavior di sekolah dasar

advertisement
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
MODEL PEMBELAJARAN GREEN BEHAVIOR DI SEKOLAH DASAR
KABUPATEN SUKABUMI
Aeni Latifah 1, Irma Muti 2, Isep Ali Sandi 3
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi dan Mahasiswa Program Pascasarjana S3
Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta dan
[email protected]
2
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi
3
Pengelola Jurnal Al-Iqna Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi
[email protected]
1
Abstrak
Kesadaran masyarakat Sukabumi terkait ekonomi hijau berkelanjutan, mengalami sebuah
pergeseran paradigma, baik yang bersifat sistemik maupun insidental.oleh karena itu maka
pelaksanaan program green behavior bagi siswa menjadi sangat penting agar, out-come dari
lulusan yang hasilkan mampu menghargai dan menjaga lingkungan sekitarnya.Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan pengembangan kurikulum dan
ilmu pengetahuan sosial yang diajarkan dalam proses pemblajaran. Dengan data primer
bersumber dari tiga lokasi penelitian yaitu SD Islam Fathia.Adapun untuk data sekunder berasal
dari dokumentasi, perpustakaan, dan literatur-literatur terkait konsentrasi penelitian.Adapun
hasil penelitian ini mendapatkan temuan diantaranya: A. Pengetahuan siswa tentang pentingnya
memegang teguh adat istiadat leluhur menjadi sangat penting untuk dijaga dan dirawat. B.
Pengetahuan pengelolaan lingkungan sudah tertanam semenjak anak menjalankan program
pembelajaran model green behavior yang dilakukan di lokasi penelitian memberikan harapan
baru dalam menyongsong masa depan, selain itu juga akan membantu pemerintah yang telah
bergabung dengan UNEP
Kata Kunci :Pembelajaran, Model, dan Green Behavior
masalah pribadi atau masalah social
serta
kemampuan
mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam
berbagai kegaiatan kemasyarakatan
agar menjadi warga Negara yang
baik”.
Sekolah
alam
yang
dikenal
dikalangan lembaga pendidikan merupakan
predikat yang disandang oleh sekolah,
dengan predikat tersebut tentu memberikan
arti bahwa sekolah merupakan satuan
lembaga pendidikan yang mempunyai
perbedaan dengan lembaga-lembaga satuan
pendidikan lainnya. Sebagai sekolah alam
dalam proses belajar-mengajar mata
pelajaran IPS pada materi lingkungan guna
mendukung
berlangsungnya
kegiatan
belajar-mengajar, sekolah perlu memiliki
fasilitas yang memadai seperti ruang belajar
yang disesuaikan dengan konsep belajar
sekolah alam, perpustakaan, pusat sumber
belajar, taman hutan, lahan perkebunan,
lahan persawahan, dan kolam ikan.
1.
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan ilmu pengetahuan yang
berkaitan erat dengan ilmu-ilmu social,
tentunya terintegrasikan dengan humaniora
yaitu norma, nilai bahasa, seni yang
menjadi komponen dalam kehidupan
manusia. Individu dipersiapkan mampu
memecahkan segala permasalahan baik
pribadi maupun social serta bisa ikut
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran
IPS yang dikemukakan Sapriya sebagai
berikut: (2009:12) :
“….IPS di tingkat sekolah pada
dasarnya
bertujuan
untuk
mempersiapkan para peserta didik
sebagai
warga
Negara
yang
menguasai
pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill)
sikap dan nilai (attitudes and values)
yang dapat digunakan sebagai
kemampuan untuk memecahkan
1489
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Kelengkapan fasilitas yang dimiliki
sekolah jika dilihat dari beberapa standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah telah
dipenuhi sebagaimana tercantum pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) Bab VII Standar sarana dan
Prasarana Pasal 42 ayat 2 dikemukakan
bahwa:
Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan
satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat
berolahraga,
tempat
beribadah, tempat bermain, tempat
berekreasi, dan ruang/tempat yang
diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Dilihat dari kegiatan belajarmengajar yang dilaksanakan di sekolah
tersebut sebagai sekolah alam selain
pembelajaran yang menyajikan berbagai
mata pelajaran sebagaimana sekolahsekolah
islam
lainnya
dalam
pembelajarannya menggunakan media
pembelajaran seperti model Farming and
Gardening. Melalui pembelajaran farming
and gardening di sekolah menjadikan
peserta didik lebih dekat dengan alam,
memahami konsep pentingnya lingkungan
hidup, menampilkan sikap apresiatif,
menampilkan kreativitas, menampilkan
peran serta nyata, mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman, pembiasaan
di lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat, serta meningkatkan kesadaran
dan kepedulian terhadap lingkungan di
mana mereka berada.
Upaya perbaikan yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi beberapa
hal tersebut dan sekaligus sebagai solusinya
adalah dengan melakukan optimalisasi
strategi pembelajaran, pendekatan, dan
metode yang digunakan dalam kegiatan
proses belajar-mengajar melalui kegiatan
Farming and Gardening. Dari perbaikan
UAD, Yogyakarta
yang dilakukan seperti yang telah
dikemukakan merupakan upaya untuk
meningkatkan pembelajaran yang lebih
baik dan
sekaligus hasilnya dapat
memberikan kontribusi yang bermakna bagi
keberlangsungan hidup yang mempunyai
keseimbangan bagi setiap peserta didik
sebagai generasi kini dan akan datang.
Dengan melaksanakan pembelajaran
melalui kegiatan farming and gardening di
sekolah khususnya di sekolah islam terpadu
berarti kegiatan tersebut telah memberikan
bekal bagi setiap peserta didik sejak dini
untuk hidup selaras dan harmonis dengan
keadaan alam. Dengan bekal yang dimiliki
oleh setiap peserta didik maka apa yang
selama ini menjadi prediksi dan
kekhawatiran tentang ketidak seimbangan
hidup dengan alam sekitar setidaknya ada
sebuah harapan bahwa hidup akan lebih
baik, alam akan terjaga demi kelangsungan
hidup yang seimbang yang diwariskan dari
generasi ke generasi.
Dari uraian di atas dapat simpulkan
bahwa
lingkungan
harus
dijaga
keberlangsungannya agar dapat dinikmati
oleh generasi ke generasi dan upaya untuk
itu dapat dilakukan melalui pendidikan dan
pengajaran yang disampaikan sejak sedini
mungkin di dalam membentuk sikap dan
tingkah laku yang berwawasan lingkungan.
Oleh karena itulah maka, manajerial
sekolah dalammanajemen pembelajaran
green behavior melalui kegiatan farming
and gardening di sekolah islam terpadu
bisa menjadi salah satu model percontohan
dan dapat dikaji dengan seksama. Sehingga
bermanfaat bagi pengembangan model
pembelajaran yang ada, selain itu juga perlu
diukur terkait pelaksanaannya dengan
menjalankan projek manajemen berbasis
sekolah yang dapat mengukur tingkat
keberhasilan program pembelajaran yang
ada saat ini.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan dalam
penulisan ini diantaranya:
a. Bagaimana
manajeman,
perencanaan,
dan
proses
pembelajaran berbasis green
1490
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
behavior
melalui kegiatan
farming
and gardening
di
sekolah islam Terpadu (SIT)?
b. Bagaimana
harapan
dan
tantangan
bagi
perubahan
perilaku siswa yang mengikuti
program green behaviormelalui
kegiatan
farming
and
gardeningsiswa Sekolah Islam
Terpadu (SIT)?
UAD, Yogyakarta
c. penyampaian
informasi
dan/atau
laporan.
(3) Peran
masyarakat
dilakukan untuk:
a) meningkatkan
kepedulian
dalam
perlindungan
dan
pengelolaan hidup;
b) meningkatkan
kemandirian,
keberdayaan
masyarakat,
dan
kemitraan;
c) menumbuhkembangka
n kemampuan dan
kepeloporan
masyarakat;
d) menumbuhkembangka
n ketanggapsegeraan
masyarakat
untuk
melakukan
pengawasan
sosial;
dan
e) mengembangkan dan
menjaga budaya dan
kearifan lokal dalam
rangka
pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup.
3. MANAJEMEN
PEMBELAJARAN BERBASIS
GREEN BEHAVIOR
a. Tinjauan Kebijakan
Pembahasan
tentang
lingkungan nampak jelas berkaitan
dengan pemahaman lingkungan
secara menyeluruh bagi masyarakat
khususnya bagi peserta didik
sebagai generasi akan datang yang
diharapkan dapat melanggengkan
lingkungan hidup untuk generasi
berikutnya. Oleh karena itu
memiliki
pengetahuan
dan
pemahaman tentang lingkungan
hidup tidak bisa ditawar-tawar lagi
jika ingin lingkungan hidup ini
dapat dinikmati sepanjang masa
dan sebagai wujud tanggung jawab
terhadap lingkungan tersebut dapat
diperhatikan
dan
disimak
sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang R.I Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
BAB XI Peran Masyarakat Pasal 70
(1) Masyarakat memiliki hak
dan kesempatan yang sama
seluas-luasnya
untuk
berperan
aktif
dalam
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan.
(2) Peran masyarakat dapat
berupa;
a. pengawasan sosial;
b. pemberian
saran,
pendapat,
usul,
keberatan, pengaduan;
dan/atau
Pasal 70 di atas dapat
disimpulkan bahwa perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
sebagai berikut:
1. Perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
merupakan tanggung jawab
bersama yaitu pemerintah
dan masyarakat.
2. Dalam
mewujudkan
tanggung jawab terhadap
lingkungan
masyarakat
dapat
melakukan
pengawasan dengan cara
memberikan saran, usulan
dan
laporan
tentang
pengelolaan
lingkungan,
jika dalam pelaksanaannya
melanggar peraturan dan
1491
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
peurundang-undangan yang
berlaku.
3. Melakukan
internalisasi
dan sosialisasi tentang
kepedulian
lingkungan
hidup yang dikembangkan
melalui
pengembangan
sikap dan perilaku yang
diintegrasikan
dalam
kehidupan sehari-hari.
UAD, Yogyakarta
kehidupan di masyarakat.
Melalui pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik
mendapatkan lebih luas dan
mendalam”.
Permasalahan dan tantangan
berkaitan
dengan
lingkungan
diperlukan perhatian yang sangat
khusus.
Menurut Hamzah (2012:820) disebabkan oleh beberapa
faktor yang melatarbelakanginya
berikut beberapa faktor yaitu
penduduk/manusia,
teknologi,
keterbelakangan dan kemiskinan,
pendidikan, informasi, kearifan
lokal, penegakan hukum, kebijakan
pembangunan, dan perubahan iklim
global.
Untuk
bisa
mengatasi
permasalahan tersebut pendidikan
merupakan sarana yang paling tepat
dalam pembentukan empati, sikap
serta perubahan pandang atau cara
berfikir
tentang
pemeliharaan
lingkungan yang semakin hari
rusak akibat ketidak harmonisan
ekosistem yang diakibatkan oleh
perbuatan manusianya itu sendiri.
Sejalan pemikiran tersebut sesuai
dengan yang dikemukakan Hamzah
(2012:14) bahwa :
Pendidikan
harus
dapat
dimanfaatkan sebagai sarana
pembentukan sikap dan
kepedulian
terhadap
lingkungan secara efektif.
Pendidikan yang kurang
memadai, dalam arti kurang
memberikan
insformasi
tentang masalah lingkungan
hidup akan menyebabkan
kurangnya pengetahuan yang
dimiliki masyarakat yang
kemudian dapat berakibat
munculnya sikap kurang
peduli masyarakat pada
lingkungan hidup.
b. Tinjauan Kurikulum
IPS
(Ilmu
Pengetahuan
Sosial) sebagai mata pelajaran yang
diberikan di sekolah islam terpadu
yang
di
dalamnya
terdapat
pendidikan
lingkungan
bukan
hanya
suatu
pemberian
pengetahuan tentang apa itu
lingkungan, akan tetapi jauh lebih
memaknai
di
dalamnya
memberikan
pengetahuan,
pemahaman serta upaya yang dapat
dilakukan
dalam
menjaga
kelestarian lingkungan itu sendiri.
Sesuai dengan pernyataan mengapa
harus
belajar
IPS
(Ilmu
Pengetahuan Sosial) seperti yang
dikemukakan oleh Supriatna (2009)
bahwa :
“Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dirancang bagi peserta
didik
untuk
dapat
menghadapi
tantangan
global.Kehidupan
masyarakat
senantiasa
mengalami perubahan setiap
saat.Oleh karena itu, mata
pelajaran IPS diharapkan
dapat
mengembangkan
pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan analisis
terhadap
kondisi
sosial
masyarakat dalam memasuki
kehidupan yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun
secara
sistematis,
komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan
keberhasilan
dalam
1492
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Berkaitan
dengan
hal
tersebut guru sebagai pendidik
perlu mempersiapkan perencanaan
dan bagaimana proses pembelajaran
yang dapat menjembatani agar hasil
dari pembelajaran lebih bermakna
sesuai dengan manfaat menguasai
IPS itu sendiri agar dapat
mengaplikasian didalam kehidupan
sehari-hari saat ini maupun sampai
yang
akan
datang.
Dengan
menguasai
Ilmu
Pengetahuan
Sosial peserta didik diharapkan
dapat
mengembangkan
kemampuan-kemampuan sebagai
berikut :
1. Mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar
untuk berfikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri,
memecahkan
masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilainilai
sosial
dan
kemanusiaan.
4. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerja
sama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang
majemuk di tingkat lokal,
nasional dan global.
Menurut Sapriya dan Wahab
(2011 : 48) terdapat empat dimensi
yang
harus
dimiliki
dari
pembelajaran ilmu pengetahuan
social diantaranya : dimensi
pengetahuan (knowledge), dimensi
keterampilan (skill), dimensi nilai
dan sikap (values and attitude) dan
dimensi tindakan (action). Salah
satu bentuk action atau tindakan
nyata dari empat dimensi yang
harus dimiliki oleh peserta didik
berkaitan dengan pemeliharaan
lingkungan dalam membentuk
green
behavior
(perilaku
UAD, Yogyakarta
berwawasan lingkungan) salah
satunya dengan kegiatan farming
and gardening yang mempunyai
tujuan menjadikan peserta didik
lebih
dekat
dengan
alam,
memahami konsep pentingnya
lingkungan hidup, menampilkan
sikap apresiatif, menampilkan
kreativitas, menampilkan peran
serta
nyata,
mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman,
pembiasaan di lingkungan rumah,
sekolah
dan
masyarakat,
meningkatkan
kesadaran
dan
kepedulian.
Menurut Dheni (2014) untuk
mencapai tujuan tersebut perlu di
desain pembelajaran yang dapat
mengintegrasikan
pembelajaran
IPS melalui kegiatan farming and
gardening dalam pengembangan
green behavior. Hal tersebut dapat
dapat
tercapai
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran sebagaimana yang
dikemukakan oleh Michael K.
Stone and Zenobia Barlow
(2005:236) :
Integration
into
the
curriculum : 1. Integrate
cating experiences, garden,
and nutrition education into
the curiculum for math,
science, social studies, and
languange arts at all grade
levels. 2. Establish a school
garden in every school. Give
students the oppotunity to
plant, harvest, prepare, cook,
and cat food they have
grown.
3.
Establish
relationship with local farm,
encourage farmer and farm
workers to come to the
school
classroom
and
arrange for student to visit
farm.
4. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN BERBASIS
GREEN BEHAVIOR
1493
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Sebagimana diungkapkan Nurlita
Pertiwi dalam makalahnya dengan judul
“green education bagi masyarakat
perkotaan dalam pengembangan ruang
terbuka hijau” Perilaku masyarakat untuk
terlibat dalam peningkatan kualitas
lingkungan merupakan bagian dari rasa
tanggung jawab.Terutama dunia pendidikan
sebagai
salah
satu
sarana
untuk
menyebarkan informasi yang benar terkait
pola hidup yang ramah lingkungan.
Hal ini diungkapkan oleh Hines
dalam Hungerford dan Volk (1990) bahwa
terdapat lima variabel yang berpengaruh
untuk membentuk faktor kepribadian yaitu
keterampilan, pengetahuan strategi, locus of
control, kebiasaan (attitudes) dan tanggapan
personal sebagaimana diuraikan pada
gambar berikut:
Hines dalam Hungerford dan Volk, 1990
Berdasarakan gambar tersebut
nampak bahwa perilaku lingkungan tumbuh
dari adanyak pengetahuan, sikap dan
keterampilan.Model
di
atas
menggambarkan bahwa minat untuk
melakukan aksi atau kegiatan muncul
akibat adanya pengetahuan, keterampilan
dan rasa tanggung jawab. Ketiga hal ini
merupakan hasil dari suatu proses belajar.
Sebagaimana diungkapkan dalam taxonomi
Bloom yang terdiri atas tiga ranah yaitu
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik.
Depdikbud (1989) menguraikan ketiga
domain tersebut sebagai berikut :
a.
Pengetahuan
(knowledge)
adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap obyek
melalui
indra
yang
dimilikinya.
b.
Sikap (attitude) merupakan
respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau obyek
tertentu
yang
sudah
melibatkan faktor pendapat
atau emosi bersangkutan.
c.
Tindakan (praktik) yang
merujuk pada perilaku yang
diekspresikan dalam bentuk
tindakan yang merupakan
bentuk
nyata
dari
pengetahuan dan sikap yang
telah dimiliki.
Mengacu pada tujuan pembelajaran
Farming and Gardening dapat dimaknai
sebagai bagian dari sikap dan perilaku
Green Behavior yang selanjutnya jika hal
tersebut dapat tercapai, maka tujuan
pembelajaran lebih bermakna (meening
full). Sebagai pengejawantahan dari tujuan
pembelajaran
seperti
yang
telah
dikemukakan, maka dalam proses belajarmengajar pada mata pelajaran IPS melalui
kegiatan Farming and Gardening peserta
didik dibimbing oleh seorang guru yang
1494
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
berlatar belakang pendidikan Sarjana
Pertanian. Peserta didik diperkenalkan
tentang jenis-jenis tanaman dan bagaimana
cara
menanam
berikut
cara
pemeliharaannya.
Setelah peserta didik memiliki
pengetahuan tentang tanaman secara teoritis
di dalam kelas selanjutnya peserta didik
diajak dan dibimbing oleh guru untuk
memperaktekkan pengetahuannya yang
telah diperolehnya. Pada kegiatan praktek
menanam seluruh peserta didik dibawa
turun ke sawah atau ke kebun, mereka
dibimbing oleh guru bagaimana cara
menanam tanaman yang baik dan benar
kemudian diberikan juga pengetahuan
bagaimana memeliharanya.
Sebab
sebagaimana
diketahui
bersama bahwa proses pembelajaran akan
mampu memberikan pengetahuan bagi
masyarakat atau siswa pada khususnya, hal
ini merupakan tindakan pendidikan. Hal ini
meliputi sejumlah besar cara pemberdayaan
peserta didik/warga belajar yang dilakukan
berbeda dengan cara yang konvensional
Meskipun caranya berbeda, namun semua
pola pendidikan alternatif mempunyai tiga
kesamaan yaitu : 1) pendekatannya yang
lebih bersifat individual; 2) memberikan
perhatian lebih besar kepada peserta
didik/warga belajar, orangtua/keluarga
mereka, dan para pendidik; dan 3)
dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
kondisilingkungan. (Miarso, 2008).
Metode penerapan green education
yang dilakukan untuk masyarakat perkotaan
dapat dibagi secar formal dan non formal.
Secara formal pengenalan akan teknikteknik yang tepat dalam mendukung
terciptanya ruang terbuka hijau sebagai
bagian manajemen sekolah atau dengan
pendekatan School based Management.
Hal ini diawali dengan menyisipkan
pengenalan teori lingkungan pada beberapa
mata pelajaran untuk melahirkan sikap
peduli dan rasa tanggung jawab.Sebagai
ukuran psikomotorik, maka siswa harus
dapat membuktikan perilakunya dengan
ikut serta dalam penyediaan ruang terbuka
hijau.Tindakan tersebut dapat dinilai
sebagai bagian ekstra kurikuler. Ada pun
UAD, Yogyakarta
perencanaan pembelajaran Green Behavior
idealnya dilakukan sesuai dengan gambaran
berikut:
a. Introduction/membuka
pelajaran guru mengingatkan
kembali materi pelajaran yang
sudah diajarkan. Keadaan kelas
nampak tidak kondusif, karena
para peserta didik masih banyak
yang belum memperhatikan apa
yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik ada yang masih
menyimpan tasnya di atas meja,
ada yang masih ngobrol dengan
sesama temannya, ada yang
mengambil peralatan untuk
menulis, dan ada peserta didik
yang memandang ke luar kelas
karena kelas dibuat terbuka atau
memiliki
jendela
atu
pencahayaan yang pas.
b. Memberikan pertanyaan seputar
tugas yang harus dikerjakan
pada waktu belajar sebelumnya.
Tugasnya itu adalah para peserta
didik ditugaskan untuk membuat
kliping tentang alam. Situasi
belajar menjadi ramai, gaduh
karena tugas peserta didik
nampaknya ada yang belum
dipersiapkan secara baik.
c. Melakukan pree tes dengan
memberikan pertanyaan materi
yang lalu kemudian menanyakan
materi yang akan disampaikan.
Peserta didik ada yang dapat
menjawab dengan baik dan
benar ada juga yang menjawab
salah.
d. Metode
yang
digunakan
menggunakan
dua
tahapan
metode, yang pertama adalah
metode ceramah, metode Tanya
jawab, dan metode diskusi,
untuk tahap pengenalan materi.
Dan pada tahap kedua sebelum
evaluasi
dilakukan
metode
peran, metode tindak kelas dan
metode observasi. Karena jika
hanya menggunakan metode
yang pertama akan nampak
1495
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
dalam
penggunaan
ketiga
metode tersebut kurang sinkron
dengan situasi dan kondisi kelas
pada saat pembelajaran ilmu
pengetahuan
sosisla
yang
terintegrasi
dengan
mata
pelajaran lainnya dilaksanakan.
Penggunaan metode kurang
sistematis ada terkesan kurang
dipersiapkan penggunaannya.
e. Penggunaan
media
pembelajaran kurang variatif
lebih
mengutamakan
pemanfaatan media langsung,
yaitu area alam terbuka yang
tersedia milik sekolah.
f. Tempat belajar, dilakukan di
ruangan atau di kelas dan di luar
kelas di alam terbuka. Pada
pelaksanaannya
terkadang
menyita waktu 7 sampai 15
menit. Hal tersebut tentu dapat
menganggu terhadap jumlah
waktu yang terseda dalam
jadwal dan kemungkinan juga
dapat mennganggu terhadap
tingkat efektifitas pencapai
tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
g. Fasilitas pendukung, ketika guru
dan
peserta
didik
akan
menggunakan kebun, sawah,
tempat
praktek
membuat
kompos, gudang penyimpanan
sampah untuk di daur ulang dan
lain
sebagainya
tidak
terkoordinasi
dengan
baik.
Karena petugas yang ada sangat
terbatas dan lahan atau area
perkebunan dan pertania yang
ada cukup luas.
Proses untuk pelaksanaan program
pembelajaran Green Behavior saat ini perlu
dilakukan dengan sejumlah rapat dan
kebijakan terlebih dahulu, sebab dalam
tahap perencanaan perlu ditegaskan bahwa
dengan model pembelajaran ini, maka
perbaikan kegiatan pembelajaran perlu
dilakukan terintergrasi antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Sehingga tahapan untuk proses perencanaan
UAD, Yogyakarta
dan desain pembelajaran Farming and
Gardening yang dapat dilakkukan sekolah
sebagaimana berikut:
1. Desain awal tahapan pembelajaran
Dari beberapa
catatan hasil
pengamatan di kelas kemudian peneliti
bersama mitra guru membahasnya untuk
perbaikan pembelajaran dengan cara
berdiskusi dan akirnya disepakati kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu
mengembangkan pembelajaran IPS melalui
kegiatan farming and gardening. Ada pun
tahapan-tahapan yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Tahap awal adalah membuat
RPP untuk materi kenampakan
alam dan alam buatan dengan
Standar
Kompetensi
Menghargai
berbagai
peninggalan dan sejarah yang
berskala nasional pada masa
Hindu-Budha,
dan
Islam,
keragaman kenampakan alam
dan suku bangsa serta kegiatan
ekonomi
di
Indonesia.
Kompetensi Dasar mengenal
keragaman kenampakan alam
dan buatan serta pembagian
wilayah waktu di Indonesia
dengan
menggurtakan
peta/atlas/globe
dan media
Iainnya. Dari Kompetensi Dasar
tersebut dikembangkan melalui
indikator-indikator yang akan
dicapai oleh setiap peserta didik.
Indikator-indikator itu adalah:
1) Mengidentifikasi
keragaman kenampakan
alam dan buatan.
2) Mengidentifikasi perilaku
peserta
didik
yang
berkaitan
dengan
kenampakan alam dan
buatan.
3) Mengetahui
ciri-ciri
kenampakan alam dan
buatan.
4) Mengemukakan contohcontoh kenampakan alam
dan buatan
1496
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
5) Mengimplentasikan
pemeliharaan lingkungan
di sekolah
6) Membiasakan
perilaku
green behavior di sekolah
7) Memahami
pentingnya
green behavior dalam
kehidupan di sekolah.
8) Mengetahui hal-hal yang
tidak boleh dilakukan
dalam memelihara alam.
9) Memiliki
pengetahuan
tentang bahaya kerusakan
alam dan buatan.
b. Materi pembelajaran dibuat
dalam
satu
pembelajaran
melalui kegiatan farming and
gardening dengan tujuan agar
lebih mengenal lingkungan yang
berkaitan dengan kenampakan
alam dan buatan.
c. Melaksanakan
pembelajaran
sesuai dengan yang telah
direncanakan melalui tahapantahapan
orientasi,
refleksi
perencanaan,
selanjutnya
melakukan
pelaksanaan
tindakan
melalui
beberapa
siklus.
d. Melakukan pembiasaan perilaku
greenbehavior
seperti
:
menyiram tanaman, memberi
pupuk pada tanaman, menutup
kran air sehabis memakai,
membuang sampah dengan
memilah sampah organik dan
non organik.
Karena pembelajaran terintergrasi
antara satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya, maka melalui kegiatan
farming andgardeningdimungkinkan dapat
meningkatkan minat siswa untuk senantiasa
menjaga lingkungan sebagaimana yang
diharapkan.
UAD, Yogyakarta
dikatakan cukup berhasil namun jika
diamati dari keseluruhan prosesnya ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar
proses dan hasilnya benar-benar optimal.
Dari pengamatan dan informasi yang
diperoleh dari guru yang mengajar dan
membimbing peserta didik dikelas masih
ada peserta didik ketika proses belajarmengajar akan di mulai baik di kelas
ataupun di lahan persawahan/perkebunan
peserta didik nampak kurang antusias hal
tersebut disebabkan sebelum mata pelajaran
IPS mereka mengikuti kegiatan mata
pelajaran olah raga dan hasilnya pun
menurut guru bersangkutan dirasakan tidak
optimal.
Hal lain yang dihadapi dalam
pembelajaran IPS melalui Farming and
Gardening hasil pembelajaran yang
berkaitan dengan pembentukkan sikap juga
dirasakan belum memuaskan. Problematika
yang dikemukakan oleh guru mata
pelajaran, bahwa masih terdapat peserta
didik yang kurang peduli terhadap
lingkungan hidup di sekolah, seperti ada
peserta didik yang memetik atau
mematahkan tanaman tertentu tanpa ada
alasan yang jelas.
Kemudian selain sikap peserta didik
terhadap lingkungan sekolah, guru belum
memperoleh informasi secara optimal dari
para orang tua wali murid tentang sikap
peserta didik ketika berada di luar
lingkungan sekolah yaitu di rumah dan di
tempat mereka bermain dengan temanteman sebayanya.
Setelah
mengamati
berbagai
kekurangan dalam kegiatan proses belajarmengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
melalui Farming and Gardening di Sekolah
perlu ada perbaikan agar kegiatan proses
belajar-mengajar
tersebut
dapat
ditingkatkan
sehingga
segala
yang
dirasakan masih kurang atau belum optimal
dapat ditingkatkan lebih baik dan hasilnya
menjadi menjadi optimal dan lebih
bermakna. Untuk menjaga hidup yang
berkeseimbangan dengan alam diperlukan
pengetahuan dan sikap peduli terhadap
lingkungan dan hal itu harus menjadi
karakter yang dimilki oleh setiap individu
5. PROSES
PEMBELAJARAN
BERBASIS
GREEN
BEHAVIOR
Dalam proses belajar mengajar
Farming and Gardening di Sekolah seperti
yang telah dikemukakan nampaknya dapat
1497
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
sebagai penduduk di muka bumi
ini.Pembentukkan
individu
yang
berkarakter
sesuai
dengan tuntutan
kehidupan adalah indiviidu yang memiliki
wawasan lingkungan atau perilaku yang
berwawasan lingkungan yang disebut
dengan Green Behavior.
Pembentukkan perilaku berwawasan
lingkungan atau Green Behavior menjadi
tanggung jawab bersama yaitu, keluarga,
masyarakat
dan
pemerintah
yang
kesemuanya itu dilakukan sesuai dengan
kemampuan masing-masing.Bagi keluarga
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
lingkungan yaitu dengan menanamkan nilai
kehidupan yang berwawasan lingkungan
yang diubah menjadi suatu perilaku dan
menjadi kebiasaan dalam kehidupan
keluarga atau di rumah.Kebiasaan hidup
berwawasan lingkungan disampaikan oleh
keluarga sejak anak mulai mengenal
lingkungannya sendiri. Bagi masyarakat
bentuk
tanggung
jawab
terhadap
lingkungan dilakukan dengan menunjukkan
kepedulian yang tinggi terhadap pentingnya
menjaga lingkungan hidup, yaitu dengan
menjaga dan memelihara lingkungan secara
bersama-sama yang didasarkan atas
pengetahuan serta pemahaman secara sadar
demi menjaga keberlangsungan hidup yang
seimbang dengan alam. Bagi pemerintah,
tentu tanggung jawab itu dilakukan dengan
mengeluarkan berbagai aturan sebagai
regulasi yang dapat dijadikan dasar hukum
dan pedoman, bagi warga masyarakat
dalam melaksanakan hidup yang sesuai
dengan tuntutan dan kondisi lingkungan
yang harus dijaga dan dilestarikan.
Pentingnya menjaga lingkungan
hidup bagi keberlangsungan hidup manusia
pada saat sekarang sudah merupakan
keharusan, karena kondisi yang dihadapi
sudah memasuki fase krisis hal tersebut
ditunjukkan dengan semakin menipisnya
sumber daya alam yang ada dan kondisi
alam yang menunjukkan semakin tidak
bersahabat yaitu
dengan terjadinya
berbagai tragedi bencana alam yang
dihadapi
oleh
manusia.
Demi
berlangsungnya
kehidupan
dalam
pembangunan yang berkelanjutan dan
UAD, Yogyakarta
berkesinambungan (sustainable) kondisi
alam wajib dijaga keseimbangannya
sebagai modal untuk melaksanakan
pembangunan.Pada
hakekatnya
pembangunan
yang
berkeseimbangan
dengan alam secara history sudah dilakukan
oleh manusia terdahulu.
Pembangunan dimulai ketika terjadi
pergeseran peradaban manusia dari
manusia hutan berpindah-pindah
menjadi manusia social dengan
membentuk kelompok dalam daerah
tertentu.Seiring dengan pertumbuhan
manusia yang selalu membutuhkan
sumber daya alam, kebutuhan lahan
dan kebutuhan energi maka kegiatan
pembangunan
melekat
pada
pemenuhan kebutuhan tersebut.
(Mursid Raharjo, 2007 : 7)
Jika diperhatikan dari pendapat
tersebut bahwa dalam melaksanakan
pembangunan
seiring
dengan
perkembangan zaman, pembangunan yang
dilaksanakan akan terus beriringan antara
pemenuhan kebutuhan manusia dengan
ketersediaan sumber daya alam yang ada.
Berkaitan dengan hal tersebut tentu menjadi
perhatian serius terhadap teri yang
dikemukakan oleh Teori Robet Maltus yang
mengemukakan
bahwa
pertumbuhan
manusia mengikuti deret ukur, sedangkan
ketersediaan pangan mengikuti deret
hitung.
Dari teori ini menunjukkan bahwa
antara pertumbuhan manusia dengan
pemenuhan
kebutuhannya
(pangan)
mengalami
ketidak
seimbangan.Pada
realitasnya memang demikian pertumbuhan
manusia yang terus bertambah dengan pesat
memerlukan bahan pangan yang memedai.
Persolan yang ditimbulkan pada saat
sekarang dari terori tersebut adalah semakin
terbatasnya
lahan
produksi
untuk
pengadaan pangan, bahkan lahan yang ada
terus tergerus oleh pembangunan yang
kurang bahkan tidak memperhatikan
keseimbangan alam.
Pada sisi lain lingkungan sebagai
tempat hidup manusia telah membentuk
keseimbangan yang dikenal dengan
1498
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
ekosistem. Dalam teori GAIA yang
disampaikan oleh James Lovelock (1979)
menyebutkan bahwa :
Bumi, lapisan tanah, lautan, atmosfer
dan semua mahluk hidup adalah
bagian dari satu organism besar yang
berkembang dalam rentang waktu
geologi yang sangat panjang.Bumi
bersifat
mengatur
dan
mengorganisasi dirinya sendiri.Unsur
hayati
berusaha
memperlembut
lingkungan sehingga terbentuklah
lingkungan fisik dan kimia yang baik
bagi bentuk hidup.Dalam teori
tersebut menandaskan, bumi sebagai
ekosistem tunggal yang bagianbagianya
saling
bergantung
(interdefendency).Lingkungan
memiliki fungsi ekologi, fungsi
ruang, fungsi ekonomi maupun
fungsi
kebudayaan/pendidikan.
Fungsi ekologi kaitannya dengan
kenyataan
bahwa
lingkungan
disekitar kita merupakan habitat
(tempat hidup)
bagi kehidupan
mahluk hidup lain.
UAD, Yogyakarta
menjaga
lingkungan
yang
sehat
yangterpenting bagi kehidupan, manusia
harus menyadari bahwa bumi tidak
memiliki sumber daya tak terbatas.
Sumber daya yang ada haruslah
dilestarikan, dan di mana mungkin
didaur ulang.Manusia harus membuat
strategi
untuk
menyelaraskan
kemajuan
lingkungan
dengan
pertumbuhan
ekonomi.
(H.R
Mulyono, 2007 : 19)
Dari uraian yang telah dikemukakan
tentang alam berikut kerusakan dan upaya
pelestariannya hal tersebut bagi umat Islam
menjadi ajaran yang harus dilakukan
sebagaimana dikatakan pada Surat alBaqoroh ayat 2 yang artinya:
“Kitab (Al-Quran) ini tidak keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa”.
Ayat ini menunjukkan bahwa AlQuran sebagai petunjuk (ajaran) yang di
dalamnya tidak ada keraguan bagi mereka
yang bertakwa. Di dalam Al-Quran banyak
sekali ayat-ayat yang mengemukakan
tentang lingkungan hidup di antaranya surat
Al-Hijr ayat 19 :
“Dan Kami telah menghamparkan
bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung
dan
Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran”.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah
Swt telah menciptakan bumi dengan segala
isinya dan segala yang diciptakan–Nya itu
menurut ukuran artinya diciptakan secara
proporsional yang telah disesuikan dengan
kondisi yang ada dan pemanfaatannyapun
harus demikian semuanya itu dilakukan
agar alam terus memiliki keseimbangan dan
dapat dinikmati dari generasi kegenerasi.
Pada ayat lain dikemukakan:
Dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi sesudah
(Allah)
memperbaikinya
dan
berdoalah kepadanya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan
harapan
(akan
dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat
Perubahan setiap habitat akan
menyebabkan hilangnya tempat hidup bagi
mahluk hidup lain. (Mursid Raharjo, 2007 :
7)
Berbagi upaya dilakukan untuk
melestarikan alam baik oleh pemerintah
maupun masyarakat nampaknya belum
memperoleh hasil yang diharapkan, oleh
karena itu upaya melestarikan alam harus
dilakukan
secara
simultan
yang
diimplementasikan dalam setiap gerak
pembangunan agar kelak dikemudian hari
alam menjadi lestari dan dapat menjamin
keberlangsungan hidup generasi yang akan
datang yang lebih baik.
Banyak ilmuwan berpendapat jika
perusakan lingkungan berlanjut pada
tingkat sekarang, akan timbul kerusakan
yang tak terubah lagi pada siklus ekologi
dan keseimbangan alam yang yang menjadi
tumpuan makhluk hidup. Para ilmuwan
memperingatkan diperlukan perubahan
perilaku manusia yang mendasar, drastis
untuk mencegah krisis ekologi. Untuk
1499
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.Dan dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa
berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan) hingga apabila
angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu
daerah yang tandus, lalu kami
turunkan hujan di daerah itu.Maka
kami keluarkan dengan sebab hujan
itu
berbagai
macam
buahbuahan.Seperti
itulah
kami
membangkitkan orang-orang yang
telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.Dan tanah
yang baik, tanam-tanamannya
tumbuh dengan seizin Allah, dan
tanah yang tidak subur, tanamantanamannya
hanya
tumbuh
merana.Demikianlah
kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran
(Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)
UAD, Yogyakarta
6. KESIMPULAN
Berdasarkan sejumlah paparan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Manajeman, perencanaan, dan
proses pembelajaran berbasis
green behavior
melalui
kegiatan
farming
and
gardening di sekolah islam
Terpadu (SIT) masih perlu
untuk dikaji, dikembangkan
dan diimplematasikan oleh
seluruh stakeholder yang ada,
dimuali
dari
lembaga
pendidikan
atau
sekolah,
pemerintah, masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya.
Sebab kendati program ini
memang baik, berdasarkan
sejumlah tawaran gagasan para
peneliti sebelumnya, namun
untuk proses implementasi
tentunya masish memerlukan
sejumlah arahan agar lebih
focus dan terarah.
Selain itu juga, pelaksanaan
perencanaan pembelajaran yang
dilakukan perlu lebih matang
dipersiapkan dalam Program
Sekolah, Visi dan Misi, Tujuan
Sekolah, Silabus, Program
Tahunan, Program Semster,
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran dan Rencana
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah. Sebab seluruh
komponen
tersebut
saling
berkaitan dan berhubungan
erat,
untuk
membangun
program green behavior jika
mau dijalankan di sekolah.
Dalam proses pembelajaran
program ini perlu didukung
dengan sarana dan prasarana
pembelajaran
serta
media
pembelajaran yang mapan.
Sebab jika hal tersebut tidak
ada,
maka
diperlukan
alternative lain agar program
green behavior dapat dijalankan
“Telah nampak kerusakan di darat
dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)”. (Ar-Rum 41)
Kandungan ayat tersebut menunjukkan
bahwa:
1. Manusia dilarang merusak alam.
2. Allah
Swt
telah
mengatur
mekanisme
alam
dalam
mengadakan persedian sumber
daya alam bagi keberlangsungan
hidup manusia.
3. Setiap kejadian alam merupakan
pelajaran bagi manusia.
4. Allah Swt akan akan menjamin
kelestarian alam bagi mereka yang
bersyukur kepada-Nya.
5. Kerusakan alam yang ada pada saat
sekarang disebabkan oleh manusia,
karena keserakahannya dan sebagai
akibat dari keruskan itu timbul
bencana dan itu merupakan azdab.
1500
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
serta sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
b. Harapan dan tantangan bagi
perubahan perilaku siswa yang
mengikuti
program
green
behavior melalui kegiatan
farming and gardening siswa
Sekolah Islam Terpadu (SIT)
sebenarnya harapan tersebar
sebagaiman terdapat adalam
Al-Qur’an serta hasil temuan
penelitian para peneliti yang
konsen
dalam
masalah
lingkungan dan penjagaan
lingkungan hidup. Adapun
tantangan terbesarnya yaitu
mengintegrasikan
kebijakan
yang dibuat oleh kementerian
lingkungan hidup dan lembaga
kementerian pendidikan dasar
dan menengah dan kebudayaan,
serta kementerian agama yang
menaungi pendidikan islam.
UAD, Yogyakarta
negeri%20makassar-digilib-unmdrir... diakses pada 30 November
2015.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Raharjo, Mursid. 2007. Memahami
AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Redhiana,
Dheni.
Pengembangan
Kurikulum Pada Aspek Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Yang
Berbasis
Lingkungan
Hidup
Melalui Pendekatan Saintifik Di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Dasar Dinamika Volume 6, NO. 2,
September 2014: 217
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan
Pembelajaran. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Stone, Michael K. dan Barlow, Zenobia.
2005.
Ecological
Literacy:
Educating Our Children for A
Sustainable World. USA : Sierra
Club Books.
Supriatna, N. dkk. 2009. Pendidikan IPS di
SD. Bandung : UPI Press
Undang-Undang R.I Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Wahab, A.A dan Sapriya. (2011). Teori dan
Landasan
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Bandung:
Alfabeta.
7. DAFTAR PUSTKA
Hamzah B. Uno, dan Nurdin Mohamad.
2012. Belajar Dengan Pendekatan
PAIKEM. Jakarta : Bumi Aksara.
Hungerford,
H
dan
Volk,
T.L.
1990.Changing Learner Behaviour
Through Environmental Education.
Journal
of
Environmental
Education.Vo; 21 (3) Sprung. Pp 8
– 21 Illinous USA.
Lovelock, James. 1987. GAIA A New Look
Life on Earth. New York : Oxford
University Press.
Miarso, 2008, Pengembangan Terkini
Sistem
Pendidikan
Dan
Pembelajaran
Di
Perguruan
Tinggi.(Disampaikan
dalam
Semiloka Pengajaran dan Program
Magang,
Departemen
Ilmu
Hubungan Internasional, FISIP-UI,
2 Mei 2008).
Nurlita Pertiwi, Green Education Bagi
Masyarakat Perkotaan Dalam
Pengembangan Ruang Terbuka
Hijau.
digilib.unm.ac.id/.../universitas%20
1501
Download