diktat psikofor

advertisement
PSIKOLOGI FORENSIK
OLEH
DODDY MONZA
SIN A / 7800
DOSEN :
1. DR. ZAKARIAS POERBA, SH., M.Si
2. DR. ANGGI AULINA H. Dipl. Soz
3. LIA SUTISNA, SPsi., Mpsi
PERTEMUAN 8
UNDERSTANDING AGGRESSION
(DR. ZAKARIAS POERBA, SH., M.Si)
Terjadi aggresi atau penyerangan dapat dikatakan sebagai :
1. Kecenderungan genetik dari awal mulanya bahwa seseorang cenderung
gemar melakukan penyerangan.
2. Pengaruh psikologis, bisa krn bersdangkutan mengalami mslh sebelumnya yg
membuat ia cenderung melakukan agresi.
3. Sejarah pembelajarannya, dilihat dari asal orang tersebut, misalnya orang
batak cenderung bersikap kasar dibanding dengan orang sunda atau jawa.
4. Tendensi situasional scr kelompok besar penyababnya adl tekanan
lingkungan, orang yg lahir dan besar di jkt dan ia berasal dr keluarga
menengah ke bawah dimanakah ia bisa menemukan lapangan sepak bola ?
jawabannya adl ia akan membuat lapangan sepak bola di jalan atau di
halaman, scr perkembangan pengaruh lingkungan orang2 di kota besar tdk
memiliki sarana untuk menyalurkan hobinya (menendang bola) shg
menyalurkan tendangan tsb kepada orang lain shg perilaku kekerasan mjd
sebuah kebiasaan.
5. Alasan kognitif seseorang yg berkembang dlm keluarga dlm miras.
6. Peluang2 yang ada, peluang dpt dikatakan sbg sasaran2 yg tersedia.
Hasil penelitian menunjukkan bhw pd setiap orang munculnya tindakan agresi tdk
selalu sama unsur pendorongnya, tendensi pribadi dan tendensi pribadinya bs
berbeda. Dapat dilihat pada peneltian di bawah ini :
Kesimpulan hasil penelitian : setiap orang dlm keadaan seperti masy kita saat ini
potensial untuk menjadi agresif / agresor. Dlm penelitian di Australia, mrk
mendefinisikan bhw agresi adl tingkah laku fisik / verbal yg dimaksudkan untuk
menyakiti seseorang ttp di Indonesia tindakan fisik / verbal untuk menyakiti
seseorang atau bahkan banyak orang. Misal yg di bakar mesjid / gereja tdk
menyakiti seseorang tetapi menyakiti banyak orang.
Tindakan agresif bs tjd krn tercipta scr psikologis rasa bermusuhan, misal saat ini
orang tdk sadar perbedaan antara Sumi dan Siah untuk menciptakan orang2 yg
agresif. Berbeda dengan peperangan, pd dasarnya kedua belah pihak memiliki
kesetaraan ttp agresif bisa dilakukan oleh kelompok yang banyak yg pasti menang
terhadap yg kecil. Sifat agresif ini sangat mungkin berkembang jika tdk ada
penegakan hukum yg baik. Misal keadaan di Madura kelompok yang banyak
menang krn melawan yg sedikit.
Sifat agresi dianggap ada pd setiap makhluk hidup hanya saja pd manusia akal dan
psikologisnya seharusnya bisa menanggulangi, misal agresi pada hewan burung
pinguin selalu mendorong temannya untuk masuk ke air dengan tujuan untuk
mengetahui apakah ada pemangsa / tdk didalam air.
Apapun yg dilakukan oleh manusia disebabkan oleh alasan2 (opportunity,
reasoning, stressors, learning, physiological, genetic), selain alasan tsb bisa juga
dilakukan krnn adanya tekanan, tujuan, pemicu. Misalnya ada byk mslh2 lingkungan
sosial yang terjadi di Indonesia, salah satu pemicu besarnya adl Ahmadiah sesat.
Maka turun sebuah ajakan dan terjadi proses penolakan dan penyerangan.
DEFISINI AGRESI
Perilaku fisik atau lisan yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang dua jenis
bermusuhan (reaktif) agresi; mata air dari kemarahan, tujuannya adalah untuk
melukai. Berperan agresi bertujuan untuk menyakiti sebagai sarana menuju tujuan
Apakah Agresi Natural ?? Manusia sebagai Spesies
1. Temuan arkeologi (Olduvai Gorge)
Northern Tanzania
Berusia lebih dari 2 juta tahun
2. Agresi sebagai naluri
-
Semua anggota spesies harus melakukannya
-
Tidak bisa menjadi hasil dari belajar
-
Tidak bisa refleks
Apakah Agresi Natural ?? Agresi sebagai Harddisk
-
Penghambatan Teori manusia dan hewan memiliki drive agresif
-
Hewan memiliki naluri yang menghambat agresi
-
Manusia tidak memiliki dorongan tersebut
Model hidrolik
-
Agresi adalah drive seperti drive lain
-
Pembersihan Sasaran netral obyek Orang
-
Fantasi, observasi, lisan, fisik
PERTEMUAN 9
INSANITY (PENYAKIT GILA)
(DR. ANGGI AULINA H. Dipl. Soz)
Kelayakan untuk diadili dimana seseorang tdk dapat bertanggungjawab.
•
Both fitness to stand trial and criminal responsibility are concerned with mental
status
Kedua-duanya (kelayakan untuk diadili dan pertanggungjawaban kejahatan)
berhubungan dengan status kejiwaan
•
criminal responsibility (CR) is concerned with mental status at the time of the
crime
Pertanggungjawaban kejahatan berhubungan dengan keadaan kejiwaan pada
saat terjadinya kejahatan

fitness to stand trial is concerned with mental status at the time of the trial.
kelayakan untuk diadili berhubungan dengan keadaan kejiwaan pada saat
persidangan
•
Fitness assessment must precede judgment of criminal responsibility
Uji kelayakan harus mendahului penilaian dari kemampuan bertanggung jawab
atas perbuatan
KALAYAKAN UNTUK DIADILI
Tidak sanggup menjalankan atau membuat pembelaan pada saat pelaksanaan
sebelum putusan diberikan atau tidak mampu berkomunikasi dengan pengacara
dikarenakan gangguan kejiwaan yaitu
a. Tidak dapat memahami tindakan
b. Konsekuensi dari tindakan
c. Tidak dapat berkomunikasi dengan pengacara
TES INTERVIEW KELAYAKAN
•
Seseorang dapat memahami perbuatannya
•
Konsekuensi dari perbuatannya
•
Dapat berkomunikasi dengan pengacara
Unfit to Stand Trial (Tidak Layak)
•
set aside trial procedure : Pembatalan prosedur pengadilan
•
dismiss jury (if applicable) : Penghentian Dewan Juri
DEFINITION OF INSANITY (MC. NAGHTEN RULE) ADL untuk menghasilkan
pembelaan atas ketidakwarasan, harus jelas dibuktikan bhw pd saat kejadian atau
saat melakukan tindakan tersangka melakukannya dibawah ketidaksadaran dr
penyakit dan tidak mengetahui akibat perbuatan yg dia lakukan dan yg dilakukannya
salah.
Wild Beast (1724) : “ Totally deprived of his understanding and memory and doth
not know what he is doing, no more than an infant, than a brute, or a wild beast”
Kondisi kehilangan pemahaman dan ingatan secara menyeluruh dan tidak
mengetahui yang dilakukan, tidak lebih dari anak kecil, hewan, monster
Total Defect of Understanding (1847) : Referred to a person having the level of
understanding which is less than a normal 14-year-old child
Seseorang yang mempunyai pemahaman yang tidak lebih dari anak 14 tahun
M’Naghten Test (1843) : Presumed sane unless at the time of committing the
offence the accused had (Bisa saja waras sampai pada saat melakukan
tindakannya)
American Law Institute : Bahwa seseorang tidak bertanggung jawab atas
perbuatan kriminal apabila pada saat dia melakukan adalah hasil dari penyakit jiwa
atau yang mengakibatkan dia tidak mempunyai kapasitas untuk merasa bersalah
dari perbuatannya atau melihat ini melanggar hukum, namun terminologi ini tidak
termasuk abnormalitas yang terjadi pada kejahatan yang diulangi atau perilaku anti
sosial
INSANITY :

Proses pembelaan yg oleh pengacara thd orang2 yg melakukan tindakan
kriminal namun dianggap tdk mampu bertanggungjawab krn org tsb menderita
gangguan jiwa.

Pembelaan dilakukan di dalam persidangan oleh pengacara.

Pengacara meyakinkan hakim jika tdw benar2 menderita penyakit kejiwaan /
gila.
INSANITY DEFENCE REFORM ACT (1984) : dilandasi oleh penemuan NGRI pd
percobaan pembunuhan terhadap presiden Reagen.
NGRI : Seseorang itu tidak waras bila dalam keadaan idiot atau ada penyakit pada
suatu tahap/level yang membuat dia tidak mengerti aksi atau tindakanya bahwa itu
salah
NCRMD : Tidak ada seseorangpun yang bertanggung jawab jika mereka
melakukannya disaat menderita gangguan jiwa yang membuat orang tersebut tidak
mampu memahami perbuatannya dan mengetahui bahwa perbuatannya itu salah
PERTEMUAN 10
UNDERSTANDING AGGRESSION – PERILAKU AGRESIF
(DR. ANGGI AULINA H. Dipl. Soz)
Faktor intern dr manusia itu sendir yg berperilaku agresif :
1. Genetis predisposition : Genetik
2. Physiological influences : Pengaruh psikologis
3. Learning history : sejarah pembelajaran
Faktor eksternal diluar dr manusia itu sendiri shg berperilaku agresif :
1. Environmental streasore : stresor lingkungan (Kegelapan)
2. Cognitive reasoning : Krn ada pertimbangan rasional yg dilakukan manusia
3. Oppurtunity : Kesempatan
Perilaku agresif adl setiap perilaku baik fisik/melalui bahasa yg dimaksudkan untuk
menyakiti , mencederai seseorang yg dibagi mjd 2 :
1. Perilaku agresif yg reaktif bertujuan untuk menyakiti orang yg dituju, sikap
emosi mpy tujuan untuk sakiti seseorang
2. Instrumental : bersikap sarana untuk sesuatu yg lain, misal seseorang
bersikap agresif agar orang lain takut kepadanya shg tunduk kepadanya.
Perilaku agresif apakah alami ?
1. Internal : melihat manusia sbg bagian dr pd makluh hidup, insting. Semua
makhluk hdp mpy insting untuk bersikap agresif. Sikap agresif untuk
menyeleksi keturunan, menyeleksi pasangan.
2. 4 komponennya yaitu :
-
kebugaran reproduksi
-
egoisme
-
seleksi keluarga
-
Altruisme timbal balik (sifat mementingkan kep org LAIN)
Strategi : Mrk yg mpy keturunan sedikit lbh agresif dibandingkan mrk yg mpy byk
keturunan.
Perilaku agresif dpt berbeda dr gender, ras dan kulturnya.
EGOISME : Gen sukses kejam (bengis, kejam) egois
contoh :
-
Camar Blackhead makan bayi burung camar lain '
Penguin Emperor di Antartika mendorong satu sama lain ke dalam air
untuk melihat apakah ada paus pembunuh
GENETIK MEMPENGARUHI :
1. Postur tubuh
2. Depresi seseorang
3. Kecerdasan
4. Kecenderungan merokok
5. Kepribadian
6. Kepusan kerja
7. Perilaku jahat / kriminalitas
8. Perilaku agresif
9. Serta masalah kejiwaan lainnya
PENGARUH FISIOLOGIS
1. Otak adl pusat dr segala emosi/aktifitas, Tdk mpy empati thd orang lain
2. Hormon
3. testosterone
4. Gula darah
5. Neorin dlm diri manusia yg saling berhubungan.
6. Bunuh diri, kejahatan dilakukan dengan kekerasan
7. Orang yang berdiet
8. Denyut jantung
9. Komplikasi saat melahirkan
10. Cedera pada kepala
11. Kekerasan dalam rumah tangga
LEARNING HISTORY
3 tipe belajar :
1. Classical Conditioning : Belajar perilaku agresif scr alami, misal mengedipkan
mata, seekor anjing apabila melihat daging maka mengeluarkan air liur.
2. Social Learning : belajar melalui observasi, mencontoh.
3. Operant Conditioning : bgm kita belajar berperilaku dengan pemikiran reward
dan punisment. Contoh : remaja mendefinisikan laki2 dengan kekerasan shg
diakui / keren / dsb.
Social Learning We Model :
1. Belajar dr orangtua
2. Saudara
3. Orang-orang di lingkungan kita
4. Orang-orang di mata publik (misalnya, olahraga, media)
VIOLENCE IN THE MEDIA – FREQUENCY
Rata-rata anak (Nielsen Media Research, 2000)
-
Watches 1.023 jam TV setiap tahun (20 jam per minggu)
-
Pergi ke sekolah 900 jam per tahun
Media Kekerasan
-
61% dari acara televisi mengandung kekerasan
-
Prime time menunjukkan rata-rata 5 tindak kekerasan per jam
-
Kartun rata-rata 25 tindak kekerasan per jam
-
75% dari tindak kekerasan tidak segera dihukum atau dihukum
-
89% dari top-selling video game mengandung kekerasan
Pada usia 18, rata-rata orang akan melihat 200.000 tindak kekerasan dan 16.000
pembunuhan
EFEK DR KEKERAN MEDIA
Studi dari 208 narapidana :
- 90% TV menonton untuk mempelajari trik baru
- 40% telah mencoba kejahatan tertentu yang terlihat di TV
Penelitian Konsensus :
- korelasi sedang
- Beberapa penyebab / efek
WE TEND MODEL PEOPLE

Mirip dengan kami
- Seks
- Ras
- Usia


- latar belakang
Yang berhasil
Yang memiliki status
MELALUI PENGKONDISIAN KITA BELAJAR

Konsekuensi

Bagaimana diperkuat

Kemarahan dan kebencian

Kebutuhan sosial dan keterampilan

Lampiran kepada masyarakat

mengatasi keterampilan
-
tegangan
-
Kemarahan
-
Frustrasi
EFEK DARI PELECEHAN ANAK DLM KELUARGA
Kesehatan Mental
-
Paolucci, GENUIS, & Violato (2001) meta-analisis
-
Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual lebih tertekan dibandingkan
kontrol (d = .44, r = 0,21)
Widom (1989) studi
-
Tingkat kejahatan 28,6% untuk korban
-
Tingkat kejahatan 21,1% untuk nonvictims
-
Efek terbesar jika pelecehan itu fisik atau emosional tetapi tidak keduanya
EFEK KEPADA KELUARGA
-
Pengawasan orangtua miskin
-
Penggunaan konsisten disiplin
-
Kurangnya kehangatan orangtua, penerimaan, dan mempengaruhi
-
Frekuensi rendah kegiatan anak bersama / orang tua
-
Keluarga besar yang berkaitan dengan kenakalan remaja : mempengaruhi
keluarga berpenghasilan rendah hanya dan mempengaruhi hanya untuk jumlah
anak laki-laki
-
Rendah SES
ENVIRONMENTAL STRESORS (STRESOR LINGKUNGAN)
Stresor lingkungan? Hipotesis Frustrasi-Agresi
1. Frustrasi
- meningkatkan kemungkinan agresi
- tidak sama dengan perampasan
2. "Taste sukses" menyebabkan kerusuhan dan kekerasan
3. Kami beradaptasi dengan tingkat keberhasilan dan kegagalan
4. Frustrasi memiliki efek terbesar ketika isyarat kekerasan yang hadir
Stresor lingkungan? Fisik atau Verbal Penyerangan
-
Orang tidak "memberikan pipi yang lain"
Mereka secara filosofi menggunakan "lengan untuk lengan, gigi ganti gigi"
COGNITIVE ABILITY (KEMAMPUAN KOGNITIF)
1. Dikembangkan oleh Victor Vroom
2. Agresi = E * I * V
E = Harapan
I = Instrumentality
V = Valence
Penalaran kognitif? Penalaran yang Terkena Dampak :
1. Alkohol
2. obat-obatan
3. kemarahan
4. tegangan
5. emosi
6. kecerdasan
7. pengetahuan
8. pengalaman
9. usia
OPPORTUNITY (PELUANG)
•
Presence of law enforcement : kehadiran penegak hukum
•
Presence of others : kehadiran dari orang lain
•
Available victim : adanya korban
•
Available weapon : adanya senjata / peralatan
•
Appropriate social context : lingkungan sosial lain yg mendukung
Memahami Perilaku Agresif
Terdapat dua penyebab terjadinya perilaku agresif yaitu yang disebabkan oleh faktor
internal, secara individual dan faktor eksternal. Definisi dari perilaku agresif adalah
perilaku baik secara fisik maupun lisan yang dimaksudkan untuk menyakiti atau
merugikan orang lain. Jenis agresi ada dua, yaitu agresi yang disebabkan dari rasa
benci yang ditandai dengan emosi yang tinggi (hostile) dimana tujuannya adalah
menyakiti dan jenis perilaku agresif sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu
(tujuan kriminal (mendapat benefit) dan lainnya).
Penyebab perilaku agresif yang menekankan pada faktor personal seseorang dapat
diakibatkan oleh keturunan genetis, pengaruh fisiologis, tipe pembelajaran kita.
Perilaku agresif yang disebabkan oleh faktor eksternal dapat didorong oleh tekanan
lingkungan, kemampuan pertimbangan/menimbang dan kesempatan.
Menurut salah satu perspektif yang dinamakan sosiobiologis, perilaku agresif
bersifat alami, bahwa sebagai makhluk hidup kita secara alami memiliki perilaku
agresif yang merupakan insting dalam mempertahankan hidup dan memilih
pasangan dan mempertahankan keturunan.
Adapun genetis akan mempengaruhi kecenderungan manusia akan hal: tinggi
badan, sifat depresi, kecerdasan, kecenderungan merokok, kepribadian, kepuasan
kerja, perilaku kriminal, perilaku agresif dan masalah kesehatan lainnya
Pengaruh Amygdala pada perilaku agresif (pengaruh fisiologis) terlihat apabila ada
kerusakan pada bagian ini. Amygdala adalah komponen pada otak yang merupakan
pusat proses informasi terkait dengan emosi. Kerusakan pada Amygdala akan
membuat individu tidak mampu mempunyai empati dan memiliki perilaku anti sosial.
Hormon juga dapat mempengaruhi perilaku agresif, dimana apabila hormone
testosterone tinggi maka individu akan cenderung melakukan kejahatan dengan
kekerasan.
Kadar gula darah juga dapat mempengaruhi perilaku agresif, disaat kadar gula
darah rendah maka individu dapat lebih cenderung melakukan pembakaran.
Ketidakseimbangan neurotransmitter juga demikian, dapat mengakibatkan keadaan
kejiwaan yang tidak stabil sehingga memicu timbulnya perilaku agresif. Disaat level
serotonin rendah dapat memicu sikap agresif, dengan kecenderungan bunuh diri
dan kejahatan dengan kekerasan.
Denyut jantung yang cepat juga dapat berhubungan dengan kepribadian antisocsial.
Begitu juga apabila seseorang pernah mengalami komplikasi pada saat melahirkan,
cedera pada kepala, kerusakan pada otak, dapat mengarah pada kecenderungan
individu melakukan kejahatan dengan kekerasan (pembunuhan, perkosaan,
penyerangan, fedofil), kerusakan umumnya terjadi pada prefrontal area.
Aspek fisik yaitu kerusakan pada wajah juga dapat mendorong perilaku agresif,
demikian juga dengan PMS atau sindrom pra menstruasi.
Proses pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu classical conditioning dimana kita
belajar perilaku tertentu atas stimulus yang alami, social learning yaitu belajar
perilaku melalui observasi dan meniru, dan operant conditioning yaitu belajar
perilaku yang dibentuk dari hukuman. Ketiga proses diatas dapat memicu timbulnya
perilaku agresif.
Penolakan dari teman sebaya juga dapat menimbulkan kecenderungan perilaku
antisosial. Anak yang ditolak secara fisik dan emosional biasanya menunjukkan
permasalahan di kehidupan mereka.
Begitu juga dengan kekerasan komunitas, terutama di wilyah perkotaan. Kekerasan
pada anak juga bisa menjadikan anak depresi, begitu juga dnegan keluarga ynag
berantakan, pembimbingan yang lemah.
Faktor eksternal juga dapat memicu perilaku agresif, yang pertama faktor lingkungan
dengan adanya kompetisi untuk sukses, dapat menyebabkan seseorang frustasi bila
tidak dapat menunjukkan kesuksesan mereka. Penyerangan verbal atau fisik juga
cenderung dilakukan bila kita berada pada lingkungan yang menyebarkan norma
filosofi kekerasan dan bukan empati atau saling menghargai
Faktor eksternal dari lingkungan yang memicu perilaku agresif juga diantaranya
lingkungan yang panas, bising, ramai, gelap, tingginya tekanan fisiologis
Kemampuan untuk berpikir dan memutuskan juga mempengaruhi apakah kemudian
kita melakukan tindakan agresif atau tidak. Perilaku agresif dilakukan bila IQ yang
rendah membuat kita kesulitan untuk mempertimbangkan perilaku kita, juga saat kita
berada di bawah pengaruh alkohol, drugs, kemarahan, stres, emosi, level
kecerdasan, pengetahuan, pengalaman dan usia.
Kesempatan juga dapat menjadi pengaruh bagi perilaku agresif yaitu ada tidaknya
keberadaan aparat penegak hukum, keberadaan orang lain, keberadaan korban,
keberadaan senjata dan keberadaan konteks sosial yang sesuai.
Dengan ini kita telah mempelajari dan memahami faktor-faktor penyebab dari
perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang.
PERTEMUAN 11
PSYCHOPATHY
(DR. ANGGI AULINA H. Dipl. Soz)
MELAKUKAN KEKERASAN
-
Agresi terhadap orang-orang dan hewan
-
Perusakan harta benda
-
Tipu atau pencurian
-
Pelanggaran serius terhadap aturan
PSIKOPAT : adalah diagnosis forensik diberikan kepada orang-orang yang :
-
Secara Komitmen terus-menerus melakukan tindakan anti-sosial / melawan.
-
Tanpa adanya perasaan penyesalan, empati, rasa bersalah atau tanggung
jawab.
-
Meskipun memiliki IQ normal, kemampuan penalaran yang baik dan
rendahnya tingkat neurosis dan kecemasan.
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang
berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut
sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang
terdekatnya.
Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar
sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati,
pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut
penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit
dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang
mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar
disembuhkan.
Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British
Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian
psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat
kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk
mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan
koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah
pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona,
mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan
Gejala-Gejala Psikopat
1. Sering berbohong, fasih dan dangkal.
2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui
perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat
tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
4. Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.
5. Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.
6. Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala
orang tidak ada bedanya.
7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan
perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat
untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan
mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan
tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal
kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah
menyerang orang hanya karena hal sepele.
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan
belaka.
10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis
walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak
memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa
takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang,
ataupun gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut, karena
itu psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.
11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan
dan kepuasan dirinya.
12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan
dengan anak-anak yang lain.
13. Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika
orang lain menyalahkannya (merasa paling benar, dan biasanya anggapanya
itu memang benar).
14. Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan
sangat sedikit sekali yang salah.
15. Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan
kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).
Psikopat adalah suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap
berbahaya dan mengganggu masyarakat. Dr. Hervey Cleckley, psikiater yang
dianggap salah satu peneliti perintis tentang Psikopat, menulis dalam bukunya “The
Mask of Sanity” (1947, dalam Hare, 1993), menggambarkan Psikopat sebagai
pribadi yang “likeable, charming, intelligent, alert, impressive, confidence-inspiring,
an a great success with the ledies”, tetapi sekaligus juga “irresponsible, self
destructive, and the like”. Demikian pula Dr. Robert Hare, dalam bukunya “Without
Conscience: The disturbing world of the Psychopaths among us“ (1993) masih
bergelut dengan isyu yang sama, yaitu kepribadian psikopat yang nampaknya baik
hati, tetapi sangat merugikan masyarakat.
Karena itu Dr. Cleckley dan lebih dari setengah abad kemudian juga Dr. Hare,
mengajak masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan adanya Psikopat di sekitar
kita, bukan hanya yang bersifat kriminal atau seksual, melainkan juga yang nonkriminal dan non-seksual. Justru tipe yang nampaknya tidak berbahaya, tampil
seperti orang biasa, bahkan dengan perilaku yang menarik itulah yang lebih sering
merugikan masyarakat. Itulah pula yang kadang-kadang menimbulkan kontroversi
tentang istilah. Kebanyakan pakar menamakan gejala ini “Psikopat” (karena yang
menderita kelainan [patologik] adalah jiwa individualnya[Psyche]), sementara
sebagian pakar lain lebih suka manamakannya “Sosiopat” (karena melanggar norma
sosial, dan masyarakat [society]-lah yang akhirnya menjadi korban).
Psikopat adalah :
-
Menarik perhatian
-
Pembohong
-
Impulsif : mencari sensasi
-
Manipulatif : mengubah cerita sesuai fakta
-
Kurang responsif takut / kecemasan
-
Asusila
-
Biasanya didiagnosis pada pria
PERTANYAANNYA ADL :
"Jika Anda ingin pergi ke salah satu acara teman Anda. Anda memiliki rencana
untuk membeli bir. Ketika Anda berjalan di dekat toko, Anda lupa membawa dompet
Anda.
"
APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN?
Hare, 1995, pg. 58-59 : "Salah satu subyek kami, yang mencapai nilai tinggi pada
Checklist Psikopati, mengatakan bahwa sementara berjalan ke pesta ia
memutuskan untuk membeli bir, tapi menyadari bahwa ia telah meninggalkan
dompet di rumah enam atau tujuh blok jauhnya. Tidak ingin berjalan kembali, dia
mengambil sepotong kayu berat dan merampok pompa bensin terdekat dan melukai
petugas "
Hart & Hare (1989) : 15 - 25% dari pelanggar dipenjara memenuhi kriteria untuk
psikopati.
Sharon Sternberg (2000) : "Para psikopat kriminal khas mulai perilaku kriminal di
usia muda dan berlanjut sampai sekitar 40 tahun, di mana jumlah kejahatan
menurun."
RESIDIVIS DAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Dalam waktu satu tahun, psikopat adalah 3 kali lebih mungkin dibandingkan tahanan
non-psikopat untuk residivis dan 3 sampai 5 kali lebih mungkin untuk residivis keras.
Smith dan Newman menemukan orang-orang dengan psikopati secara bermakna
lebih mungkin dibandingkan pelaku non-psikopat untuk memenuhi diagnosis alkohol,
gangguan obat, dan penyalahgunaan polysubstance.
Polysubtance abuse = penyalahgunaan di luar komposisi obat, seperti tiner,
“ngelem”, atau menghirup substansi kimiawi yang berbahaya
SEJARAH PSIKOPAT
Pinel, seorang dokter di tahun 1700-an, melihat bahwa beberapa pasiennya yang
impulsif & merusak diri sendiri. Pasien-pasien ini menyadari irasionalitas tindakan
mereka. Dia menyebut penyakit ini, Manie sans delire (kegilaan tanpa delirium).
Hervey Cleckley (1976) menulis "The Mask of Sanity", tidak hanya gambaran yang
komprehensif
psikopati,
tetapi
sebuah
metode
untuk
menilai
itu.
Kelinci mengembangkan Checklist Psikopati pada tahun 1980 & kemudian direvisi
pada tahun 1991. Checklist ini adalah standar tujuan yang digunakan saat ini untuk
menilai psikopati pada kedua populasi kriminal & non-kriminal (PCL-R).
FAKTOR 1
FAKTOR 2
Interpersonal
Affective Sosial Deviance
Pesona
Kebutuhan stimulasi
Kebesaran
mudah bosan
Berbaring
gaya hidup parasit patologis
Kurangnya atau penyesalan / bersalah
kontrol
perilaku yang buruk
Masalah perilaku
manipulatif awal
Dangkal
jangka panjang yang realistis
empati
tidak bertanggung jawab
Kegagalan untuk menerima seseorang
Kenakalan remaja
tanggung Jawab
PARAMETER LAINNYA
-
Studi menunjukkan bahwa beberapa psikopat memiliki masalah dengan
perhatian selektif.
-
Hiatt et al (2004) menggunakan berbagai versi Stroop Task untuk menguji
perhatian selektif.
-
Melibatkan / mengabaikan stimulus secara otomatis diproses untuk nama atribut
yang saling bertentangan.
Memiliki Dua Wajah / perasaan :
-
Dengan kata lain, psikopat dapat menghasilkan ekspresi wajah yang normal &
reaksi terhadap peristiwa emosional, tapi sensasi tubuh mereka tidak sesuai
ekspresi wajah mereka.
-
(Misalnya, Ketika psikopat mengantisipasi menerima kejutan listrik)
PENYABAB ORANG2 MENGALAMI PSIKOPAT
Teori psikoanalitik : Sigmund Freud (1856-1939) : Satu dapat memahami perilaku
manusia terbaik dengan memeriksa pengalaman anak usia dini. Diyakini bahwa
perilaku dipengaruhi oleh konflik yang belum terselesaikan di masa kecil.
ELEMEN KEPRIBADIAN
-
Id: "Jika terasa baik, melakukannya!"
-
Superego : hati nurani - " misal Mencuri adl salah."
-
Ego: termostat psikologis yang mengatur keinginan id dengan pembatasan
sosial superego.
-
Sulit untuk mengendalikan agresivitas
-
kurang empati
TEORI FREUDIAN : IMPLIKASI KEBIJAKAN
-
Sulit untuk menguji secara empiris
-
Tidak dapat langsung diamati dan diukur
Teori Belajar - Lykken (1957)
-
Skala kecemasan Rendah
-
Tidak takut karena hukuman
Peran keluarga :
-
praktek disiplin yang tidak konsisten dari orang tua
-
Kurangnya kasih sayang dan penolakan dari orangtua
Teori Pemodelan
-
Efek pada perilaku kriminal sulit untuk menentukan.
-
Bukti menunjukkan bahwa mengurangi kekerasan di media / umum yang
mengurangi agresi dan kekerasan pada anak-anak.
Perhatian organik
-
Tes MRI (Kiehl, Smith, Kelinci, Mendrek, Forster, Brink, & Liddle (2001))
-
Psikopat kriminal menunjukkan aktivasi kurang dalam korteks : cingulate
anterior, posterior cingulate, kiri gyrus frontal rendah, amigdala, hipokampus,
dan korteks frontal.
-
Hasil MRI bisa di baca oleh dokter yang bersangkutan, esp. neurolog, dokter
syaraf
MacDonald Triad :
-
Mengompol (enuresis)
-
Kejam terhadap hewan
-
Memulai main api / bakar-bakaran.
Policy Implications of Behaviorism
1. Criminals can learn pro-social behaviors to replace criminal actions
-
Aversion therapy
-
Token econom
2. Mengirim ke penjara? Apakah : Psikopat >< Hukuman;
3. Banyak psikolog menyarankan untuk "meringankan" psikopat
PERTEMUAN 12
PSIKOPAT PADA ANAK
(LIA SUTISNA, SPsi., Mpsi)
CD (conduct Disorder) adl : Pola berulang-ulang dan terus-menerus perilaku di
mana hak-hak dasar orang lain atau norma-norma (sosial) yang sesuai dengan usia
utama sosial atau aturan dilanggar, seperti yang dituturkan oleh kehadiran tiga (atau
lebih) kriteria berikut dalam 12 bulan terakhir, 6 bulan satu kriteria:
1. Agresi kepada orang-orang dan hewan : anak sering menyiksa binatang,
baginya perbuatan itu sangat menyenangkan.
2. Penghancuran properti (fasilitas umum) : pengrusakan telepon umum
3. Tipu atau pencurian : ketika msh kecil sering ditipu oleh orang tuanya maka ia
juga akan menipu orang lain.
4. Pelanggaran serius terhadap Peraturan
Misal : seorang anak jgn berbohong pd usianya ttp ketika orang tuanya berbohong
maka orang tuanya tsb melanggar.
AGRESI KPD ORANG2 DAN HEWAN
1) Seringkali merekayasa cerita bohong, mengancam, atau mengintimidasi
2) Sering memulai perkelahian fisik
3) Telah menggunakan senjata yang dapat menyebabkan kerusakan fisik kepada
orang lain (batu bata, pisau)
4) Scr fisik kejam kepada orang-orang
5) Scr fisik kejam terhadap hewan
6) Telah dicuri saat menghadapi korban (misalnya, mencuri tas orang lain,
pemerasan)
PENGRUSAKAN PROPERTI (FASILITAS UMUM)
1) Apakah sengaja terlibat dalam pengaturan api, dengan tujuan menimbulkan
kerusakan serius
2) Apakah sengaja menghancurkan properti orang lain
TIPU ATAU PENCURIAN
1) telah masuk ke rumah, bangunan orang lain tanpa permisi (scr diam2)
2) Sering menipu untuk mendapatkan barang atau nikmat atau menghindari
kewajiban lainnya (mencari alasan untuk menipu / mencuri barang milik orang
lain)
3) telah mencuri barang-barang tanpa menghadapi keributan, misal tujuannya adl
mencuri laptop tanpa ribut dengan orang lain.
PELANGGARAN SERIUS TERHADAP PERATURAN
1) telah kabur dari rumah semalam setidaknya dua kali ketika tinggal di orangtua
2) sering bolos dari sekolah, dimulai sebelum usia 13 thn
PERILAKU CD (CONDUCT DISORDER)
-
3 / lebih dari yang berikut:
-
Diagnosa dibuat pada individu di bawah 18
-
Kekejaman Terhadap Hewan
-
merusak bangunan atau mobil
-
Kekejaman terhadap orang
-
Properti Hancur (fasilitas umum)
-
Penghancuran harta benda orang lain
-
Berjalan/keluar dari rumah dalam semalam lebih dari sekali
-
Mencuri lebih dari sekali
PEMICUNYA ADL :
1. Pendapatan keluarga yg sangat rendah
2. Sanitasi / kebersihan lingkungan yg tidak nyaman shg mengakibatkan anak
sering lari dari rumah
3. Banyaknya jmlh anggota keluarga
4. Salahnya pola asuh / pola asuh yg tdk menetap, ketidak konsistenan dlm pola
asuh
Menurut Haaspasalo dan Tremblay (1994) : Berhati2 ketika kita menangani kasus
menendang, memukul yg dilakukan oleh seorang anak.
Adanya siklus : Ketika menangani kasus tawuran remaja, seseorang melakukan
pemukulan maka sebelumnya kita hs berfikir kebelakang, mengapa anak tsb
melakukan perbuatan itu. Bisa saja krn ia sering menerima perlakuan tsb di
lingkungan sebelumnya.
Hati2 ketika melihat ibu yg sering memukul anaknya sampai lebam bahkan
meninggal. Perempuan mjd stress bisa saja krn lingkungan sebelumnya yg ia alami.
Upaya preventif : dilakukan oleh Pemerintah berupa kesehatan, pendidikan,
hubungan keluarga yg baik.
PERTEMUAN 13
DETECTING MALINGERING (MENDETEKSI PURA2 SAKIT)
(DR. ANGGI AULINA H. Dipl. Soz)
BERPURA-PURA SAKIT
-
Memalsukan keadaan/situasi, gejala melebih-lebihkan
-
Contoh : Tergugat memohon NGRI, Narapidana mendapatkan sel penjara
mereka sendiri, Veteran mengklaim PTSD
SOK-SOKAN
-
Memalsukan baik, gejala mengecilkan
-
Contoh :
Narapidana mengajukan pembebasan bersyarat
Pelamar melamar pekerjaan polisi
Pasien yg ingin segera dibebaskan dari rumah sakit jiwa
Metode untuk Mendeteksi Malingering dan sok-sokan
-
Isyarat nonverbal selama wawancara klinis, biasa dilakukan oleh psikiater /
psikolog.
-
Skor / nilai pada tes psikologi
-
Perbandingan gejala dengan norma-norma
MEMBANDINGKAN GEJALA KE NORMA, CIRINYA :
1. Berlebih-lebihan gejalanya
2. Sangat ingin untuk memperhatikan gejalanya
3. Gunakan pikiran absurd dan tidak konsisten
4. Gejala mungkin tidak cocok dengan kategori diagnostik yg sdh dilakukan
sebelumnya, tdk bisa dilakukan hanya dengan 2 cara, hrs ada cara lain sbg
pendukung.
5. Klaim dengan mengatakan bahwa tiba-tiba mengalami khayalan / ilusi.
6. Menampilkan diri sebagai bersalah dalam penyakit pura-pura mereka
6 tanda kepura2an (Rogers & Shuman (2000) 6 Signs of Malingering) :
1. Gejala langka
2. Tanggapan mustahil dan tidak masuk akal
3. Indiscriminant gejala dukungan
4. Kombinasi gejala mungkin
5. Gejala kontradiktif
6. Gejala yg ekstrem
Malingerers cenderung memiliki motif alternatif non-psikotik
Non-malingerers jarang direncanakan atau dipersiapkan untuk kejahatan mereka
HALUSINASI
1. Halusinasi auditori
-
88% dari halusinasi nyata dari luar kepala : Biasanya di luar tubuh atau
Kadang-kadang dari bagian tubuh
-
75% dari psikotik nyata mendengar kedua suara pria dan wanita
-
76% mendengar halusinasi di kedua telinga
-
98% dari halusinasi yang diucapkan dalam bahasa asli seseorang
-
Kebanyakan halusinasi pendengaran yang singkat (<20 detik)
-
Psikotik nyata dapat mengidentifikasi : Jenis kelamin, ras, usia, dan keadaan
emosional suara serta Nada, volume, dan tingkat suara
-
Kebanyakan halusinasi pendengaran meminta interaksi atau tanggapan dari
orang tersebut
2. Halusinasi visual : Merasa melihat sesuatu baik objek maupun orang atau
benda. Melihat objek normal, misal tinggi manusia normal. Pd saat ia
menutupkan mata ttp tidak hilang.
-
Halusinasi visual nyata : Biasanya dalam warna dan pada orang-orang
berukuran normal
-
Halusinasi penciuman nyata biasanya dari bau yang tidak menyenangkan
3. Halusinasi Penciuman :
4. Halusinasi Raba : merasa di pegang oleh sesuatu
Halusinasi Real intermiten daripada berkelanjutan
56% dari psikotik nyata mengatakan bahwa halusinasi mereka bisa disebabkan
imajinasi mereka
Penderita skizofrenia nyata mencoba untuk membuat halusinasinya untuk hilang
MALINGERERS :
-
Lebih mungkin untuk mengulang atau menjawab pertanyaan perlahan
-
Memiliki kontradiksi dalam rekening mereka dari kejahatan
-
Akan sering mengulang kata-kata mereka persis ketika diminta untuk
mengulangi apa yang mereka katakan
-
Tampilkan konsentrasi
-
Jarang mengingat hal-hal dengan benar
DELUSION (DELUSI)
Adl keyakinan seseorang ttg sesuatu yg sebetulnya salah, salah krn tdk bs
memperlihatkan fakta2 ttg apa yg ia katakan benar.
Misal : ia yakin ada seseorang yg mau membunuh dirinya ttp faktanya tdk seperti yg
ia bayangkan.Sebuah delusi adalah kepercayaan yang terang-terangan palsu
tentang realitas eksternal yang dipegang teguh, meskipun bukti jelas dan tak
terbantahkan yang bertentangan.
Sebuah khayalan gila dalam khayalan yang menyebabkan kejahatan atau perilaku di
bawah pertanyaan hukum terjadi
Delusi berbeda dari ide-ide yang terlalu tinggi artinya Kepastian Ketidaktepatan serta
Ketegasan dan kekekalan keyakinan
Delusi ditemukan pada 77% orang berpendapat bahwa menjadi gila dibandingkan
kurang dari 3% dari waras
AMNESIA CLAIMS

L (disengaja, canggih, pura-pura baik)

F (berpura-pura buruk)

K (halus, defensif)

Infrequency skala halaman belakang (Fb)
-


40 item; Tindakan berpura-pura buruk pada item di bagian akhir dari tes)
Skala inkonsistensi variabel respon (VRIN)
-
67 pasang item
-
Tindakan respon yang tidak konsisten
-
Skor yang lebih besar dari 14 mengindikasikan tidak konsisten menanggapi
dan membatalkan nilai klinis
Benar Skala inkonsistensi respon (TRIN)
-
23 pasang item
-
Tindakan kecenderungan untuk memilih benar atau untuk memilih salah
HASIL PENELITIAN SKALA TERBAIK

Penelitian jelas menunjukkan
-
F yang terbaik untuk mendeteksi pura-pura sakit
-
T-score lebih dari 120 menunjukkan berpura-pura sakit

Tidak ada validitas lain atau skala klinis menambah validitas tambahan (Aamodt,
Dwight, & Surrette, 1996)

Orang cerdas dengan pengetahuan tentang MMPI-2 yang berhasil pura-pura
sakit (Pelfrey & Aamodt, 1996)

Orang-orang yang telah dilatih untuk menghindari deteksi dapat berhasil purapura sakit (Rogers, Bagby, & Chakraborty, 1993)
PERBEDAAN HALUSINASI, ILUSI DAN DELUSI
-
HALUSINASI : melihat sesuatu yg sesungguhnya tdk ada.
-
ILUSI : ada objek yg dilihat ttp gambaran ttg objek itu tdk seperti objek itu
adanya.
-
DELUSI : lbh pd gambaran diri, misal : saya mendapat pesan dr malaikat Jibril.
PERTEMUAN 14
SOAL LATIHAN
(DR. ZAKARIAS POERBA, SH., M.Si)
SOAL PERSIAPAN UJIAN
UAS 61
1) Menurut Anda, seberapa pentingkah evaluasi psikologis pada calon perwira Polri
saat proses rekrutmen? Deskripsikan! Apakah ada benefit ataupun kelemahan
dari evaluasi psikologis ini? Jelaskan!
(SINDIKAT A)
2) Berdasarkan ulasan individual mengenai penyelesaian kasus individual
mahasiswa ptik angkatan 61 dapat diprosentase bahwa tawuran merupakan
kasus yang paling mudah untuk diselesaikan dalam hitungan singkat. Akan
tetapi hal ini hanya bersifat tindakan sementara di lapangan tanpa adanya faktor
kemunculan lagi kejadian tersebut di masa yang akan datang. Kemunculan
kembali kejadian ini justru akan memperburuk kejadian (misalnya penusukan,
penyerangan terhadap aparat tunggal, dll). Buatkan program untuk membantu
mengurangi kemunculan kejadian tawuran dan jaminan 5 tahun mendatang tidak
adanya tawuran.
(SINDIKAT B)
3) Bagaimana Anda dapat mendeteksi seorang pelaku sebelum dideteksi
mengalami gangguan kepribadian anti-sosial (psikopat) saat Anda
menginterogasi pelaku? Bagaimana Anda dapat mendeteksi tingkat kejujuran
seorang pelaku dengan gangguan tersebut dalam memercayai deskripsi
kejadian yang sebenarnya. Berikan analisa deskripsi mengenai situasi seperti
ini!
(SINDIKAT C)
4) Akhir-akhir ini sering terlihat perilaku agresif dilakukan di muka publik dan
menjadi sorotan media. Salah satunya adalah aksi perusakan ruang pleno
Mahkamah Agung oleh sekelompok orang dalam sidang putusan perselisihan
hasil pemilihan umum (PHPU). Dengan menggunakan ilmu psikologi forensik
bagaimana anda menganalisa masalah ini, termasuk pada tipe perilaku agresif
yang manakah kasus diatas dan bagaimana anda bereaksi terhadap masalah ini
?
(SINDIKAT D)
5) Paling tidak ada 3 kriteria yang menentukan apakah seorang terdakwa itu bisa
dikatakan tidak layak untuk diadili karena alasan kondisi ketidakwarasan,
dimana seorang pengacara dapat mengajukan permohonan tidak layak diadili
karena kondisi ketidakwarasan tersangka/terdakwa (insanity plea). Coba anda
sebutkan kriteria apa saja yang memenuhi persyaratan seseorang dapat
dinyatakan dalam kondisi tidak waras pada saat kejadian. Sebutkan ketiga
kriteria itu dan apakah anda bisa megajukan suatu kasus dari pengalaman dinas
anda?
(SINDIKAT E)
6) Untuk seseorang yang ingin menghindar dari konsekuensi hukum atas
perbuatan tindak pidana yang dilakukan, ditemukan kasus-kasus dimana
tersangka akan menggunakan lima gejala psikosis. Coba anda sebutkan dan
berikan beberapa ciri-ciri dari masing-masing penyakit itu. Pada satu kasus
dimana sebagai seorang tersangka melakukan korupsi, dan orang tersebut
adalah seseorang yang mempunyai status sosial dan posisi yang tinggi di
pemerintahan, gejala psikosis apa kira-kira.
(SINDIKAT F)
7) Dalam suatu kegiatan penyanderaan, sandera biasanya dilihat sebagai
komoditas yang berharga untuk suatu pertukaran, namun ada juga suatu
situasidimana tercipta komunikasi yang bermakna antara penyandera dan yang
disandera sehingga menimbulkan situasi psikologis yang berbeda dari awalnya
menjadi suatu “kedekatan”, apa istilah psikologi forensik untuk ini dan
bagaimana negosiator melakukan langkah-langkah yang tepat dalam suatu
negosisasi penyanderaan yang diharapkan keselamatan objek yang dijadikan
sandera?
Download