taraf-taraf analisis

advertisement
TARAF-TARAF ANALISIS DEVIASI:
SOSIOLOGIK
(proses dan struktur sebagai penyebabnya)
PSIKOLOGIK
(pengalaman masa lalu)
BIOLOGIK
(bentuk muka, geraham dan unsur biologik)
MEKANISME BERPIKIR TERHADAP PERILAKU DEVIASI
KAJIAN
→
TEORI
→ RESEARCH →
KEBIJAKAN SOSIAL
(UMUMNYA TERJADI SEBUAH KESENJANGAN)
LOGIKA, DAN ATAU ASUMSI
→
KONSEKUENSINYA PADA METODOLOGI
Bagaimana belajar deviasi sosial
 Apabila perilaku tersebut dapat diamati
 Memiliki sifat fenomenologik
 Direct dan indirect  primer dan
sekunder
 SELF REPORT DAN OFFICIAL REPORT
JENIS PELANGGARAN NORMA
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri
perilaku menyimpang pada remaja. Menurut Paul
B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri
yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang
sebagai berikut.
•
•
•
•
Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu
dinyatakan sebagai menyimpang.
Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan
dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si
pelaku menyimpang.
Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
Mayoritas remaja tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada
bentuk penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang
mutlak.
Faktor Pendorong Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang dapat terjadi di manapun dan
dapat dilakukan oleh siapapun, termasuk remaja.
Sepanjang perilaku menyimpang terjadi,
keseimbangan dalam masyarakat akan terganggu.
Banyaknya kejahatan di lingkungan masyarakat
menunjukkan adanya pelanggaran nilai dan norma.
Dari hari ke hari modus kejahatan yang dilakukan
remaja semakin kompleks.
PROSES MENJADI DEVIAN
Tidak sekedar menyimpang dari norma tingkahlaku
dapat disebut deviasi  deviasi terjadi bila individu
melakukan peranan sosial yang melanggar/menyimpang
dari norma.  proses mengadopsi peranan devian ini
disebut proses menjadi devian.
2. Semua tingkahlaku deviasi adalah tingkah laku manusia,
artinya proses menjadi devian atau non devian itu
mengikuti prinsip-prinsip yang sama.
3. Devian itu hipokrit/munafik, dia melanggar norma
tertentu, tetapi dia juga patuh terhadap norma-norma
yang lain. Tidak ada individu yang melakukan deviasi
terus menerus. Misalnya pencuri yang suka mengambil
miliki orang lain, tetapi ia jujur terhadap keluarganya.
1.
7
Lanjutan
4. Tingkah laku sosial itu dipelajari, berkembang melalui
sosialisasi, merupakan produk interaksi sosial, yaitu
tingkahlaku yang diharapkan dari seseorang sesuai
dengan statusnya di dalam kelompok tertentu.
5. Proses sosialisasi terutama adalah proses mempelajari
norma dan peranan sosial. Proses melakukan peranan
devian sama dengan proses melakukan peranan non
devian. Individu menjadi devian apabila telah melakukan
peranan individu dan memiliki identitas diri sebagai
devian.
6. Jika individu menjadi devian, maka deviasinya menjadi
peranannya yang dominan (master role). Peranan
deviasinya yang dominan itu menyulitkan integrasi
kembali ke dalam masyarakat.
8
lanjutan
7. Deviasi kerap kali menimbulkan sanksi negatif dari
masyarakat. Sanksi negatif ini menimbulkan noda
(stigma) pada diri devian. Devian berusaha mengelak,
menghilangkan atau mengurangi stigma pada dirinya
untuk menghindari penolakan masyarakat. Usaha-usaha
itu antara lain:
− menyamar (merahasiakan diri)
− memanipulasi situasi
− rasionalisasi
− berubah menjadi non devian
− memasuki kelompok devian
9
PENGERTIAN PSIKOPAT
 Psikopat adalah perilaku psikologis dimana pelaku
terus menerus mencari gratifikasi (pembenaran diri)
atas tindakan2 keliru yang dilakukannya. Seorang
psikopat tidak memiliki kemampuan untuk
mengenali dan belajar dari kesalahan. Namun dia
memiliki daya analisa yang tinggi dan seringkali
tergolong orang yang sangat cerdas.
 salah satu ciri awal seorang berpotensi menjadi
psikopat adalah ketika dia memiliki rasa c inta pada
diri sendiri (narcissistic)  berubah menjadi paranoid
(takut ada orang lain yang lebih cantik / tampan dari
dirinya
KECENDERUNGAN PSIKOPAT
 Seorang psikopat punya kecenderungan untuk
melakukan tindakan kekerasan, seksual, memiliki
keinginan agresif yang berlebihan.
 Walau demikian, mereka memiliki kemampuan
kendali diri (impulsive control abilites) yang sangat
baik dan mampu mengekang agresivitas mereka,
sehingga tampak luar mereka adalah orang yang
kalem, tenang, dan punya tata-krama kesopanan yang
baik.
 Tidak sedikit pula karena sikapnya yang demikian,
mereka dipilih sebagai pemimpin.
CIRI SEORANG PSIKOPAT
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Tampil anggun / percaya
diri
Sangat senang dipuji.
Tidak perduli dengan
(keselamatan) orang lain
Tidak punya rasa tanggung
jawab
Tidak punya toleransi
terhadap kesalahan /
perbedaan / deviasi
Narsis (Cinta pada diri
sendiri), kadang berlebihan
Sering berbohong dan
ceritanya berubah-ubah
Manipulatif (senang
memanfaatkan orang lain)
Memiliki pola pikir yang
super-kreatif
j. Cenderung melakukan
kekerasan saat merasa
tersudut / kalah
k. Tidak memiliki rasa empati
l. Punya orientasi seksual yang
menyimpang
m. Senang melukai / menyiksa /
menyakiti orang lain dalam
bentuk fisik / non-fisik.
n. Tidak mampu memahami
pekerjaan yang sifatnya
struktural / prosedural.
o. Tidak pernah merasa bersalah.
Download