mewarnai gambar sebagai metoda penyuluhan untuk anak

advertisement
MEWARNAI GAMBAR SEBAGAI METODA PENYULUHAN UNTUK ANAK :
STUDI PENDAHULUAN PADA PROGRAM PEMULIHAN ANAK SAKIT
IRNA ANAK RSUD Dr.SOETOMO SURABAYA
(COLORING A DRAWING BOOK AS AN EDUCATION METHOD FOR
CHILDREN : A PRELIMINARY STUDY IN RECOVERY PROGRAMME FOR
SICK CHILDREN AT Dr. SOETOMO HOSPITAL)
Hardjono Suparto
Divisi Tumbuh Kembang Anak
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK. Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Abstract :
Coloring the Draw-Book is a creative therapeutical play for lowering stress and anxiety
and enhancing communication in children.
Objectives : to evaluate behaviour changes (eating, accepting medical intervention, and
communication) on Rehabilitation Programmme for Childhood Sickness, after performed
a creative therapeutical play, using the draw-book media.
Patient and method : Experimental study (pre and post), sample : 10 patients admitted
in pediatric ward Dr. Soetomo Hospital Surabaya, during January – February 1999. The
Draw Book media consist of the situation and condition admitted in the Hospital,
including diagnostic and therapeutical procedures.
Stastitical analysis using Chi Square Tes and Fizher Exact Test.
Result : 8 patient (n = 10) had positive behavioral changes after the intervention (X2 =
3,6 DF.1 p< 0,005)
There was no significantly correlation between the severity of the disease and positive
behavioral changes (p = 0.555).
Conclusion: Coloring the Draw-Book as creative therapeutical play is a health education
method for change the children behavior during hospital admission.
Abstrak :
Mewarnai Buku Gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
Tujuan : untuk mengevaluasi perubahan perilaku (makan, penerimaan tindakan medis
dan komunikasi) pada Program Pemulihan Anak Sakit RSUD Dr. Soetomo Surabaya
setelah mendapatkan intervensi terapi permainan yang kreatif menggunakan media Buku
Gambar.
Pasien dan metode : Studi Eksperimental (pre dan post), sample : 10 pasien yang sedang
dirawat di bangsal anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya, selama bulan Januari sampai
dengan Februari 1999. Media Buku Gambar berisi situasi dan kondisi selama perawatan
di rumah sakit, termasuk prosedur diagnostik dan terapi.
Analisa statistik menggunakan Chi Square Test dan Fischer Exact Test.
Hasil : 8 pasien (n = 10) didapatkan perubahan perilaku yang positif setelah intervensi
(X2 = 3,6 DF.1 p< 0.005). Tidak ada korelasi yang bermakna antara berat ringannya
penyakit dengan perubahan perilaku yang positif (P = 0.555).
Kesimpulan : Mewarnai Buku Bergambar sebagai terapi permainan kreatif merupakan
metoda penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.
Pendahuluan.
Reaksi anak dan keluarganya terhadap sakit dan ke rumah sakit baik untuk rawat inap
maupun rawat jalan adalah dalam bentuk kecemasan, stress dan perubahan perilaku.
Bentuk dari kecemasan, dapat berupa kecemasan berpisah, kehilangan control, cedera
tubuh dan nyeri. Tiga fase dari kecemasan berpisah adalah fase protes, despair dan
detachment/denial, yang masing-masing memberikan perubahan perilaku tertentu.(1,2)
Untuk mengatasi hal tersebut diusahakan untuk memodifikasi lingkungan rumah sakit
sehingga menyerupai lingkungan di rumah, memberikan kesempatan anak sakit
mendapatkan kontrol yang dapat diterima, membantu untuk rencana dan schedule
pelayanan dan perawatan, dan dapat berinteraksi dengan keluarga dan dengan anak sakit
yang lain (1).
Permainan adalah satu dari aspek yang paling penting dalam kehidupan seorang anak,
dan merupakan salah satu dari aspek yang paling penting dalam kehidupan seorang anak,
dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menghadapi dan mengatasi
stress. Permainan adalah “pekerjaan” anak, dan dalam lingkup rumah sakit, permainan
akan memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk
pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci. Menggambar atau mewarnai bila
sebagai suatu permainan yang “nondirective” memberikan kesempatan anak untuk bebas
berekspresi dan sangat “therapeutic” (sebagai permainan penyembuh /”therapeutic play”)
(1). Mengekpresi “feeling”nya dengan menggambar/mewarnai gambar, berarti
memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata (3).
Penyuluhan kesehatan dalam kondisi dan situasi rumah sakit untuk anak sakit, tentunya
berbeda dengan orang dewasa. Pada keadaan kecemasan dan stress serta penyuluhan
kesehatan lebih ditujukan sebagai terapi kognitif, dimana pada kondisi ini, kognitifnya
tidak akurat dan negatif. Penyuluhan untuk mengidentifikasi dan meningkatkan
kognitifnya dapat memberikan perbaikan gejala secara bermakna (4).
Tujuan.
Untuk mengevaluasi perubahan perilaku makan, penerimaan tindakan medis, dan
komunikasi, pada Program Pemulihan Anak Sakit RSU Dr. Soetomo Surabaya setelah
mendapatkan intervensi terapi permainan yang ekspresif dan kreatif, menggunakan media
Buku Gambar untuk mewarnai.
Pasien dan Metoda :
Studi eksperimental (pre dan post), sample 10 pasien yang sedang dirawat di bangsal
anak RSU Dr. Soetomo Surabaya selama bulan Januari sampai Februari 1999.
Media Buku Gambar yang akan diwarnai menggambarkan situasi dan kondisi selama
dalam perawatan dirumah sakit, termasuk mengenai prosedur diagnostik dan terapi
merupakan modifikasi Buku Standar dari Assosiasi Rumah Sakit di Australia. Observasi
perilaku yang nampak mengenai Agresivitas, Depresi, Hiperaktif, emosi, sosialisasi,
menggunakan lembar data observasi anak yang dikeluarkan oleh Bagian Psikologi
Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Analisa statistik
menggunakan Chi Square Test dan Fischer Exact Test.
Hasil
Tabel 1. Distribusi pasien menurut Jenis Kelamin, umur dan Lama Perawatan.
No
Jenis Kelamin (L/P)
Umur (TH)
Lama Perawatan (Hari)
1.
2
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10
P
P
L
P
L
L
P
P
P
P
5½
7
9
10 ½
3½
7
5
12
5
4
7
12
4
8
21
45
4
14
10
1
Pada tabel I, 70% pasien (n = 10) adalah perempuan, 2 pasien umur < 5 tahun, 8 pasien >
5 tahun, dimana 3 pasien dirawat untuk waktu < 7 hari, sedangkan 7 pasien > 7 hari.
Disini tampak bahwa tidak ada pemisahan mengenai jenis sex, umur dan lama perawatan
bervariasi.
Tabel 2. Distribusi pasien menurut diagnostik penyakit utama, dan perilaku yang
nampak
No
Diagnosa
Perilaku yang nampak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Demam Tifus
PDA
Gastroenteritis
Hepatoma
Leukemia
Tumor Abdomen
Demam Tifus
Leukemia
Demam Tifus
Demam Tifus & ISK
Agresif
Agresif
Agresif
Agresif
Agresif
Agresif
Depresif
-
Pada tabel 2 : 70% pasien (n=10) perilaku awalnya menunjukkan perilaku yang negative
(agresif maupun depresif), dengan tidak melihat jenis diagnosanya. Ada 2 pasien yang
secara diagnostik tergolong berat (Hepatoma dan Leukemia), tapi pada penampilan
perilakunya tampak normal.
Tabel 3. Perilaku awal, perilaku makan, perilaku penerimaan tindakan medis,
perilaku komunikasi selama masuk rumah sakit (MRS) dan pada waktu keluar
rumah sakit (KRS)
No
Perilaku Awal
Selama MRS
Waktu KRS
M
TM
K
M
TM
1. Agresif
+
+
2. Agresif
+
+
3. Agresif
+
+
4. +
+
5. Agresif
6. Agresif
+
7. Agresif
+
+
8. +
+
9. Depresif
10. +
+
M
TM
K
= Perilaku Makan
= Perilaku penerimaan tindakan medis
= Perilaku Komunikasi
K
+
+
+
+
+
+
+
+
--  perilaku negatif
+ -  perlaku positif
Pada tabel 3, 8 dari 10 pasien mengalami perubahan perilaku yang positif secara
bermakna waktu KRS, yaitu dalam hal perilaku makan, penerimaan tindakan medis dan
komunikasi ( X2 = 3,6 df. 1 p < 0,05)
Tabel 4. Hubungan diagnosa utama dan perubahan perilaku yang positif waktu
KRS
No
Diagnosa Utama
Perilaku Awal
Perubahan perilaku waktu KRS
M
TM
K
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Demam Tifus
PDA
Gastroenteritis
Hepatoma
Leukemia
Tumor Abdomen
Demam Tifus
Leukemia
Demam Tifus
M
TM
K
= Perilaku Makan
= Perilaku penerimaan tindakan medis
= Perilaku Komunikasi
Agresif
Agresif
Agresif
Agresif
Agresif
Agresif
Depresif
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
-
--  perilaku negatif
+ -  perlaku positif
Tidak ada hubungan yang bernakna antara berat ringannya penyakit dengan perubahan
perilaku yang positif waktu KRS ( Fisher Exact Test p = 0,555)
Diskusi
Pada tabel 1 dengan tidak adanya pemisahan mengenai jenis kelamin, umur, maka
dengan adanya heterogenitas ini, resiko untuk timbulnya kecemasan dan stress lebih
besar (1). Perbedaan dalam lama perawatan, dapat menunjukkan bahwa fase dari
kecemasannya pun berbeda (fase protes, despair dan detachment/denial). Paling baik
kalau pada waktu awal masuk rumah sakit, pasien-pasien mempunyai fase yang sama
yaitu fase ke 3 dari kecemasan, sehingga intervensi yang diberikan pada saat ini akan
memberikan hasil yang lebih mudah atau lebih baik yaitu dalam perubahan perilaku (1),
tapi biasanya hal itu tidak demikian karena dalam situasi dan lingkungan yang baru yang
berbeda dengan situasi dan lingkungan rumah akan menimbulkan kecemasan dan stress
yang biasanya fase kecemasannya dimulai dengan fase 1 (protes) (2).
Adanya perbedaan dalam umur pasien, tentunya juga menentukan dalam memilih
intervensi yang tepat, karena berhubungan dengan tingkat kepandaiannya dan disini
dipakai intervensi dengan mewarnai buku gambar yang berisi tentang situasi dan kondisi
lingkungan rumah sakit. Disini dipakai buku bergambar yang merupakan modifikasi dari
buku standard dari asosiasi rumah sakit di Australia, yang menggunakan ini sebagai
persiapan bagi seorang anak yang akan dirawat dan sedang dirawat di rumah sakit,
sebagai upaya untuk mengurangi efek negatif yang timbul akibat “hospitalisasi”.
Dalam penggunaannya buku tersebut, untuk yang berumur kurang dari 6 tahun sebaiknya
sambil mewarnai buku bergambar tersebut juga diterangkan arti dari gambar yang tertera
didalamnya, baik oleh keluarga perawat, dokter atau pasien yang umurnya lebih tua yang
sudah mengerti arti dari gambar yang tertera didalamnya.
Dari Tabel 2 tampak bahwa, pada pasien yang dirawat dirumah sakit, perilaku awalnya
menunjukkan sifat agresif dengan tanpa memandang jenis penyakit utamanya. Rupanya
kondisi pasien sendiri (berat/ringannya yang hal ini dapat terlihat dari diagnosa) tidak
menentukan dalam penampilan perilaku awalnya, yaitu agresivitas. Mengapa ada 2
pasien yang kalau menurut diagnosanya termasuk penyakit berat (hepatoma dan
leukemia) memberikan penampilan perilaku normal, hal ini rupanya setelah dilakukan
anamnesa yang lebih dalam terungkap bahwa kedua pasien ini telah beberapa kali
sebelumnya masuk rumah sakit.
Dari Tabel 3, 8 dari 10 pasien setelah mendapatkan intervensi mempunyai perilaku yang
positif pada waktu KRS ini menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan untuk
mengatasi kecemasan dan stres dengan memakai media buku bergambar telah tepat.
Tentunya hal ini harus dikaji lebih jauh dengan studi yang lebih dalam bahwa buku
bergambar ini sudah menjadi standar untuk rumah sakit di Australia, untuk modifikasinya
tentunya harus sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia dan harus di tes validitas,
reliabilitas serta aksesabilitasnya terlebih dahulu (kesahihan dan keandalannya). Dan
dalam rangka penyluhan kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,
tentunya dengan memakai pre dan post tes, harus dihitung mengenai ILG (Index
Learning Gain)
Dari Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara berat
ringannya penyakit utama dengan perubahan perilaku yang positif ini menunjukkan
bahwa dalam perubahan perilaku yang positif ini lebih dipengaruhi oleh variable adanya
kecemasan dan stres pada anak dari pada kondisi klinis akibat penyakit utama yang
dideritanya..
Kesimpulan.
Mewarnai buku bergambar dengan materi mengenai situasi dan kondisi rumah sakit
sebagai terapi permainan yang ekspresif dan kreatif dapat dipakai sebagai media
penyuluhan untuk anak, karena dapat memberikan perubahan perilaku yang positif, tanpa
melihat diagnostik serta berat ringannya penyakit utama yang dideritanya.
Saran :
Perubahan perilaku yang positif yang diperlukan untuk mendukung upaya penyembuhan
pasien dan untuk mencegah terjadinya komplikasi psiko sosial baik pada saat di rumah
sakit ataupun pada waktu telah pulang kembali, memerlukan lingkungan yang bebas dari
kecemasan atau stres, bersama dengan penyuluhan dengan materi ataupun metodanya
disesuaikan usia anak dan situasi serta kondisi di rumah sakit.
Kepustakaan
1. Whaley L.F, Wong D.L. Nursing Care of infants and children in-ed, St Louis : Mosby
year book, 1991 : 1126
2. Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A : Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku,
Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi Wiguna 1996 : 2-9
3. Veltman M,W Browne K.D : An Evaluation of Favorite Kind of Day Drawing from
Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect. 2000.,24 : 1249 - 55
4. Scully. J.H Psychiatry in ed Hongkong., Williams & Wilkins, Hongkong, & Wilkins,
1996 : 293.
(Bulletin IKA No VII Juli 2002)
Download