filsafat menurut pandanga friedrich nietzsche - 201371035

advertisement
FILSAFAT MENURUT PANDANGA FRIEDRICH NIETZSCHE
IMANIAR PUTRI
201371035
Fokus filsafatnya adalah pengembangan diri manusia semaksimal mungkin, dan analisis
kebudayaan di jamannya. Ia menekankan sikap menerima dan merayakan kehidupan,
kreativitas, kekuasaan, segala kontradiksi, serta absurditas hidup manusia. Ia menolak untuk
mengakui adanya dunia lain di luar dunia ini. Ide paling penting di dalam filsafat Nietzsche,
menurut saya, adalah ide penerimaan pada hidup.
Konsekuensinya semua ajaran dan pemikiran di dalam peradaban manusia yang menolak
kehidupan ditolak olehnya.
Percikan-percikan pemikirannya selalu terasa segar, baru, dan inspiratif. Di dalam bidang
psikologi, Nietzsche berpetualang mengangkat aspek-aspek hewani dan ketidaksadaran
manusia, yang kemudian memberikan inspirasi bagi Freud untuk mengembangkan
psikoanalisisnya. Tak jarang pula pemikiran-pemikiran Nietzsche digunakan untuk
membenarkan hal-hal kejam, seperti perang, penaklukan, diskriminasi,
Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" . Ia memprovokasi dan mengkritik
kebudayaan Barat di zaman-nya yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan
tradisi kekristenan.
Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah
kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru
sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme (Überwindung der Nihilismus)
dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai
manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).
Amat penting untuk disampaikan di sini tentang pemikiran dasar Nietzsche mengenai
Tuhan. Nietzsche memahami Tuhan seperti mimpi. Ketika kita tidur dan bermimpi, kita
seperti berada di dalam dunia nyata yang ternyata hanya mimpi. Seperti demikianlah
mengenai Tuhan. Manusia tidak mampu membedakan antara kenyataan yang sebenarnya
dengan kenyataan yang hanya merupakan bayang-bayang. Jika dicoba untuk
mengartikannya, Nietzsche menganggap Tuhan hanya proyeksi dari keterbatasan manusia
yang merindukan sebuah kekuatan yang tidak terbatas.
Konsep kehendak untuk berkuasa adalah salah satu konsep yang paling banyak menarik
perhatian dari pemikiran Nietzsche. Dengan konsep ini ia bisa dikategorikan sebagai seorang
pemikir naturalistik (naturalistic thinker), yakni yang melihat manusia tidak lebih dari
sekedar insting-insting alamiahnya (natural instincts) yang mirip dengan hewan, maupun
mahluk hidup lainnya. Nietzsche dengan jelas menyatakan penolakannya pada berbagai
konsep filsafat tradisional, seperti kehendak bebas (free will), substansi (substance),
kesatuan, jiwa, dan sebagainya.
Kehendak untuk berkuasa adalah dorongan yang mempengaruhi sekaligus membentuk
apapun yang ada, sekaligus merupakan hasil dari semua proses-proses realitas itu sendiri.
Bagi Nietzsche dunia adalah sesuatu yang hampa. Dunia tak memiliki pencipta, namun bisa
hadir dan berkembang dengan kekuatannya sendiri. Di dalam dunia semacam ini, tidak ada
pengetahuan obyektif
Yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan adalah subyektivitas (subjectivity) dan
kemampuan untuk menafsir (interpretation). Dua hal ini menurut Nietzsche lahir dari
kehendak untuk berkuasa itu sendiri. Dengan subyektivitas dan kemampuan untuk menafsir,
manusia bisa melihat hubungan sebab akibat (causality) di dalam dunia. Dengan dua
kemampuan ini, manusia bisa menempatkan diri, sekaligus menempatkan benda-benda
yang ada di dalam dunia pada tempat yang semestinya. Kehendak untuk berkuasa
mendorong manusia untuk menjadi subyek yang aktif di dalam menjalani hidup, sekaligus
menjadi penafsir dunia yang memberi makna (meaning) atasnya. Dengan kehendak untuk
berkuasa, manusia bisa menciptakan dan menata dunia. Dalam arti ini dunia adalah tempat
yang bukan-manusia (inhuman). Dunia menjadi bermakna karena manusia, dengan
subyektivitas serta kemampuannya menafsir, memberinya makna, dan menjadikannya
“manusiawi” (human).
Nietzsche terkenal sebagai filsuf yang melihat dunia secara positif. Ia menyarankan supaya
kita memeluk dunia, dengan segala aspeknya, dan merayakan kehidupan.
Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman
Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan
untuk me-transformasi-kan tragedi hidup.
Filsafatnya juga dipengaruhi oleh unsur filologis yang berisi tentang Yunani. Hal ini
dikarenakan oleh ketertarikannya terhadap filologi yang bercerita tentang legenda-legenda
Yunani. Dan juga Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal
dengan istilah filsafat perspektivisme
Dalam filsafat Nietzsche dijelaskan bahwa hidup adalah penderitaan dan untuk
menghadapinya kita memerlukan seni. Seni yang dimaksud oleh Nietzsche ada dua jenis,
yaitu Apolline dan Dionysian. Sehingga Nitzsche mengagumi Richard Wagner yang ikut
mempengaruhi gaya filsafatnya.
Nietzsche merupakan tokoh yang menggali makna hidup manusia. Ia akhirnya menemukan
bahwa eksistensi manusia berakhir pada absurditas. Ia melihat bahwa nilai-nilai yang
dihayati manusia itu berasal dari kaum lemah yang akhirnya melemahkan dan
memper¬budak manusia sejati. Karena itu, nilai-nilai yang sekarang dihayati manusia harus
dirombak dan harus digantikan dengan nilai-nilai yang berasal dari kehendak manusia yang
berkuasa. Nilai-nilai moral, religius itu omong kosong karena yang ada hanyalah nilai-nilai
material, badani, duniawi.
Menurut pandangan saya, Nietzsche juga melihat dunia sebagai kehendak untuk berkuasa
seperti Schopenhauer, namun bersikap optimis, dan memilih untuk merayakan kehidupan
dengan segala kerumitannya. Sementara Schopenhauer melihat dunia sebagai kehendak
buta, bersikap pesimis, serta memilih untuk melarikan diri darinya.
Download