Uang Kertas, Bretton Woods, Petrodollar, Suriah

advertisement
Uang Kertas, Bretton Woods,
Petrodollar,
Suriah
dan
Perang Dunia Ketiga
Pada zaman dahulu, manusia berdagang menggunakan uang logam
untuk berjual-beli. Ada yang terbuat dari emas, perak,
tembaga, dan logam lainnya. Namun, pada abad ke-16, Tukang
Emas (mayoritas beragama yahudi) di Eropa menawarkan tempat
penyimpanan uang logam emas dan perak bagi penduduk Eropa saat
itu. Setiap uang logam yang disimpan, si tukang emas
(goldsmith) memberikan berupa nota sertifikat atau banknotes
(uang kertas) kepada si pemilik uang logam dengan nominal yang
sesuai dengan uang logam yang tersimpan.
Dari sinilah asal usul Bank dan Uang Kertas !!!
Banyak masyarakat saat itu menyimpan emasnya dalam Bank,
hingga akhirnya masyarakat tidak lagi menggunakan uang logam
emas dan perak dalam bertransaksi, tapi menggunakan kertas
sertifikat tadi dalam berjual-beli di pasar. Karena mereka
berpikir kertas sertifikat tadi sama berharganya dengan uang
logam mereka.
Tahun 1694, Bank of
England didirikan untuk
menggalang dana demi
King Willian III dalam
rangka melawan Perancis.
Bank tersebut kemudian
mulai menerbitkan nota
untuk
depositonya
(simpanan). Nota ini
awalnya ditulis tangan
dan ditanda-tangani oleh kasir banknya. Namun nota ini
akhirnya ditandatangani oleh ketua kasir bank (Chief Cashier).
Pada abad ke-18, nilai nominal pada kertas itu diberi simbol
“£”, yakni poundsterling.
Pada tahun 1853, nota atau uang kertas tadi tidak lagi
ditanda-tangai oleh ketua kasir, karena mesin cetak (printer)
ditemukan dan mengambil alih dalam pencetakan uang. Namun,
pencetakan uang kertas telah melebihi cadangan emas yang
tersimpan dalam Bank of England, karena saat itu Inggris
sedang berperang dengan Perancis.
Inilah yang dilakukan Bank-bank di eropa saat itu, terutama
Bank of England, mereka mencetak uang kertas melebihi jumlah
emas yang tersimpan.
Ketika terjadi kekacauan dunia pada abad 18 dan 19, berlanjut
hingga Perang Dunia 1 dan Dunia 2, Negara Super Power Inggris
Raya melemah, dan digantikan oleh Amerika Serikat sebagai
Negara superpower berikutnya, karena Amerika Serikat merupakan
pemenang mutlak Perang Dunia 1 dan 2 dan kita semua tahu
penyebab utamanya yang tidak lain adalah kekuatan bom atom
yang meluluh lantakkan dua kota besar Jepang.
Pada tahun 1944, Amerika Serikat mengadakan konferensi di
Bretton Woods, New Hampshire, dan mengundang sejumlah Negara-
negara dunia. Kemudian konferensi ini melahirkan sebuah sistem
yang disebut Sistem Bretton Woods. Dari konferensi ini,
lahirlah organisasi internasional seperti International
Monetary Fund (IMF), Bank Dunia (World Bank), dan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO). Dalam sistem ini, disepakati bahwa US
Dollar digunakan dalam transaksi perdagangan dunia (Fixed
Exchange Rate), dan US Dollar dapat dijadikan cadangan divisa.
Bretton Woods Monetary Conference, July 1-22, 1944
Oleh karena itu, anda harus punya US Dollar agar bisa
transaksi dalam Pasar Internasional, dan mata uang lain tidak
bisa. Namun, cara mendapatkan USDollar, suatu negara harus
menukar emas yang dimiliki dengan US Dollar kepada Amerika
Serikat. Dan nilai emas berdasarkan USDollar saat itu adalah:
US$ 35 = 1 Ons Emas
Kemudian, negara-negara dunia memberikan emasnya kepada AS
melalui lembaga IMF atau World Bank dan peraturan ini
ditetapkan bagi negara yang ingin menjadi Anggota IMF.
Kemudian IMF memberikan emas tersebut kepada The Federal
Reserve (Bank Sentral AS).
Achmad Soekarno (Presiden Indonesia Pertama) sempat memanggil
para ulama dan bertanya kepada ulama tentang uang kertas ini.
Para ulama menjawab, uang kertas ini bisa digunakan dan halal
“jika” dapat ditukarkan dengan emas. Namun kenyataan tidak
demikian, Soekarno dan ulama tadi tertipu bahwa uang kertas
ini mengalami inflasi (pengurangan nilai).
Karena untuk menjadi anggota IMF, Indonesia harus menyetorkan
emas yang dimiliki, dan IMF terus mengintervensi politik
Indonesia dengan menawarkan utang (juga dengan bunga), serta
negara Malaysia yang merdeka karena diberikan wewenang oleh
Inggris. Soekarno langsung membawa Indonesia keluar dari IMF,
World Bank, dan PBB. “Go to the hell with your aid”, enyahlah
ke neraka dengan bantuanmu, suara lantang Soekarno kepada
bantuan IMF.
Tidak hanya itu, Soekarno juga bekerja sama dengan John F.
Kennedy untuk menggunakan logam mulia sebagai mata uang.
Benar, John F, Kennedy sempat berpidato sebelum terbunuh,
bahwa melalui Executive Order 11110 (terbit 4 Juni 1963), dia
ingin AS menggunakan perak sebagai basis US Dollar, dan
mengecam tindakan The Federal Reserve serta CIA yang
berkonspirasi dalam memperbudak rakyat Amerika Serikat.
Tindakan JFK ini mengancam The Fed, selaku Bank Sentral yang
sahamnya dimiliki oleh swasta, dan 22 November 1963, dia pun
akhirnya dibunuh oleh CIA.
Ketika negara-negara dunia menukarkan emasnya dengan US Dollar
agar bisa ikut dalam Pasar Internasional (Fixed Exchange
Rate), maka otomatis jumlah emas Amerika Serikat bertambah.
Sedangkan mata uang negara lain didasari dengan nilai US
Dollar dan cadangan emas yang makin berkurang. Sebagai
penggagas Bretton Woods, sistem ini sangat menguntungkan
Amerika Serikat karena USDollar menjadi standar perhitungan.
Pada saat itu, pemerintah AS berjanji untuk membolehkan
pertukaran setiap US Dollar yang dimiliki oleh negara manapun
dengan emas yang tersimpan di Fort Knox, Amerika.
Fort Knox
Akan tetapi, lama-kelamaan Amerika kesulitan untuk memenuhi
cadangan emas setiap kali mencetak (mem-print) dollar. Amerika
sendiri sangat membutuhkan dollar karena Amerika terlibat
perang dalam invasinya ke Negara Vietnam pada tahun 1960an
yang membutuhkan banyak biaya. Secara perlahan kesepakatan ini
dilanggar oleh Amerika, tentu lebih mudah mencetak dollar
daripada mendapatkan emas. The Fed (Federal Reserve) lah yang
memiliki wewenang dalam mencetak uang Dollar, bukan Departemen
Keuangan AS. Di sinilah letak keanehannya, wewenang pencetakan
uang diberikan pada pihak swasta, yakni The Fed (lembaga
Yahudi Eropa) yang seharusnya berada dalam wewenang pihak
Pemerintah.
Pada akhirnya The Fed mencetak dollar melebihi cadangan emas
yang dimilikinya. Akibatnya, terjadi krisis kepercayaan
masyarakat dunia terhadap US Dollar. Hal tersebut ditandai
dengan peristiwa penukaran US Dollar secara besar-besaran oleh
negara-negara Eropa. Perancis, pada masa pemerintahan Charles
de Gaulle, negara yang pertama kali menentang hegemoni US
Dollar dengan menukarkan sejumlah 150 juta US Dollar dengan
emas.
Charles de Gaulle
Tindakan Perancis ini kemudian diikuti oleh Spanyol yang
menarik sejumlah 60 juta dollar AS dengan emas. Praktis,
cadangan emas di Fort Knox berkurang secara drastis. Ujungnya,
secara sepihak, Amerika membatalkan Bretton Woods System
melalui Dekrit Presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus 1971,
yang isinya antara lain, USD tidak lagi dijamin dengan emas.
‘Istimewanya’, dollar tetap menjadi mata uang internasional
untuk cadangan devisa negara-negara di dunia.
2 tahun kemudian, dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan global
akan US Dollar, sistem lain diciptakan yang disebut “Sistem
Petrodollar”. Pada tahun 1973, terjadi sebuah kesepakatan
antara Arab Saudi dan Amerika Serikat. Henry Kissinger,
Sekretaris Negara Amerika Serikat saat itu menemui Raja Faisal
untuk mengusulkan sebuah perjanjian, yaitu setiap pembelian
barrel minyak dari Arab Saudi harus dibayar dengan US Dollar.
Berdasarkan perjanjian ini, negara manapun yang berusaha
membeli minyak dari Arab Saudi harus menukar terlebih dahulu
mata uang negara mereka dengan USD. Dalam mewujudkan
kesepakatan ini, Amerika Serikat memberikan jaminan keamanan
bagi ladang minyak Arab Saudi dari tetangga mereka, termasuk
Israel.
Henry Kissinger (Kiri), Raja Faisal (Tengah)
“Siapa yang bisa mengendalikan pasokan makanan, maka dia bisa
mengendalikan orang-orang; siapa yang bisa mengendalikan
energi (oil), maka dia bisa mengendalikan benua; siapa yang
bisa mengendalikan uang, maka dia bisa mengendalikan
dunia”Henry Kissinger, 1973
Tahun 1975, negara-negara anggota OPEC juga sepakat untuk
menjual minyak mereka berdasarkan US Dollar dengan imbalan
pertukaran senjata dan perlindungan militer.
Sistem Petrodollar ini, atau secara sederhana dikenal sebagai
sistem “oil for dollars”, secara langsung meningkatkan
kebutuhan dunia akan Dollar AS. Dan tentu saja, karena
permintaan minyak dunia meningkat, maka meningkat pula
permintaan Dollar AS. Sekali lagi, kebijakan ini sangat
menguntungkan Amerika Serikat sekaligus menambah kekuatan
sebagai negara super power. Sejak saat itulah minyak bumi
telah menggantikan peranan emas dan perak sebagai mata uang
dunia.
Petrodollar
Begitulah bagaimana cara mereka berusaha mengendalikan dunia.
Namun, usaha mereka tidak selalu berjalan lancar. Banyak juga
yang menentang agenda mereka, tidak hanya dari kalangan umat
Islam, tapi juga dari non-Muslim.
Pertanyaannya, setelah pencetakan uang tidak lagi berdasarkan
jumlah emas yang tersimpan. Bagaimana cara The Federal
Reserve, selaku Bank Sentral AS memenuhi permintaan dunia akan
US Dollar, yang mana semakin bertambah produksi minyak, maka
semakin tinggi pula permintaan US Dollar ?
Gedung Perkantoran Federal Reserve Bank
Fractional Reserve Banking System
Tahun 1960an, Bank Sentral Amerika, The Federal Reserve
menerbitkan sebuah dokumen atau buku yang berjudul “Modern
Money Mechanics”. Tujuan dari dokumen itu adalah untuk
menjelaskan proses dasar pembuatan uang kertas USDollar dalam
sebuah Sistem yang disebut “Fractional Reserve Banking”.
Proses pencetakan uang dengan berbagai terminologi atau
istilah perbankan. Lebih sederhananya begini:
~~
Ketika Pemerintah Amerika Serikat membutuhkan US$10 milyar,
maka mereka menghubungi Federal Reserve. Pemerintah AS harus
menerbitkan surat obligasi (surat jaminan) dan memberikannya
kepada The Federal Reserve. Surat obligasi itu harus
dicantumkan nominal senilai US$10 milyar. Setelah The Fed
menerima surat obligasi tersebut, The Fed kemudian membuat
sebuah nota atau cek yang bernilai US$10 milyar dan
memberikannya kepada Pemerintah AS. Nota atau cek tadi masih
belum bisa berfungsi sebagai uang. The Fed memberikan nota
tersebut kepada pemerintah AS tidak “gratis”, melainkan dalam
bentuk “utang”. Oleh karena itu, sampai detik ini, negara
peringkat pertama yang paling besar utangnya adalah Amerika
Serikat.
Setelah mendapat nota Federal Reserve itu, Pemerintah AS
kemudian menyimpannya dalam akun Bank Komersial atau Lembaga
Keuangan seperti World Bank dan IMF. Dan dengan penyimpanan
ini, nota-nota tadi berubah menjadi uang sah, dan menambah 10
US$10 milyar kedalam saldo Amerika Serikat.
Karena zaman semakin canggih, transaksi “obligasi-nota Federal
Reserve” tersebut bisa terjadi secara elektronik. Tanpa kertas
sama sekali. Pada kenyataannya, hanya 3% cadangan uang Amerika
yang berbentuk fisik (kertas), 97% sisanya hanya berbentuk
digital. Sekarang, surat obligasi Pemerintah dibuat sebagai
alat utang atau jaminan. Jadi, uang diciptakan dari utang.
Uang = Utang
Kini, US$10 milyar tadi berada dalam akun Bank komersial atau
IMF atau World Bank. Anggap saja AS menyimpannya di IMF.
Di sini menariknya. Karena, berdasarkan peraturan “Fractional
Reserve Banking”, deposito (tabungan) US$10 milyar tadi
menjadi bagian dari cadangan bank, seperti deposito lainnya.
Dan sesuai ketentuan dalam “Modern Money Mechanics”, setiap
bank (Bank non-Bank Sentral, seperti BNI, Mandiri, BRI, Bank
Panin, dll) harus memiliki cadangan dana min 10% dari deposito
(tabungan) yang dimilikinya. Dengan kata lain, semua uang yang
tersimpan dalam bank tersebut, 10% nya harus ditahan oleh bank
dan tidak boleh digunakan sedikitpun.
Itu artinya, dari setiap deposito US$10 milyar, 10%nya atau
US$1 milyar harus ditahan sebagai cadangan wajib dan tidak
boleh digunakan oleh bank. Sedangkan 90% sisanya atau US$9
milyar boleh digunakan oleh Bank, baik untuk dipinjamkan
sebagai utang (berbunga tentunya), investasi, membeli saham
atau hal lainnya.
*Membeli saham? teringat zaman Susilo Bambang Yudhoyono, yang
mana tabungan nasabah Bank Century digunakan tanpa izin, dan
bangkrut. hmmm*
Kita anggap Pemerintah Amerika menyimpan uang US$10 milyar
tadi ke dalam IMF. Dan Pemerintah Amerika mencairkan US$3
milyar untuk digunakan dalam negara atau membuat proyek
pembangunan. Jadi, sisa US$6 yang bisa digunakan IMF untuk
dipinjamkan kembali, dan US$1 harus disimpan dan tidak boleh
digunakan.
Lalu negara Indonesia meminjam dana kepada IMF. Kemudian IMF
menyediakan pinjaman (dengan bunga) sebesar US$6 milyar.
Ingat, seseorang, negara atau perusahaan swasta tersebut harus
menyerahkan “jaminan harta” (Aset) agar Bank Komersial, IMF,
atau World Bank bersedia mencairkan pinjaman!
Kemudian Indonesia membuat akun baru dan menyimpan US$4 milyar
tadi di IMF. Kini otomatis jumlah “cadangan wajib” IMF
bertambah karena ada akun baru, dan 10% dari akun tabungan
tersebut tidak boleh digunakan IMF.
Kini, jumlah “cadangan wajib” IMF berjumlah
Saldo awal akun Amerika = US$10 milyar. Karena peraturan
perbankan “Fractional Reserve Banking”, maka 10% dari
saldo awal ditahan Bank, yaitu US$1 milyar.
Saldo awal akun Pemerintah Indonesia tadi US$6 milyar.
Maka 10% nya adalah US$0,6 milyar yang harus ditahan
bank dan tidak boleh digunakan.
US$ 1milyar+ US$ 0,6milyar = US$ 1,6milyar.
Begitu seterusnya cara kerja Sistem Perbankan, luar biasa
bukan ?. Dan suatu Bank Komersial akan “bangkrut” jika
cadangannya (yang 10% setiap akun tadi) habis digunakan dalam
pasar saham atau semua nasabah beramai-ramai menarik seluruh
isi tabungannya!
Lalu, bagaimana caranya suatu negara misalnya Negara Indonesia
mendapatkan USDollar agar bisa membeli (impor) minyak dan gas
Negara-negara OPEC?.
Jawabannya adalah dengan meminjam langsung kepada IMF, World
Bank, atau Lembaga Keuangan lainnya yang memiliki US Dollar.
Lantas, bagaimana cara pemerintah Indonesia dalam mencetak
Rupiah?
Sistem pencetakan Rupiah sama halnya dengan yang dilakukan
oleh AS. Akan tetapi, pemerintah Indonesia menerbitkan surat
obligasi dan memberikannya kepada Bank Indonesia (BI).
Dan perlu diingat bahwa selain Pemerintah, pihak lain juga
bisa membuat “surat obligasi”. Namun, hanya pihak tertentu
yang bisa karena peraturannya ketat sekali. Pihak-pihak
penerbit obligasi itu biasanya terdiri atas:
Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi
Eropa (European Investment Bank) atau Bank Pembangunan
Asia (Asian Development Bank).
Pemerintah suatu negara
Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah .
Lembaga pemerintah.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta.
Dan lain-lain.
Apakah Bank Indonesia juga dimiliki oleh swasta?
Iyaa, Bank Indonesia selaku Bank Sentral Republik Indonesia,
sahamnya dimiliki swasta dan tidak lagi dikendalikan oleh
Pemerintah Indonesia. Privatisasi bank sentral Indonesia
dimulai pada tahun 1999, sejak BJ. Habibie menandatangi surat
perjanjian yang tertera pada “Undang-undang Republik Indonesia
No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia”. Seperti ini sebagian
isi dalam undang-undang tersebut:
Menimbang: d. bahwa untuk menjamin keberhasilan tujuan
memelihara stabilitas
nilai rupiah diperlukan bank sentral yang memiliki kedudukan
yang
independen;
Berdasarkan pernyataan di atas, Bank Indonesia menjadi lembaga
Independen, dan bukan lembaga pemerintah.
Bab I, Ketentuan Umum. Pasal 1 no 8: Peraturan Bank
Indonesia adalah ketentuan hukum yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan mengikat setiap orang atau badan dan dimuat
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia;
Berdasarkan pernyataan di atas, peraturan dalam Bank Indonesia
tidak lagi diatur oleh pemerintah Republik Indonesia.
Pasal 4, ayat 2 : Bank Indonesia adalah lembaga negara yang
independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau
pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang ini.
Pasal 4, ayat 3 : Bank Indonesia adalah badan hukum
berdasarkan undang-undang ini.
Pasal 7 : Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai
rupiah.
Pasal 8 : Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, Bank
Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut :
a. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c. mengatur dan mengawasi Bank.
Pasal 9, ayat 1 : Pihak lain dilarang melakukan segala
bentuk campur tangan terhadap
pelaksanaan tugas Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8.
Pasal 9, ayat 2 : Bank Indonesia wajib menolak dan/atau
mengabaikan segala bentuk
campur tangan dari pihak mana pun dalam rangka pelaksanaan
tugasnya.
Anda bisa lihat sendiri dari isi pasal di atas, Pemerintah
Indonesia tidak lagi bisa mengendalikan keuangan Indonesia.
Jangankan pemerintah, Allah SWT saja tidak bisa ikut campur
dalam kebijakan BI berdasarkan pasal di atas. Apakah ini bukan
syirik?. Jelas, dalam agama Islam, segala sesuatunya telah
diatur berdasarkan hukum dalam Al-Qur’an dan Hadits, terutama
berkaitan dengan ekonomi.
Privatisasi inilah yang membuat Soeharto enggan menandatangani perjanjian ini. Oleh karena itu, dia berusaha
dilengserkan dari jabatannya agar perjanjian ini terlaksana.
Zionist melalui anggotanya, yakni George Soros, mengobrakabrik mata uang Negara Asia Tenggara pada tahun 1998. Bahkan,
Rupiah mencapai Rp.16.800/dollar AS pada Juni 1998. Dengan
melemahnya Rupiah, ekonomi Indonesia hancur, maka politik pun
ikut hancur, kemudian “colour revolution” bisa diterapkan
untuk melengserkan Soeharto. Bisa saja Soeharto bersikeras
mempertahankan jabatannya karena masih banyak TNI yang loyal
kepadanya. Namun jika itu terjadi, Indonesia akan bernasib
sama dengan Irak, Libya, dan negara lainnya yang hancur akibat
kekuatan zionist.
Takdir berkata lain, sudah nasib Indonesia terus diperbudak,
dan para Ulama Islam Indonesia buta akan hal ini!
Pandangan Islam terhadap sistem moneter tersebut.
Dari zaman Nabi Adam [as] sampai Nabi Muhammad [saw], beriburibu tahun Allah SWT mengutus hambanya untuk memberi petunjuk
kepada umat Manusia, firman Allah SWT yang terakhir turun
adalah mengenai Riba.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Dan jika (orang yang
berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua
utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Dan
peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa
yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan).”Al Qur'an Surah Al-Baqarah, 2 Ayat
278-281
Pernyataan tegas dalam Al-Qur’an bahwa Allah SWT dan RasulNya
akan memerangi siapapun yang melakukan Riba. Siapapun yang
melakukan Riba akan menjadi musuh Allah SWT dan RasulNya. Ini
sungguh pernyataan yang sangat menakutkan bagi orang-orang
yang mau berpikir.
Lantas, bagaimana status uang kertas dan sistem moneter
tersebut dalam Islam?
Abdullah bin Umar telah membeli seekor unta betina sebagai
pertukaran untuk empat ekor unta dan telah mengaturkan supaya
empat unta tersebut diantar kepada pemiliknya di Rabdhah.
(Muwatta, Imam Malik)
Abu Sa’id Al Khudriy ra berkata: Bilal datang menemui Nabi
Muhammad [saw] dengan membawa Kurma Barni (jenis Kurma
terbaik) maka Nabi [saw] berkata kepadanya: “Dari mana Kurma
ini ?” Bilal menjawab: Kami memiliki Kurma yang jelek lalu
kami jual dua sha’ Kurma tersebut dengan satu sha’ Kurma yang
baik agar kami dapat menghidangkannya kepada Nabi [saw]. Maka
saat itu Nabi [saw] berkata: “Celaka celaka, ini benar-benar
Riba. Janganlah kamu lakukan seperti itu. Jika kamu mau
membeli Kurma maka juallah Kurmamu dengan harga tertentu
kemudian belilah Kurma yang baik ini” (Shahih Bukhari, 2145)
1 ekor Unta Betina >< 4 ekor unta —— Tunai/tidak tunai,
ini tidak Riba
1 sha’ Kurma bagus >< 2 sha’ kurma jelek —- Tunai, ini
Riba
Mengapa? sebab unta tidak berfungsi sebagai mata uang,
sedangkan Kurma berfungsi sebagai mata uang. Mata uang seperti
emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma, garam dengan
garam, atau gula dengan gula, harus ditukarkan dengan takaran
yang sama dan dilakukan dengan tunai.
Abu Sa’id Al Khudriy [ra] berkata: Rasulullah [saw] bersabda:
“emas ditukar dengan emas, perak ditukar dengan perak, gandum
ditukar dengan gandum, jewawut ditukar dengan jewawut, kurma
ditukar dengan kurma, garam ditukar dengan garam, (tidak
mengapa) jika sama takarannya dan langsung serah terima
(tunai). Barangsiapa melebihkan atau lebih, maka ia telah
melakukan praktek riba, baik yang mengambil atau yang
memberi.” (Shahih Muslim, 2971)
Namun, apabila emas ditukar dengan perak, perak ditukar dengan
emas, tidak mengapa walaupun takarannya berbeda. Seperti
hadits berikut:
Abu Bakrah [ra] berkata: Rasulullah [saw] bersabda:
“Janganlah kalian berjual beli emas dengan emas kecuali
dengan jumlah yang sama, perak dengan perak kecuali dengan
jumlah yang sama dan berjual belilah emas dengan perak atau
perak dengan emas sesuai keinginan kalian” (Shahih Bukhari,
2029)
Apa hubungannya dengan uang kertas?
Bukankah pertukaran antara US Dollar dengan mata uang negara
lain tidak sama takarannya?. Pada tanggal 23 september 2016,
kurs Rupiah dan US Dollar adalah Rp.13.000/US Dollar. Ini
jelas tidak sama takarannya, dan uang kertas saat ini tidak
lagi berbasis emas dan dapat menyebabkan “Inflasi”.
Ini jelas perbudakan dunia yang dilakukan oleh AS kepada
seluruh umat manusia. Sebab, mereka menciptakan uang dari
kertas dan hampa udara, dan uang itu mampu membeli apa saja.
Status uang kertas saat ini jelas “haram”.
Apakah saat ini, para Ulama Islam terutama di Indonesia
mengetahui akan hal ini? ini pertanyaan yang sungguh
memalukan. Jangan harap mereka mengetahuinya. Bahkan MUI saja
menghalalkan uang elektronik. Menghalalkan apa yang Allah SWT
haramkan.
Press conference true money yang diresmikan oleh ketua MUI
“TrueMoney menjadi uang elektronik pertama di Indonesia yang
mengantongi sertifikat ini. Kalau ada produk sejenis
menggunakan Syariah, kami belum berikan sertifikat,” ungkap
Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin.
“Sejak 1992 telah mulai ada bank syariah. Dan ini menjadi yang
pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia saat ini,” kata
Ma’ruf dalam konferensi pers di kantor Witami Tunai Mandiri,
Generali
Tower,
Jakarta,
Senin
(28/3/2016).
|
http://economy.okezone.com/
“Layanan ini memberi kemudahan masyarakat kepada masyarakat
bertransaksi, terutama mereka yang tidak memiliki akun
perbankan,” kata Maruf Amin. | http://www.republika.co.id/
Timur Tengah
Karena US Dollar terus kehilangan nilainya, beberapa negara
produksi minyak mulai mempertanyakan kebijakan tentang
menerima uang kertas yang tak berharga ini sebagai transaksi
minyak dunia. Beberapa negara akhirnya menjauh dari sistem
petrodollar ini. Seperti Iran, Suriah, Venezuela, dan Korea
Utara. Selain itu, beberapa negara lain memilih untuk
menggunakan mata uang mereka sendiri untuk transaksi minyak
seperti negara anggota BRICS, yakni Russia, China, dan India.
Sedangkan Irak yang pernah berusaha menentang hagemoni US
Dollar dihancurkan, Irak menyatakan akan menjual minyak
menggunakan Euro, bukan US Dollar. Sejak saat itu dilancarkan
segala propaganda media, Irak di bawah kepemimpinan Saddam
Hussein (Alm) diinvasi atas tuduhan kerja sama dengan teroris,
memiliki senjata pemusnah massal, dan atas pembantaian saat
invasi Kuwait. Pada akhirnya, Irak hancur akibat serangan
koalisi AS, Barat, dan Negara Teluk, sedangkan Saddam Hussein
dijatuhi hukuman gantung.
Hukuman gantung Saddam Hussein
Lain hal dengan Muammar Ghadafi (Alm), orang yang sangat blakblakan menyatakan akan menjual minyak Libya dengan Emas dan
menerapkan kebijakan ini terhadap negara-negara tetangga di
Benua Afrika. Zionist langsung ketar-ketir dan tak tinggal
diam, propaganda terhadap Ghadafi pun dilancarkan, Colour
Revolution dijalankan, terjadi revolusi di Libya. Barat
kemudian mendukung mundurnya rezim diktator negara Libya
karena pada saat itu Timur Tengah mengalami yang namanya “Arab
Spring”.
Bukan itu saja, melalui salah satu Ulama Islam pun, yakni
Sheikh Yusuf Qaradhawi, Ulama Ikhwanul Muslimin, mengeluarkan
fatwa untuk menentang pemerintahan Ghadafi.
“Saya katakan pada saudara dan anak-anak saya yang menjadi
tentara dan perwira di Angkatan Darat Libya untuk tidak taat
ketika pemerintah memberi perintah untuk membunuh rakyat
menggunakan pesawat tempur. Saya kini mengeluarkan fatwa
mendesak tentara dan perwira yang bisa membunuh untuk membunuh
Muammar Ghadafi.” Yusuf Qaradhawi
Yusuf al Qaradawi
Pada akhirnya, Ghadafi wafat ditangan rakyatnya sendiri, kini
Libya hancur lebur oleh serangan NATO dan para teroris, orang
yang memimpin Libya menjadi boneka Barat. Banyak teroris
seperti ISIS, Al-Qaeda berada di Libya. Setelah pihak Ikhwanul
Muslimin menentang rezim Khadafi, Libya kini dilupakan dan
dibiarkan luluh lantah. Apa daya, tugas Yusuf Qaradhawi dkk
sudah selesai di Libya, saatnya kini berfokus ke Suriah.
Alm Muammar Khadafi yang dibunuh oleh rakyatnya sendiri
Di Suriah dilancarkan lagi propaganda Sunni-Syiah, dan menuduh
rezim Assad membantai rakyat Sunni di Suriah. Tentu saja
konflik Suriah berawal dari demonstrasi (Colour Revolution)
untuk menurunkan rezim diktator. Setelah Suriah mulai dilanda
konflik, dilancarkanlah isu Sunni-Syiah. Teroris ISIS, Jabhal
Nusrah, FSA, dan afliasi pemberontak laiinnya menerima pasokan
senjata dari AS. Tidak cukup disitu saja, ulama-ulama Wahabi
serta Qaradawi dkk pun mengeluarkan fatwa untuk melengserkan
rezim Assad yang telah membantai rakyat Sunni di Suriah.
Organisasi HAM seperti “White Helmet” pun memainkan perannya
di kota-kota Suriah, dengan membuat propaganda bahwa rezim
Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyat Suriah,
padahal ini semua adalah Fitnah. Begitu pula dengan Russia,
organisasi White Helmet di Suriah memfitnah Russia karena
serangan Pesawat Tempur Russia menyerang penduduk sipil kota
Aleppo, padahal itu adalah serangan teroris dan pemberontak.
Masalah Suriah sangatlah rumit, bukan sebatas ‘petrodollar’
saja, tapi juga masalah kepentingan zionist lainnya. Yaitu:
1. Suriah tidak bersedia menandatangani kesepakatan Jalur
Pipa Gas yang melalui Suriah, dari Qatar menuju Eropa
2. Bank Sentral Suriah berada dalam kendali pemerintah,
bukan Rothschild
3. Suriah tidak punya hutang kepada IMF
4. Suriah tidak mengimpor maupun memproduksi GMO’s
5. Suriah sangat menentang agenda New World Order
6. Suriah memiliki ladang minyak
7. Suriah sampai saat ini satu-satunya negara arab yang
belum berdamai dengan Israel
8. Suriah selalu mengirim bantuan militer ke Palestina
9. Wilayah Suriah masuk kedalam incaran The Greater Israel
(Yinon Plan).
Proxy war terhadap Suriah diiringi dengan kebijakan konsisten
AS yang telah mendominasi energi kaya Timur Tengah, apalagi
sejak AS mampu menerapkan pressure terhadap minyak produksi
yang akan dijualkan dalam bentuk dollar AS sehingga memperkuat
mata uang mereka, juga sangat tergantung pada kekuatan mereka
untuk memproyeksikan kekuatan militer, sebagaimana telah
terbukti oleh konsentrasi berat pangkalan militer di Timur
Tengah.
Namun AS tidak selalu berhasil mencapai tujuan yang
diinginkan, misalnya invasi ke Irak, yang seharusnya bisa
mengontrol penuh atas sumber minyak penting, tapi karena musuh
Saddam Hussein merupakan sekutu alami Iran, dengan demikian
Irak akan bergerak ke ranah pengaruh Iran. Tampaknya jadi
motivasi penting bagi AS yang notabene sekutunya Arab Saudi
dan Qatar yang juga memiliki alasan tersendiri untuk
melemahkan Iran.
Meskipun Suriah bukanlah produsen utama minyak, satu
penjelasan tertentu yang mempertimbangkan mengapa Suriah
menjadi target adalah penemuan pada tahun 2007 cadangan gas
alam terbesar yang diketahui berada di Teluk Persia, yang mana
kemudian dibagi antara Iran dan Qatar. Qatar kemudian
membangun proyek jalur pipa gas yang melewati Suriah menuju
Turki dan Eropa. Sedangkan Iran membangun proyek jalur pipa
gas yang disebut PARS Pipeline. Proyek pipa gas Qatar-Turki
belum juga dibangun di Suriah, sedangkan proyek pipa gas Iran
PARS sudah mencapai pinggiran kota Damaskus yang bentar lagi
akan selesai.
Sementara itu beberapa tahun terakhir ini Uni Eropa telah
cemas atas ketergantungan sumber energi, dan akhirnya memulai
proyek pipeline Nabucco pada tahun 2009, yang mana berawal
dari laut Kaspia (Azerbaijan) melalui kaukasus, Turki, dan
menuju Eropa dengan harapan mengurangi ketergantungan Uni
Eropa terhadap gas alam Rusia. Awalnya Uni Eropa berharap
pemasok (sumber) gas alam berasal dari Irak, , Turkmenistan
dan Mesir. Namun proyek Nabucco tersendat beberapa bulan lalu
dikarenakan masalah sengketa.
Sementara saingannya ‘Gazprom pipline’ yakni jalur pipa gas
dari Rusia menuju Eropa yang juga melintasi Laut Hitam melalui
rute menuju Eropa telah sukses dibangun.
Tak dapat dipungkiri lagi, kalau konflik Suriah adalah
pertempuran memperebutkan Gunung Emas Sungai Efrat. Gunung
Emas yang dimaksud adalah energi (minyak dan gas) yang kini
dipertarungkan, yakni Jalur Pipa Gas yang dapat memelihara
kelangsungan hidup Sistem Petrodollar. Jika Uni Eropa bersedia
membeli gas Russia, maka Uni Eropa tidak memerlukan lagi US
Dolar untuk dipakai dalam transaksi, sebab tentu saja Rusia
akan menerapkan kebijakan menggunakan mata uang Ruble (mata
uang Russia). Permintaan USD pun menurun, dan tentu saja, ini
kan melemahkan status AS sebagai negara super power.
Pertarungan ini akan mengakibatkan 99 dari 100 orang akan
meninggal, kemungkinan Perang Dunia Ketiga (Al-Malhamah) pecah
di kota Aleppo (Armageddon).
Rasulullah bersabda: “Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum
Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan Gunung Emas. Orangorang saling membunuh untuk memperebutkannya. Setiap 99 dari
100 orang akan terbunuh, namun masing-masing dari mereka
berkata, ‘Barangkali aku yang menjadi orang yang selamat itu
” (H.R Muslim)
Dan kebenaran itu bagaikan butiran bintang di langit yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya untuk menjadi
menjadi petunjuk arah bagi para manusia. Tidak akan ada
kebengkokan dalam sebuah kebenaran dan tentu saja hanya hati
yang bisa melihat, hati yang mendengar dan hati yang berusaha
untuk memahami, yang akan dapat mengenal dan menemukan
kebenaran tersebut dibalik fitnah dan penipuan ilusi peradaban
modern yang mereka anggap sebagai sebuah kemajuan.
Semoga Tuhanku menyempurnakan petunjukNya yang lurus kepada
kami agar kami lebih dekat (kebenarannya) daripada ini semua.
Insya Allah
Sumber :
Sheikh Imran N. Hosein – Larangan Riba Didalam Al Quran
dan Sunnah
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Bretton_Woods
https://ftmdaily.com/preparing-for-the-collapse-of-the-p
etrodollar-system/
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/u…
https://www.arrahmah.com/read/2011/02/24/11112-yusuf-qar
adhawi-keluarkan-fatwa-untuk-melawan-gaddafi.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Nabucco_pipeline
MUI Terbitkan Sertifikat e-Money Syariah |
http://inet.detik.com/read/2016/03/…
MUI
Resmikan
E-Money
Syariah
Pertama
|
http://economy.okezone.com/read/201…
TrueMoney Witami Raih Sertifikat eMoney Syariah dari MUI
| http://www.republika.co.id/berita/e…
Kantongi Sertifikat MUI, e-Money Siap Kuasai ASEAN |
http://bisnis.news.viva.co.id/news/…
e-Money Syariah Pertama Resmi Hadir di Indonesia |
http://tekno.liputan6.com/read/2469…
Sumber cadangan gas:
World
Proven
Natural
Gas
Reserves
by
Country
| http://www.opec.org/library/Annual%20Statistical%20Bul
letin/interactive/current/FileZ/XL/T32.HTM
Iran
reserve
of
natural
gas
http://en.apa.az/azerbaijan_energy_and_industry/bp-iranranks-first-for-gas-reserves-third-for-oil-reserves.html
BP, Statistical Review of World Energy 2014 |
http://www.bp.com/content/dam/bp/pdf/Energy-economics/st
atistical-review-2014/BP-statistical-review-of-worldenergy-2014-full-report.pdf
U.S. Crude Oil and Natural Gas Proved Reserves |
http://www.eia.gov/naturalgas/crudeoilreserves/
Statistic energy review of natural gas sectioin |
http://www.bp.com/liveassets/bp_internet/globalbp/global
bp_uk_english/reports_and_publications/statistical_energ
y_review_2011/STAGING/local_assets/pdf/natural_gas_secti
on_2012.pdf
Gaas
pipelines
to
Europe
by
2018
|
http://tass.com/infographics/7275
Rio Esvaldino
Download