BAYU AJI BAGUS-FISIP - Institutional Repository UIN Syarif

advertisement
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul :
BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS
PERANG SIPIL DI SURIAH (2011-2014)
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayattullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Maret 2015
Bayu Aji Bagus Prasetiyo
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama
: Bayu Aji Bagus Prasetiyo
NIM
: 1110114000039
Program Studi
: Hubungan Internasional
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS
PERANG SIPIL DI SURIAH (2011-2014)
dan telah memenuhi syarat untuk diuji.
Jakarta, 2 Maret 2015
Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Program Studi
Pembimbing
Debbie Affianty, M.A
A. Fuad Fanani, M.A
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS
PERANG SIPIL DI SURIAH
Oleh
Bayu Aji Bagus Prasetiyo
1110114000039
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Maret
2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Srajana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.
Ketua Sidang,
Debbie Affianty, MA.
Penguji 1,
Penguji 2,
Ahmad Alfajri, MA.
Irfan Hutagalung, LLM.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 2 Maret 2015.
Ketua Program Studi,
Ilmu Hubungan Internasional.
Badrus Sholeh, Ph.D.
iii
ABSTRAKSI
Skripsi ini menganalisa tentang motivasi bantuan kemanusiaan Amerika
Serikat yang diberikan untuk Suriah pada perang sipil 2011-2014. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor apa saja yang membuat Amerika
Serikat mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada
krisis yang terjadi di Suriah. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi
ini adalah Kosmopolitanism dan Human Rights. Penelitian ini dilakukan dengan
metode studi pustaka dan interpretasi data-data yang relevan terkait topik yang
diusung dalam skripsi ini. Dari hasil peneilitian Skripsi ini melihat bahwa
kebijakan Amerika Serikat untuk memberikan bantuan pada krisis di Suriah ini
merupakan upaya untuk meringankan para korban perang sipil.
Banyaknya pelanggaran HAM dan kejahatan perang di Suriah ini memicu
respon Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Pemberian
bantuan kemanusiaan ini merupakan bentuk dari rasa bertanggung jawab Amerika
Serikat terhadap kejahatan dan pelanggaran yang terjadi. Faktor pertama yang
membuat Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan adalah faktor
kemanusiaan, dimana Suriah sebagai negara tidak bisa lagi melindungi kedaulatan
masyarakatnya. Terjadinya pembunuhan terhadap rakyat sipil dan kejahatan
perang dalam penggunaan senjata kimi merupakan bukti bahwa Suriah tidak bisa
menjaga nilai-nilai HAM.
Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat memberikan
bantuan adalah Human Rights. Amerika Serikat memiliki misi untuk
menyebarkan ideologinya (demokrasi) dimana didalamnya menaganut
penaegakan HAM. Kediktatoran rezim Bashar Al-Assad ini yang memicu
Amerika Serikat untuk ikut membantu krisis yang terjadi. Amerika Serikat
mengupayakan transisi politik dari Rezim Bashar Al-Assad ke kelompok oposisi
yang menginginkan demokrasi. Upaya yang dilakukan adalah menggalang
dukungan internasional untuk mendukung kelompok oposisi yang pro-demokrasi.
Dalam memberikan bantuan kemanusiaan ini Amerika Serikat melalui USAID
dibantu oleh para mitranya. Bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui
USAID dan mitranya ini setidaknya dapat meringankan beban para korban baik
yang berada di dalam Suriah maupun yang berada di tempat pengungsian negara
tetangga.
Kata Kunci : Amerika Serikat, Suriah, HAM, R2P, Demokrasi
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamiin., puji syukur kehadirat Allah Suhnahanu
Wata’ala atas segala limpahan rahmat yang tidak pernah terputus kepada penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa Shalawat dan Salaam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu dirindukan.
Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata
satu. Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan ucapan terimakasih
sebesar-besarnya to my beloved parents, Apa Ipong Rozak dan Mamah Ade
Solihatul yang selalu memberikan dukungan baik finansial, semangat serta
doanya. Berkat Apa dan Mamah anakmu bisa meraih gelar sarjana. Ucapan
terimaksih selanjutya untuk kedua adik saya Bagas Putro Aji Sanjoyo dan Nadila
Dyah Pitaloka yang selalu memberikan semangat agar saya menyelesaikan skripsi
ini. Tidak lupa pada sosok tercinta dan tidak tergantikan papah (Alm) Surhayo,
akhirnya keinginan papah terkabul, semoga papah tenang di Surga. Amiin, miss
you pah.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih pada keluarga besar
tercinta pada Kakek H. Ikna Sukari dan Nenek Oyoh selaku orang yang selalu
mendukung dan meberikan nasihat serta doa, terimakasih mamang Asep Sahrul
(Ablay) “you’re the best uncle ever! Serta kepada seluruh keluarga besar yang
tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.
Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada pak
A.Fuad Fanani, MA sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan,
waktu, saran dan ilmunya dengan sabar, sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini. You are great lecture, thanks to inspiring me. Tidak lupa ucapan
terimakasih kepada seluruh Staff pengajar dan T.U FISIP yang telah membantu
penulis selama menuntut ilmu di FISIP UIN Jakarta. Kepada Bu Debbie Affianty,
MA selaku pembimbing akademik yang selalu mendukung dan membantu dari
mulai birokrasi hingga penyusunan proposal, terimakasih Bu.
Special thanks are also for my best friends ever ; Fikri Fahrul Faiz,
Trivantiko Rezki Budiyono, Fahmi Imam Fauzy, Andre Abdurrahiem, Handi
Rizky Wijaya, Muhammad Farhan, Hilman Hidayat, Ferdi (Bolang) thanks for
being my friend, you guys are so great.! Thanks for always supporting me.
Terimakasih juga untuk IR inter 2010 yang telah saya anggap sebagai
keluarga, Volunteer Europe on Screen 2014 terimakasih atas pengalaman serunya.
Serta untuk keluarga besar International Studies Club yang telah memberikan
v
pengalaman yang tidak terlupakan yaitu, Nabila, Clara, Pipit, Merry, Dhani, Bang
Andri, Bang Amar, Bang Adit, Acit, Abib, Desica, Mahar, Annisa, Tara dan
semua anggota ISC. Terimakasih sudah menjadi bagian dari keluarga saya, keep
solid guys!
Terakhir penulis ucapkan terimakasih pada semua teman yang telah
mendukung dan membantu namun tidak bisa saya tuliskan namanya satu persatu.
Skripsi ini saya tulis dengan penuh semangat dan usaha, sebagai persembahan
terbaik untuk keluarga tercinta, dosen, teman serta semua yang mendukung
hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi
seluruh disiplin ilmu.
Jakarta, Februari, 2015
Bayu Aji Bagus Prasetiyo
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................................. ii
ABSTRAKSI .....................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A.
PERNYATAAN MASALAH ............................................................................... 1
B.
PERTANYAAN PENELITIAN ........................................................................... 7
C.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN........................................................ 7
D.
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
E.
KERANGKA TEORITIS ................................................................................... 10
F.
METODELOGI PENELITIAN......................................................................... 14
G.
SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................................... 16
BAB II KONFLIK DI SURIAH..................................................................................... 18
A.
Sejarah Perang Sipil di Suriah .......................................................................... 18
B.
Kelompok Oposisi Suriah.................................................................................. 21
C.
Pelanggaran HAM .............................................................................................. 25
1.
Rezim Bashar Al-Assad. ................................................................................. 26
2.
Penggunaan Senjata Kimia. ........................................................................... 29
3.
Penduduk Sipil Menjadi Korban Perang. .................................................... 31
BAB III RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL SURIAH.
.......................................................................................................................................... 35
Posisi Amerika Serikat Terhadap Perang Sipil di Suriah. .............................. 35
A.
B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Kepada Korban Perang
Sipil Suriah. ................................................................................................................. 39
1.
Bantuan Makanan dan Kesehatan. ............................................................... 43
2.
Bantuan Untuk Pengungsi Suriah. ................................................................ 48
BAB IV MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN
KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH.......................................................................... 52
A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di
Suriah. .......................................................................................................................... 52
vii
B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberi bantuan. ... 60
C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah dengan Masyarakat Dunia. ................... 62
D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan. ................. 64
E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat untuk terlibat memberikan bantuan
kemanusiaan. ............................................................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 76
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 76
viii
Daftar Singkatan
FAO
Food And Agriculture Organization.
FFP
Office of Food For Peace.
FSA
The Free Syrian Army.
HAM
Hak Asasi Manusia.
IFRC
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies.
IOM
The International Organization for Migration.
ISIS
Islamic States of Iraq and Syria.
NGO
Non-Governmental Organization.
OCHA
Office for the Coordination of Humanitarian Affairs.
ODNI
Office director of National Intelligence.
OFDA
Office of U.S Foreign Disaster Assistance.
OPCW
Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons.
PBB
Perserikatan Bangsa Bangsa
RPM
U.S Department of State‟s Bureau of Population, Refugees, and
Migration.
SOC
Syrian Opposition Coalition.
U.N
United Nations.
UNDSS
United Nations Department of Safety and Security.
UNFPA
United Nations Population Fund.
UNHCR
United Nations High Commissioner for Refugees.
UNICEF
United Nations Children's Rights and Emergency Relief
Organization.
UNRWA
United Nations Relief and Works Agency.
USAID
United States Agency for International Development.
WFP
World Food Program.
WHO
World Health Organization.
ix
Daftar Tabel
Tabel.III.B.1. Dana Kemanusiaan untuk Suriah 2012-2014 .............. 41
Tabel.III.B.2. Penyebaran Bantuan Pengungsi di negara lain............ 42
Tabel.III.B.4. Bantuan USAID (OFDA) ............................................ 47
Tabel III.B.5. Bantuan USAID (FPP) ................................................ 50
Tabel.IV.C.1. Polling Masyarakat Amerika Serikat terhadap Suriah .70
x
Daftar Gambar
Gambar.II.C.1. Korban Anak di Suriah ............................................. 33
Gambar III.B.3.Map kerja USAID ..................................................... 43
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. PERNYATAAN MASALAH
Amerika Serikat telah memberikan bantuan lebih dari $ 2,9 miliar dalam
kurun waktu 2011-2014
untuk bantuan kemanusiaan di Suriah. Bantuan
Kemanusiaan meliputi tindakan memberikan barang dan jasa yang esensial untuk
keselamatan para pihak yang terkena dampak bencana yang diakibatkan manusia,
termasuk juga konflik bersenjata.1 Bantuan ini bertujuan untuk membantu para
korban yang terkena dampak konflik di wilayah Suriah dan sekitarnya. Amerika
Serikat lebih memilih memberikan bantuaan kemanusiaan dibanding melakukan
intervensi militer sebagai bentuk kebijakan luar negerinya terhadap krisis di
Suriah. Selain bantuan kemanusiaan, Amerika Serikat juga telah berkomitmen
untuk memberikan bantuan melalui diplomatik, seperti di PBB dan di forum
internasional lainnya untuk mendukung masa transisi tanpa melalui pertumpahan
darah.2
Bantuan ini diberikan untuk seluruh korban perang di Suriah. Bantuan
yang diberikan oleh Amerika Serikat ini berupa makanan, kesehatan dan
pengungsian korban perang yang berada di dalam maupun di negara tetangga
1
Spieker, "The Right to Give and Receive Humanitarian Assistance," Dalam International Law
and Humanitarian Assistance: A Crosscut Throught Legal Issues Pertaining to Humanitariansm
(Springer: 2011) h.8.
2
“U.S. Government Assistance to Syria,” U.S state Government 7 September, 2013 [database online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; di akses 9 maret
2014.
1
Suriah.3 Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mengurangi penderitaan rakyat
Suriah dari dampak perang.
Perang sipil di Suriah ini sudah terjadi sejak tahun 2011 dan masih
berlangsung hingga tahun 2014. Perang saudara di Suriah adalah bagian dari
gelombang Arab Spring. Tragedi ini dimulai dengan unjuk rasa warga Suriah
untuk menuntut penegakan demokrasi dan penegakan Hak Asasi Manusia yang
terjadi pada pemerintahan Bashar Al Assad.4 Protes perlawanan terhadap rezim
keluarga Bashar sudah terjadi pada pemerintahan ayahnya yaitu Hafez Assad.
Protes pada saat itu adalah untuk melawan kekuatan dinasti keluarga Assad yang
sudah memimpin terlalu lama. Hafez Assad telah memimpin sejak 1970, paska
terjadinya Coup d’etat.5 Hafez Assad berhasil meredam gejolak yang disebabkan
persatuan muslim di awal tahun 1980 dengan menggunakan strategi militer6
dengan tiga cara, pertama memilih dengan sangat teliti pasukan yang di percaya,
kedua meningkatkan jumlah tentara yang pro pada regime, yang terakhir
Menggunakan kekuatan untuk melawan pemberontak dari kota dengan cara
mengeluarkan dan menahan mereka dengan pasukan yang sangat kuat.
Hafez Assad telah memimpin Suriah selama 30 tahun dari tahun 1970
hingga 2000. Pada masa itu banyak terjadi perlawanan terhadap dinasti Assad
3
Ibid.
“Syrian protests in Damascus and Aleppo,” BBC news, 15 maret 2011[media on-line]; tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-12749674; diakses pada 9 Maret 2014
5
Coup d'etat atau Coup merupakan penggulingan kekuasan terhadap rezim berkuasa. Biasanya
dipicu oleh sekelompok orang yang ingin mengganti kekuasan lama dengan pemerintahan yang
baru. Coup ini bisa terjadi jika unsur-unsur militer dikuasai oleh kelompok yang menginginkan
Coup de‟etat. Monty G. Marshall and Donna Ramsey Marshall, "Coup d‟état Events, 1946-2013
Codebook" Center for Systemic Peace, 28 Maret 2014. h.1.
6
David Pryce-Jones “Syria next? The Horrible Assad Regime Faces its People,”National review,
Vol LXIII no.9 (16 Mei 2011) h.18.
4
2
yang terkenal diktaktor. Tidak berhenti pada pemerintahan Hafez, munculnya
gelombang unjuk rasa dan perlawanan terhadap pemerintah kembali terjadi pada
masa Bashar Al Assad dimana terjadinya protes besar besaran pada tahun 2011.
Unjuk rasa dan protes ini ditujukan untuk menunutut mundurnya Bashar al Asaad
dari jabatan Presidennya karena Bashar dianggap tidak pro- demokrasi sama
seperti Hafez Assad.7
Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Suriah ini berlanjut hingga
terjadinya kekarasan antara pihak militan Bashar dengan pihak pengunjuk rasa.
Para militan Bashar memusatkan kekuatan militernya di kota Damaskus dan
Homs. Strategi ini digunakan oleh rezim Bashar untuk memukul mundur
demonstran, khususnya dari tempat-tempat strategis pemerintahan.8
Cara yang dilakukan oleh rezim Bashar untuk menekan gerak dan
kekuatan para demonstran ini sama seperti cara yang digunakan oleh ayahnya
Hafedz Assad pada masa pergolakan pemerintah pada tahun 1970an ketika
terjadinya Coup d’etat . Bashar Al-Assad merekrut para pejuang rezimnya dengan
sangat teliti dan juga dari para kelompok Alawi yang sejalan dengan rezimnya
agar para tentaranya ini tidak berhianat pada rezim dan bisa dipercaya untuk
meredam dan melawan kekuatan para oposisi yang menginginkan rezim Bashar
turun dan digantikan.9
7
Ibid. h.19.
Joseph Holliday “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”, Middle East
Security Report (8 Maret 2013) : h.7
9
Ibid. h.7.
8
3
Puncak ketegangan konflik di Suriah ini terjadi pada musim panas tahun
2012. Pada awalnya Bashar al-Assad meminta mundur para demonstran untuk
tidak melakukan demo besar, akan tetapi usaha itu tidak membuahkan hasil yang
baik. Tidak hanya sampai pada kekerasan namun dampak dari unjuk rasa ini
menyebabkan banyaknya korban yang berjatuhan serta menimbulkan konflik
saudara di Suriah.10
Perang sipil di Suriah menjadi perhatian khusus Amerika Serikat. Hanya
dengan kurun waktu 2011-2014, insiden ini telah memakan korban hingga lebih
dari 191.000 orang tewas.11 Jumlah ini belum termasuk 10.8 juta korban yang
membutuhkan bantuan akibat konflik yang terberlangsung.12
Amerika Serikat turut membantu memberikan bantuan pada korban perang
sipil di Suriah melalui USAID. Hal ini merupakan salah satu upaya bagi Amerika
Serikat untuk menaruh pengaruhnya di Timur Tengah dengan melalui bantuan
kemanusian di negara yang sedang mengalami krisis demokrasi seperti Suriah.13
Dalam merespon kasus ini Amerika Serikat harus mengeluarkan dana hingga 2,9
milliar dollar untuk misi kemanusiaan di Suriah. Respon Amerika Serikat yang
memberikan bantuan kemanusiaan pada Suriah ini berbeda dengan respon ke
Libia. Amerika Serikat melakukan intervensi kemanusiaan ke Libia yang
kasusnya sama seperti krisis kemanusiaan di Suriah. Namun untuk krisis
10
Ibid. h.8.
“Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online];
tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.
12
“Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, h.1.
13
"Democracy, Human Rights and Governance" USAID [database-online]; tersedia di
http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rights-and-governance; Internet; diakses
pada 3 Februari 2015.
11
4
kemanusiaan di Suriah Amerika Serikat hanya memberikan bantuan kemanusiaan.
Ini menjadi ironi dimana Libia dan Suriah memiliki kesamaan kasus serta lokasi
yang berada di kawasan Timur Tengah. Jumlah korban di Suriah selama terjadi
konflik ini juga lebih banyak dari konflik di Libia.14 Dalam kasus di Suriah ini
Amerika Serikat membantu dengan memberikan bantuan kemanusiaan dibanding
memberikan bantuan militer
Amerika Serikat melalui lembaga USAID memberikan bantuan setiap
tahunnya mulai dari 2011-2014. Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh
Amerika Serikat melalui program kemanusiaan USAID ini dirasa cukup
membantu masyarakat Suriah dalam membangun kembali kehidupan pada saat
perang saudara ini. Amerika Serikat menyediakan makanan, air bersih, tempat
penampungan pengungsi, dan pasokan bantuan lainnya yang di tujukan kepada
4,2 juta orang di wilayah Suriah. Amerika Serikat tetap menjadi kontributor
tunggal terbesar untuk bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah.15 PBB
memperkirakan bahwa sedikitnya 3 juta anak putus sekolah sejak awal terjadinya
krisis.16 Bantuan Amerika Serikat terhadap Suriah semata bertujuan untuk
membantu korban perang saudara.
Selanjutnya, Amerika Serikat menyediakan perawatan darurat, alat-alat
kesehatan, tenaga medis serta perlindungan bagi mereka yang terkena dampak
krisis di Suriah dan negara-negara tetangganya. Amerika Serikat tidak hanya
14
15
FACT SHEET: U.S. Humanitarian Assistance in Response to the Syrian Crisis [database online]; tersedia http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/24/fact-sheet-us-humanitarianassistance-response-syrian-crisis; Internet: di akses pada 10 Maret 2014
16
Ibid.
5
menanggapi penggunaan senjata kimia saja. Disisi lain Amerika Serikat juga ikut
konsen untuk menanggapi kekerasan yang berbasis gender, dengan mendirikan
pusat-pusat kesehatan wanita dan dukungan psiko-sosial bagi perempuan dan
anak-anak di Suriah melalui USAID.17
Berdasarkan pemaparan di atas, bantuan Amerika Serikat ini sangat
membantu korban perang saudara di Suriah, karena dapat meringankan beban
mereka baik secara psikologis, keuangan dan pelayanan publik. Studi kasus yang
diambil dalam penelitian ini adalah motivasi bantuan kemanusiaan Amerika
Serikat dalam kasus perang sipil di Suriah. Permasalahan yang menarik untuk
diteliti adalah ketika Amerika Serikat merespon krisis di Libia dengan melakukan
intervensi kemanusiaan melalui NATO. Disisi lain krisis yamg terjadi di Suriah
ini memiliki motif yang sama seperti Libia, namun Amerika Serikat hanya
menggunakan soft power approach untuk Suriah. Hal ini menjadi menarik untuk
di teliti karena Amerika Serikat tidak melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan di Libia padahal jumlah korbannya lebih banyak.
Keterlibatan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan di
Suriah ini mengindikasikan bahwa Amerika Serikat memiliki kepentingan
terhadap konflik ini. Terlihat dari kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat
yang lebih memilih soft power approach terhadap Suriah dibandingkan melalui
hard power approach. Berbanding terbalik dengan keterlibatan Amerika Serikat
pada konflik-konflik sebelumnya yang terjadi di Timur Tengah, yang
mengedepankan intervensi militer.
17
”U.S. Government Assistance to Syria,” U.S Government, 7 September 2013 [database]; tersedia
di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; diakses pada 9 Maret 2014.
6
Pada kasus ini Amerika Serikat justru fokus untuk menggunakan soft
power approach dengan memberikan bantuan yang nilainya terus bertambah dari
tahun ke tahun. Hal ini yang menjadi sebuah kajian menarik untuk dilakukan
observasi dan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini akan fokus pada rentang waktu
2011 hingga 2014. Pemilihan rentang waktu tersebut dikarenakan konflik ini
memakan jumlah korban yang terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain itu
ditemukan juga peningkatan jumlah bantuan yang diberikan Amerika Serikat pada
Suriah yang jumlahnya meningkat tajam dari tahun ke tahunnya.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan pernyataan masalah yang di paparkan sebelumnya, Skripsi ini
akan menjawab pertanyaan masalah terkait “Apa yang memotivasi Amerika
Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah ?”
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang apa yang memotivasi
Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah, skripsi
ini akan mempunyai beberapa tujuan penelitian, yaitu:
1. Tujuan proposal skripsi ini untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang
latar belakang Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan kepada
korban perang saudara di Suriah.
2. Menjelaskan peranan Amerika Serikat dalam pembangunan demokrasi
dan penegakan HAM di Suriah. Amerika Serikat memiliki peranan di
dunia Internasional yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan
7
demokrasi dan Penegakan HAM di dunia dan ini menjadi hal yang akan
di jelaskan dalam kasus Suriah, bagaimana Amerika Serikat memberikan
pengaruhnya.
3. Skripsi ini akan menggunakan penerpan ilmu disiplin Hubungan
Internasional untuk menjelaskan latar belakang Amerika Serikat
memberikan bantuan.
4. Menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian.
2. Mengetahui apa yang terjadi di Suriah dan peranan Amerika Serikat
dalam memberi bantuan.
3. Mengetahui bentuk bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat
kepada Suriah.
4. Memberikan informasi kepada orang lain, yang ingin meneliti tentang
perang saudara di Suriah.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Skripsi ini akan menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai
pembanding. Penelitian pertama dilakukan oleh Jeremy Sharp dan Christopher M.
Blanchard, Spesialis dalam Kajian Timur Tengah, dengan artikel mereka yang
berjudul“Armed Conflict in Syria: U.S. and International Response” dari the
Journal of Congressional Research Service released in 22 April 2013, artikel ini
membahas tentang respon dari AS dalam perang saudara di Suriah. Mereka
8
mengatakan pemberontakan bersenjata di Suriah telah memasuki tahun ketiga,
dan tampaknya akan berlanjut, dan pemerintahaan yang kacau ini akan
menimbulkan perjuangan yang berdarah antara masyarkat dan pemerintahan. Para
pejabat Amerika Serikat dan banyak analis percaya bahwa Assad dan para
pendukungnya akhirnya akan dipaksa turun dari kekuasaan.
Berbeda dengan artikel yang pertama, artikel kedua ini berjudul “The
Arab Spring and Climate Change A Climate and Security Correlations Series”
oleh Caitlin E. Werrell dan Francesco Femia Preface byAnne-Marie Slaughter
from American progress institution, released February 28, 2013. Artikel ini
membahas tentang Arab Spring yang terjadi di wilayah Arab dan bagaimana
terjadi revolusi di Suriah. Mereka mengatakan "The Arab Spring and Climate
Change" menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan revolusi yang telah
mengguncang dunia Arab selama dua tahun terakhir. Dan ini yang dapat memicu
dan mendasari penyebab revolusi Arab.
Berbeda dengan artikel yang kedua, referensi skripsi yang ketiga ini yang
berjudul “Pelanggaran HAM Berat Pada Konflik Bersenjata di Suriah Ditinjau
Bahasa Dari Hukum Internasional" oleh Jesaya Brahmana. Skripsi yang
diterbitkan oleh Universitas Sumatera Utara ini dirilis 25 April 2013, skripsi ini
berisi diskusi mengenai konflik telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan
telah menyebabkan banyak kematian dan banyak yang melarikan diri ke negaranegara tetangga Suriah seperti Turki, Lebanon, Yordania, dan Irak. Skripsi ini
menunjukkan kekhawatiran tentang bentuk pelanggaran HAM berat di bawah
9
hukum internasional, hubungan antara perang melawan pelanggaran hak asasi
manusia, serta upaya PBB dan komunitas internasional.
Berbeda dengan literatur yang disebutkan di atas, penelitian ini akan fokus
pada mengapa Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban
perang saudara di Suriah, dan faktor apa saja yang melatar belakanginya. Penulis
akan menjelaskan tentang kebijakan Amerika Serikat dalam memberikan
bantuaan kemanusiaan pada Suriah. Penulis juga akan merujuk pada situs resmi
pemerintah Amerika Serikat untuk memahami politik luar negeri, dan program
bantuan Amerika Serikat melalui USAID sebagai instrumen kebijakan luar negeri
dari Amerika Serikat.
E. KERANGKA TEORITIS
Kosmopolitanisme
Asumsi kosmopolitanisme pada awalnya muncul karena kompleksitas
pemerintahan global. Di dalam luas dan intensitasnya keterkaitan dunia di era
globalisasi, kemudian berpengaruh pada terbentuknya Global Governance dimana
terdapat multi aktor yang berpartisipasi dalam perkembangan kebijakan global.
Implementasi dari kebijakan global ini dapat dilihat dari kesatuan hubungan
antarpemerintah seperti dalam Financial Action Task Force (FATF), hubungan
trisektoral
mencakup
publik,
perusahaan,
dan
NGOs,
dan
hubungan
transnasional.18 Konsep kosmopolitanisme ini relevan untuk menganalisis kasus
18
David Held. Cosmopolitanism : Ideas and Realities. (Cambridge : Polity Press, 2010). hal 25.
10
tentang keikutsertaan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan
pada korban perang di Suriah.
Terdapat tiga pemikiran besar terkait Kosmopolitanisme :
1.
Stoics
Dalam pemikirannya menyebutkan bahwa setiap manusia harus hidup
dalam harmoni. Stoics melahirkan pemikiran dasar kosmopolitanisme klasik yang
menyatakan bahwa setiap manusa adalah warga dari dunia dan maka dari itu
memiliki kewajiban/tanggung jawab atas umat manusia di seluruh dunia. ( each
person is a citizen of the world and owes a duty, above all, to the worldwide
community if human beings).19 Poin terjelas dari pemikiran Stoics : “that they
were, in the first instance, human beings living in a world of human beings and
only incidentaly members of polities.”
2.
Kant
Kant membuat inovasi ide kosmopolitanisme dengan konsep yang ia sebut
sebagai „the public use of reason‟. Yang dimaksud dengan „the public od reason‟
adalah mengindahkan segala bentuk dogma dan menghilangkan segala hambatan
untuk alasan kepentingan umum. “But people are also, if only potentially,
members of a „cosmopolitan society‟, and as members of this society they can
enjoy a right to the free and unrestricted public use of their reason. “20
19
Martha C.Nussbaum. “Kant and Stoic Cosmopolitanism.” Journal of Political Philosophy.
Maret 1997. h 6.
20
David Held, h.31.
11
3.
Beitz, Pogge dan Barry
Konsep kosmopolitanisme kontemporer ini mencakup 3 elemen utama.
Pertama adalah elemen yang disebut sebagai egalitarian individualisme. Manusia
memiliki hak moral tunggal untuk dianggap sama, patut dihormati dan patut
dipertimbangkan. Elemen kedua, disebut juga sebagai reciprocal recognition
yaitu status nilai kesetaraan harus diakui oleh setiap orang. Hal itu merupakan
sebuah atribut di hidup setiap orang, termasuk merupakan dasar setiap orang
dalam membangun hubungan dengan sesama. Elemen ketiga, kosmopolitanisme
pada akhirnya merupakan kerangka moral acuan untuk menentukan aturan dan
prinsip prinsip universal.21
Berdasarkan tiga pemikiran besar diatas, didapat 8 prinsip utama
kosmopolitanisme :
1. Equal worth and dignity
2. Active agency
3. Personal responsibility and accountability
4. Consent
5. Collective decision-making
6. Inclusiveness and subsidiary
7. Avoidance of serious harm
8. Sustainability 22
21
Garret Wallace Brown. Grounding Cosmopolitanism : From Kant to The Idea of A
Cosmopolitan Constitution. (Edinburgh : Edinburgh University Press, Ltd., 2009), h.10.
22
David Held, h. 48.
12

HUMAN RIGHTS
Pemikiran tentang konsep Human Rights sebenarnya telah lama muncul
sejak zaman Yunani Kuno, seperti yang disebutkan oleh Aristotele dan Cicero.
Dalam pernyataannya, mereka menjelaskan tentang hak-hak natural yang
kemudian juga disebut sebagai power yang dimiliki tiap individu. Awal
pengimplementasian dari konsep ini dapat dilihat dalam Magna Carta Libertatum
pada tahun 1215 yang diadopsi oleh raja Inggris.
Seiring penemuan akademik, salah satu pemikiran yang berkontribusi
terhadap konsep Human Rights adalah pemikiran Immanuel Kant. Menurut Kant,
setiap individu memiliki 3 hak utama atas dirinya sendiri. Pertama, setiap individu
memiliki kemampuan untuk berpikir dan memilih sendiri tindakan apa yang harus
diambil, tujuan apa yang harus dicapai, dan lain sebagainya. Kedua, setiap
individu memiliki autonomy, yaitu setiap individu berhak menentukan hukum
untuk dirinya sendiri. Ketiga, setiap individu memiliki nilai intrinsik dan nilai
instrumental. Nilai instrinsik yaitu dimana setiap individu berhak dan layak untuk
dihargai. Sedangkan nilai instrumental yaitu setiap individu dapat melakukan hal
yang sama untuk menghargai dan membantu sesama (there is nothing more
sacred in the wide world than the rights of other).23
Dalam kasus ini penggunaan konsep Human Rights menjadi sebuah acuan
terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yan terjadi di Suriah. Dimana
banyaknya pelanggaran terhadap hak masyarkat di Suriah yang diabaikan oleh
23
Immanuel Kant. Grounding for The Metaphysics of Morals : translated by James E. Wellington.
(Indiana Polis : Hackett Publishing Co., 1993) h.36.
13
rezim Bashar Al-Assad. Setiap manusia memiliki hak yang setara (equal) untuk
dipenuhi oleh negara, diantaranya adalah “hak untuk hidup (untuk sarana
subsistensi dan keamanan); atas kebebasan (kebebasan dari perbudakan,
perhambaan, dan pendudukan paksa, dan untuk ukuran yang cukup kebebasan
hati nurani untuk menjamin kebebasan beragama dan berpikir); ke properti (milik
pribadi); dan kesetaraan resmi ".24
Kutipan dari Jhon Rawls di atas dijadikan acuan untuk kewajiban negara
untuk menghormati hak asasi manusia. Namun pada kenyataannya Pemerintah
Suriah tidak menghormati hak asasi manusia karena menyerangan warga sipil
dengan senjata kimia, sedangkan senjata kimia itu dilarang untuk digunakan
dalam Customary International Humanitarian Law.
F. METODELOGI PENELITIAN
Pada penelitian skrispi ini, metode penelitian yang dirgunakan adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, dimana tipe penelitian
ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan atau keadaan
sebagaimana adanya. Tujuannya adalah membuat deskripsi gambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.25
Penelitian ini bersumber pada satu sumber, yaitu sumber sekunder.
Sumber sekunder merupakan sumber yang berasal dari buku, jurnal, internet, serta
24
Annette Förster “Decent Peace, Stability and Justice, John Rawls‟s International Theory
Applied,” PhD thesis, Department of International Relations of the London School of Economics,
April 2012. h.5.
25
Afifudin, dan Beni, “Metodologi Penelitian Kualitatif,” CV Pustaka Setia, Bandung 2009. h.5658.
14
media massa yang membahas mengenai permasalah keikutsertaan Amerika
Serikat dalam memberikan bantuaan kemanusiaan kepada Suriah.
Untuk dapat memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library research) yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari
buku-buku,
surat
kabar,
jurnal-jurnal,
majalah
maupun
internet
yang
memfokuskan pada masalah yang akan dibahas. Model penelitian dalam
penelitian ini adalah model penelitian studi kasus dengan menggunakan teori
untuk menganalisa dan menjawab permasalahan yang ada pada pertanyaan
masalah. Data yang diambil kemudiaan diklasifikasikan sesuai dengan topik
pembahasan yang dibutuhkan, agar bisa dipahami dan ditampilkan dalam bentuk
kesimpulan-kesimpulan sederhana yang bisa digunakan untuk menjelaskan
analisa yang ada pada skripsi ini.
15
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Kerangka Teoritis
F. Metodelogi Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II : KONFLIK DI SURIAH (2011-2014)
A. Sejarah Perang Sipil di Suriah
B. Kelompok Oposisi Suriah
C. Pelanggaran HAM
1 Rezim Bashar Al Assad
2. Isu penggunaan Senjata Kimia
3. Penduduk sipil menjadi korban perang
BAB III : RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL di
SURIAH
A. Posisi Amerika Serikat terhadap Perang Saudara di Suriah
B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat kepada Suriah
1. Kesehatan dan Ketahanan Pangan
2. Kebutuhan Pengungsian Korban Perang
16
BAB IV: MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN
KEBIJAKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH.
A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di
Suriah.
B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberikan
Bantuan.
C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah Dengan Masyarakat Dunia.
D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan.
E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat Untuk Terlibat Memberikan
Bantuan.
BAB V: Kesimpulan
17
BAB II
KONFLIK DI SURIAH
A. Sejarah Perang Sipil di Suriah
Suriah merupakan negara yang terletak di Asia barat yang berbatasan
langsung dengan negara Libanon di barat, Turki di utara, Iraq di timur, dan
Yordania di selatan. Negara Suriah berdiri dari mandat Perancis di liga bangsa
paska Perang Dunia pertama, Suriah merdeka dari tangan Perancis pada 17 April
1946. Mayoritas penduduk Suriah adalah bangsa arab, dan para penduduknya
menganut beberapa ajaran kepercayaan, seperti Alawit, Druze, Sunni dan Kristen.
Ada juga beberapa kelompok etnis seperti; Armenia, Assyria, Kurdi, dan Turki
Yezidi. Ajaran Sunni merupakan ajaran yang banyak dianut oleh penduduk di
Suriah.26
Perang sipil di Suriah menjadi perang yang memakan banyak korban jiwa
yakni rakyat sipil. Perang sipil tersebut berlangsung lebih dari 1000 hari.
Kekerasan yang terjadi di Suriah menyebabkan banyaknya warga Suriah pergi
meninggalkan negara yang dalam keadaan tidak kondusif.27 Kekerasan yang
terjadi di Suriah ini menjadi perhatian dunia internasional dimana banyak
pelanggaran HAM yang terjadi akibat perang sipil tersebut.28
26
“The World Factbook,” CIA Factbook [database on-line]; tersedia di
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html ; Internet; diakses pada
9 September 2014.
27
Major Lars Cramer-Larsen and Professor Bertel Heurlin, “Syria: Civil-military relations during
Civil War,” Contemporary Conflicts Issue 01, Volume 02, (2014): h. 1.
28
Ibid. h.2.
18
Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Suriah, tercatat setidaknya ada
empat kali kudeta yang terjadi di negara itu. Kudeta pertama dilakukan oleh Hunsi
Zaim atas pemerintahan presiden Shukri Al-Quwatly pada 30 Maret 1949.
Kemudian Dilanjutkan dengan kudeta oleh Kolonel Sami Hinnawi pada 14
Agustus 1949 yang berhasil mengangkat Hashim Al-Atassi menjadi presiden
sementara. Dan pada akhir desember 1949 Letnan Kolonel Adib Shishakli
melakukan kudeta lagi dan berhasil mengangkat seorang sipil, Khalid Al-Azeem,
menjadi presiden29.
Kejadiaan yang serupa pernah tejadi pada naiknya masa pemerintahan
Hafedz Al-Assadd, Coup d’etat terjadi pada tahun 1971 dan pada waktu itu
Menteri Pertahanan Suriah, Hafez Al-Assad, naik ke tampuk kekuasaan sebagai
Perdana Menteri. Di tahun berikutnya, perwira Angkatan Udara Suriah ini
diangkat menjadi Presiden Suriah. Pada masa transisi ini juga mulai banyak
demonstrasi menentang rezim al Assad dan ketika itu banyak korban meninggal
berjatuhan akibat perlawanan terhadap rezim Hafedz yaitu ayah dari Bashar Al
Assad yang sekarang menjadi presiden Suriah.
Aksi protes yang terjadi di Suriah, merupakan aksi demonstrasi besar yang
pertama, sejak 41 tahun berlangsung aksi "revolusi menentang" rezim Hafez AlAssad ayah dari Bashar Al-Assad yang pada rezim sebelumnya mengendalikan
kekuasaan dengan tangan besi.30
29
George Lenczowski, “Timur Tengah Di Kancah Dunia,” Sinar Biru Algesindo, Bandung:
, 1993, h. 198-209
30
David Pryce-Jones “Syria next ? The Horrible Assad Regime Faces its People,” National
review, Vol LXIII no.9 (16 mei 2011) h.18.
19
Pada waktu Hafez Al-Asaad memimpin, partai Baath adalah partai yang
kuat dan juga berkuasa di Suriah. Pada masa rezim Hafez Al-Asaad sudah
ditemukan benih-benih perlawanan masyarakat yang berpaham Sunni yang
menentang rezim ini. Namun pada tahun 1970an ketika gelombang demonstrasi
terjadi rezim ini mampu menghadapi beberapa tantangan rakyatnya yang
melakukan aksi protes. Tetapi, semua gerakan yang muncul ditumpas dengan
menggunakan kekerasan militer.31 Sehingga, rakyat tidak berani melakukan aksi
menentang rezim Partai Baath yang berkuasa di Suriah dibawah pimpinan Hafez
Al-Assad.
Kejadian perang sipil ini tidak hanya terjadi pada pemerintahan Bashar AlAssad, pada awal tahun 1982 terjadi keadaan yang serupa dimana pada saat
Presiden Hafez Al-Assad memerintahkan pasukannya untuk menghabisi
demonstrasi yang digalang oleh kelompok Muslim Brotherhood (ikhwanul
muslim). Kelompok ini berkembang pada tahun 1970-an di Hama sebagai cabang
dari Muslim Brotherhood di Mesir.
Muslim Brotherhood menghendaki reformasi politik, termasuk diberikannya
hak-hak sipil warga negara, pengakhiran penyiksaan yang biasa dilakukan oleh
rezim berkuasa terhadap siapa saja yang dianggap melawan pada Hafedz, dan
penegakan rule of the law.32
Pada bulan Februari 1982, Muslim Brotherhood menyerang unit militer
Suriah yang sedang mencari anggota oposisi di Hama dan mengambil alih dan
31
Ibid.
Humphrey Wangke “Krisis Politik dan Konflik Kepentingan di Suriah.” Info Singkat Hubungan
Internasional, Vol. IV, No. 03/I/P3DI (Februari 2012) h.6.
32
20
menguasai Kota Hama. Presiden Hafez Al-Assad menjawab aksi itu dengan
mengirim 12.000 tentara yang pro-pemerintahan.33 Operasi penumpasan
pemberontakan oleh tentara Hafez ini diperintahkan untuk menyerang tempattempat yang di kuasai oleh kelompok Muslim Brotherhood dan menghancurkan
kekuatan para pemberontak pemerintahan.
Misi penumpasan pemberontakan di Hama berlangsung selama 3 minggu.
Hama dikepung tentara yang diperkuat kendaraan lapis baja dan tank dari rezim
Hafez Al-Assad. Helikopter-helikopter militer Hafez Al-Assad terus menerus
menerjunkan pasukan dan menghancurkan wilayah pemukiman penduduk.34
Situasi pertempuran di Hama ini pada akhirnya berubah menjadi perang
sipil yang memakan korban. Para pasukan militer Hafez Al-Assad yang berasal
dari daerah itu membelot dan berbalik melawan pasukan pemerintah.35 Jumlah
korban tewas dalam pertempuran ini setidaknya 10.000 orang tewas ketika
presiden
Hafez
Al-Assad
mengirimkan
militer
untuk
menghancurkan
pemberontakan Islam di sana pada tahun 1982.36
B. Kelompok Oposisi Suriah
Unjuk rasa yang terjadi akibat rezim Bashar Al-Assad atas perilaku rezim
yang otoriter ini menimbulkan pro dan kontra masyarakat Suriah akan
kesewenang-wenangan Bashar Al-Assad dalam memimpin negara Suriah. Akibat
33
Ibid.
Ibid.
35
Ibid.
36
“Profile: Syrian city of Hama,” BBC news 27 April 2012[media on-line]; tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-17868325; Internet: di akses pada 21 September
2014.
34
21
kepemimpinan Bashar Al-Assad yang dianggap tangan besi ini menimbulkan
perpecahan didalam negara Suriah sehingga memicu timbulnya kelompok oposisi
yang ingin menggulingkan rezim Bashar Al-Assad.
Karena gejolak unjuk rasa yang terus menerus di Suriah ini menjadikan
rakyat Suriah, semua fraksi oposisi politik telah bersatu dengan tujuan
menggulingkan rezim Bashar Al-Assad, mengakhiri penderitaan rakyat Suriah,
dan untuk membuat transisi menuju negara yang bebas dan demokratis. Koalisi
terdiri dari kepemimpinan yang akan memobilisasi upaya untuk mendukung dan
memperkuat pejuang pro demokrasi Suriah dan mewakili tujuan dari revolusi
yang dilakuakan masyarakat Suriah. Koalisi ini akan melakukan segala daya
untuk mencapai tujuan menggulingkan rezim Assad dan membawa kemenangan
untuk revolusi baik di dalam dan di luar Suriah.37
Oleh karena kesatuan dan keinginan untuk menggulingkan pemerintahan
Bashar Al-Assad rakyat Suriah yang mengingikan demokrasi mendirikan Koalisi
Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi (National Coalition for
Syrian Revolutionary and Opposition Forces) yang selanjutnya dikenal sebagai
SOC.
Koalisi Suriah ini dibentuk pada November 2012 bertujuan untuk
menyatukan kelompok oposisi Suriah dan berkomitmen untuk mengakhiri konflik
Suriah dan membantu transisi demokrasi Suriah. Koalisi ini terdiri keragaman
etnis dan agama yang merupakan bagian mendasar dari warisan negara Suriah.
37
Mission Statement and Goals, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition
Forces”[media-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada
23 September 2014.
22
Anggota-anggota yang termasuk dalam koalisi ini adalah Syiah dan Muslim
Sunni, Alawi, Kristen, Kurdi, Druze, Armenia, Assyria, dan Circassians.38 Markas
koalisi Suriah ini berbasis di Kairo, Mesir, dan juga berkantor pusat di Perancis,
Jerman, Qatar, Turki, Inggris dan Amerika Serikat . Tujuan dari dibentuknya
Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi akan bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk menyatukan dukungan untuk kepemimpinan bersama dewan
militer, dewan revolusioner, dan FSA (The Free Syrian Army)
2. Untuk menghasilkan dana untuk mendukung rakyat Suriah melalui
koordinasi internasional.
3. Untuk membuat Komite Hukum Nasional Suriah.
4. Untuk membentuk pemerintahan transisi setelah menerima
pengakuan dunia internasional.39
Misi Koalisi Suriah ini didirikan nuntuk mendukung rakyat Suriah yang
berjuang untuk mengubah negara mereka menjadi negara yang aman dan juga
demokratis, inklusif dan pluralistik. Untuk memenuhi misi koalisi Suriah ini
dalam mencapai tujuannya koalisi ini mendeklarasikan lima tujuannya;
1. Untuk mengakhiri semua kekerasan di Suriah;
38
Fact Sheet “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces”[databaseonline]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/fact-sheet.html; Internet : diakses pada 23
Septermber 2014.
39
Mission Statement and Goals, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition
Forces”[database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses
pada 23 September 2014.
23
2. Untuk memastikan transisi politik yang sah, inklusif dan
demokratis;
3. Untuk mempertahankan kelangsungan dan kelestarian lembaga
negara fungsional dan struktur dalam demokrasi dan aturan dari
pemahaman mematuhi hukum negara;
4. Untuk menjamin persatuan rakyat Suriah dan integritas teritorial
dan kedaulatan negara Suriah;
5. Untuk membawa dan mengadili semua yang bertanggung jawab
atas kejahatan perang, dan menghukum sesuai dengan hukum
internasional.40
Koalisi ini terdiri dari 114 anggota Majelis Parlemen dipimpin oleh
Presiden Hadi Al Bahra, Wakil Presiden Abdulhakim Bashar, Noura Al-Amir dan
Mohammad Qaddah, serta Sekretaris Nasr al-Hariri. 41
Anggota Koalisi Parliamentary Assembly ini terdiri dari semua kelompok
besar dan individu yang berkomitmen untuk menciptakan demokratisasi, inklusif,
dan pluralistik Suriah, seperti
“(The Supreme Military Council representing the Free Syrian Army,
Syrian National Council, the Democratic Bloc, the Revolutionary Movement,
Syrian Revolution General Commission, Local Coordination Committees of Syria,
and the Local Administrative Councils of Syria)”42
40
Ibid.
“Syirian Opposition Coalition elects new President in win for Jabra”, Al-Monitor, 15 Maret 2014
,[media-online] tersedia di http://www.al-monitor.com/pulse/politics/2014/07/syria-nationalcoalition-opposition-shift-new-president.html#; Internet; diakses pada 24 September 2014.
42
“Fact Sheet, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces [databaseonline]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/fact-sheet.html; Internet: diakses pada 23
Septermber 2014.
41
24
Kami menyambut semua orang yang berkomitmen untuk mewujudkan
Suriah yang demokratis. Koalisi ini diakui sebagai wakil sah rakyat Suriah oleh
120 negara dan organisasi. Termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Liga Arab, dan
Dewan Kerjasama Teluk.43
Pada konflik yang terjadi di Suriah ini tidak hanya ada SOC yang
menginginkan demokrasi. Adanya kelompok baru yang muncul pada Maret tahun
2013 di Suriah seperti ISIS (Islamic State Iraq and Syria) ini memumculkan
dinamika permasalah baru yang muncul dan membuat kasus ini semakin
kompleks. Kelompok ISIS ini berbeda dengan SOC yang menginginkan
demokrasi. Kelompok ISIS ini merupakan gerakan terorrisme yang menginginkan
berdirinya negara Islam.44 Kelompok ini terdiri dari para jihadist Al-Qaeda yang
kemudian menggalang dukungan untuk membentuk kelompok baru.
C. Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM di Suriah ini sudah terjadi sejak negara Suriah dipimpin
oleh Hafez Al-Assad yang menggunakan kekerasan dalam menjaga kekuasaanya
seperti yang terjadi di Hama ketika dia memerintahkan tentaranya untuk memukul
mundur Muslim Brotherhood.45Cara yang serupa juga digunakan Bashar Al-Assad
untuk membubarkan perlawanan terhadap rezimnya dengan menggunakan cara
yang digunakan ayahnya dengan menggunakan kekerasan, penggunaan senjata
kimia dan pelanggaran tentang HAM (tidak adanya kebebasan bagi masyarakat
43
Ibid.
"Syria Iraq: The Islamic State militant group," BBC news, 2 Agustus 2014[media-online]; dapat
diaskes di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24179084; Internet: diakses pada 1
Februari 2015.
45
Joseph Holliday “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”, Middle East
Security Report 8 (Maret 2013) h. 7.
44
25
untuk menyuarakan haknya), selama tiga tahun perang sipil Suriah terjadi
setidaknya telah menewaskan 191.000 orang, hampir sepertiga dari korban adalah
warga sipil.46
Bashar Al-Assad telah memimpin Suriah sejak tahun 2000 dan ia
menggantikan posisi Hafez Al-Assad, rezim Assad yang di teruskan oleh anak
dari Hafez ini memicu timbulnya perlawanan untuk menolak rezim Assad di
Suriah. Beberapa laporan media berulang kali menyampaikan bahwa para
demonstran berpikir bahwa Bashar Al-Assad telah memerintah Suriah sudah
terlalu lama.47
1. Rezim Bashar Al-Assad.
Rezim Bashar Al-Assad telah memimpin Suriah selama 14 tahun sejak
tahun 2000 setelah menggantikan ayahnya Hafez Al-Assad.48 Protes terhadap
rezim Bashar Al-Assad ini diawali pada 16 Maret 2011, 50 demonstran yang
terdiri dari aktivis HAM dan keluarga tahanan politik yang melakukan aksi protes
secara damai di Damaskus.49 Para demonstran menuntut pemerintah Suriah
melepaskan keluarga mereka yang menjadi tahanan politik. Sejak presiden Bashar
46
“Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online];
tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.
47
Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan Multinasional, (Jakarta :
Pustaka Ilman, 2013) h. 15.
48
Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah: Membongkar Persekongkolan Multinasional. h.15
49
“Political Prisoners in Syria: An Urgent Crisis Now!,” Cageprisoners 25 Maret 2011 [database
on-line]; tersedia di http://www.cageprisoners.com/our-work/opinion-editorial/item/1349-politicalprisoners-insyria-an-urgent-crisis-now; Internet: diakses 29 September 2014
26
Al-Assad berkuasa setidaknya lebih dari 45.000 orang ditahan tanpa adanya
proses pengadilan yang terbuka dan sah.50
Pada saat itu juga seluruh demonstran ditangkap dengan alasan aksi
provokasi menyerang reputasi negara. Hingga pada akhirnya keputusan
pengadilan melepaskan delapan orang dan dinyatakan tidak bersalah, sedangkan
sisanya tetap ditahan. Tidak hanya itu, penangkapan sipil oleh aparat di kota
Aleppo, Banias, Damaskus, Dera„a, Douma, Hama, Homs, Latakia, Ma„aratan
Nu„man dan al-Malkiyah juga terjadi pada tanggal 8-23 Maret 2011.51 Dengan
dimulainya perlawanan melalui demontrasi ini rezim Bashar Al-Assad mengambil
respon akibat gelombang demonstrasi yang terjadi dengan mengeluarkan dekrit
presiden yang menyatakan bahwa Undang-undang Darurat 1962 tidak lagi
diberlakukan di Suriah. Selama ini UU Darurat 1962 tidak memberikan
kesempatan bagi individu untuk mengkritik pemerintah dengan pembenaran
menjaga stabilitas nasional.52Namun Bashar Al-Assad tidak hanya merespon
dengan ini akan tetapi ia memerintahkan tentaranya untuk membubarkan
demonstrasi yang berjalan. Dilaporkan 72 warga sipil ditembak mati saat
melakukan aksi protes damai.53Tidak hanya sampai disini pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh rezim Bashar Al-Assad.
Presiden Bashar Al-assad juga merekrut para pejuang rezimnya dengan
sangat teliti dan juga dari para kelompok alawi yang sejalan dengan rezimnya agar
para tentaranya ini tidak berhianat pada rezim dan bisa dipercaya untuk meredam
50
Ibid.
Ibid.
52
Ibid.
53
Ibid.
51
27
dan melawan kekuatan para oposisi yang menginginkan rezim Bashar Al-Assad
turun. Rezim Bashar Al-Assad sangat teliti dalam merekrut pasukannya, karena ia
tidak mau mengulangi kesalahan yang dilakukan ayahnya pada saat perang di
Hama, sehingga para tentaranya berbelot pada oposisi.
Bashar Al-Assad memiliki strategi khusus untuk merekrut para
pasukannya dengan menerapkan tiga srategi yang digunakan ayahnya ketika
terjadi perlawanan terhadap rezimnya, pertama memilih dengan sangat teliti
pasukan yang di percaya, kedua meningkatkan jumlah tentara yang pro pada
rezim, terakhir menggunakan kekuatan untuk melawan pemberontak dari kota
dengan cara mengeluarkan dan menahan mereka dengan pasukan yang sangat
kuat.54Rezim Bashar Al-Assad menggunakan cara kekerasan dalam memukul
mundur dan membubarkan para demonstran dan juga pemberontak dan ini
dianggap melanggar HAM oleh dunia internasional.
Rezim Bashar Al-Assad telah mengirimkan artileri, kekuatan udara,
buldoser, dan melakukan pembantaian sektarian, dan rudal balistik untuk
menyerang pemberontak Suriah untuk keluar dari Suriah dan untuk memusnahkan
para pemberontak.55 Strategi ini digunakan oleh Rezim Bashar Al-Assad agar
ketika pemberontak menguasai kota maka para pemberontak akan kekurangan
pasukan karena telah dihancurkan oleh persenjataan rezim Bashar Al-Assad.
Rezim Bashar Al-Assad juga menyisakan senjata kimia di gudang persenjataan
mereka untuk penyerangan yang lebih basar lagi karena dampak dari senjata kimia
54
55
Joseph Holliday “The Assad Regime” Maret 2013.h .7.
Ibid.
28
ini akan membantu Bashar Al-Assad dalam menghancurkan para pemberontak
dengan skala yang lebih besar.56
2.
Penggunaan Senjata Kimia.
Konflik yang terjadi di Suriah semakin meningkat tepatnya pada tanggal
21 Agustus 2013 saat rezim Bashar Al-Assad menggunakan beberapa senjata
kimia untuk melawan pemberontak. Serangan kimia terjadi tepatnya di EinTarma,
sekitar 6 km (3,7 mil) timur dari pusat Damaskus, dan di Zamalka. 57Menurut
intelligent Perancis, rezim Bashar menggunakan roket untuk meluncurkan senjata
kimia ini agar tepat pada sasaran yang dituju.58 Serangan ini diperkirakan
menewaskan sedikitnya 281 orang dan 1500 orang terkena dampak mematikan
dari penggunaan senjata kimia ini.59
Penggunaan senjata kimia ini sangat dikecam oleh dunia internasional
karena dampaknya menyeluruh kepada siapa saja yang ada disekitar tempat
digunakannya senjata ini.
“Chemical weapons are strongly prohibited in many international law treaties. It
is being explained in the Geneva Protocol of 1925 that prohibits the use of
Asphyxiating, Poisonous, or other gases or and of bacterial methods in war.”60
Senjata kimia sangat dilarang di banyak perjanjian hukum internasional. Hal ini di
jelaskan dalam Protokol Jenewa 1925 yang melarang penggunaan asphyxiating,
beracun, atau gas lain dan metode penyebaran bakteri dalam perang.
56
Ibid.
Mary Beth, Paul Kerr, “Syria Chemical Weapons : Issues for Congress.” Congressional
Research Service. (30 September 2013) h. 15
58
Ibid.
59
Ibid.
60
Jean-Marie Henckaerts and Louis DoswaldBeck, “Customary International Humanitarian
Law”, Volume I : Rules. (London : ICRC and Cambridge University Press, 2006) h .29.
57
29
Rezim Bashar telah membuat program senjata kimia yang kuat selama
beberapa dekade, rezim Bashar memiliki stok lima senjata kimia utama, tercatat
dari yang terendah hingga tertinggi toksisitasnya seperti: gas klor, gas mustard,
sianida gas, sarin agen saraf, dan VX agen saraf.61
Beberapa senjata kimia yang dimiliki Bashar seperti gas klor (hanya
sedikit beracun) yang menghilang dengan cepat, Gas mustard cukup beracun, dan
efeknya sampai 24 jam. Tidak hanya itu Bashar juga memiliki Gas Sianida sangat
beracun, tetapi cepat menghilang, Sarin sangat beracun, dan menghilang dengan
cepat, meskipun tidak secepat sianida. VX adalah bahan kimia yang paling
beracun dan menghilang sangat lambat.
Bahan kimia Sarin dan VX, sangat berbahaya karena menyerang saraf,
dan sangat mematikan dalam dosis menit. Baik dihirup dalam bentuk gas atau
melalui kontak kulit hanya beberapa tetes kimia ini sangat mematikan dan
berbahaya untuk masyarakat dan anak-anak. Kimia ini sangat dilarang
penggunaannya karena jika terhirup ataupun kontak langsung karena akan
mengakibatkan kematian. 62.
Rezim Bashar ini memiliki sejumlah kecil fasilitas untuk memproduksi
senjata kimia serta sejumlah tempat penyimpanan.
Lokasi penyimpanan dan
pembuatan ini diidentifikasi di seluruh Suriah. Berpusat di selatan dan tengah
61
62
Joseph Holliday “The Assad Regime” Maret 2013. h. 59.
Ibid.
30
Suriah, sekitar Damaskus, dan setidaknya ada tempat telah diidentifikasi sebagai
tempat senjata kimia yaitu di pangkalan militer Mazzeh dan Qassioun.63
Penggunaan senjata kimia ini menjadi perhatian dunia internasional karena
dianggap rezim Bashar ini melanggar Hak Asasi Manusia dan banyak negara
mengecam aksi rezim Bashar ini seperti Amerika serikat yang mengecam
penyerangan ini. Setelah serangan pada 21 Agustus 2013, Amerika Serikat secara
aktif menyuarakan keprihatinannya tentang tindakan yang seharusnya tidak
terjadi. Pada tanggal 30 Agustus 2013, Amerika Serikat secara resmi menilai
bahwa tindakan penyerangan menggunakan senjata kimia ini diakukan oleh rezim
Bashar.64
3.
Penduduk Sipil Menjadi Korban Perang.
Perang sipil yang terjadi dari awal tahun 2011 ini telah banyak memakan
korban masyarakat sipil setidaknya tercatat hingga bulan September 2014, dengan
korban tewas lebih dari 191.000 jiwa, hampir 12,4 juta orang telah diungsikan
untuk meninggalkan rumah mereka karena situasi yang tidak aman di Suriah.65
korban terbanyak berada di tiga kota, yaitu Homs, Aleppo dan Damaskus. Jumlah
korban terbanyak selama perang terjadi berada di Damaskus, dimana tercatat lebih
dari 40.000 orang tewas. Sedangkan di Allepo 32.000 dan di Homs tercatat
63
Ibid.
U.S Government Assessment of the Syrian Government‟s Use of Chemical Weapons on August
21, 2013.” 2013.The White House, Office of the Press Secretary[database-online] tersedia di
http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/08/30/government-assessment-syriangovernment-s-use-chemical-weapons-august-21; Internet: di akses pada 24 September 2014
65
“Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online];
tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.
64
31
sebanyak 28.000 orang.66 Kebanyakan yang menjadi korban adalah laki-laki ada
sekitar 85 persen dan perempuan sekitar 9 persen. Anak-anak juga menjadi korban
dari perang sipil ini dan mereka harus diungsikan bersama para ibu.67
Perang sipil di Suriah ini menghasilkan jutaan pengungsi dan juga
menghabiskan miliaran dollar. Tidak hanya kerugian uang yang menimpa korban.
Tragedi ini juga mencatat lebih dari 8.803 anak terbunuh akibat konflik ini, data
ini diambil berdasarkan data dari PBB.68 Sejak terjadinya perang sipil di Suriah
anak-anak adalah korban dari konflik. Mereka harus kehilangan orang tua mereka
akibat serangan yang dilancarkan oleh rezim Bashar. Serangan ini menghancurkan
3456 sekolah yang berada di Suriah. Akibatnya tercatat lebih dari 3 juta anak
putus sekolah karena perang sipil ini.69
Tidak hanya putus sekolah saja yang dirasakan oleh anak anak di Suriah.
Anak-anak juga menjadi korban ketika orang tua mereka terkena peluru ataupun
bom dari pasukan Bashar. Mereka harus tetap bertahan hidup tanpa orang tuanya.
Oleh sebab itu anak-anak juga harus dilindungi dari segala bahaya yang
ditimbulkan oleh perang sipil, mereka dan wanita adalah korban sipil dari dampak
perang ini. Wanita dan anak-anak korban Suriah ini banyak yang meninggalkan
66
Laura Smith,"With more than 191.000 dead in Syria, U.N. rights chief slams global 'paralysis' ",
CNN 22 Agustus 2014,[Media-online] dapat diakses di
http://www.cnn.com/2014/08/22/world/meast/syria-conflict/; Internet; diakses pada 29 Januari
2014.
67
Ibid.
68
Ibid.
69
Tabatha Kinder,"Syria Civil War: Three Million Children Drop Out of School", International
Business Times, 18 September 2014 [Media-online] dapat diakses di
http://www.ibtimes.co.uk/syria-civil-war-three-million-children-drop-out-school-1466022;
Internet; diakses pada 29 Januari 2015.
32
Suriah dan mencari penggungsian ke negara-negara tetangga tercatat setidaknya
setiap hari sekitar 200 sampai 500 orang pengungsi tiba di Jordania.70
Gambar II.C.1. Korban Anak di Suriah.
Anak-anak Suriah menjadi korban yang sangat menderita dari perang sipil
Suriah, 12 anak rata-rata telah tewas per hari, karena itu, tercatat setidaknya
setiap jam 174 anak dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka, dan setidaknya
12000 anak tewas dalam tragedi ini.71Banyak wanita hamil dan tidak berdaya
akibat dari konflik di Suriah ini, anak-anak kehilangan waktu mereka untuk
bermain dan juga untuk menuntut ilmu. Semenjak terjadinya perlawanan terhadap
rezim Bashar Al-Assad korban sipil seperti anak-anak dan wanita harus
kehilangan hak mereka untuk hidup, melahirkan, menuntut ilmu, hidup tenang.72
Rezim Bashar Al-Assad dianggap tidak bisa menjaga hak-hak para warga
70
“DOUBLE CATASTROPHE voice from a war on childhood,” warchild. 2013. h. 3.
Ibid.
72
Ibid.h. 4.
71
33
negaranya sehingga ini menjadi perhatian dunia luas terutama Amerika Serikat
yang peduli terhadap HAM (Hak Asasi Manusia) warga dunia.
34
BAB III
RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL SURIAH.
A. Posisi Amerika Serikat Terhadap Perang Sipil di Suriah.
Amerika Serikat memulai hubungan diplomatiknya dengan Suriah dimulai
sejak tahun 1944 setelah Suriah dinyatakan merdeka dari Perancis. Pada tahun
1967 ketika dimulainya perang Arab-Israel, Suriah memutuskan hubungan
diplomatik dengan Amerika Serikat. Suriah kembali menjalin hubungan
diplomatik dengan Amerika Serikat pada tahun 1974.73 Dalam kurun waktu 1990
sampai 2001, Amerika Serikat dan Suriah bekerjasama di tingkat isu regional,
hubungan Amerika Serikat dan Suriah semakin memburuk dari tahun 2003
sampai awal 2009.74
Isu kegagalan pemerintah Suriah untuk mencegah Suriah menjadi tempat
transit utama bagi para pejuang asing Irak serta sikap Suriah untuk menolak
mendeportasi unsur rezim Saddam Hussein yang mendalangi pemberontakan di
Irak ini menjadi keprihatianan bagi Amerika Serikat. Tidak berhenti disini
masalah yang ditimbulkan, pemerintahan Suriah juga ikut campur tangan dalam
kasus kelompok rejeksionis Palestina di Damaskus .75
Pemerintah Suriah juga memiliki beberapa catatan hak asasi manusia
yang dilanggar dalam kasus pembantaian di Hama. Faktor inilah yang membuat
hubungan antara Amerika Serikat dan Suriah memburuk. Namun pada awal tahun
73
“ U.S Relations With Syria U.S DEPARTEMENT of STATE”, 20 Maret 2014, [databaseonline]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm ; Internet: diakses pada 14 Oktober
2014.
74
Ibid.
75
Ibid.
35
2009 Amerika Serikat mengkaji kembali kebijakannya yang mengarah dengan
tujuan untuk terlibat dengan Suriah. Kebijakan yang dikaji ini bertujuan untuk
mencapai kepentingan bersama serta, mengurangi ketegangan regional, dan
mempromosikan perdamaian di Timur Tengah.76
Hubungan Amerika Serikat terus berlanjut dengan Suriah, seperti yang
terjadi pada bulan Maret 2011 ketika terjadi pergolakan demonstrasi di Suriah.
Demonstrasi yang terjadi tahun 2011 itu berujung pada konflik antara pemerintah
Suriah dan warga Suriah. Dimana masyarakat menginginkan Bashar Al-Asaad
untuk turun. Kasus ini menjadi perhatian Amerika Serikat. Pemerintah Amerika
Serikat telah berulang kali menyerukan kepada presiden Bashar Al-Assad untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi. Amerika Serikat juga telah memimpin upaya
masyarakat internasional untuk mencari solusi negosiasi politik pada konflik yang
terjadi di Suriah.77
Perang sipil di Suriah menjadi perhatian dunia dan Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) ada sekitar 191.000
penduduk Suriah meninggal dunia, dan lebih dari satu juta orang pergi
meninggalkan Suriah. Kasus ini menjadi perhatian dunia internasional karena
perang sipil ini tidak kunjung terselesaikan.78
Dalam kasus perang sipil di Suriah, Amerika Serikat mengambil sikap
untuk membantu krisis yang terjadi karena konflik yang ditimbulkan oleh perang
76
Ibid.
Ibid.
78
“Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online];
tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.
77
36
sipil ini. Amerika Serikat menanggapi kasus ini sebagai pelanggaran HAM (Hak
Asasi Manusia) dimana ditemukan pelanggaran yaitu penggunaan senjata kimia
oleh rezim Bashar Al-Assad kepada para oposisi yang menginginkan rezim
Bashar Al-Assad turun pada perang sipil yang terjadi.79 Berdasarkan data dari
Office Director of National Intelligence (ODNI) Suriah telah melakukan program
pengembangan senjata kimia sejak lama80, dan informasi ini berdasarkan laporan
Congress Covering 2011.
Dalam kasus perang sipil di Suriah ini Amerika Serikat mengecam keras
tindakan yang dilakukan oleh rezim Bashar Al-Assad yang menggunakan senjata
kimia. Amerika Serikat mendukung untuk menjatuhkan rezim Bashar Al-Assad
yang dianggap telah melanggar HAM yang sudah berlangsung lama ini. Amerika
Serikat juga mendukung oposisi untuk menjatuhkan rezim ini dengan cara
mengakui SOC (Syrian Opposition Coalition) sebagai pihak oposisi yang
memiliki kekuatan legitimasi. SOC ini dipimpin oleh Hadi Bahra yang naik
menjadi presiden oposisi, SOC juga berpartisipasi dalam Geneva II atau yang
lebih dikenal sebagai pertemuan damai timur tengah, pertemuan ini bertujuan
untuk menggalang dukungan internasional terkait konflik di Suriah melalui solusi
politik. Pertemuan yang dilaksanakan pada Januari 2014 ini membicarakan
tentang pemerintahan Bashar Al-Assad.81
79
Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S
Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014, h.5.
80
Unclassified Report to Congress on the Acquisition of Technology Relating to Weapons of
Mass Destruction and Advanced Conventional Munitions, Covering 1 Januari sampai 31
Desember 2011.
81
Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S
Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014, h.14.
37
Amerika Serikat merespon dengan cara membantu SOC dengan
memberikan bantuan yang berupa, bantuan kemanusian. Bantuan kemanusiaan
yang diberikan ini bertujuan untuk mendukung penuh aksi penurunan rezim
Bashar Al-Assad.82Amerika Serikat mendukung perjuangan rakyat Suriah untuk
menciptakan Suriah yang demokrasi.
Amerika Serikat menganggap bahwa rezim Bashar Al Assad yang otoriter
ini melakukan pelanggaran HAM. Banyak rakyat Suriah tidak bisa mendapatkan
kebebasanya dalam bermasyarakat yang semestinya di berikan oleh negara.
Amerika Serikat mengangap kebebasan berpendapat setiap warga negara
merupakan nilai dari demokrasi.
83
Oleh karena itu Amerika Serikat memberikan
respon untuk membantu masyarakat Suriah untuk mengakhiri krisis yang terjadi.
Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan senilai $ 2.9 Miliar untuk
program bantuan kemanusaiaan dalam merespon krisis yang berlangsung di
Suriah, baik melalu program USAID dan juga kepada lembaga U.N, NGOs dan
bantuan ini terus bertambah seiring berjalannya konflik. Amerika Serikat juga
merupakan salah satu pendonor terbesar dalam krisis di Suriah.84
Amerika Serikat juga mendukung Suriah melalui solusi Diplomatic
Support . Amerika Serikat terus berusaha untuk memajukan transisi politik di
Suriah. Amerika Serikat dan Inggris memprakarsai pertemuan "London 11" yang
82
Syrian Opposition Coalition, “Obama‟s Remarks Cast Greater Responsibility on his
Administration,” 24 Juni, 2014.
83
“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Department of State,
Office of the Spokesperson, 17 Maret 2014,[database-online]; dapat diakses di
http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/03/223955.htm ; Internet: diakses pada 22 Oktober 2014.
84
Ibid.
38
terdiri dari Amerika Serikat dan negara kemitraan Suriah serta negara negara
lain.85Tujuannya ingin mencarikan solusi politik atau negosiasi dalam konflik
Suriah agar oposisi mau mengikuti Geneva II. Solusi ini bertujuan agar konflik ini
kunjung terselesaikan dan berakhir damai.86
Amerika Serikat juga mendukung untuk memusnahkan senjata kimia yang
digunakan Bashar Al-Assad dalam krisis di Suriah. Amerika Serikat mendukung
pemusnahan senjata kinia seperti yang dituangkan di Resolusi Dewan Keamanan
PBB 2118, masyarakat internasional bekerja sama untuk menghapus dan
menghancurkan stok senjata kimia di Suriah. Amerika Serikat menyumbang
puluhan juta dolar dalam bantuan kepada Joint Mission (Organisasi Pelarangan
Senjata Kimia) OPCW-PBB, termasuk perlengkapan kapal Amerika Serikat yang
didukung dengan teknologi hidrolisis untuk menetralisir senjata kimia dilaut serta
senjata kimia lainnya yang berbahaya.87
B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Kepada Korban
Perang Sipil Suriah.
Perang sipil Suriah menjadi krisis yang sangat menjadi perhatian
komunitas internasional dimana konflik ini menjadi berkepanjangan dan menelan
banyak korban. Lebih dari 70.000 warga Suriah telah tewas sejak awal terjadinya
konflik dan jumlah ini meningkat seiring tidak kunjung selesainya konflik. Lebih
dari satu juta orang telah meninggalkan rumah mereka di Suriah untuk mencari
85
"London 11 Final Communiqué,"[database-online]; tersedia di
https://www.gov.uk/government/publications/london-11-final-communique; Internet ; diakses
pada 12 Desember 2014.
86
Ibid.
87
“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Departement of State,
Office of the Spokesperson, 29 September,2014 [database-online]; tersedia di
http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/232266.htm; Internet: diakses pada 29 Oktober 2014.
39
perlindungan di negara-negara tetangga.88Banyak dari para korban ini harus
menjadi pengungsi ke negara-negara dekat Suriah untuk mendapatkan
perlindungan.
Para warga Suriah yang menjadi korban perang sipil ini harus tetap
diungsikan ke tempat yang dinyatakan aman seperti ke negara-negara tetangga
Suriah. Amerika Serikat sebagai negara yang menjadi salah satu pendonor
bantuan untuk korban perang sipil Suriah ini terus memberikan bantuan
kemanusiaan guna untuk meringankan para korban. Bantuan Amerika Serikat ini
disalurkan melalui lembaga khusus bantuan miliknya yaitu USAID.
USAID adalah badan Pemerintah Amerika Serikat yang bekerja untuk
mengakhiri kemiskinan ekstrim global, memberdayakan masyarakat, serta
bertujuan untuk menyadarkan potensi yang dimiliki masyarakat agar menjadi
masyarakat yang demokratis.89 Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID
memberikan bantuan kemanuasiaan pada korban perang sipil di Suriah dan juga
para imigran asal Suriah di negara-negara tetangga.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Jhon F. Kerry memberitahukan
bahwa Amerika Serikat menyediakan $500 juta pada tahun 2014 untuk program
bantuan kemanusiaan yang akan dialokasikan untuk krisis di Suriah. Dalam
merespon krisis di Suriah, Amerika Serikat telah memberikan bantuan sebesar 2,9
88
Crisis in Syria: the U.S. Response." States News Service, 20 Maret 2013[jurnal on-line]; tersedia
di .Academic OneFile
http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA323041509&v=2.1&u=wash89460&it=r&p=AO
NE&sw=w&asid=ebfb05b6f8d98aaa4ee674faa82dffae; internet; diunduh pada 1 November 2014.
h. 1.
89
“USAID, WHO WE ARE,” [database-online; tersedia di http://www.usaid.gov/who-weare;internet; diunduh pada 1 November 2014.
40
$ Milliar, jumlah ini tercatat hingga September 2014.90 Selama krisis berlangsung
pemerintah Amerika Serikat telah membantu lebih dari 5 juta orang di dalam
Suriah, dan juga pengungsi di kawasan Suriah.
Tabel III. B.1. Dana kemanusiaan untuk Suriah 2012-2014.
HUMANITARIAN FUNDING TO SYRIA HUMANITARIAN RESPONSE FY
2012 - 2014*
USAID/OFDA
$570,037,037
USAID/FFP
$971,715,017
State/PRM
$1,359,865,086
Total U.S. Government (USG) Assistance to the Syria
Humanitarian Response
$2,901,617,140
OFDA= Office of U.S Foreign Disaster Assistance.
FFP= Office of Food for Peace.
PRM= U.S Department of State’s Bureau of Population, refugees, and migration.
Sumber: *These figures are current as of October 24, 2014
Database from http://www.usaid.gov/what-we-do/working-crises-andconflict/responding-times-crisis/where-we-work/syria?nc=PVXZ9NyZ
Pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lebih dari $1.4 milliar
untuk membantu para pengungsi dan masyarakat yang terkena dampak krisis ini.91
Bantuan $1.4 milliar ini didistribusikan ke 14 daerah didalam Suriah. Bantuan
Amerika Serikat juga tidak hanya menjangkau korban yang berada di dalam
Suriah, bantuan ini juga di distribusikan pada pengungsi korban krisis Suriah yang
berada di Lebanon, Yordania, Turki, Iraq, Mesir. Bantuan ini meliputi program
90
“Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan
on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; internet; diunduh pada 28 September 2014.
h 1.
91
Ibid.
41
bantuan kemanusiaan yang USAID miliki, seperti program kesehatan, ketahanan
pangan.
Tabel III.B.2. Penyebaran Bantuan Pengungsi di Negara lain.
Country
Suriah
Libanon
New Funding
$241.5 juta
$103.8 juta
Total – Since FY 2012
$ 1.4 milliar
$588.8 juta
Yordania
$56.7 juta
$444.8 juta
Turki
$47.4 juta
$209.3 juta
Irak
$29.7 juta
$142.9 juta
Mesir
$15 juta
$60.2 juta
Sumber : Fact Sheet Office of the Spokesperson Washington, DC September 12,
2014 diakses di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/231552.htm pada 13
November 2014.
Bantuan Amerika Serikat ini memiliki misi untuk membantu para korban
perang sipil di Suriah baik mereka yang berada di wilayah Suriah ataupun yang
berada di perbatasan negara tetangga.92 USAID juga bekerja sama dengan U.N
World
Food
Program,
NGOs
(Non-govermental
organizations)
dalam
menyalurkan bantuannya pada para korban perang sipil di Suriah.93
Dalam memberikan bantuannya, USAID sebagai lembaga dari kelanjutan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat melaksanakan beberapa program
kemanusian dalam merespon krisis yang terjadi di Suriah. Dalam skripsi ini
penulis mencoba menjelaskan program dari USAID mengenai beberapa program
bantuan kemanusiaan yang USAID miliki, seperti program kesehatan, ketahanan
92
“U.S. to provide $100 million in new Syria aid, but not to arm rebels," Cbsnews, 8 Mei
2013[media-online]; tersedia di http://www.cbsnews.com/news/us-to-provide-100-million-in-newsyria-aid-but-not-to-arm-rebels/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.
93
Ibid.
42
pangan,94 serta bantuan untuk para pengungsi dari tahun 2012 sampai dengan
September 2014. Bantuan kemanusiaan ini didistribusikan kebeberapa daerah di
Suriah:
Gambar III.B.3. Map Kerja USAID
Sumber: USAID.gov
Peta diatas merupakan kinerja USAID dalam memberikan bantuan
kemanusiaanya kepada korban di Suriah yang meliputi beberapa daerah yang
menjadi tempat para korban dari perang sipil di Suriah.
1.
Bantuan Makanan dan Kesehatan.
Amerika Serikat merupakan negara yang konsen untuk membantu krisis di
Suriah.95 Amerika Serikat juga tidak hanya konsen pada korban di Suriah akan
94
Ibid.
43
tetapi Amerika Serikat juga membagikan donasinya untuk korban yang ada di
perbatasan Suriah dengan negara lain.
USAID sebagai alat kebijakan luar negeri ini memberikan bantuan pangan
darurat kepada masyarakat yang terkena dampak bencana alam seperti kekeringan
dan banjir, dan juga sebagai respon terhadap konflik. Alat respon meliputi
makanan yang dibeli Amerika Serikat (dalam bentuk bantuan pangan) atau
makanan yang dibeli di negara atau wilayah yang terkena dampak. Bantuan
USAID ini juga bisa berupa kupon sehingga mereka dapat langsung mengakses
makanan di pasar lokal mereka.96 Banyak cara yang digunakan USAID ini untuk
menyalurkan bantuan untuk para korban.
Dana bantuan kemanusiaan pemerintah Amerika Serikat melalui USAID
mencangkup beberapa program kesehatan dan ketahanan pangan bertujuan untuk
meringankan dampak dari perang sipil ini. Bantuan kemanusian dan ketahanan
pangan dirasa sangat dibutuhkan bagi para korban perang ataupun bagi
masyarakat yang menjadi korban perang sipil. USAID melalui WFP sampai
Agustus 2014 telah membantu 4.1 juta warga Suriah yang berada didalam Suriah
dan ini merupakan jumlah terbanyak selama krisis berlangsung.97WFP telah
menyediakan jatah makan lebih dari 50,000, yang dirasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan 250,000 orang lebih yang didistribusikan kepada wilayah oposisi di
95
Ron Nixon,"Provision Could Limit U.S. Food Aid," NewYorkTimes.com, 24 April 2014[mediaonline] tersedia di http://www.nytimes.com/2014/04/25/us/politics/provision-could-limit-us-foodaid.html?_r=0;Internet; diakses pada 12 Januari 2015.
96
“Types of Emergency Food Assistance,”[database-online]; tersedia di
http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/foodassistance/programs/emergency-programs/types-emergency; internet;diunduh pada 12 November
2014.
97
Ibid h. 2.
44
Idlib Governorate, termasuk tempat pengungsian. Pemerintah Amerika Serikat
menargetkan 83,000 orang di wilayah oposisi timur dan juga barat Aleppo
tersentuh oleh bantuan ini.98
Bantuan dari USAID ini tidak hanya menyentuh korban perang sipil di
Suriah saja akan tetapi menjangkau perbatasan Suriah. Target dari bantuan
USAID ini diperuntukan bagi para imigran asal Suriah yang berada di negaranegara tetangga99 seperti Turki, Libanon, Yordania, Irak, Mesir yang berada di
kamp pengungsian. Bantuan yang diberikan kepada para korban yang berada di
dalam maupun di luar Suriah ini berupa bantuan perawatan medis dan obat-obatan
(termasuk program imunisasi), makanan, air, tempat tinggal, dan lainnya dan
barang-barang non-makanan seperti selimut dan pakaian.100 Bantuan Amerika
Serikat ini juga berupa program-program yang berfokus pada psikososial,
rehabilitasi pengungsi dan pencegahan kekerasan berbasis gender.
Bantuan makanan yang disalurkan USAID dan mitra WFP ini berbentuk
kupon makanan elektronik.101 Kupon adalah cara yang dapat diandalkan, tepat
waktu, dan aman untuk memberikan bantuan kepada individu yang rentan, dan
juga memungkinkan keluarga untuk menyesuaikan bantuan makanan untuk
kebutuhan masing-masing korban102 yang berada di wilayah pengungsian.
98
Ibid.h. 2.
Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional
Research Service 30(Mei 2014) h. 1.
100
Ibid.h. 3.
101
David Loyn, "How should the US deliver food aid?," BBC.com, 5 Agustus 2013 [mediaonline]; tersedia di http://www.bbc.com/news/magazine-23537149; Internet; diakses pada 12
Januari 2015.
102
“Types of Emergency Food Assistance,”[database-online]; tersedia di
http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/food99
45
Berdasarkan
data
Organisasi
Kesehatan
Dunia
PBB
(WHO)
,
meningkatnya kekerasan di Suriah dalam 2 tahun terakhir ini menyebabkan
sulitnya akses di bidang kesehatan yang akan masuk ke wilayah Suriah, seperti
obat-obatan dan tenaga medis. Hal ini mengakibatkan semakin cepatnya wabah
penyakit menular dikalangan korban Suriah karena tidak cepat ditangani. Dengan
demikian menunjukan betapa pentingnya akses kesehatan bagi para korban perang
sipil di Suriah, karena kesehatan merupakan kebutuhan bagi para korban perang.
Amerika Serikat ikut berkontribusi dalam menanggulangi masalah
kesehatan dengan cara memberikan bantuan dibidang kesehatan baik melalui
perawatan serta konseling untuk para korban.103 Sejak awal konflik, USAID /
OFDA telah memberikan lebih dari $ 207.800.000 untuk mendukung intervensi
kesehatan darurat di Suriah, termasuk hampir $ 111.200.000 pada tahun 2014.
Pada 27 Agustus dan September 3 2014, mitra USAID / OFDA LSM
memberikan lebih dari 44.000 perawatan trauma kepada para korban perang.
USAID dan juga telah membantu lebih dari 1.000 korban yang harus mengalamai
operasi serius dan 1.600 operasi minor akibat dari mereka yang terkena tembakan
ataupun terkena ledakan.
Amerika Serikat juga memberikan konsultasi kesehatan pada korban yang
berjumlah lebih dari 17.000 di daerah utara Suriah. Selama periode yang sama,
assistance/programs/emergency-programs/types-emergency; Internet; diakses pada 12 November
2014.
103
“US to provide further $500m aid to Syria war victims," BBC.com, 12 September 2014[mediaonline], tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29182752; Internet; diakses pada
12 Januari 2015.
46
para korban juga diberikan sesi konseling dan kegiatan kelompok di kamp-kamp
pengungsi untuk menghilakan trauma bagi bayi dan anak anak korban perang.104
Tabel .III. B.4. Bantuan USAID (OFDA).
Pemerintah Amerika Serikat melalui Office of U.S Foreign Disaster
Assistance (OFDA) memberikan bantuan berupa pangan serta kesehatan melalui
beberapa partnernya. USAID/OFDA melalui partnernya seperti Non-government
Organization (NGO) mengalokasiakan dananya sebesar $244,584,485 untuk
disalurkan melalui NGO dalam bentuk bantuan berupa makanan, pemulihan
104
“Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan
on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; Internet; diunduh pada 28 September 2014.
h. 6.
47
ekonomi pasar, bantuan logistik, makanan bernutrisi serta program lain yang
dapat meringankan beban para korban. 105
Bantuan yang diberikan tidak hanya disalurkan melalui NGO akan tetapi
disalurkan juga pada lembaga seperti International Federation of Red Cross and
Red Crescent Societies (IFRC), dan lembaga PBB seperti U.N. Depertment of
Safety and Security (UNDSS), U.N. Food and Agriculture Organization (FAO),
UNICEF, U.N. Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA),
U.N. Population Fund (UNFPA), WFP, WHO.106 Pemerintah Amerika Serikat
telah memberikan $53,488,863 untuk para korban yang berada di dalam Suriah
yang.disalurkan melalui lembaga ini berupa kesehatan, pangan, logistik, nutrisi,
serta perlindungan terhadap korban perang Suriah.
2. Bantuan Untuk Pengungsi Suriah.
Selain bantuan di dalam Suriah, Amerika Serikat juga memberikan
beberapa bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi yang berada di sekitar
wilayah Suriah dan juga kepada para pengungsi yang berada di kamp pengungsian
seperti di Mesir, Irak, Yordania, Libanon, Turki. Dampak perang sipil di Suriah
ini membuat para warga yang seharusnya tinggal aman di dalam negaranya harus
mengungsi ke negara-negara tetangga untuk mengurangi dampak dari perang ini.
Diperkiran ada lebih dari 3 juta pengungsi yang berada di luar Suriah dan
105
“Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan
on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; internet; diunduh pada 28 September
2014.h.6.
106
Ibid. h.6.
48
membutuhkan banyak pasokan makanan serta kesehatan dan kehidupan yang
layak.107
Seperti di Mesir pada beberapa tahun ini U.N. High Commissioner for
Refugees (UNHCR) mencatat lebih dari 140,000 orang Suriah mencari tempat
aman ke Mesir.
108
Oleh karena banyaknya pengungsi Suriah yang berada di
Mesir, USAID bekerjasama dengan UNHCR memberikan bantuan darurat kepada
lebih dari 700 orang Suriah yang ingin bermigrasi ke Eropa. Pemerintah Mesir
menahan mereka yang berusaha untuk berimigrasi ke Eropa. Bantuan UNHCR
untuk korban Suriah ini kebanyakan ditujukan untuk perempuan dan anak-anak,109
bantuannya termasuk makanan, kesehatan, selimut karena ini yang sangat
dibutuhkan para warga Suriah yang berada di pengungsian.
Tidak hanya mengungsi di Mesir, tapi ada juga lebih dari 215,000 warga
Suriah yang mengungsi ke Iraq. Para pengungsi ini mendapat bantuan dari
USAID dan mitranya UNHCR. USAID memberikan bantuan berupa konseling
kepada para korban karena banyak dari korban yang mengalami tekanan
psikososial,110menjadi pekerja dibawah umur, pernikahan dini, frustasi dan
mecoba bunuh diri, dan kekerasan fisik. Permasalahan ini membuat para korban,
terutama perempuan dan anak-anak yang berada di kamp-kamp di Irak ini
mengalami trauma yang begitu berat.111 Pengungsi korban perang sipil di Suriah
107
Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional
Research Service. h.3.
108
“Syria Regional Refugee Response” [database-online]; tersedia di
http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8; Internet; diunduh pada 22 November 2014.
109
Syria- Complex Emergency “Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”.h.3.
110
Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional
Research Service. h.4.
111
Syria- Complex Emergency “Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”.h.4.
49
ini tidak hanya terdapat pada Mesir dan Irak, tetapi juga tersebar di Libanon yang
berjumlah 1,185,000, Turki sebanyak 844,000, dan Yordania 616,000.112 Para
korban ini mendapatkan bantuan dari USAID dan mitranya UNHCR serta NGO
yang menjadi partner dari pemerintah Amerika Serikat.
Tabel. III.B.5. Bantuan USAID (FPP).
Pemerintah Amerika Serikat melalui Office of Food for Peace (FFP) dan
U.S. Departement of State’s Bureau of Population refuges, and migrant (PRM)
sampai pada September 2014 telah mengalokasikan dana sebesar $613,839,861
kepada para korban yang berada di Suriah dan juga di negara-negara tetangga
seperti Mesir, Irak, Yordania, Libanon, Turki. Bantuan ini berupa makanan,
perlengkapan para pengungsi, kesehatan, konseling, program program capacity
112
“Syria Regional Refugee Response”,[database-online]; tersedia di
http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8; Internet; diunduh pada 22 November 2014.
50
building, perlindungan terhadap anak, pendidikan dan keperluan keperluan
lainnya untuk mengurangi dampak perang baik fisik maupun mental para
pengungsi.113
Bantuan ini disalurkan melalui NGO partner dan juga kepada lembagalemaga internasional yang berorientasi pada kegiatan kemanusiaan seperti
International Commite of the Red Cross (palang merah Dunia), International
Organization for Migration (IOM), U.N Population Fund (UNFPA), U.N High
Commissioner for Refugees (UNHCR), U.N Children's Fund (UNICEF), U.N
Relief and Works Agency (UNRWA), World Health Organization (WHO).
Bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat ini bekerjasama dengan lembagalembaga dunia ini bertujuan agar bantuan bisa tepat mengenai sasaran yaitu para
pengungsi, baik yang berada di Suriah maupun di negara tetangga.114
Bantuan kemanusiaan ini memiliki tujuan yang baik untuk mencapai
kesejahteraan dunia serta mengurangi dampak dari krisis yang terjadi. Bantuan
Amerika Serikat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Terhitung dari tahun
2012 Amerika Serikat telah mengalokasikan dananya sebesar $119,055,805 dan
pada tahun berikutnya tepatnya pada 2013 Amerika Serikat memberikan bantuan
sebesar $1,218,367,818. Bantuan setiap tahun ini jika dijumlahkan mencapai
$2,901,599,632, dan bantuan ini telah dialokasikan oleh pemerintah Amerika
Serikat untuk merespon krisis yang terjadi akibat perang sipil di Suriah.115
113
“Syria- Complex Emergency “Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014, h.6.
Ibid.
115
Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional
Research Service, h.2.
114
51
BAB IV
MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN
KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH
Ada beberapa motivasi Amerika serikat dalam memberikan bantuaan
kemanusiaan kepada Suriah, yaitu keinginan Amerika Serikat membantu konflik
yang terjadi di Suriah atas dasar kemanusiaan. Selain dari dasar kemanusiaan,
Amerika Serikat juga memiliki motivasi lain yakni penyebaran demokrasi.
Tindakan Amerika Serikat dengan memberikan bantuan kemanusiaan dalam
konflik perang saudara di Suriah ini merupakan bentuk keprihatinannya terhadap
pelanggaran HAM yang terjadi.
A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di
Suriah.
Krisis yang terjadi di Suriah sejak 2011 hingga 2014 ini dan masih terus
berlangsung ini telah menelan 191.000 korban jiwa, data ini diambil pada
September 2014.116 Jumlah ini belum termasuk 10.8 juta korban yang
membutuhkan bantuan akibat dari konflik yang berlangsung.117 Krisis ini menjadi
perhatian komunitas internasional yang mengecam akan penggunaan senjata
116
“Corporate report: Syria - Country of Concern,” U.K.gov, 30 September 2014 [databaseonline]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syriacountry-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014.
117
“Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014, h 1.
52
kimia oleh rezim Bashar Al Assad yang dikategorikan melanggar Customary
International Humanitarian Law.118
Pelanggaran yang dilakukan rezim Bashar ini mendorong Amerika Serikat
untuk membantu menyelesaikan perang sipil yang terjadi.119 Perang sipil yang
terjadi di Suriah ini merupakan kelanjutan dari Arab Spring, yang bermula akibat
protes masyarakat terhadap kepemimpinan yang diktaktor di semenanjung
Arab.120
Keinginan masyarakat Suriah untuk mengakhiri kepemimpinan Bashar AlAssad yang otoriter ini menjadi perhatian dunia barat terutama Amerika
Serikat.121 Penggunaan senjata kimia pada rezim Bashar Al Assad ini merupakan
pelanggaran HAM.
International
Penggunaan senjata kimia ini dilarang pada Customary
Humanitarian
Law
karena
dampaknya
yang
berbahaya.
Pelanggaran inilah yang memotivasi Amerika Serikat untuk memberikan bantuan
kemanusiaan pada Suriah, karena penggunaan senjata kimia yang ditujukan pada
rakyat sipil.
Dibawah Kepemimpinan Presiden Obama Amerika Serikat terlihat
mengubah peran Amerika Serikat yang pada masa sebelumnya terlihat offensive
118
CUSTOMARY IHL "Rule 74. Chemical Weapons; The use of chemical weapons is
prohibited.," ICRC.org [database-online] tersedia di https://www.icrc.org/customaryihl/eng/docs/v1_rul_rule74; Internet diakses pada 8 Januari 2015.
119
Ed Payne,"U.S. announces $380 million in humanitarian assistance for Syria", CNN, 15 Januari
2014,[media-online] tersedia di http://edition.cnn.com/2014/01/15/world/meast/us-syria-aid/;
Internet; diakses pada 16 Desember 2014.
120
Christopher Phillips,"Syria‟s Bloody Arab Spring", London School of Economics and Political
Science [pdf-online]; tersedia di
http://www.lse.ac.uk/ideas/publications/reports/pdf/sr011/final_lse_ideas__syriasbloodyarabspring
_phillips.pdf,;Internet; diakes pada 16 Desember 2014.h.1.
121
Zac Bears, “U.S. involvement in Syria is crucial,” Daily collegian, 11 September 2013 [mediaonline]; tersedia di http://dailycollegian.com/2013/09/11/u-s-involvement-in-syria-is-crucial/;
Internet; diunduh pada 17 Desember 2014.
53
terhadap dunia Timur Tengah. War on terror pernah menjadi kebijakan politik
luar negeri Amerika Serikat. Namun pada masa kepemimpinan Obama, Amerika
Serikat tidak mau terlibat pada intervensi dan lebih mengedepankan bantuan luar
negeri dalam membantu krisis. Hal ini terlihat dari pidato Obama yang
menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan menggunakan kekuatan
militernya untuk menyelesaikan perang sipil di Suriah seperti pada sebelumnya di
perang Afghanistan dan Iraq. Amerika Serikat membantu krisis di Suriah melalui
bantuan kemanusiaan, penyelesian politik serta menjembatani kedua pihak yang
berkonflik.122
Amerika Serikat telah mengalokasikan dana $2.9 milliar untuk membantu
masyarakat Suriah melalui USAID dan mitranya. Bantuan ini ditujukan untuk
para korban yang berada di Suriah maupun di sekitar Suriah. John Carry selaku
Secretary of State Amerika Serikat dalam pidatonya mengatakan bahwa bantuan
ini merupakan respon Amerika Serikat terhadap perang sipil di Suriah. Perang
sipil ini membuat Suriah dianggap sebagai negara yang gagal untuk menjamin
kesejahteraan masyarakatnya karena tidak bisa menyelesaikan konflik.123
Amerika Serikat sebagai bagian komunitas international merasa harus
terlibat atas dasar kemanusiaan, karena banyaknya korban yang harus dibantu
baik yang ada di Suriah maupun di negara tetangga Suriah. Dalam kasus ini
Suriah sebagai negara mengabaikan kewajibannya untuk melindungi masyarakat
122
“Remarks by the President in Address to the Nation on Syria; Speeches&Remarks”, the White
House President Barack Obama, 10 September 2013, [database-online] tersedia di
http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/10/remarks-president-address-nation-syria;
internet; diunduh pada 27 Desember 2014.
123
“United States Announces Additional Humanitarian Assistance for Syria Crisis”, Office of the
Spokesperson, Washington DC, 12 September 2014
54
dan kedaulatannya. Konsep kedaulatan merupakan “identitas hukum negara
dalam hukum internasional.” Dalam hubungan internasional, negara-negara
berdaulat dianggap setara, terlepas dari ukuran perbandingan atau kekayaan.
“Kondisi kedaulatan satu negara adalah kewajiban yang sesuai untuk
menghormati kedaulatan setiap negara lain “.
124
Oleh sebab itu kedaulatan
sebuah negara merupakan keharusan yang harus dilindungi. Dasar kemanusiaan
ini menjadi landasan Amerika Serikat untuk membantu Suriah, karena krisis ini
hanya akan menyengsarakan masyarakat Suriah.
Tapi jika suatu negara gagal untuk melindungi warga negaranya dari
kejahatan genocide, perang, kemanusiaan atau malah menjadi pelanggar
kejahatan, masyarakat internasional harus siap untuk membantu untuk
menyelesaikan demi tercapainya kedaulatan dan perdamaian.125
Perlakuan rezim Bashar Al-Assad terhadap oposisi yang merupakan warga
negara Suriah ini bisa dikategorikan sebagai pelanggaran HAM terutama pada
penyerangan dengan menggunakan senjata kimia. Akibat dari konflik ini
masyarakat menjadi korbannya, banyak diantara mereka tewas. HAM merupakan
unsur penting dalam menghargai setiap manusia karena setiap manusia memiliki
haknya. Seperti yang tercantum dalam piagam PBB yang berbunyi “setiap orang
berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu.”126 Penggunaan
124
“Summary of the responsibility to protect: the report of the international commission on
intervention and state sovereignty (iciss)” [database-online] tersedia di
http://www.responsibilitytoprotect.org/ICISS%20Report.pdf ;Internet: diakses pada 8 Januari
2015.
125
Ibid.
126
“Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia”, Office of the Special Representative of
the Secretary-general for Children and Armed conflict [database-online] tersedia di
55
senjata kimia oleh rezim Bashar Al-Assad ini telah merenggut hak hidup, dan
keselamatan warga sipil, karena efek dari penggunaan senjata kimia ini tidak bisa
direduksi melainkan mengenai siapa saja yang berada di area tersebut. Tidak
hanya itu, pelanggaran terhadap hak mengemukakan pendapat di tempat umum
dilanggar oleh rezim Bashar. Terbukti terjadinya konflik yang berawal dari unjuk
rasa damain ini berubah menjadi perang saudara ketika militer Bashar memukul
mundur para demonstran.127 Dengan banyaknya korban tewas di Suriah akibat
senjata kimia yang digunakan rezim Bashar Al Assad bisa dikatagorikan sebagai
kejahatan perang dimana terjadi pembantaian yang menewaskan masyarakat
Suriah.128
Pelanggaran HAM yang terjadi di Suriah ini membuat Amerika Serikat
sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM merasa harus terlibat dengan
Suriah untuk membantu mengakhiri krisis yang terjadi. Amerika Serikat
melakukan beberapa upaya dalam mengakhiri krisis di Suriah, baik melalui upaya
diplomatik serta melalui bantuan langsung melalui USAID dan mitranya.
Amerika Serikat dan United Kingdom serta Mesir, Perancis, Jerman, Italia,
Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, berinisiatif untuk
membentuk pertemuan yang bertujuan untuk mengakhiri krisis yang terjadi
melalui pertemuan London 11.129 Upaya ini sebagai bentuk bantuan diplomasi
https://childrenandarmedconflict.un.org/keydocuments/indonesian/universaldeclara1.html ;Internet
: diakses pada 9 Januari 2015.
127
Christopher Phillips “Syria‟s Bloody Arab Spring” LSE (London School of Economics and
Political Science), h. 2.
128
"The International Alliance to End Genocide: Syria", Genocide watch,[database-online];
tersedia di http://www.genocidewatch.org/syria.html ; Internet ; diakses pada 25 Desember 2014.
129
The London 11 terdiri dari: Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki,
Uni Emirat Arab, Inggris dan Amerika Serikat dan perwakilan dari pimpinan Koalisi Nasional
56
yang dilakukan Amerika Serikat untuk meyakinkan oposisi dalam perundingan
damai dengan rezim Suriah. Inisiatif London 11 ini bertujuan agar Geneva II130
berjalan dengan baik dan menemui solusi transisi politik yang tepat bagi
masyarakat Suriah. London 11 yang diprakarsai oleh 11 menteri luar negeri
(Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat
Arab, Inggris dan Amerika Serikat) ini bertujuan untuk menegaskan kembali
pandangan dari para pendukung oposisi Suriah bahwa Geneva II harus
dipusatkan pada transisi politik di Suriah.
Para negara yang tergabung dalam London 11 yang digagas Amerika
Serikat ini menginginkan oposisi di Suriah mengetahui bahwa negara yang
tergabung pada London 11 mendukung oposisi di Geneva II. Para pendukung
oposisi (London 11) akan membantu mereka dalam banyak cara untuk membujuk
kelompok yang berseteru. Dan mencarikan solusi yang terbaik untuk
menyelesaikan konflik agar konflik ini bisa terselesaikan dan mengalami transisi
politik yang baik.131
Langkah yang diambil Amerika Serikat dalam membentuk London 11
bersama 10 negara lain merupakan respon yang diambil Amerika Serikat.
Langkah ini diambil sebagai ajang menggalang dukungan bagi terciptanya
untuk Suriah. Sumber: Press release „London 11‟ meeting on Syria, [database-online] tersedia
https://www.gov.uk/government/news/london-11-meeting-on-syria; Internet, diakses pada 9
Januari 2015.
130
Geneva II atau yang dikenal Geneva II Middle East peace conference adalah konferensi
perdamaian yang dibentuk PBB untuk menangani krisis di Suriah. Sumber: Action Group for Syria
Final Communiqué , 30.06.2012,[pdf-online] tersedia di
http://www.un.org/News/dh/infocus/Syria/FinalCommuniqueActionGroupforSyria.pdf ; Internet
diakses pada 28 Januari 2015.
131
“Pertemuan dengan oposisi Suriah di London” BBC Indonesia,22 Oktober 2013 [mediaonline]; tersedia di http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131022_suriah_perundingan;
internet, diakses pada 9 Desember 2015.
57
perdamaian Suriah. Pertemuan London 11 ini nantinya bertujuan untuk
membicarakan persiapan untuk Geneva II. London 11 ini merupakan komitmen
ke 11 negara yang tergabung dalam kelompok pendukung oposisi Suriah, mereka
bertujuan untuk mendukung oposisi Suriah dan mencari upaya untuk mencapai
penyelesaian politik atas konflik yang terjadi di Suriah.132
PBB sebagai lembaga internasional berinisiatif untuk membuat konferensi
perdamaian bagi Suriah yang disebut Geneva II yang mempertemukan antara
kubu oposisi dan rezim Bashar Al Assad. Geneva II ini memiliki maksud untuk
mencarikan solusi perdamaian antara oposisi dan rezim Bashar, solusi itu
mencangkup tindak lanjut rencana nyata terhadap pencarian solusi perdamaian.
Solusi yang dimediasi oleh Geneva II harus dapat di implementasikan dalam
keadaan yang damai dengan kata lain tidak menggunakan pertempuran darah.
Selain itu Geneva II harus menemukan langkah-langkah yang nyata dalam proses
transisi pemerintahan dari rezim ke pemerintahan baru. Langkah nyata itu dengan
cara membentuk badan yang mengurusi transisi politik yang di dalamnya yang
mencangkup seluruh komponen masyarakat. Badan transisi ini harus dibentuk
dengan musyawarah mufakat agar sesuai dengan keinginan rakyat Suriah.133
Selain membentuk badan transisi, solusi yang di upayakan Amerika
Serikat di Geneva II harus mengedepankan nilai demokrasi seperti, pembentukan
pemilu multi partai yang bebas dan adil dan memberikan hak yang sama terhadap
perempuan untuk berpolitik. Masa transisi yang di upayakan dalam Geneva II
132
Ibid.
"What is the Geneva II conference on Syria?," BBC, 22 Januari 2014,[media-online]; tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24628442; Internet; diakses pada 9 Januari 2015.
133
58
juga harus merestorasi sistem pemerintahan seperti konstitusi agar sesuai dengan
nilai demokrasi yang sebenarnya.134
Tujuan utama dari di bentuknya Geneva II ini merupakan upaya komunitas
internasional untuk menemukan solusi yang menguntungkan untuk semua pihak
agar permasalahan di Suriah segera berakhir tanpa terjadinya pertumpahan
darah.135 Tujuan dari Amerika Serikat membentuk kelompok pendukung oposisi
Suriah dalam London 11 ini merupakan bentuk dukungan Amerika Serikat pada
oposisi agar pihak oposisi ini mau menempuh jalur perdamaian melalui Geneva
II.136
Pada tanggal 4 agustus 2012, DK-PBB melakukan kunjungan misi damai
dan hanya menghasilkan enam poin penting bagi upaya pertolongan kemanusiaan
sementara. Keenam poin tersebut diantaranya mengakhiri kekerasan, membuka
jalan bagi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah dan mencari Solusi Politik
yang sesuai dengan aspirasi rakyat Suriah.137 Dalam Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia PBB (1948) terdapat 29 Pasal yang menyatakan bahwa
pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia harus dihentikan. Berdasarkan hal inilah
Amerika mulai terlibat langsung dalam Perang Saudara Suriah. Keterlibatan
Amerika Serikat dalam perang sipil di Suriah ini melalui dukungan diplomatik
dan Bantuan kemanusiaan.
134
Ibid.
“Preparations for upcoming Syria peace conference „on track,‟ says UN chief,” UN News
Center, 23 Desember 2013 [database-online]: tersedia di
http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=46812#.VLFpAtKUdV5; Internet; di akses pada
11 Januari 2015.
136
“Friends of Syria Core Group (London 11) Communique,” Office of the Spokesperson
Washington, 15 Mei 2014 [database-online] dapat diakses di
http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/05/226110.htm; Internet; diakses pada 22 Januari 2015.
137
Ibid.
135
59
Dukungan yang dilakukan Amerika Serikat melalui London 11 ini
merupakan bentuk dari solusi diplomatik untuk menghentikan perang sipil yang
terjadi melalui media perdamaian di forum internasional. Tujuannya agar transisi
politik Suriah berjalan dengan baik. Tindakan yang diambil Amerika Serikat baik
melalui London 11 dan Geneva II ini merupakan solusi untuk mengatasi dan
menghentikan kejahatan genocide, kejahatan perang, pembersihan etnis dan
kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Suriah oleh rezim Bashar.138
B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberi bantuan.
Krisis perang saudara di Suriah ini telah memakan korban rakyat sipil
hingga 191.000 jiwa. Perang saudara antara pemerintah Suriah dan SOC ini
menjadi perang berdarah. Jatuhnya korban jiwa sipil ini menjadi sorotan dunia,
dimana seharusnya masyarakat bisa hidup damai dan tenang. Masyarakat yang
seharusnya dijaga kebebasannya dan mendapatkan haknya, seperti hak hidup, hak
mandapat ketenagan, hak berekspresi, dalam kasus perang sipil di Suriah ini justru
di abaikan hak haknya oleh negara.
Menurut pandangan liberalism semua manusia itu setara (equal) dan
merdeka, tidak ada satu orangpun yang dirugikan haknya, seperti hak untuk hidup,
mendapat kesehatan dan setiap orang berhak atas kebebasannya.139 Dalam kasus
perang sipil di Suriah ini banyak masyarakat yang dirugikan haknya. Unjuk rasa
138
Basma Atassi,”Explaining the Geneva II peace talks on Syria,” Aljazeera, 19 Januari 2014.
[media-online]; tersedia di http://www.aljazeera.com/indepth/features/2014/01/explaining-genevaii-peace-talks-syria-2014118142853937726.html; Internet; diakses pada 2 Februari 2015.
139
Immanuel Kant. Grounding for The Metaphysics of Morals : translated by James E.
Wellington. (Indiana Polis : Hackett Publishing Co., 1993) hal 36.
60
yang berawal damai yang bertujuan untuk menuntut rezim Bashar Al-Assad turun
dari tahtanya ini menjadi petaka. Unjuk rasa yang berawal damai ini menjadi
berdarah ketika tentara Bashar ini memukul mereka mundur menggunakan
senjata.140 Penggunaan senjata kepada rakyat sipil ini merupakan sebuah
pelanggaran yang mana seharunya negara memberikan hak berekpresi, justru
menghentikan dengan kekuatan tentara.
Pembunahan terhadap rakyat sipil ini bisa dikategorikan sebagai
pelanggaran perang. Masyarakat yang menuntut haknya ini justru menjadi korban
ke otoriteran dari rezim Bashar Al-Assad. Dalam International Humanitarian
Law, rakyat sipil merupakan non-combatant yang mana seharusnya dilindungi
bukan untuk di serang.141 Jatuhnya korban sipil dalam krisis ini merupakan
pelanggaran perang. Tidak hanya penggunaan tentara untuk memukul mundur
unjukrasa, penggunaan sejata kimia ini menjadi perhatian Amerika Serikat karena
senjata kimia ini dilarang. Penggunaan senjata kimia untuk menyerang kelompok
oposisi SOC ini membahayakan masyarakat. Efek dari penggunaan sejata kimia
ini membahayakan karena tidak bisa diredam dan dapat mengenai siapa saja.
Krisis di Suriah yamg menelan korban jiwa rakyat sipil ini menjadi sebuah
krisis kemanusiaan. Para korban yang selamat dan yang mengungsi ini perlu
mendapatkan perlindungan sebagai korban. Mereka harus mendapatkan hak yang
setara dengan masyrakat dunia lainnya, hak itu adalah hak untuk hidup, hak
140
Joe Sterling, “Syrian protesters hail 'resistance', ” CNN , 8 Februari 2012. [media-online];
tersedia di http://edition.cnn.com/2012/02/17/world/meast/syria-unrest/ ; internet; diakses pada 2
Februari 2015.
141
Judith Gail Gardam, “Non-combatant Immunity as a Norma of International Humanitarian
Law”( Dordrecht, The Netherlands: Published by Martinus Nijhoff Publisher, 1993), h.109.
61
mendapatkan kesehatan dan ketenangan. Dengan masuknya bantuan USAID yang
didistribusikan bersama NGO mitranya ini akan dapat membantu mencapai hak
para korban.
Kejahatan perang yang menimbulkan krisis kemanusiaan ini mejadi
motivasi dari Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaanya.
Tujuannya adalah untuk menolong sesama, from American People for the World
bantuan ini akan dapat membantu, meringakan korban dari krisis yang terjadi.
Krisis kemanusiaan ini menjadi fokus dari badan kelanjutan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat (USAID). Kejahatan perang yang memakan korban sipil ini
menjadi alasan yang mendalam untuk Amerika Serikat yang menjunjung tinggi
kebebasan untuk turut membantu korban krisis sipil di Suriah.
C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah dengan Masyarakat Dunia.
Bantuan kemanusiaan ini merupakan bentuk kepedulian Amerika Serikat
terhadap sesama manusia. Amerika Serikat sebagai negara yang penduduknya
relatif lebih makmur memiliki kewajiban untuk membantu mereka yang kurang
beruntung sebagai bentuk kemurahan hati.142 Amerika Serikat sebagai negara
yang menjunjung tinggi HAM dimana kesetaraan merupakan unsur yang penting
untuk dilindungi.
Dalam konflik di Suriah ini Amerika Serikat menganggap bahwa
masyarakat Suriah ini setara dengan mereka yang berada di seluruh dunia, setara
dalam artian meiliki hak yang sama untuk hidup. Maka bantuan ini dirasa akan
142
Beitz, Political Theory and International relations (New Jersey: Pricent University press, 1979),
54.
62
cukup
mengurangi
penderitaan
masyarakat
Suriah.
Dalam
padangan
kosmopolitanism semua manusia dianggap setara tanpa adanya perbedaan baik
suku, budaya, negara, kulit dan sebagainya.143 Keterlibatan Amerika Serikat
dalam memberikan bantuan kemanusiaan ini merupakan keikutsertaan Amerika
Serikat untuk membantu sesama manusia, terutama korban konflik. Tujuan ini
sejalan dengan badan kelanjutan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (USAID)
“Dari orang Amerika untuk semua orang di dunia”.144
Hak untuk hidup dalam konflik yang terjadi di Suriah ini menjadi sebuah
hak yang mesti dilindungi tanpa membedakan asal mereka.145 Program bantuan
kesehatan merupakan upaya dari Amerika Serikat dalam memenuhi hak hidup
masyarakat Suriah. Bantuan obat obatan dan penanganan medis ini merupakan
upaya agar korban yang terkena dampak dari perang ini bisa tetap hidup seperti
masyarkat dunia yang lainnya.
Suriah sebagai negara yang berdaulat sudah mengabaikan kewajibannya
untuk menjaga hak hidup masyarakatnya. Amerika Serikat sebagai komunitas
internasional mencoba untuk memenuhi hak hak hidup masyarakat Suriah dengan
cara memberikan bantuan kemanusiaan berupa program kesehatan. Keikut sertaan
Amerika Serikat dalam krisis yang terjadi di Suriah ini berlandaskan oleh
kemanusiaan, krisis yang telah memakan banyak korban sipil ini menjadi
keprihatinan Amerika Serikat.
143
Ulf Hannerz,Cosmopolitans and Locals in World Culture (Global Culture: Nationalism,
Globalization and Modernity, London: Sage Publications,1990) h.237
144
“USAID, who we are”.
145
Nasution dan Zein, Instrumen Internasional Hak Hak Asasi Manusia. h.88.
63
Suriah sebagai penduduk dunia ini memiliki hak setara dengan penduduk
yang berada di belahan dunia lain. Mereka butuh untung diselamatkan, dilindungi,
diberikan tempat yang layak. Bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika
Serikat dalam krisi ini bertujuan juga untuk menjaga hak mereka untuk
diselamatkan untuk hidup. Masyarakat Suriah merupakan bagian dari penduduk
dunia, tidak ada perbedaan antara Amerika Serikat dan Suriah, sehingga bantuan
ini dirasa wajib untuk diberikan pada korban di Suriah.
Dalam kosmpolitanism semua manusia memiliki dasar sebagai makhluk
yang baik. Setiap manusia memiliki kewajiban untuk membantu sesamanya
sebagi bentuk etos penduduk dunia.146 Tidak ada yang membedakan antara
manusia satu dengan yang lainnya. Situasi perang yang terjadi di Suriah ini
merupak sebuah tragedi kemanusiaan. Banyaknya korban tewas dan korban yang
harus kehilangan haknya ini menjadi sebuah permasalahan yang mesti
diselesaikan. Kepedulian Amerika Serikat
dengan memberikan bantuan
kemanusiaan ini merupakan sebuah respon terhadap suatu krisis kemanusiaan
yang terjadi di dunia.
D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan.
Rezim Bashar Al Assad telah membungkam kebebasan masyarakatnya
yang menginginkan demokrasi di Suriah sejak lama. Pelanggaran HAM dan
pembantaian warga oleh pemimpin ini menjadi perhatiaan dunia. Hal ini menjadi
146
Ulf Hannerz,Cosmopolitans and Locals in World Culture.h.238.
64
pemicu unjuk rasa untuk menuntut penegakan demokrasi di tanah Suriah sebagai
lanjutan dari Arab Spring yang terjadi di Timur tengah.147
Dalam beberapa kasus yang terjadi ketika Arab Spring yang menimpa
beberapa negara di Timur Tengah. Amerika Serikat memiliki peranan yang besar
dalam membantu mengakhiri krisis yang terjadi akibat gejolak yang terjadi
melalui bantuan kemanusiaan. Melalui USAID Amerika Serikat memiliki tujuan
untuk mengakhiri kemiskinan serta meringankan beban para korban melalui
bantuan kemanusiaan. Selain meringkan beban masyarakat Suriah melalui
USAID, Amerika Serikat juga memiliki kepentingan lain untuk menyebarkan
nilai-nilai demokrasi.148
Penyebaran demokrasi yang terjadi pada Arab Spring ini menjadi sebuah
model bagi Amerika Serikat untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi. Hal ini
dikarenakan Amerika Serikat percaya sistem demokrasi dapat menjamin setiap
peristiwa kenegaraan serta perkembangan sebuah negara dibawah demokrasi
dapat diarahkan sesuai kepentingan dan keinginan masyarakat. 149 Demokrasi juga
menyediakan lingkungan dimana perlindungan terhadap hak warga negara yang
mendasar dijamin dengan cara yang baik. Demokrasi menawarkan dasar yang
menguntungkan bagi perdamaian dan stabilitas dalam hubungan internasional.150
147
Christopher Phillips,"Syria‟s Bloody Arab Spring", London School of Economics and Political
Science. h.1.
148
“USAID, WHO WE ARE,” [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/who-we-are;
Internet; diakses pada 1 November 2014
149
Henry Lamb, “Report of the Commission on Global Governance: Our Global
Neighborhood”,Oxford, Oxford University Press,(1995)h.72.
150
Ibid. h. 73.
65
Unjuk rasa yang berawal damai untuk menuntut demokrasi di Suriah ini
menjadi sebuah tragedi besar. Keinginan masyarakat Suriah akan demokrasi ini
seakan ditentang oleh sang pemimpin yang telah memimpin sejak lama dan
menjadi bertangan besi.151Keinginan masyarakat Suriah terhadap penegakan nilai
demokrasi ini menjadi perhatian dunia terutama negara Barat seperti Amerika
Serikat. Negara seperti Amerika Serikat ini memiliki peranan penting dalam
penyebaran demokrasi.
Demokrasi menurut Amerika Serikat adalah sistem yang sangat baik untuk
mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan masyarakat.152 Paska perang dunia
kedua Amerika Serikat mulai menyebarkan demokrasi karena sesuai dengan
landasan dasar dari liberty, dimana hak asasi manusia dan kebebasan sangat
dijunjung tinggi dalam hidup bernegara.153Oleh karena Amerika Serikat
menggangap demokrasi adalah sistem terbaik, maka Amerika Serikat memiliki
tujuan untuk menyebarkan demokrasi keseluruh dunia termasuk Suriah.
Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi adalah equal. Pengertian
equal ini merupakan hukum alam dan hukum dari Tuhan dimana setiap manusia
itu terlahir setara tanpa adanya perbedaan (equal).154 Dalam demokrasi yang
dianut Amerika Serikat juga menjunjung tinggi kebebasan, seperti kebebasan
berpendapat, berekspresi, memilih agama, bebas memilih dalam pemilu. Hak-hak
151
Ibid. h. 38.
Henry Lamb, “Report of the Commission on Global Governance: Our Global
Neighborhood”.h.72.
153
Dionysius Markakis,"US Democracy Promotion in The Middle East, The Pursuit of
Hegemony?",(London: Departement of International Relation, London School of
Economics.Oktober 2012),h.49.
154
Larry Diamond,The Spirit of Democracy, Henry Holt and Company,LLC,New
York,(2008).h.17
152
66
ini bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia yang pada dasarnya adalah
equal, dimana semua manusia setara tanpa adanya perbedaan sehingga haknya
harus dilindungi negara.155
Dengan masuknya bantuan Amerika Serikat ke Suriah melalui USAID ini
Amerika Serikat memiliki maksud untuk membantu masyarakat dan setelah itu
menyebarkan demokrasi. USAID sebagai lembaga negara memiliki fokus untuk
membantu negara-negara yang sedang mengalami transisi demokrasi. Selain itu
USAID juga memilik tujuan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik di
negara-negara yang sedang mengalami transisi demokrasi. 156Dengan masuknya
USAID ke Suriah ini pemerintah Amerika Serikat turut membantu meringakan
beban para korban perang sipil di Suriah.
Amerika Serikat sebagai negara yang konsen menyebarkan demokrasi,
mulai menanamkan pengaruhnya kembali ke Timur Tengah terutama paska
kebijakan War on Terror yang mengurangi kepercayaan negara Timur Tengah
yang mayoritas Islam terhadap dunia Barat. Dalam menyebarkan demokrasi,
Amerika Serikat mendukung upaya para oposisi yang tergabung (SOC) dengan
mengakui mereka sebagai wakil dari warga Suriah yang demokrasi. 157Upaya
Amerika Serikat ini merupakan salah satu cara dalam menyebarkan demokrasi.
155
Ibid. h 22.
“Democracy, Human Rights and Governance,” USAID.gov, [database-online]; tersedia di
http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rights-and-governance; Internet; diunduh
pada 24 Desember 2014.
157
“Friends of Syria' recognize opposition”, Al Jazeera 12 Desember 2012[media-online]; tersedia
di http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/12/201212124541767116.html; Internet
diakses pada 20 Desember 2014.
156
67
Amerika Serikat mendukung oposisi karena menginginkan masa transisi dari
Bashar Al Assad yang otoriter menjadi demokratis.158
Pemerintah Amerika Serikat juga mendukung masa transisi rezim Bashar
Al Assad dan ingin menjamin bahwa transisi ini mengedepankan kebebasan dan
toleransi.159Tujuan Amerika Serikat dalam menjamin kebebasan dan toleransi ini
merupakan respon dari Amerika Serikat terhadap kasus pelanggaran HAM yang
dilakukan Bashar Al Assad. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya banyak
pelanggaran HAM yang terjadi pada masa Bashar Al Assad terutama ketika unjuk
rasa yang berawal damai menjadi perang saudara yang berdarah. 160 Pelanggaran
HAM ini menjadi perhatian Amerika Serikat yang mana negara ini menjunjung
tinggi kebebasan serta HAM bagi warga negaranya.
HAM merupakan unsur penting dalam demokrasi, dimana hak setiap
warga harus dilindungi.161 Penegakan nilai demokrasi ini merupakan tujuan dari
Amerika Serikat, agar kedepannya Suriah menjadi negara yang menghargai hakhak warga negaranya.
Dalam demokrasi, HAM ini merupakan salah satu hal yang menjadi dasar
untuk negara dalam bertindak. Sehingga konflik dan perang itu akan cenderung
dijauhi oleh negara yang menganut demokrasi, karena dalam perang keadaan
158
Ibid.
Ambassador Robert Ford,”Congressional Testimony for The Record
Senate Foreign Relations Committee” April 11, 2013 [Pdf-online]; tersedia di
http://www.foreign.senate.gov/download/2013/04/11/testimony ; Internet diakes pada 22
Desember 2014.
160
Christopher Phillips “Syria‟s Bloody Arab Spring” LSE (London School of Economics and
Political Science), h.1.
161
"Democracy and Human Rights:The human rights normative framework,"UN.org [databaseonline] tersedia di http://www.un.org/en/globalissues/democracy/human_rights.shtml;internet;
diakses pada 3 Januari 2015.
159
68
perang HAM banyak yang dilanggar, banyak korban berjatuhan baik warga sipil
atau tentara. Negara yang menganut demokrasi akan mengedepankan keinginan
dari rakyatnya. Konflik dan perang ini tidak akan menghasilkan keuntungan untuk
negara, karena hanya akan menghasilkan penderitaan untuk negara yang
berkonflik. Karena konflik atau perang ini hanya akan menimbulkan banyak
kerugian maka sesama negara demokrasi akan cenderung menjauhi perang.162
Pendekatan melalui bantuan kemanusiaan ini menjadi cara dari Amerika Serikat
untuk menyebarkan demokrasinya terhadap negara yang sebelumnya otoriter
menjadi negara yang lebih demokratis.
Dengan Amerika Serikat menjadi pemberi bantuan yang tetap dalam
konflik di Suriah ini akan menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang akan
diperhitungkan Suriah setelah rezim Bashar Al Assad jatuh. Amerika Serikat
sebagai negara yang konsen terhadap kemanusiaan dan menjunjung tinggi HAM
maka Amerika Serikat akan menjadi salah satu mitra Suriah untuk membangun
Suriah yang lebih demokratis.
E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat untuk terlibat memberikan
bantuan kemanusiaan.
Dukungan Amerika Serikat pada Suriah ini didukung oleh masyarakat
Amerika Serikat. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh NBC News Poll ada
beberapa pertanyaan yang dilayangkan pada masyarakat Amerika Serikat terkait
kasus perang sipil di Suriah.
162
Jeff Pugh. “Democratic Peace Theory : A Review and Evaluation.” CEMPROC Working Paper
Series. April 2005. Hal 6
69
Tabel.IV.C.1. Polling Masyarakat Amerika Serikat terhadap Suriah.
Sumber: Hart Research Associates/Public Opinion Strategies, NBC News Survey 28-29
Agustus 2013.
Berdasarkan polling yang dilakukan oleh NBC news, terlihat bahwa
masyarakat Amerika Serikat mendukung untuk memberikan bantuan kemanusiaan
pada Suriah. Tidak banyak penduduk Amerika Serikat yang menginginkan
negaranya mengambil tindakan untuk melakukan military action, terlihat dari
hasil polling yang menunjukan hanya 13% - 26% penduduk Amerika Serikat yang
setuju akan military action.163 Dan dari jumlah polling keseluruhan terbukti
bahwa bantuan kemanusiaan merupakan solusi terbaik untuk masyarakat Suriah
dengan nilai 40% - 48% masyarakat Amerika Serikat setuju untuk memberikan
bantuan kemanusiaan.164
Tidak hanya dukungan saja yang diberikan oleh masyarakat Amerika
Serikat dalam menanggapi krisis yang terjadi di Suriah. Berdasarkan hasil polling
163
“Hart Research Associates/Public Opinion Strategies, Interviews: 700 Adults, including 210
cell phone only respondents”, NBC News Survey 28-29 Agustus 2013. h.3.
164
Ibid. h.3.
70
ada sekitar 23% - 25% masyarakat yang setuju agar Amerika Serikat tidak ikut
campur pada krisis yang terjadi di Suriah. Namun dari keseluruhan hasil polling
membuktikan bahwa masyarakat Amerika Serikat lebih banyak setuju terhadap
menyediakan bantuan kemanusiaan dibandingkan, aksi militer atau memberikan
bantuan senjata pada kelompok oposisi. 165
Masyarakat Suriah menyambut dengan baik bantuan kemanusiaan yang
diberikan oleh Amerika Serikat maupun dunia internasional. Bantuan yang
diberikan oleh Amerika Serikat kepada warga di Suriah ini disalurkan oleh
USAID dan mitranya. Seperti di Bab sebelumnya penulis telah menjelaskan ada
191.000 orang tewas dan lebih dari 10 juta orang membutuhkan bantuan
kemanusiaan. Bantuan ini disalurkan tidak hanya di Suriah, melainkan disalurkan
pada kamp pengungsian yang berada di negara tetangga.
Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan dirasa sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Suriah. SOC sebagai kelompok oposisi yang berada untuk membela
rakyat turut mengupayakan untuk menggalang dukungan internasional untuk
membantu kebutuhan masyarakat. Pada tanggal 16 November 2013, kelompok
oposisi yang tergabung dalam SOC dan negara seperti Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Jerman, Turki, Qatar dan negara-negara arab bertemu di London untuk
membahas kebutuhan warga Suriah. Delegasi dari SOC mengungkapkan bahwa
masyarakat Suriah sangat membutuhkan bantuan pangan, kesehatan dan
165
Ibid. h.3.
71
pendidikan. Selain itu masyarkat Suriah juga membutuhkan beberapa penunjang
untuk mereka bertahan hidup pada musim dingin.166
Krisis yang terjadi di Suriah ini dipersulit oleh rezim pemerintahan yang
menghalangi bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Suriah. Tindakan yang
dilakukan pemerintah Suriah ini dirasa sangat menyengsarakan masyarakat yang
membutuhkan bantuan dari luar. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah
ini melanggar hukum perang internasional.167 Selain pemerintahan kelompok
terrorisme juga memperkeruh suasana dengan memblokir bantuan untuk para
korban. Hadi Bahra sebagai President oposisi menuturkan bahwa masyarakat
Suriah membutuhkan bantuan.168
Bantuan ini digunakan mereka untuk bertahan hidup. Bantuaan dari
pemerintah Amerika Serikat ini dirasa kurang oleh masyarakat Suriah karena
korban yang terus bertambah seiring berjalannya konflik. Masyarakat Suriah ini
masih membutuhkan banyak bantuan dan pemerataan bantuan untuk seluruh
korban di Suriah maupun para pengungsi yang berada di luar Suriah.
166
"USAID Fact Sheet on U.S. Humanitarian Aid to Syria, Neighbors",IIPdigital U.S embassy 12
November 2012 [database-online]; dapat diakses di
http://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2012/11/20121126139114.html#ixzz3QUH3ba
8a ; Internet ; diakses pada 23 Januari 2015.
167
"Syria: Defying Security Council on Aid Access" Human Right Watch 28 Maret
2014,[database-online] dapat diakses di http://www.hrw.org/news/2014/03/28/syria-defyingsecurity-council-aid-access; Internet; diakses pada 27 Januari 2014.
168
" 'Forgotten' Syria in urgent need of humanitarian aid", Euractiv.com 18 Maret 2014 [databaseonline] dapat diakses di http://www.euractiv.com/sections/development-policy/forgotten-syriaurgent-need-humanitarian-aid-301006; Internet; diakses pada 28 Januari 2015.
72
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dirumuskan dan data
yang dikumpulkan di bab sebelumnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa
bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Amerika Serikat melalui USAID
memiliki motivasi. Beberapa motivasi yang dimaksud adalah alasan kemanusiaan,
banyaknya korban jatuh, dan kejahatan perang.
Dalam menganalisis motivasi Amerika Serikat untuk memberikan bantuan
kemanusiaan, penulis menggunakan dua konsep. Pertama untuk menjelaskan
alasan kemanusiaan penulis menggunakan konsep kosmopolitanism. Konsep
kosmopolitanism menjelaskan bagaimana reaksi Amerika Serikat terhadap suatu
krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah.
Krisis yang terjadi di Suriah ini telah memakan korban ratusan ribu warga
sipil tercatat hingga September 2014 ada sekitar 191.000 korban tewas. Krisis ini
menjadi perhatian dari Amerika Serikat, dimana banyaknya pelangaran HAM
serta penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar. Kemanusiaan dan penggunana
senjata kimia menjadi alasan yang kuat untuk Amerika Serikat memberikan
bantuan kemanusiaanya.
Bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat melalui USAID ini
didistribusikan kepada korban warga sipil baik di dalam maupun di luar Suriah.
Bantuan yang diberikan USAID berupa bantuan makanan dan kesehatan, bantuan
ini juga didistribusikan bagi para warga Suriah yang berada di kamp pengungsian
73
di negara-negara tetangga Suriah. Bantuan yang telah dialokasikan Amerika
Serikat ini mencapai $ 2.9 Milliar dari kurun waktu awal terjadi konflik hingga
tahun 2014.
Tidak hanya bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat untuk
membantu mengakhiri perang sipil di Suriah. Amerika Serikat juga turut terlibat
dalam konflik ini. Amerika serikat memberikan bantuan diplomatik melalui
konfrensi internasional seperti Geneva II dan London 11. Bantuan diplomatik
yang Amerika Serikat upayakan ini bertujuan mencarikan solusi damai untuk
mengakhir perang sipil antara oposisi dan rezim Bashar.
Amerika Serikat mengupayakan bantuan melalui bantuan kemanusiaan
dan juga upaya diplomatik ini agar krisis di Suriah segera terselesaikan. Upaya
yang dilakukan Amerika Serikat tidak lain bertujuan untuk menghentikan
kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Bashar. Kediktatoran serta
penggunaan senjata kimia menjadi alasan kuat Amerika Serikat memberikan
bantuan.
Kemanusiaan menjadi dasar utama Amerika Serikat memberikan
bantuannya kepada Suriah. Banyaknya korban serta keprihatinan Amerika Serikat
terhadap krisis kemanusiaan di Suriah ini menndorong Amerika Serikat memberi
bantuan kemanusiaan. Krisis ini dianggap telah merenggut hak-hak dasar manusia
di Suriah. Hak hidup, hak berekspresi, hak hidup dengan tenang, menjadi sebuah
permasalahan yang harus dibantu untuk memenuhi hak hak masyarakat Suriah.
74
Selanjutnya dalam analisis yang penulis buat ada kepentingan yang utama
terhadap memberikan bantuan ke Suriah. Kepentingan utama itu adalah
penyebaran ideologi, yang mana menjadi motivasi Amerika Serikat untuk
memberikan bantuannya. Penyebaran ideologi merupakan kepentingan dari
Amerika Serikat, karena Amerika Serikat mengaggap bahwa sistem demokrasi
merupakan sistem terbaik. Menurutnya sistem demokrasi ini sangat menjunjung
tinggi HAM, dan sistem demokrasi ini merupakan sistem pemerintah yang sesuai
keinginan rakyatnya, dari rakyat untuk rakyat. Sistem demokrasi juga akan
meminimallisir terjadinya perang karena setiap kebijakan yang diambil negara
akan mengacu pada keinginan rakyat, tidak ada rakyat yang mengiginkan perang.
Sistem demokrasi dianggap oleh Amerika Serikat sebagai cara untuk mencapai
perdamaian dunia yang abadi. Kepentingan ideologi ini yang membuat Amerika
Serikat memberikan bantuan kemanusiaannya untuk Suriah. Upaya Amerika
Serikat dalam memberikan solusi diplomatik dan bantuan kemanusiaan tidak lain
agar rezim Bashar ini turun dan digantikan rezim baru yang menanamkan model
demokrasi Amerika Serikat.
75
DAFTAR PUSTAKA
Buku
.
Beni, Afifudin. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV Pustaka Setia.
2009).
Diamond, Larry. The Spirit of Democracy. (Henry Holt and Company,LLC,New
York, 2008).
Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan
Multinasional. (Jakarta : Pustaka Ilman, 2013).
Henry Lamb. Report of the Commission on Global Governance: Our Global
Neighborhood. (Oxford, Oxford University Press, 1995).
Lenczowski, George. Timur Tengah Di Kancah Dunia. (Bandung: Sinar Biru
Algesindo.Bandung,1993).
Nuecheterlein. Donald E, America Recommitted: A Superpower Assesses Its
Role In a Turbulent World. (USA: University Press of Kentucky, 2000).
Rosenau James.N. The Scientific Study of Foreign Policy. (Frances printer Ltd,
London Nichols Company NY, 1980).
Jurnal
Cramer, Major. Larsen and Professor Heurlin, Bertel. “Syria: Civil-military
relations during Civil War”. Contemporary Conflicts Issue 01, Volume 02,
2014.
Holliday Joseph “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”.
Middle East Security Report, 8 Maret 2013.
M, Christoper. E, Carla. dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and
U.S Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014.
M, Rhoda. G, Susan. "Syria: Overview of the Humanitarian Response,"
Congressional Research Service, 30 Mei 2014.
Mary Beth, Paul Kerr, “Syria Chemical Weapons: Issues for Congress.”
Congressional Research Service, 30 September 2013.
76
Pryce David-Jones “Syria next? The Horrible Assad Regime Faces its
People,”National review, Vol LXIII no.9 (16 Mei 2011).
Sharp J, M Christoper “Armed Conflict in Syria: U.S and International
Response”.Congressional Research Service, 22 April 2013.
Wangke Humphrey. “Krisis Politik dan Konflik Kepentingan di Suriah.” Info
Singkat Hubungan Internasional, Vol. IV, No. 03/I/P3DI (Februari 2012).
Werrel. E Caitlin, Femia F. “The Arab Spring and Climate Change A Climate and
Security Correlations Series” American Progress institution, 28 Februari
2013.
Jurnal On-line
Action Group for Syria Final Communiqué. 30.06.2012,[pdf-online] tersedia di
http://www.un.org/News/dh/infocus/Syria/FinalCommuniqueActionGroup
forSyria.pdf ; Internet diakses pada 28 Januari 2015.
Christopher Phillips,"Syria‟s Bloody Arab Spring", London School of
Economics and Political Science [pdf-online]; tersedia di
http://www.lse.ac.uk/ideas/publications/reports/pdf/sr011/final_lse_ideas_
_syriasbloodyarabspring_phillips.pdf,;Internet; diakes pada 16 Desember
2014.
Crisis in Syria: the U.S. Response." States News Service, 20 Maret 2013[jurnal
on-line]; tersedia di .Academic OneFile
http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA323041509&v=2.1&u=w
ash89460&it=r&p=AONE&sw=w&asid=ebfb05b6f8d98aaa4ee674faa82d
ffae; internet; diunduh pada 1 November 2014.
“DOUBLE CATASTROPHE voice from a war on childhood,” warchild. 2013.
Foster, John Bellamy; McChesney and Robert W “The Endless Crisis”. [jurnal
on-line]; tersedia di Report Information from ProQuest. diakses pada 12
September 2014
Jean-Marie Henckaerts and Louis DoswaldBeck, “Customary International
Humanitarian Law”, Volume I : Rules. (London : ICRC and Cambridge
University Press, 2006).
Office of the Special Representative of the Secretary-general for Children and
Armed conflict [database-online] tersedia di
https://childrenandarmedconflict.un.org/keydocuments/indonesian/univers
aldeclara1.html ;Internet : diakses pada 9 Januari 2015.
77
“Types of Emergency Food Assistance,”[database-online]; tersedia di
http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/foodassistance/programs/emergency-programs/types-emergency;
internet;diunduh pada 12 November 2014.
“U.S. - Syrian Economic Relations,” US department of state [pdf-online]
tersedia di
http://photos.state.gov/libraries/syria/328666/trade_commerce/us-syrianeconomic-relations.pdf ; Internet; diakses pada 11 Januari 2015.
Tesis
Brahmana Jesaya. “Pelanggaran HAM Berat Pada Konflik Bersenjata di Suriah
Ditinjau Dari Hukum Internasional”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara,
25 April 2013.
Förster, Annette. “Decent Peace, Stability and Justice, John Rawls‟s
International Theory Applied,” PhD thesis, Department of International
Relations of the London School of Economics, April 2012.
Dionysius Markakis,"US Democracy Promotion in The Middle East, The Pursuit
of Hegemony?". (London: Departement of International Relation, London
School of Economics.Oktober 2012).
Laporan
“Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014
[database-online]; tersedia di
https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-ofconcern/syria-country-of-concern-latest-update-30-september-2014;
Internet; diakses pada 25 Desember 2014.
“FACT SHEET: U.S. Humanitarian Assistance in Response to the Syrian Crisis
[database on-line]; tersedia http://www.whitehouse.gov/the-pressoffice/2013/09/24/fact-sheet-us-humanitarian-assistance-response-syriancrisis; Internet: di akses pada 10 Maret 2014.
“Hart Research Associates/Public Opinion Strategies, Interviews: 700 Adults,
including 210 cell phone only respondents”, NBC News Survey 28-29
Agustus 2013. h.3.
78
“Impact of the conflict on Syrian economy and livelihoods ; Syria Needs
Analysis Project - July 2013,” MapAction, [pdf-online] tersedia di
http://www.mapaction.org/component/mapcat/download/2960.html?fmt=p
df; internet; diakses pada 11 Januari 2015.
“Recent U.S Economic Growth in Chart,” The department of The Treasury, Mei
2012, h.4.
“Secretary-General's 2009 Report (A/63/677) on Implementing the
Responsibility to Protect”. [database on-line] tersedia di
http://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/63/677; Internet:
diakses pada 1 Agustus 2014.
“Summary of the responsibility to protect: the report of the international
commission on intervention and state sovereignty (iciss)” [databaseonline] tersedia di
http://www.responsibilitytoprotect.org/ICISS%20Report.pdf ;Internet:
diakses pada 8 Januari 2015.
“Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September
2014”.
Fact Sheet “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition
Forces”. [database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/factsheet.html; Internet : diakses pada 23 Septermber 2014.
"Trade in Goods with Syria," United States Census Bureau [laporan]; tersedia di
https://www.census.gov/foreign-trade/balance/c5020.html; Internet:
diakses pada 28 Januari 2015.
"USAID Fact Sheet on U.S. Humanitarian Aid to Syria, Neighbors",IIPdigital
U.S embassy 12 November 2012 [database-online]; dapat diakses di
http://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2012/11/201211261391
14.html#ixzz3QUH3ba8a ; Internet ; diakses pada 23 Januari 2015.
Unclassified Report to Congress on the Acquisition of Technology Relating to
Weapons of Mass Destruction and Advanced Conventional Munitions,
Covering 1 Januari sampai 31 Desember 2011.
Zac Bears, “U.S. involvement in Syria is crucial,” Daily collegian, 11
September 2013 [media-online]; tersedia di
http://dailycollegian.com/2013/09/11/u-s-involvement-in-syria-is-crucial/;
Internet; diunduh pada 17 Desember 2014.
79
Website
Ambassador Robert Ford,"CONGRESSIONAL TESTIMONY FOR THE
RECORD CUSTOMARY IHL "Rule 74. Chemical Weapons; The use of
chemical weapons is prohibited.," ICRC.org [database-online] tersedia di
https://www.icrc.org/customary-ihl/eng/docs/v1_rul_rule74; Internet
diakses pada 8 Januari 2015.
Ed Payne."U.S. announces $380 million in humanitarian assistance for Syria",
CNN, 15 Januari 2014,[media-online] tersedia di
http://edition.cnn.com/2014/01/15/world/meast/us-syria-aid/; Internet;
diakses pada 16 Desember 2014
Loyn, David. "How should the US deliver food aid?," BBC.com, 5 Agustus 2013
[media-online]; tersedia di http://www.bbc.com/news/magazine23537149; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.
Ron Nixon,"Provision Could Limit U.S. Food Aid," NewYorkTimes.com, 24
April 2014[media-online] tersedia di
http://www.nytimes.com/2014/04/25/us/politics/provision-could-limit-usfood-aid.html?_r=0;Internet; diakses pada 12 Januari 2015.
SENATE FOREIGN RELATIONS COMMITTEE" April 11, 2013 [Pdf-online];
tersedia di http://www.foreign.senate.gov/download/2013/04/11/testimony
; Internet diakes pada 22 Desember 2014.
Smith, Laura. "With more than 191.000 dead in Syria, U.N. rights chief slams
global 'paralysis' ", CNN, 22 Agustus 2014,[Media-online] dapat diakses di
http://www.cnn.com/2014/08/22/world/meast/syria-conflict/; Internet;
diakses pada 29 Januari 2014.
Susan Jones, "WH: Chemical Attack in Syria 'Goes to the Core Nat'l Security
Interests of USA,"CSNnews, 30 Agustus 2013[media-online]; tersedia di
http://cnsnews.com/news/article/wh-chemical-attack-syria-goes-core-natlsecurity-interests-usa; Internet; diakses pada 12 Januari 2015.
Tabatha, Kinder. "Syria Civil War: Three Million Children Drop Out of School",
International Business Times, 18 September 2014 [Media-online] dapat
diakses di http://www.ibtimes.co.uk/syria-civil-war-three-millionchildren-drop-out-school-1466022; Internet; diakses pada 29 Januari 2015.
"Democracy and Human Rights:The human rights normative
framework,"UN.org [database-online] tersedia di
80
http://www.un.org/en/globalissues/democracy/human_rights.shtml;internet
; diakses pada 3 Januari 2015.
" 'Forgotten' Syria in urgent need of humanitarian aid", Euractiv.com 18 Maret
2014 [database-online] dapat diakses di
http://www.euractiv.com/sections/development-policy/forgotten-syriaurgent-need-humanitarian-aid-301006; Internet; diakses pada 28 Januari
2015.
"London 11 Final Communiqué,"[database-online]; tersedia di
https://www.gov.uk/government/publications/london-11-finalcommunique; Internet ; diakses pada 12 Desember 2014.
"Pertemuan dengan oposisi Suriah di London" BBC Indonesia,22 Oktober 2013
[media-online]; tersedia di
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131022_suriah_perunding
an; internet, diakses pada 9 Desember 2015.
"Remarks by the President in Address to the Nation on Syria," the WHITE
HOUSE PRESIDENT BARACK OBAMA, 10 September 2013,[databaseonline]; tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-pressoffice/2013/09/10/remarks-president-address-nation-syria; Internet;
diakses pada 12 Januari 2015.
"Syria Iraq: The Islamic State militant group," BBC news, 2 Agustus
2014[media-online]; dapat diaskes di http://www.bbc.com/news/worldmiddle-east-24179084; Internet: diakses pada 1 Februari 2015.
"Syria: Defying Security Council on Aid Access" Human Right Watch 28 Maret
2014,[database-online] dapat diakses di
http://www.hrw.org/news/2014/03/28/syria-defying-security-council-aidaccess; Internet; diakses pada 27 Januari 2014.
"The International Alliance to End Genocide: Syria", Genocide watch,[databaseonline]; tersedia di http://www.genocidewatch.org/syria.html ; Internet ;
diakses pada 25 Desember 2014.
"United States GDP 2003-2015." Trading Economics [database-online]; tersedia
di http://www.tradingeconomics.com/united-states/gdp; Internet: diakses
pada 20 November 2014.
"What is the Geneva II conference on Syria?," BBC, 22 Januari 2014,[mediaonline]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east24628442; Internet; diakses pada 9 Januari 2015.
.
81
“Democracy, Human Rights and Governance,” USAID.gov, [database-online];
tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rightsand-governance; Internet; diunduh pada 24 Desember 2014.
“Friends of Syria' recognize opposition”, Al Jazeera 12 Desember 2012[mediaonline]; tersedia di
http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/12/20121212454176711
6.html; Internet diakses pada 20 Desember 2014.
“Mission Statement and Goals. “National Coalition for Syrian Revolutionary
and Opposition Forces”. [media-online]; tersedia di
http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada 23
September 2014.
“Political Prisoners in Syria: An Urgent Crisis Now!” . Cageprisoners 25 Maret
2011 [database on-line]; tersedia di http://www.cageprisoners.com/ourwork/opinion-editorial/item/1349-political-prisoners-insyria-an-urgentcrisis-now; Internet: diakses 29 September 2014.
“Preparations for upcoming Syria peace conference „on track,‟ says UN chief,”
UN News Center,23 Desember 2013 [database-online]: tersedia di
http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=46812#.VLFpAtKUdV5
; Internet; di akses pada 11 Januari 2015.
“Profile: Syrian city of Hama.” BBC news 27 April 2012[media on-line];
tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-17868325;
Internet: di akses pada 21 September 2014.
“Remarks by the President in Address to the Nation on Syria;
Speeches&Remarks”, the White House President Barack Obama, 10
September 2013, [database-online] tersedia di
http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/10/remarkspresident-address-nation-syria; internet; diunduh pada 27 Desember 2014.
“Syirian Opposition Coalition elects new President in win for Jabra”, AlMonitor, 15 Maret 2014. [media-online] tersedia di http://www.almonitor.com/pulse/politics/2014/07/syria-national-coalition-oppositionshift-new-president.html#; Internet; diakses pada 24 September 2014.
“Syria Regional Refugee Response” [database-online]; tersedia di
http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8; Internet; diunduh
pada 22 November 2014.
“Syrian protests in Damascus and Aleppo.” BBC news, 15 maret 2011.[media
on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east12749674; diakses pada 9 Maret 2014.
82
“The Security Situation In Syria: Implications for U.S. National Security and
Policy Options,” Stimson.org, 17 Juli 2013[database-online]; tersedia di
http://www.stimson.org/spotlight/the-security-situation-in-syriaimplications-for-us-national-security-and-policy-options/; Internet; diakses
pada 12 Januari 2015.
“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S
Department of State, Office of the Spokesperson, 17 Maret
2014,[database-online]; dapat diakses di
http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/03/223955.htm ; Internet: diakses
pada 22 Oktober 2014.
“The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S
Departement of State, Office of the Spokesperson, 29 September,2014
[database-online]; tersedia di
http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/232266.htm; Internet: diakses
pada 29 Oktober 2014.
“The World Factbook,” CIA Factbook [database on-line]; tersedia di
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html
; Internet; diakses pada 9 September 2014.
“U.S Government Assessment of the Syrian Government‟s Use of Chemical
Weapons on August 21, 2013.” 2013.The White House, Office of the Press
Secretary[database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/thepress-office/2013/08/30/government-assessment-syrian-government-s-usechemical-weapons-august-21; Internet: di akses pada 24 September 2014.
“U.S Relations With Syria U.S DEPARTEMENT of STATE”, 20 Maret 2014,
[database-online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm ;
Internet: diakses pada 14 Oktober 2014.
“U.S. Government Assistance to Syria.” U.S state Government 7 September,
2013. [database on-line]; tersedia di
http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; di akses 9
maret 2014.
“U.S. to provide $100 million in new Syria aid, but not to arm rebels," Cbsnews,
8 Mei 2013[media-online]; tersedia di http://www.cbsnews.com/news/usto-provide-100-million-in-new-syria-aid-but-not-to-arm-rebels/; Internet;
diakses pada 12 Januari 2015.
“US to provide further $500m aid to Syria war victims," BBC.com, 12
September 2014[media-online], tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29182752; Internet; diakses
pada 12 Januari 2015.
83
“USAID, WHO WE ARE,” [database-online]; tersedia di
http://www.usaid.gov/who-we-are; Internet; diakses pada 1 November
2014.
84
Download