PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul : BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS PERANG SIPIL DI SURIAH (2011-2014) 1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2 Maret 2015 Bayu Aji Bagus Prasetiyo i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa: Nama : Bayu Aji Bagus Prasetiyo NIM : 1110114000039 Program Studi : Hubungan Internasional Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS PERANG SIPIL DI SURIAH (2011-2014) dan telah memenuhi syarat untuk diuji. Jakarta, 2 Maret 2015 Mengetahui, Menyetujui, Ketua Program Studi Pembimbing Debbie Affianty, M.A A. Fuad Fanani, M.A ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI BANTUAN KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DALAM KASUS PERANG SIPIL DI SURIAH Oleh Bayu Aji Bagus Prasetiyo 1110114000039 Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Srajana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Ketua Sidang, Debbie Affianty, MA. Penguji 1, Penguji 2, Ahmad Alfajri, MA. Irfan Hutagalung, LLM. Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 2 Maret 2015. Ketua Program Studi, Ilmu Hubungan Internasional. Badrus Sholeh, Ph.D. iii ABSTRAKSI Skripsi ini menganalisa tentang motivasi bantuan kemanusiaan Amerika Serikat yang diberikan untuk Suriah pada perang sipil 2011-2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor apa saja yang membuat Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada krisis yang terjadi di Suriah. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini adalah Kosmopolitanism dan Human Rights. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka dan interpretasi data-data yang relevan terkait topik yang diusung dalam skripsi ini. Dari hasil peneilitian Skripsi ini melihat bahwa kebijakan Amerika Serikat untuk memberikan bantuan pada krisis di Suriah ini merupakan upaya untuk meringankan para korban perang sipil. Banyaknya pelanggaran HAM dan kejahatan perang di Suriah ini memicu respon Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Pemberian bantuan kemanusiaan ini merupakan bentuk dari rasa bertanggung jawab Amerika Serikat terhadap kejahatan dan pelanggaran yang terjadi. Faktor pertama yang membuat Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan adalah faktor kemanusiaan, dimana Suriah sebagai negara tidak bisa lagi melindungi kedaulatan masyarakatnya. Terjadinya pembunuhan terhadap rakyat sipil dan kejahatan perang dalam penggunaan senjata kimi merupakan bukti bahwa Suriah tidak bisa menjaga nilai-nilai HAM. Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat memberikan bantuan adalah Human Rights. Amerika Serikat memiliki misi untuk menyebarkan ideologinya (demokrasi) dimana didalamnya menaganut penaegakan HAM. Kediktatoran rezim Bashar Al-Assad ini yang memicu Amerika Serikat untuk ikut membantu krisis yang terjadi. Amerika Serikat mengupayakan transisi politik dari Rezim Bashar Al-Assad ke kelompok oposisi yang menginginkan demokrasi. Upaya yang dilakukan adalah menggalang dukungan internasional untuk mendukung kelompok oposisi yang pro-demokrasi. Dalam memberikan bantuan kemanusiaan ini Amerika Serikat melalui USAID dibantu oleh para mitranya. Bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui USAID dan mitranya ini setidaknya dapat meringankan beban para korban baik yang berada di dalam Suriah maupun yang berada di tempat pengungsian negara tetangga. Kata Kunci : Amerika Serikat, Suriah, HAM, R2P, Demokrasi iv KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamiin., puji syukur kehadirat Allah Suhnahanu Wata’ala atas segala limpahan rahmat yang tidak pernah terputus kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa Shalawat dan Salaam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu dirindukan. Skripsi ini ditulis sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu. Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya to my beloved parents, Apa Ipong Rozak dan Mamah Ade Solihatul yang selalu memberikan dukungan baik finansial, semangat serta doanya. Berkat Apa dan Mamah anakmu bisa meraih gelar sarjana. Ucapan terimaksih selanjutya untuk kedua adik saya Bagas Putro Aji Sanjoyo dan Nadila Dyah Pitaloka yang selalu memberikan semangat agar saya menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pada sosok tercinta dan tidak tergantikan papah (Alm) Surhayo, akhirnya keinginan papah terkabul, semoga papah tenang di Surga. Amiin, miss you pah. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih pada keluarga besar tercinta pada Kakek H. Ikna Sukari dan Nenek Oyoh selaku orang yang selalu mendukung dan meberikan nasihat serta doa, terimakasih mamang Asep Sahrul (Ablay) “you’re the best uncle ever! Serta kepada seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya. Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada pak A.Fuad Fanani, MA sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, waktu, saran dan ilmunya dengan sabar, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. You are great lecture, thanks to inspiring me. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada seluruh Staff pengajar dan T.U FISIP yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di FISIP UIN Jakarta. Kepada Bu Debbie Affianty, MA selaku pembimbing akademik yang selalu mendukung dan membantu dari mulai birokrasi hingga penyusunan proposal, terimakasih Bu. Special thanks are also for my best friends ever ; Fikri Fahrul Faiz, Trivantiko Rezki Budiyono, Fahmi Imam Fauzy, Andre Abdurrahiem, Handi Rizky Wijaya, Muhammad Farhan, Hilman Hidayat, Ferdi (Bolang) thanks for being my friend, you guys are so great.! Thanks for always supporting me. Terimakasih juga untuk IR inter 2010 yang telah saya anggap sebagai keluarga, Volunteer Europe on Screen 2014 terimakasih atas pengalaman serunya. Serta untuk keluarga besar International Studies Club yang telah memberikan v pengalaman yang tidak terlupakan yaitu, Nabila, Clara, Pipit, Merry, Dhani, Bang Andri, Bang Amar, Bang Adit, Acit, Abib, Desica, Mahar, Annisa, Tara dan semua anggota ISC. Terimakasih sudah menjadi bagian dari keluarga saya, keep solid guys! Terakhir penulis ucapkan terimakasih pada semua teman yang telah mendukung dan membantu namun tidak bisa saya tuliskan namanya satu persatu. Skripsi ini saya tulis dengan penuh semangat dan usaha, sebagai persembahan terbaik untuk keluarga tercinta, dosen, teman serta semua yang mendukung hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi seluruh disiplin ilmu. Jakarta, Februari, 2015 Bayu Aji Bagus Prasetiyo vi DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................................. ii ABSTRAKSI .....................................................................................................................iv KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. PERNYATAAN MASALAH ............................................................................... 1 B. PERTANYAAN PENELITIAN ........................................................................... 7 C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN........................................................ 7 D. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8 E. KERANGKA TEORITIS ................................................................................... 10 F. METODELOGI PENELITIAN......................................................................... 14 G. SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................................... 16 BAB II KONFLIK DI SURIAH..................................................................................... 18 A. Sejarah Perang Sipil di Suriah .......................................................................... 18 B. Kelompok Oposisi Suriah.................................................................................. 21 C. Pelanggaran HAM .............................................................................................. 25 1. Rezim Bashar Al-Assad. ................................................................................. 26 2. Penggunaan Senjata Kimia. ........................................................................... 29 3. Penduduk Sipil Menjadi Korban Perang. .................................................... 31 BAB III RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL SURIAH. .......................................................................................................................................... 35 Posisi Amerika Serikat Terhadap Perang Sipil di Suriah. .............................. 35 A. B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Kepada Korban Perang Sipil Suriah. ................................................................................................................. 39 1. Bantuan Makanan dan Kesehatan. ............................................................... 43 2. Bantuan Untuk Pengungsi Suriah. ................................................................ 48 BAB IV MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH.......................................................................... 52 A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di Suriah. .......................................................................................................................... 52 vii B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberi bantuan. ... 60 C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah dengan Masyarakat Dunia. ................... 62 D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan. ................. 64 E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat untuk terlibat memberikan bantuan kemanusiaan. ............................................................................................................... 69 BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 76 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 76 viii Daftar Singkatan FAO Food And Agriculture Organization. FFP Office of Food For Peace. FSA The Free Syrian Army. HAM Hak Asasi Manusia. IFRC International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. IOM The International Organization for Migration. ISIS Islamic States of Iraq and Syria. NGO Non-Governmental Organization. OCHA Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. ODNI Office director of National Intelligence. OFDA Office of U.S Foreign Disaster Assistance. OPCW Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons. PBB Perserikatan Bangsa Bangsa RPM U.S Department of State‟s Bureau of Population, Refugees, and Migration. SOC Syrian Opposition Coalition. U.N United Nations. UNDSS United Nations Department of Safety and Security. UNFPA United Nations Population Fund. UNHCR United Nations High Commissioner for Refugees. UNICEF United Nations Children's Rights and Emergency Relief Organization. UNRWA United Nations Relief and Works Agency. USAID United States Agency for International Development. WFP World Food Program. WHO World Health Organization. ix Daftar Tabel Tabel.III.B.1. Dana Kemanusiaan untuk Suriah 2012-2014 .............. 41 Tabel.III.B.2. Penyebaran Bantuan Pengungsi di negara lain............ 42 Tabel.III.B.4. Bantuan USAID (OFDA) ............................................ 47 Tabel III.B.5. Bantuan USAID (FPP) ................................................ 50 Tabel.IV.C.1. Polling Masyarakat Amerika Serikat terhadap Suriah .70 x Daftar Gambar Gambar.II.C.1. Korban Anak di Suriah ............................................. 33 Gambar III.B.3.Map kerja USAID ..................................................... 43 xi BAB I PENDAHULUAN A. PERNYATAAN MASALAH Amerika Serikat telah memberikan bantuan lebih dari $ 2,9 miliar dalam kurun waktu 2011-2014 untuk bantuan kemanusiaan di Suriah. Bantuan Kemanusiaan meliputi tindakan memberikan barang dan jasa yang esensial untuk keselamatan para pihak yang terkena dampak bencana yang diakibatkan manusia, termasuk juga konflik bersenjata.1 Bantuan ini bertujuan untuk membantu para korban yang terkena dampak konflik di wilayah Suriah dan sekitarnya. Amerika Serikat lebih memilih memberikan bantuaan kemanusiaan dibanding melakukan intervensi militer sebagai bentuk kebijakan luar negerinya terhadap krisis di Suriah. Selain bantuan kemanusiaan, Amerika Serikat juga telah berkomitmen untuk memberikan bantuan melalui diplomatik, seperti di PBB dan di forum internasional lainnya untuk mendukung masa transisi tanpa melalui pertumpahan darah.2 Bantuan ini diberikan untuk seluruh korban perang di Suriah. Bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat ini berupa makanan, kesehatan dan pengungsian korban perang yang berada di dalam maupun di negara tetangga 1 Spieker, "The Right to Give and Receive Humanitarian Assistance," Dalam International Law and Humanitarian Assistance: A Crosscut Throught Legal Issues Pertaining to Humanitariansm (Springer: 2011) h.8. 2 “U.S. Government Assistance to Syria,” U.S state Government 7 September, 2013 [database online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; di akses 9 maret 2014. 1 Suriah.3 Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mengurangi penderitaan rakyat Suriah dari dampak perang. Perang sipil di Suriah ini sudah terjadi sejak tahun 2011 dan masih berlangsung hingga tahun 2014. Perang saudara di Suriah adalah bagian dari gelombang Arab Spring. Tragedi ini dimulai dengan unjuk rasa warga Suriah untuk menuntut penegakan demokrasi dan penegakan Hak Asasi Manusia yang terjadi pada pemerintahan Bashar Al Assad.4 Protes perlawanan terhadap rezim keluarga Bashar sudah terjadi pada pemerintahan ayahnya yaitu Hafez Assad. Protes pada saat itu adalah untuk melawan kekuatan dinasti keluarga Assad yang sudah memimpin terlalu lama. Hafez Assad telah memimpin sejak 1970, paska terjadinya Coup d’etat.5 Hafez Assad berhasil meredam gejolak yang disebabkan persatuan muslim di awal tahun 1980 dengan menggunakan strategi militer6 dengan tiga cara, pertama memilih dengan sangat teliti pasukan yang di percaya, kedua meningkatkan jumlah tentara yang pro pada regime, yang terakhir Menggunakan kekuatan untuk melawan pemberontak dari kota dengan cara mengeluarkan dan menahan mereka dengan pasukan yang sangat kuat. Hafez Assad telah memimpin Suriah selama 30 tahun dari tahun 1970 hingga 2000. Pada masa itu banyak terjadi perlawanan terhadap dinasti Assad 3 Ibid. “Syrian protests in Damascus and Aleppo,” BBC news, 15 maret 2011[media on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-12749674; diakses pada 9 Maret 2014 5 Coup d'etat atau Coup merupakan penggulingan kekuasan terhadap rezim berkuasa. Biasanya dipicu oleh sekelompok orang yang ingin mengganti kekuasan lama dengan pemerintahan yang baru. Coup ini bisa terjadi jika unsur-unsur militer dikuasai oleh kelompok yang menginginkan Coup de‟etat. Monty G. Marshall and Donna Ramsey Marshall, "Coup d‟état Events, 1946-2013 Codebook" Center for Systemic Peace, 28 Maret 2014. h.1. 6 David Pryce-Jones “Syria next? The Horrible Assad Regime Faces its People,”National review, Vol LXIII no.9 (16 Mei 2011) h.18. 4 2 yang terkenal diktaktor. Tidak berhenti pada pemerintahan Hafez, munculnya gelombang unjuk rasa dan perlawanan terhadap pemerintah kembali terjadi pada masa Bashar Al Assad dimana terjadinya protes besar besaran pada tahun 2011. Unjuk rasa dan protes ini ditujukan untuk menunutut mundurnya Bashar al Asaad dari jabatan Presidennya karena Bashar dianggap tidak pro- demokrasi sama seperti Hafez Assad.7 Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Suriah ini berlanjut hingga terjadinya kekarasan antara pihak militan Bashar dengan pihak pengunjuk rasa. Para militan Bashar memusatkan kekuatan militernya di kota Damaskus dan Homs. Strategi ini digunakan oleh rezim Bashar untuk memukul mundur demonstran, khususnya dari tempat-tempat strategis pemerintahan.8 Cara yang dilakukan oleh rezim Bashar untuk menekan gerak dan kekuatan para demonstran ini sama seperti cara yang digunakan oleh ayahnya Hafedz Assad pada masa pergolakan pemerintah pada tahun 1970an ketika terjadinya Coup d’etat . Bashar Al-Assad merekrut para pejuang rezimnya dengan sangat teliti dan juga dari para kelompok Alawi yang sejalan dengan rezimnya agar para tentaranya ini tidak berhianat pada rezim dan bisa dipercaya untuk meredam dan melawan kekuatan para oposisi yang menginginkan rezim Bashar turun dan digantikan.9 7 Ibid. h.19. Joseph Holliday “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”, Middle East Security Report (8 Maret 2013) : h.7 9 Ibid. h.7. 8 3 Puncak ketegangan konflik di Suriah ini terjadi pada musim panas tahun 2012. Pada awalnya Bashar al-Assad meminta mundur para demonstran untuk tidak melakukan demo besar, akan tetapi usaha itu tidak membuahkan hasil yang baik. Tidak hanya sampai pada kekerasan namun dampak dari unjuk rasa ini menyebabkan banyaknya korban yang berjatuhan serta menimbulkan konflik saudara di Suriah.10 Perang sipil di Suriah menjadi perhatian khusus Amerika Serikat. Hanya dengan kurun waktu 2011-2014, insiden ini telah memakan korban hingga lebih dari 191.000 orang tewas.11 Jumlah ini belum termasuk 10.8 juta korban yang membutuhkan bantuan akibat konflik yang terberlangsung.12 Amerika Serikat turut membantu memberikan bantuan pada korban perang sipil di Suriah melalui USAID. Hal ini merupakan salah satu upaya bagi Amerika Serikat untuk menaruh pengaruhnya di Timur Tengah dengan melalui bantuan kemanusian di negara yang sedang mengalami krisis demokrasi seperti Suriah.13 Dalam merespon kasus ini Amerika Serikat harus mengeluarkan dana hingga 2,9 milliar dollar untuk misi kemanusiaan di Suriah. Respon Amerika Serikat yang memberikan bantuan kemanusiaan pada Suriah ini berbeda dengan respon ke Libia. Amerika Serikat melakukan intervensi kemanusiaan ke Libia yang kasusnya sama seperti krisis kemanusiaan di Suriah. Namun untuk krisis 10 Ibid. h.8. “Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014. 12 “Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, h.1. 13 "Democracy, Human Rights and Governance" USAID [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rights-and-governance; Internet; diakses pada 3 Februari 2015. 11 4 kemanusiaan di Suriah Amerika Serikat hanya memberikan bantuan kemanusiaan. Ini menjadi ironi dimana Libia dan Suriah memiliki kesamaan kasus serta lokasi yang berada di kawasan Timur Tengah. Jumlah korban di Suriah selama terjadi konflik ini juga lebih banyak dari konflik di Libia.14 Dalam kasus di Suriah ini Amerika Serikat membantu dengan memberikan bantuan kemanusiaan dibanding memberikan bantuan militer Amerika Serikat melalui lembaga USAID memberikan bantuan setiap tahunnya mulai dari 2011-2014. Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Amerika Serikat melalui program kemanusiaan USAID ini dirasa cukup membantu masyarakat Suriah dalam membangun kembali kehidupan pada saat perang saudara ini. Amerika Serikat menyediakan makanan, air bersih, tempat penampungan pengungsi, dan pasokan bantuan lainnya yang di tujukan kepada 4,2 juta orang di wilayah Suriah. Amerika Serikat tetap menjadi kontributor tunggal terbesar untuk bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah.15 PBB memperkirakan bahwa sedikitnya 3 juta anak putus sekolah sejak awal terjadinya krisis.16 Bantuan Amerika Serikat terhadap Suriah semata bertujuan untuk membantu korban perang saudara. Selanjutnya, Amerika Serikat menyediakan perawatan darurat, alat-alat kesehatan, tenaga medis serta perlindungan bagi mereka yang terkena dampak krisis di Suriah dan negara-negara tetangganya. Amerika Serikat tidak hanya 14 15 FACT SHEET: U.S. Humanitarian Assistance in Response to the Syrian Crisis [database online]; tersedia http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/24/fact-sheet-us-humanitarianassistance-response-syrian-crisis; Internet: di akses pada 10 Maret 2014 16 Ibid. 5 menanggapi penggunaan senjata kimia saja. Disisi lain Amerika Serikat juga ikut konsen untuk menanggapi kekerasan yang berbasis gender, dengan mendirikan pusat-pusat kesehatan wanita dan dukungan psiko-sosial bagi perempuan dan anak-anak di Suriah melalui USAID.17 Berdasarkan pemaparan di atas, bantuan Amerika Serikat ini sangat membantu korban perang saudara di Suriah, karena dapat meringankan beban mereka baik secara psikologis, keuangan dan pelayanan publik. Studi kasus yang diambil dalam penelitian ini adalah motivasi bantuan kemanusiaan Amerika Serikat dalam kasus perang sipil di Suriah. Permasalahan yang menarik untuk diteliti adalah ketika Amerika Serikat merespon krisis di Libia dengan melakukan intervensi kemanusiaan melalui NATO. Disisi lain krisis yamg terjadi di Suriah ini memiliki motif yang sama seperti Libia, namun Amerika Serikat hanya menggunakan soft power approach untuk Suriah. Hal ini menjadi menarik untuk di teliti karena Amerika Serikat tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan di Libia padahal jumlah korbannya lebih banyak. Keterlibatan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan di Suriah ini mengindikasikan bahwa Amerika Serikat memiliki kepentingan terhadap konflik ini. Terlihat dari kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat yang lebih memilih soft power approach terhadap Suriah dibandingkan melalui hard power approach. Berbanding terbalik dengan keterlibatan Amerika Serikat pada konflik-konflik sebelumnya yang terjadi di Timur Tengah, yang mengedepankan intervensi militer. 17 ”U.S. Government Assistance to Syria,” U.S Government, 7 September 2013 [database]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; diakses pada 9 Maret 2014. 6 Pada kasus ini Amerika Serikat justru fokus untuk menggunakan soft power approach dengan memberikan bantuan yang nilainya terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini yang menjadi sebuah kajian menarik untuk dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini akan fokus pada rentang waktu 2011 hingga 2014. Pemilihan rentang waktu tersebut dikarenakan konflik ini memakan jumlah korban yang terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain itu ditemukan juga peningkatan jumlah bantuan yang diberikan Amerika Serikat pada Suriah yang jumlahnya meningkat tajam dari tahun ke tahunnya. B. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan pernyataan masalah yang di paparkan sebelumnya, Skripsi ini akan menjawab pertanyaan masalah terkait “Apa yang memotivasi Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah ?” C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang apa yang memotivasi Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Suriah, skripsi ini akan mempunyai beberapa tujuan penelitian, yaitu: 1. Tujuan proposal skripsi ini untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang latar belakang Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang saudara di Suriah. 2. Menjelaskan peranan Amerika Serikat dalam pembangunan demokrasi dan penegakan HAM di Suriah. Amerika Serikat memiliki peranan di dunia Internasional yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan 7 demokrasi dan Penegakan HAM di dunia dan ini menjadi hal yang akan di jelaskan dalam kasus Suriah, bagaimana Amerika Serikat memberikan pengaruhnya. 3. Skripsi ini akan menggunakan penerpan ilmu disiplin Hubungan Internasional untuk menjelaskan latar belakang Amerika Serikat memberikan bantuan. 4. Menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian. 2. Mengetahui apa yang terjadi di Suriah dan peranan Amerika Serikat dalam memberi bantuan. 3. Mengetahui bentuk bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat kepada Suriah. 4. Memberikan informasi kepada orang lain, yang ingin meneliti tentang perang saudara di Suriah. D. TINJAUAN PUSTAKA Skripsi ini akan menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai pembanding. Penelitian pertama dilakukan oleh Jeremy Sharp dan Christopher M. Blanchard, Spesialis dalam Kajian Timur Tengah, dengan artikel mereka yang berjudul“Armed Conflict in Syria: U.S. and International Response” dari the Journal of Congressional Research Service released in 22 April 2013, artikel ini membahas tentang respon dari AS dalam perang saudara di Suriah. Mereka 8 mengatakan pemberontakan bersenjata di Suriah telah memasuki tahun ketiga, dan tampaknya akan berlanjut, dan pemerintahaan yang kacau ini akan menimbulkan perjuangan yang berdarah antara masyarkat dan pemerintahan. Para pejabat Amerika Serikat dan banyak analis percaya bahwa Assad dan para pendukungnya akhirnya akan dipaksa turun dari kekuasaan. Berbeda dengan artikel yang pertama, artikel kedua ini berjudul “The Arab Spring and Climate Change A Climate and Security Correlations Series” oleh Caitlin E. Werrell dan Francesco Femia Preface byAnne-Marie Slaughter from American progress institution, released February 28, 2013. Artikel ini membahas tentang Arab Spring yang terjadi di wilayah Arab dan bagaimana terjadi revolusi di Suriah. Mereka mengatakan "The Arab Spring and Climate Change" menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan revolusi yang telah mengguncang dunia Arab selama dua tahun terakhir. Dan ini yang dapat memicu dan mendasari penyebab revolusi Arab. Berbeda dengan artikel yang kedua, referensi skripsi yang ketiga ini yang berjudul “Pelanggaran HAM Berat Pada Konflik Bersenjata di Suriah Ditinjau Bahasa Dari Hukum Internasional" oleh Jesaya Brahmana. Skripsi yang diterbitkan oleh Universitas Sumatera Utara ini dirilis 25 April 2013, skripsi ini berisi diskusi mengenai konflik telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan telah menyebabkan banyak kematian dan banyak yang melarikan diri ke negaranegara tetangga Suriah seperti Turki, Lebanon, Yordania, dan Irak. Skripsi ini menunjukkan kekhawatiran tentang bentuk pelanggaran HAM berat di bawah 9 hukum internasional, hubungan antara perang melawan pelanggaran hak asasi manusia, serta upaya PBB dan komunitas internasional. Berbeda dengan literatur yang disebutkan di atas, penelitian ini akan fokus pada mengapa Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang saudara di Suriah, dan faktor apa saja yang melatar belakanginya. Penulis akan menjelaskan tentang kebijakan Amerika Serikat dalam memberikan bantuaan kemanusiaan pada Suriah. Penulis juga akan merujuk pada situs resmi pemerintah Amerika Serikat untuk memahami politik luar negeri, dan program bantuan Amerika Serikat melalui USAID sebagai instrumen kebijakan luar negeri dari Amerika Serikat. E. KERANGKA TEORITIS Kosmopolitanisme Asumsi kosmopolitanisme pada awalnya muncul karena kompleksitas pemerintahan global. Di dalam luas dan intensitasnya keterkaitan dunia di era globalisasi, kemudian berpengaruh pada terbentuknya Global Governance dimana terdapat multi aktor yang berpartisipasi dalam perkembangan kebijakan global. Implementasi dari kebijakan global ini dapat dilihat dari kesatuan hubungan antarpemerintah seperti dalam Financial Action Task Force (FATF), hubungan trisektoral mencakup publik, perusahaan, dan NGOs, dan hubungan transnasional.18 Konsep kosmopolitanisme ini relevan untuk menganalisis kasus 18 David Held. Cosmopolitanism : Ideas and Realities. (Cambridge : Polity Press, 2010). hal 25. 10 tentang keikutsertaan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan pada korban perang di Suriah. Terdapat tiga pemikiran besar terkait Kosmopolitanisme : 1. Stoics Dalam pemikirannya menyebutkan bahwa setiap manusia harus hidup dalam harmoni. Stoics melahirkan pemikiran dasar kosmopolitanisme klasik yang menyatakan bahwa setiap manusa adalah warga dari dunia dan maka dari itu memiliki kewajiban/tanggung jawab atas umat manusia di seluruh dunia. ( each person is a citizen of the world and owes a duty, above all, to the worldwide community if human beings).19 Poin terjelas dari pemikiran Stoics : “that they were, in the first instance, human beings living in a world of human beings and only incidentaly members of polities.” 2. Kant Kant membuat inovasi ide kosmopolitanisme dengan konsep yang ia sebut sebagai „the public use of reason‟. Yang dimaksud dengan „the public od reason‟ adalah mengindahkan segala bentuk dogma dan menghilangkan segala hambatan untuk alasan kepentingan umum. “But people are also, if only potentially, members of a „cosmopolitan society‟, and as members of this society they can enjoy a right to the free and unrestricted public use of their reason. “20 19 Martha C.Nussbaum. “Kant and Stoic Cosmopolitanism.” Journal of Political Philosophy. Maret 1997. h 6. 20 David Held, h.31. 11 3. Beitz, Pogge dan Barry Konsep kosmopolitanisme kontemporer ini mencakup 3 elemen utama. Pertama adalah elemen yang disebut sebagai egalitarian individualisme. Manusia memiliki hak moral tunggal untuk dianggap sama, patut dihormati dan patut dipertimbangkan. Elemen kedua, disebut juga sebagai reciprocal recognition yaitu status nilai kesetaraan harus diakui oleh setiap orang. Hal itu merupakan sebuah atribut di hidup setiap orang, termasuk merupakan dasar setiap orang dalam membangun hubungan dengan sesama. Elemen ketiga, kosmopolitanisme pada akhirnya merupakan kerangka moral acuan untuk menentukan aturan dan prinsip prinsip universal.21 Berdasarkan tiga pemikiran besar diatas, didapat 8 prinsip utama kosmopolitanisme : 1. Equal worth and dignity 2. Active agency 3. Personal responsibility and accountability 4. Consent 5. Collective decision-making 6. Inclusiveness and subsidiary 7. Avoidance of serious harm 8. Sustainability 22 21 Garret Wallace Brown. Grounding Cosmopolitanism : From Kant to The Idea of A Cosmopolitan Constitution. (Edinburgh : Edinburgh University Press, Ltd., 2009), h.10. 22 David Held, h. 48. 12 HUMAN RIGHTS Pemikiran tentang konsep Human Rights sebenarnya telah lama muncul sejak zaman Yunani Kuno, seperti yang disebutkan oleh Aristotele dan Cicero. Dalam pernyataannya, mereka menjelaskan tentang hak-hak natural yang kemudian juga disebut sebagai power yang dimiliki tiap individu. Awal pengimplementasian dari konsep ini dapat dilihat dalam Magna Carta Libertatum pada tahun 1215 yang diadopsi oleh raja Inggris. Seiring penemuan akademik, salah satu pemikiran yang berkontribusi terhadap konsep Human Rights adalah pemikiran Immanuel Kant. Menurut Kant, setiap individu memiliki 3 hak utama atas dirinya sendiri. Pertama, setiap individu memiliki kemampuan untuk berpikir dan memilih sendiri tindakan apa yang harus diambil, tujuan apa yang harus dicapai, dan lain sebagainya. Kedua, setiap individu memiliki autonomy, yaitu setiap individu berhak menentukan hukum untuk dirinya sendiri. Ketiga, setiap individu memiliki nilai intrinsik dan nilai instrumental. Nilai instrinsik yaitu dimana setiap individu berhak dan layak untuk dihargai. Sedangkan nilai instrumental yaitu setiap individu dapat melakukan hal yang sama untuk menghargai dan membantu sesama (there is nothing more sacred in the wide world than the rights of other).23 Dalam kasus ini penggunaan konsep Human Rights menjadi sebuah acuan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yan terjadi di Suriah. Dimana banyaknya pelanggaran terhadap hak masyarkat di Suriah yang diabaikan oleh 23 Immanuel Kant. Grounding for The Metaphysics of Morals : translated by James E. Wellington. (Indiana Polis : Hackett Publishing Co., 1993) h.36. 13 rezim Bashar Al-Assad. Setiap manusia memiliki hak yang setara (equal) untuk dipenuhi oleh negara, diantaranya adalah “hak untuk hidup (untuk sarana subsistensi dan keamanan); atas kebebasan (kebebasan dari perbudakan, perhambaan, dan pendudukan paksa, dan untuk ukuran yang cukup kebebasan hati nurani untuk menjamin kebebasan beragama dan berpikir); ke properti (milik pribadi); dan kesetaraan resmi ".24 Kutipan dari Jhon Rawls di atas dijadikan acuan untuk kewajiban negara untuk menghormati hak asasi manusia. Namun pada kenyataannya Pemerintah Suriah tidak menghormati hak asasi manusia karena menyerangan warga sipil dengan senjata kimia, sedangkan senjata kimia itu dilarang untuk digunakan dalam Customary International Humanitarian Law. F. METODELOGI PENELITIAN Pada penelitian skrispi ini, metode penelitian yang dirgunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, dimana tipe penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan atau keadaan sebagaimana adanya. Tujuannya adalah membuat deskripsi gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.25 Penelitian ini bersumber pada satu sumber, yaitu sumber sekunder. Sumber sekunder merupakan sumber yang berasal dari buku, jurnal, internet, serta 24 Annette Förster “Decent Peace, Stability and Justice, John Rawls‟s International Theory Applied,” PhD thesis, Department of International Relations of the London School of Economics, April 2012. h.5. 25 Afifudin, dan Beni, “Metodologi Penelitian Kualitatif,” CV Pustaka Setia, Bandung 2009. h.5658. 14 media massa yang membahas mengenai permasalah keikutsertaan Amerika Serikat dalam memberikan bantuaan kemanusiaan kepada Suriah. Untuk dapat memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari buku-buku, surat kabar, jurnal-jurnal, majalah maupun internet yang memfokuskan pada masalah yang akan dibahas. Model penelitian dalam penelitian ini adalah model penelitian studi kasus dengan menggunakan teori untuk menganalisa dan menjawab permasalahan yang ada pada pertanyaan masalah. Data yang diambil kemudiaan diklasifikasikan sesuai dengan topik pembahasan yang dibutuhkan, agar bisa dipahami dan ditampilkan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan sederhana yang bisa digunakan untuk menjelaskan analisa yang ada pada skripsi ini. 15 G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah B. Pertanyaan Penelitian C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka E. Kerangka Teoritis F. Metodelogi Penelitian G. Sistematika Penulisan BAB II : KONFLIK DI SURIAH (2011-2014) A. Sejarah Perang Sipil di Suriah B. Kelompok Oposisi Suriah C. Pelanggaran HAM 1 Rezim Bashar Al Assad 2. Isu penggunaan Senjata Kimia 3. Penduduk sipil menjadi korban perang BAB III : RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL di SURIAH A. Posisi Amerika Serikat terhadap Perang Saudara di Suriah B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat kepada Suriah 1. Kesehatan dan Ketahanan Pangan 2. Kebutuhan Pengungsian Korban Perang 16 BAB IV: MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN KEBIJAKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH. A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di Suriah. B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberikan Bantuan. C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah Dengan Masyarakat Dunia. D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan. E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat Untuk Terlibat Memberikan Bantuan. BAB V: Kesimpulan 17 BAB II KONFLIK DI SURIAH A. Sejarah Perang Sipil di Suriah Suriah merupakan negara yang terletak di Asia barat yang berbatasan langsung dengan negara Libanon di barat, Turki di utara, Iraq di timur, dan Yordania di selatan. Negara Suriah berdiri dari mandat Perancis di liga bangsa paska Perang Dunia pertama, Suriah merdeka dari tangan Perancis pada 17 April 1946. Mayoritas penduduk Suriah adalah bangsa arab, dan para penduduknya menganut beberapa ajaran kepercayaan, seperti Alawit, Druze, Sunni dan Kristen. Ada juga beberapa kelompok etnis seperti; Armenia, Assyria, Kurdi, dan Turki Yezidi. Ajaran Sunni merupakan ajaran yang banyak dianut oleh penduduk di Suriah.26 Perang sipil di Suriah menjadi perang yang memakan banyak korban jiwa yakni rakyat sipil. Perang sipil tersebut berlangsung lebih dari 1000 hari. Kekerasan yang terjadi di Suriah menyebabkan banyaknya warga Suriah pergi meninggalkan negara yang dalam keadaan tidak kondusif.27 Kekerasan yang terjadi di Suriah ini menjadi perhatian dunia internasional dimana banyak pelanggaran HAM yang terjadi akibat perang sipil tersebut.28 26 “The World Factbook,” CIA Factbook [database on-line]; tersedia di https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html ; Internet; diakses pada 9 September 2014. 27 Major Lars Cramer-Larsen and Professor Bertel Heurlin, “Syria: Civil-military relations during Civil War,” Contemporary Conflicts Issue 01, Volume 02, (2014): h. 1. 28 Ibid. h.2. 18 Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Suriah, tercatat setidaknya ada empat kali kudeta yang terjadi di negara itu. Kudeta pertama dilakukan oleh Hunsi Zaim atas pemerintahan presiden Shukri Al-Quwatly pada 30 Maret 1949. Kemudian Dilanjutkan dengan kudeta oleh Kolonel Sami Hinnawi pada 14 Agustus 1949 yang berhasil mengangkat Hashim Al-Atassi menjadi presiden sementara. Dan pada akhir desember 1949 Letnan Kolonel Adib Shishakli melakukan kudeta lagi dan berhasil mengangkat seorang sipil, Khalid Al-Azeem, menjadi presiden29. Kejadiaan yang serupa pernah tejadi pada naiknya masa pemerintahan Hafedz Al-Assadd, Coup d’etat terjadi pada tahun 1971 dan pada waktu itu Menteri Pertahanan Suriah, Hafez Al-Assad, naik ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana Menteri. Di tahun berikutnya, perwira Angkatan Udara Suriah ini diangkat menjadi Presiden Suriah. Pada masa transisi ini juga mulai banyak demonstrasi menentang rezim al Assad dan ketika itu banyak korban meninggal berjatuhan akibat perlawanan terhadap rezim Hafedz yaitu ayah dari Bashar Al Assad yang sekarang menjadi presiden Suriah. Aksi protes yang terjadi di Suriah, merupakan aksi demonstrasi besar yang pertama, sejak 41 tahun berlangsung aksi "revolusi menentang" rezim Hafez AlAssad ayah dari Bashar Al-Assad yang pada rezim sebelumnya mengendalikan kekuasaan dengan tangan besi.30 29 George Lenczowski, “Timur Tengah Di Kancah Dunia,” Sinar Biru Algesindo, Bandung: , 1993, h. 198-209 30 David Pryce-Jones “Syria next ? The Horrible Assad Regime Faces its People,” National review, Vol LXIII no.9 (16 mei 2011) h.18. 19 Pada waktu Hafez Al-Asaad memimpin, partai Baath adalah partai yang kuat dan juga berkuasa di Suriah. Pada masa rezim Hafez Al-Asaad sudah ditemukan benih-benih perlawanan masyarakat yang berpaham Sunni yang menentang rezim ini. Namun pada tahun 1970an ketika gelombang demonstrasi terjadi rezim ini mampu menghadapi beberapa tantangan rakyatnya yang melakukan aksi protes. Tetapi, semua gerakan yang muncul ditumpas dengan menggunakan kekerasan militer.31 Sehingga, rakyat tidak berani melakukan aksi menentang rezim Partai Baath yang berkuasa di Suriah dibawah pimpinan Hafez Al-Assad. Kejadian perang sipil ini tidak hanya terjadi pada pemerintahan Bashar AlAssad, pada awal tahun 1982 terjadi keadaan yang serupa dimana pada saat Presiden Hafez Al-Assad memerintahkan pasukannya untuk menghabisi demonstrasi yang digalang oleh kelompok Muslim Brotherhood (ikhwanul muslim). Kelompok ini berkembang pada tahun 1970-an di Hama sebagai cabang dari Muslim Brotherhood di Mesir. Muslim Brotherhood menghendaki reformasi politik, termasuk diberikannya hak-hak sipil warga negara, pengakhiran penyiksaan yang biasa dilakukan oleh rezim berkuasa terhadap siapa saja yang dianggap melawan pada Hafedz, dan penegakan rule of the law.32 Pada bulan Februari 1982, Muslim Brotherhood menyerang unit militer Suriah yang sedang mencari anggota oposisi di Hama dan mengambil alih dan 31 Ibid. Humphrey Wangke “Krisis Politik dan Konflik Kepentingan di Suriah.” Info Singkat Hubungan Internasional, Vol. IV, No. 03/I/P3DI (Februari 2012) h.6. 32 20 menguasai Kota Hama. Presiden Hafez Al-Assad menjawab aksi itu dengan mengirim 12.000 tentara yang pro-pemerintahan.33 Operasi penumpasan pemberontakan oleh tentara Hafez ini diperintahkan untuk menyerang tempattempat yang di kuasai oleh kelompok Muslim Brotherhood dan menghancurkan kekuatan para pemberontak pemerintahan. Misi penumpasan pemberontakan di Hama berlangsung selama 3 minggu. Hama dikepung tentara yang diperkuat kendaraan lapis baja dan tank dari rezim Hafez Al-Assad. Helikopter-helikopter militer Hafez Al-Assad terus menerus menerjunkan pasukan dan menghancurkan wilayah pemukiman penduduk.34 Situasi pertempuran di Hama ini pada akhirnya berubah menjadi perang sipil yang memakan korban. Para pasukan militer Hafez Al-Assad yang berasal dari daerah itu membelot dan berbalik melawan pasukan pemerintah.35 Jumlah korban tewas dalam pertempuran ini setidaknya 10.000 orang tewas ketika presiden Hafez Al-Assad mengirimkan militer untuk menghancurkan pemberontakan Islam di sana pada tahun 1982.36 B. Kelompok Oposisi Suriah Unjuk rasa yang terjadi akibat rezim Bashar Al-Assad atas perilaku rezim yang otoriter ini menimbulkan pro dan kontra masyarakat Suriah akan kesewenang-wenangan Bashar Al-Assad dalam memimpin negara Suriah. Akibat 33 Ibid. Ibid. 35 Ibid. 36 “Profile: Syrian city of Hama,” BBC news 27 April 2012[media on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-17868325; Internet: di akses pada 21 September 2014. 34 21 kepemimpinan Bashar Al-Assad yang dianggap tangan besi ini menimbulkan perpecahan didalam negara Suriah sehingga memicu timbulnya kelompok oposisi yang ingin menggulingkan rezim Bashar Al-Assad. Karena gejolak unjuk rasa yang terus menerus di Suriah ini menjadikan rakyat Suriah, semua fraksi oposisi politik telah bersatu dengan tujuan menggulingkan rezim Bashar Al-Assad, mengakhiri penderitaan rakyat Suriah, dan untuk membuat transisi menuju negara yang bebas dan demokratis. Koalisi terdiri dari kepemimpinan yang akan memobilisasi upaya untuk mendukung dan memperkuat pejuang pro demokrasi Suriah dan mewakili tujuan dari revolusi yang dilakuakan masyarakat Suriah. Koalisi ini akan melakukan segala daya untuk mencapai tujuan menggulingkan rezim Assad dan membawa kemenangan untuk revolusi baik di dalam dan di luar Suriah.37 Oleh karena kesatuan dan keinginan untuk menggulingkan pemerintahan Bashar Al-Assad rakyat Suriah yang mengingikan demokrasi mendirikan Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi (National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces) yang selanjutnya dikenal sebagai SOC. Koalisi Suriah ini dibentuk pada November 2012 bertujuan untuk menyatukan kelompok oposisi Suriah dan berkomitmen untuk mengakhiri konflik Suriah dan membantu transisi demokrasi Suriah. Koalisi ini terdiri keragaman etnis dan agama yang merupakan bagian mendasar dari warisan negara Suriah. 37 Mission Statement and Goals, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces”[media-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada 23 September 2014. 22 Anggota-anggota yang termasuk dalam koalisi ini adalah Syiah dan Muslim Sunni, Alawi, Kristen, Kurdi, Druze, Armenia, Assyria, dan Circassians.38 Markas koalisi Suriah ini berbasis di Kairo, Mesir, dan juga berkantor pusat di Perancis, Jerman, Qatar, Turki, Inggris dan Amerika Serikat . Tujuan dari dibentuknya Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi akan bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk menyatukan dukungan untuk kepemimpinan bersama dewan militer, dewan revolusioner, dan FSA (The Free Syrian Army) 2. Untuk menghasilkan dana untuk mendukung rakyat Suriah melalui koordinasi internasional. 3. Untuk membuat Komite Hukum Nasional Suriah. 4. Untuk membentuk pemerintahan transisi setelah menerima pengakuan dunia internasional.39 Misi Koalisi Suriah ini didirikan nuntuk mendukung rakyat Suriah yang berjuang untuk mengubah negara mereka menjadi negara yang aman dan juga demokratis, inklusif dan pluralistik. Untuk memenuhi misi koalisi Suriah ini dalam mencapai tujuannya koalisi ini mendeklarasikan lima tujuannya; 1. Untuk mengakhiri semua kekerasan di Suriah; 38 Fact Sheet “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces”[databaseonline]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/fact-sheet.html; Internet : diakses pada 23 Septermber 2014. 39 Mission Statement and Goals, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces”[database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada 23 September 2014. 23 2. Untuk memastikan transisi politik yang sah, inklusif dan demokratis; 3. Untuk mempertahankan kelangsungan dan kelestarian lembaga negara fungsional dan struktur dalam demokrasi dan aturan dari pemahaman mematuhi hukum negara; 4. Untuk menjamin persatuan rakyat Suriah dan integritas teritorial dan kedaulatan negara Suriah; 5. Untuk membawa dan mengadili semua yang bertanggung jawab atas kejahatan perang, dan menghukum sesuai dengan hukum internasional.40 Koalisi ini terdiri dari 114 anggota Majelis Parlemen dipimpin oleh Presiden Hadi Al Bahra, Wakil Presiden Abdulhakim Bashar, Noura Al-Amir dan Mohammad Qaddah, serta Sekretaris Nasr al-Hariri. 41 Anggota Koalisi Parliamentary Assembly ini terdiri dari semua kelompok besar dan individu yang berkomitmen untuk menciptakan demokratisasi, inklusif, dan pluralistik Suriah, seperti “(The Supreme Military Council representing the Free Syrian Army, Syrian National Council, the Democratic Bloc, the Revolutionary Movement, Syrian Revolution General Commission, Local Coordination Committees of Syria, and the Local Administrative Councils of Syria)”42 40 Ibid. “Syirian Opposition Coalition elects new President in win for Jabra”, Al-Monitor, 15 Maret 2014 ,[media-online] tersedia di http://www.al-monitor.com/pulse/politics/2014/07/syria-nationalcoalition-opposition-shift-new-president.html#; Internet; diakses pada 24 September 2014. 42 “Fact Sheet, “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces [databaseonline]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/fact-sheet.html; Internet: diakses pada 23 Septermber 2014. 41 24 Kami menyambut semua orang yang berkomitmen untuk mewujudkan Suriah yang demokratis. Koalisi ini diakui sebagai wakil sah rakyat Suriah oleh 120 negara dan organisasi. Termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Liga Arab, dan Dewan Kerjasama Teluk.43 Pada konflik yang terjadi di Suriah ini tidak hanya ada SOC yang menginginkan demokrasi. Adanya kelompok baru yang muncul pada Maret tahun 2013 di Suriah seperti ISIS (Islamic State Iraq and Syria) ini memumculkan dinamika permasalah baru yang muncul dan membuat kasus ini semakin kompleks. Kelompok ISIS ini berbeda dengan SOC yang menginginkan demokrasi. Kelompok ISIS ini merupakan gerakan terorrisme yang menginginkan berdirinya negara Islam.44 Kelompok ini terdiri dari para jihadist Al-Qaeda yang kemudian menggalang dukungan untuk membentuk kelompok baru. C. Pelanggaran HAM Pelanggaran HAM di Suriah ini sudah terjadi sejak negara Suriah dipimpin oleh Hafez Al-Assad yang menggunakan kekerasan dalam menjaga kekuasaanya seperti yang terjadi di Hama ketika dia memerintahkan tentaranya untuk memukul mundur Muslim Brotherhood.45Cara yang serupa juga digunakan Bashar Al-Assad untuk membubarkan perlawanan terhadap rezimnya dengan menggunakan cara yang digunakan ayahnya dengan menggunakan kekerasan, penggunaan senjata kimia dan pelanggaran tentang HAM (tidak adanya kebebasan bagi masyarakat 43 Ibid. "Syria Iraq: The Islamic State militant group," BBC news, 2 Agustus 2014[media-online]; dapat diaskes di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24179084; Internet: diakses pada 1 Februari 2015. 45 Joseph Holliday “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”, Middle East Security Report 8 (Maret 2013) h. 7. 44 25 untuk menyuarakan haknya), selama tiga tahun perang sipil Suriah terjadi setidaknya telah menewaskan 191.000 orang, hampir sepertiga dari korban adalah warga sipil.46 Bashar Al-Assad telah memimpin Suriah sejak tahun 2000 dan ia menggantikan posisi Hafez Al-Assad, rezim Assad yang di teruskan oleh anak dari Hafez ini memicu timbulnya perlawanan untuk menolak rezim Assad di Suriah. Beberapa laporan media berulang kali menyampaikan bahwa para demonstran berpikir bahwa Bashar Al-Assad telah memerintah Suriah sudah terlalu lama.47 1. Rezim Bashar Al-Assad. Rezim Bashar Al-Assad telah memimpin Suriah selama 14 tahun sejak tahun 2000 setelah menggantikan ayahnya Hafez Al-Assad.48 Protes terhadap rezim Bashar Al-Assad ini diawali pada 16 Maret 2011, 50 demonstran yang terdiri dari aktivis HAM dan keluarga tahanan politik yang melakukan aksi protes secara damai di Damaskus.49 Para demonstran menuntut pemerintah Suriah melepaskan keluarga mereka yang menjadi tahanan politik. Sejak presiden Bashar 46 “Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014. 47 Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan Multinasional, (Jakarta : Pustaka Ilman, 2013) h. 15. 48 Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah: Membongkar Persekongkolan Multinasional. h.15 49 “Political Prisoners in Syria: An Urgent Crisis Now!,” Cageprisoners 25 Maret 2011 [database on-line]; tersedia di http://www.cageprisoners.com/our-work/opinion-editorial/item/1349-politicalprisoners-insyria-an-urgent-crisis-now; Internet: diakses 29 September 2014 26 Al-Assad berkuasa setidaknya lebih dari 45.000 orang ditahan tanpa adanya proses pengadilan yang terbuka dan sah.50 Pada saat itu juga seluruh demonstran ditangkap dengan alasan aksi provokasi menyerang reputasi negara. Hingga pada akhirnya keputusan pengadilan melepaskan delapan orang dan dinyatakan tidak bersalah, sedangkan sisanya tetap ditahan. Tidak hanya itu, penangkapan sipil oleh aparat di kota Aleppo, Banias, Damaskus, Dera„a, Douma, Hama, Homs, Latakia, Ma„aratan Nu„man dan al-Malkiyah juga terjadi pada tanggal 8-23 Maret 2011.51 Dengan dimulainya perlawanan melalui demontrasi ini rezim Bashar Al-Assad mengambil respon akibat gelombang demonstrasi yang terjadi dengan mengeluarkan dekrit presiden yang menyatakan bahwa Undang-undang Darurat 1962 tidak lagi diberlakukan di Suriah. Selama ini UU Darurat 1962 tidak memberikan kesempatan bagi individu untuk mengkritik pemerintah dengan pembenaran menjaga stabilitas nasional.52Namun Bashar Al-Assad tidak hanya merespon dengan ini akan tetapi ia memerintahkan tentaranya untuk membubarkan demonstrasi yang berjalan. Dilaporkan 72 warga sipil ditembak mati saat melakukan aksi protes damai.53Tidak hanya sampai disini pelanggaran HAM yang dilakukan oleh rezim Bashar Al-Assad. Presiden Bashar Al-assad juga merekrut para pejuang rezimnya dengan sangat teliti dan juga dari para kelompok alawi yang sejalan dengan rezimnya agar para tentaranya ini tidak berhianat pada rezim dan bisa dipercaya untuk meredam 50 Ibid. Ibid. 52 Ibid. 53 Ibid. 51 27 dan melawan kekuatan para oposisi yang menginginkan rezim Bashar Al-Assad turun. Rezim Bashar Al-Assad sangat teliti dalam merekrut pasukannya, karena ia tidak mau mengulangi kesalahan yang dilakukan ayahnya pada saat perang di Hama, sehingga para tentaranya berbelot pada oposisi. Bashar Al-Assad memiliki strategi khusus untuk merekrut para pasukannya dengan menerapkan tiga srategi yang digunakan ayahnya ketika terjadi perlawanan terhadap rezimnya, pertama memilih dengan sangat teliti pasukan yang di percaya, kedua meningkatkan jumlah tentara yang pro pada rezim, terakhir menggunakan kekuatan untuk melawan pemberontak dari kota dengan cara mengeluarkan dan menahan mereka dengan pasukan yang sangat kuat.54Rezim Bashar Al-Assad menggunakan cara kekerasan dalam memukul mundur dan membubarkan para demonstran dan juga pemberontak dan ini dianggap melanggar HAM oleh dunia internasional. Rezim Bashar Al-Assad telah mengirimkan artileri, kekuatan udara, buldoser, dan melakukan pembantaian sektarian, dan rudal balistik untuk menyerang pemberontak Suriah untuk keluar dari Suriah dan untuk memusnahkan para pemberontak.55 Strategi ini digunakan oleh Rezim Bashar Al-Assad agar ketika pemberontak menguasai kota maka para pemberontak akan kekurangan pasukan karena telah dihancurkan oleh persenjataan rezim Bashar Al-Assad. Rezim Bashar Al-Assad juga menyisakan senjata kimia di gudang persenjataan mereka untuk penyerangan yang lebih basar lagi karena dampak dari senjata kimia 54 55 Joseph Holliday “The Assad Regime” Maret 2013.h .7. Ibid. 28 ini akan membantu Bashar Al-Assad dalam menghancurkan para pemberontak dengan skala yang lebih besar.56 2. Penggunaan Senjata Kimia. Konflik yang terjadi di Suriah semakin meningkat tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2013 saat rezim Bashar Al-Assad menggunakan beberapa senjata kimia untuk melawan pemberontak. Serangan kimia terjadi tepatnya di EinTarma, sekitar 6 km (3,7 mil) timur dari pusat Damaskus, dan di Zamalka. 57Menurut intelligent Perancis, rezim Bashar menggunakan roket untuk meluncurkan senjata kimia ini agar tepat pada sasaran yang dituju.58 Serangan ini diperkirakan menewaskan sedikitnya 281 orang dan 1500 orang terkena dampak mematikan dari penggunaan senjata kimia ini.59 Penggunaan senjata kimia ini sangat dikecam oleh dunia internasional karena dampaknya menyeluruh kepada siapa saja yang ada disekitar tempat digunakannya senjata ini. “Chemical weapons are strongly prohibited in many international law treaties. It is being explained in the Geneva Protocol of 1925 that prohibits the use of Asphyxiating, Poisonous, or other gases or and of bacterial methods in war.”60 Senjata kimia sangat dilarang di banyak perjanjian hukum internasional. Hal ini di jelaskan dalam Protokol Jenewa 1925 yang melarang penggunaan asphyxiating, beracun, atau gas lain dan metode penyebaran bakteri dalam perang. 56 Ibid. Mary Beth, Paul Kerr, “Syria Chemical Weapons : Issues for Congress.” Congressional Research Service. (30 September 2013) h. 15 58 Ibid. 59 Ibid. 60 Jean-Marie Henckaerts and Louis DoswaldBeck, “Customary International Humanitarian Law”, Volume I : Rules. (London : ICRC and Cambridge University Press, 2006) h .29. 57 29 Rezim Bashar telah membuat program senjata kimia yang kuat selama beberapa dekade, rezim Bashar memiliki stok lima senjata kimia utama, tercatat dari yang terendah hingga tertinggi toksisitasnya seperti: gas klor, gas mustard, sianida gas, sarin agen saraf, dan VX agen saraf.61 Beberapa senjata kimia yang dimiliki Bashar seperti gas klor (hanya sedikit beracun) yang menghilang dengan cepat, Gas mustard cukup beracun, dan efeknya sampai 24 jam. Tidak hanya itu Bashar juga memiliki Gas Sianida sangat beracun, tetapi cepat menghilang, Sarin sangat beracun, dan menghilang dengan cepat, meskipun tidak secepat sianida. VX adalah bahan kimia yang paling beracun dan menghilang sangat lambat. Bahan kimia Sarin dan VX, sangat berbahaya karena menyerang saraf, dan sangat mematikan dalam dosis menit. Baik dihirup dalam bentuk gas atau melalui kontak kulit hanya beberapa tetes kimia ini sangat mematikan dan berbahaya untuk masyarakat dan anak-anak. Kimia ini sangat dilarang penggunaannya karena jika terhirup ataupun kontak langsung karena akan mengakibatkan kematian. 62. Rezim Bashar ini memiliki sejumlah kecil fasilitas untuk memproduksi senjata kimia serta sejumlah tempat penyimpanan. Lokasi penyimpanan dan pembuatan ini diidentifikasi di seluruh Suriah. Berpusat di selatan dan tengah 61 62 Joseph Holliday “The Assad Regime” Maret 2013. h. 59. Ibid. 30 Suriah, sekitar Damaskus, dan setidaknya ada tempat telah diidentifikasi sebagai tempat senjata kimia yaitu di pangkalan militer Mazzeh dan Qassioun.63 Penggunaan senjata kimia ini menjadi perhatian dunia internasional karena dianggap rezim Bashar ini melanggar Hak Asasi Manusia dan banyak negara mengecam aksi rezim Bashar ini seperti Amerika serikat yang mengecam penyerangan ini. Setelah serangan pada 21 Agustus 2013, Amerika Serikat secara aktif menyuarakan keprihatinannya tentang tindakan yang seharusnya tidak terjadi. Pada tanggal 30 Agustus 2013, Amerika Serikat secara resmi menilai bahwa tindakan penyerangan menggunakan senjata kimia ini diakukan oleh rezim Bashar.64 3. Penduduk Sipil Menjadi Korban Perang. Perang sipil yang terjadi dari awal tahun 2011 ini telah banyak memakan korban masyarakat sipil setidaknya tercatat hingga bulan September 2014, dengan korban tewas lebih dari 191.000 jiwa, hampir 12,4 juta orang telah diungsikan untuk meninggalkan rumah mereka karena situasi yang tidak aman di Suriah.65 korban terbanyak berada di tiga kota, yaitu Homs, Aleppo dan Damaskus. Jumlah korban terbanyak selama perang terjadi berada di Damaskus, dimana tercatat lebih dari 40.000 orang tewas. Sedangkan di Allepo 32.000 dan di Homs tercatat 63 Ibid. U.S Government Assessment of the Syrian Government‟s Use of Chemical Weapons on August 21, 2013.” 2013.The White House, Office of the Press Secretary[database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/08/30/government-assessment-syriangovernment-s-use-chemical-weapons-august-21; Internet: di akses pada 24 September 2014 65 “Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014. 64 31 sebanyak 28.000 orang.66 Kebanyakan yang menjadi korban adalah laki-laki ada sekitar 85 persen dan perempuan sekitar 9 persen. Anak-anak juga menjadi korban dari perang sipil ini dan mereka harus diungsikan bersama para ibu.67 Perang sipil di Suriah ini menghasilkan jutaan pengungsi dan juga menghabiskan miliaran dollar. Tidak hanya kerugian uang yang menimpa korban. Tragedi ini juga mencatat lebih dari 8.803 anak terbunuh akibat konflik ini, data ini diambil berdasarkan data dari PBB.68 Sejak terjadinya perang sipil di Suriah anak-anak adalah korban dari konflik. Mereka harus kehilangan orang tua mereka akibat serangan yang dilancarkan oleh rezim Bashar. Serangan ini menghancurkan 3456 sekolah yang berada di Suriah. Akibatnya tercatat lebih dari 3 juta anak putus sekolah karena perang sipil ini.69 Tidak hanya putus sekolah saja yang dirasakan oleh anak anak di Suriah. Anak-anak juga menjadi korban ketika orang tua mereka terkena peluru ataupun bom dari pasukan Bashar. Mereka harus tetap bertahan hidup tanpa orang tuanya. Oleh sebab itu anak-anak juga harus dilindungi dari segala bahaya yang ditimbulkan oleh perang sipil, mereka dan wanita adalah korban sipil dari dampak perang ini. Wanita dan anak-anak korban Suriah ini banyak yang meninggalkan 66 Laura Smith,"With more than 191.000 dead in Syria, U.N. rights chief slams global 'paralysis' ", CNN 22 Agustus 2014,[Media-online] dapat diakses di http://www.cnn.com/2014/08/22/world/meast/syria-conflict/; Internet; diakses pada 29 Januari 2014. 67 Ibid. 68 Ibid. 69 Tabatha Kinder,"Syria Civil War: Three Million Children Drop Out of School", International Business Times, 18 September 2014 [Media-online] dapat diakses di http://www.ibtimes.co.uk/syria-civil-war-three-million-children-drop-out-school-1466022; Internet; diakses pada 29 Januari 2015. 32 Suriah dan mencari penggungsian ke negara-negara tetangga tercatat setidaknya setiap hari sekitar 200 sampai 500 orang pengungsi tiba di Jordania.70 Gambar II.C.1. Korban Anak di Suriah. Anak-anak Suriah menjadi korban yang sangat menderita dari perang sipil Suriah, 12 anak rata-rata telah tewas per hari, karena itu, tercatat setidaknya setiap jam 174 anak dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka, dan setidaknya 12000 anak tewas dalam tragedi ini.71Banyak wanita hamil dan tidak berdaya akibat dari konflik di Suriah ini, anak-anak kehilangan waktu mereka untuk bermain dan juga untuk menuntut ilmu. Semenjak terjadinya perlawanan terhadap rezim Bashar Al-Assad korban sipil seperti anak-anak dan wanita harus kehilangan hak mereka untuk hidup, melahirkan, menuntut ilmu, hidup tenang.72 Rezim Bashar Al-Assad dianggap tidak bisa menjaga hak-hak para warga 70 “DOUBLE CATASTROPHE voice from a war on childhood,” warchild. 2013. h. 3. Ibid. 72 Ibid.h. 4. 71 33 negaranya sehingga ini menjadi perhatian dunia luas terutama Amerika Serikat yang peduli terhadap HAM (Hak Asasi Manusia) warga dunia. 34 BAB III RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERANG SIPIL SURIAH. A. Posisi Amerika Serikat Terhadap Perang Sipil di Suriah. Amerika Serikat memulai hubungan diplomatiknya dengan Suriah dimulai sejak tahun 1944 setelah Suriah dinyatakan merdeka dari Perancis. Pada tahun 1967 ketika dimulainya perang Arab-Israel, Suriah memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Suriah kembali menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat pada tahun 1974.73 Dalam kurun waktu 1990 sampai 2001, Amerika Serikat dan Suriah bekerjasama di tingkat isu regional, hubungan Amerika Serikat dan Suriah semakin memburuk dari tahun 2003 sampai awal 2009.74 Isu kegagalan pemerintah Suriah untuk mencegah Suriah menjadi tempat transit utama bagi para pejuang asing Irak serta sikap Suriah untuk menolak mendeportasi unsur rezim Saddam Hussein yang mendalangi pemberontakan di Irak ini menjadi keprihatianan bagi Amerika Serikat. Tidak berhenti disini masalah yang ditimbulkan, pemerintahan Suriah juga ikut campur tangan dalam kasus kelompok rejeksionis Palestina di Damaskus .75 Pemerintah Suriah juga memiliki beberapa catatan hak asasi manusia yang dilanggar dalam kasus pembantaian di Hama. Faktor inilah yang membuat hubungan antara Amerika Serikat dan Suriah memburuk. Namun pada awal tahun 73 “ U.S Relations With Syria U.S DEPARTEMENT of STATE”, 20 Maret 2014, [databaseonline]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm ; Internet: diakses pada 14 Oktober 2014. 74 Ibid. 75 Ibid. 35 2009 Amerika Serikat mengkaji kembali kebijakannya yang mengarah dengan tujuan untuk terlibat dengan Suriah. Kebijakan yang dikaji ini bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama serta, mengurangi ketegangan regional, dan mempromosikan perdamaian di Timur Tengah.76 Hubungan Amerika Serikat terus berlanjut dengan Suriah, seperti yang terjadi pada bulan Maret 2011 ketika terjadi pergolakan demonstrasi di Suriah. Demonstrasi yang terjadi tahun 2011 itu berujung pada konflik antara pemerintah Suriah dan warga Suriah. Dimana masyarakat menginginkan Bashar Al-Asaad untuk turun. Kasus ini menjadi perhatian Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat telah berulang kali menyerukan kepada presiden Bashar Al-Assad untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Amerika Serikat juga telah memimpin upaya masyarakat internasional untuk mencari solusi negosiasi politik pada konflik yang terjadi di Suriah.77 Perang sipil di Suriah menjadi perhatian dunia dan Amerika Serikat. Berdasarkan laporan dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) ada sekitar 191.000 penduduk Suriah meninggal dunia, dan lebih dari satu juta orang pergi meninggalkan Suriah. Kasus ini menjadi perhatian dunia internasional karena perang sipil ini tidak kunjung terselesaikan.78 Dalam kasus perang sipil di Suriah, Amerika Serikat mengambil sikap untuk membantu krisis yang terjadi karena konflik yang ditimbulkan oleh perang 76 Ibid. Ibid. 78 “Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syria-countryof-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014. 77 36 sipil ini. Amerika Serikat menanggapi kasus ini sebagai pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) dimana ditemukan pelanggaran yaitu penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar Al-Assad kepada para oposisi yang menginginkan rezim Bashar Al-Assad turun pada perang sipil yang terjadi.79 Berdasarkan data dari Office Director of National Intelligence (ODNI) Suriah telah melakukan program pengembangan senjata kimia sejak lama80, dan informasi ini berdasarkan laporan Congress Covering 2011. Dalam kasus perang sipil di Suriah ini Amerika Serikat mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh rezim Bashar Al-Assad yang menggunakan senjata kimia. Amerika Serikat mendukung untuk menjatuhkan rezim Bashar Al-Assad yang dianggap telah melanggar HAM yang sudah berlangsung lama ini. Amerika Serikat juga mendukung oposisi untuk menjatuhkan rezim ini dengan cara mengakui SOC (Syrian Opposition Coalition) sebagai pihak oposisi yang memiliki kekuatan legitimasi. SOC ini dipimpin oleh Hadi Bahra yang naik menjadi presiden oposisi, SOC juga berpartisipasi dalam Geneva II atau yang lebih dikenal sebagai pertemuan damai timur tengah, pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan internasional terkait konflik di Suriah melalui solusi politik. Pertemuan yang dilaksanakan pada Januari 2014 ini membicarakan tentang pemerintahan Bashar Al-Assad.81 79 Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014, h.5. 80 Unclassified Report to Congress on the Acquisition of Technology Relating to Weapons of Mass Destruction and Advanced Conventional Munitions, Covering 1 Januari sampai 31 Desember 2011. 81 Christoper M, Carla E, dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014, h.14. 37 Amerika Serikat merespon dengan cara membantu SOC dengan memberikan bantuan yang berupa, bantuan kemanusian. Bantuan kemanusiaan yang diberikan ini bertujuan untuk mendukung penuh aksi penurunan rezim Bashar Al-Assad.82Amerika Serikat mendukung perjuangan rakyat Suriah untuk menciptakan Suriah yang demokrasi. Amerika Serikat menganggap bahwa rezim Bashar Al Assad yang otoriter ini melakukan pelanggaran HAM. Banyak rakyat Suriah tidak bisa mendapatkan kebebasanya dalam bermasyarakat yang semestinya di berikan oleh negara. Amerika Serikat mengangap kebebasan berpendapat setiap warga negara merupakan nilai dari demokrasi. 83 Oleh karena itu Amerika Serikat memberikan respon untuk membantu masyarakat Suriah untuk mengakhiri krisis yang terjadi. Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan senilai $ 2.9 Miliar untuk program bantuan kemanusaiaan dalam merespon krisis yang berlangsung di Suriah, baik melalu program USAID dan juga kepada lembaga U.N, NGOs dan bantuan ini terus bertambah seiring berjalannya konflik. Amerika Serikat juga merupakan salah satu pendonor terbesar dalam krisis di Suriah.84 Amerika Serikat juga mendukung Suriah melalui solusi Diplomatic Support . Amerika Serikat terus berusaha untuk memajukan transisi politik di Suriah. Amerika Serikat dan Inggris memprakarsai pertemuan "London 11" yang 82 Syrian Opposition Coalition, “Obama‟s Remarks Cast Greater Responsibility on his Administration,” 24 Juni, 2014. 83 “The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Department of State, Office of the Spokesperson, 17 Maret 2014,[database-online]; dapat diakses di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/03/223955.htm ; Internet: diakses pada 22 Oktober 2014. 84 Ibid. 38 terdiri dari Amerika Serikat dan negara kemitraan Suriah serta negara negara lain.85Tujuannya ingin mencarikan solusi politik atau negosiasi dalam konflik Suriah agar oposisi mau mengikuti Geneva II. Solusi ini bertujuan agar konflik ini kunjung terselesaikan dan berakhir damai.86 Amerika Serikat juga mendukung untuk memusnahkan senjata kimia yang digunakan Bashar Al-Assad dalam krisis di Suriah. Amerika Serikat mendukung pemusnahan senjata kinia seperti yang dituangkan di Resolusi Dewan Keamanan PBB 2118, masyarakat internasional bekerja sama untuk menghapus dan menghancurkan stok senjata kimia di Suriah. Amerika Serikat menyumbang puluhan juta dolar dalam bantuan kepada Joint Mission (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia) OPCW-PBB, termasuk perlengkapan kapal Amerika Serikat yang didukung dengan teknologi hidrolisis untuk menetralisir senjata kimia dilaut serta senjata kimia lainnya yang berbahaya.87 B. Program Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat Kepada Korban Perang Sipil Suriah. Perang sipil Suriah menjadi krisis yang sangat menjadi perhatian komunitas internasional dimana konflik ini menjadi berkepanjangan dan menelan banyak korban. Lebih dari 70.000 warga Suriah telah tewas sejak awal terjadinya konflik dan jumlah ini meningkat seiring tidak kunjung selesainya konflik. Lebih dari satu juta orang telah meninggalkan rumah mereka di Suriah untuk mencari 85 "London 11 Final Communiqué,"[database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/london-11-final-communique; Internet ; diakses pada 12 Desember 2014. 86 Ibid. 87 “The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Departement of State, Office of the Spokesperson, 29 September,2014 [database-online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/232266.htm; Internet: diakses pada 29 Oktober 2014. 39 perlindungan di negara-negara tetangga.88Banyak dari para korban ini harus menjadi pengungsi ke negara-negara dekat Suriah untuk mendapatkan perlindungan. Para warga Suriah yang menjadi korban perang sipil ini harus tetap diungsikan ke tempat yang dinyatakan aman seperti ke negara-negara tetangga Suriah. Amerika Serikat sebagai negara yang menjadi salah satu pendonor bantuan untuk korban perang sipil Suriah ini terus memberikan bantuan kemanusiaan guna untuk meringankan para korban. Bantuan Amerika Serikat ini disalurkan melalui lembaga khusus bantuan miliknya yaitu USAID. USAID adalah badan Pemerintah Amerika Serikat yang bekerja untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim global, memberdayakan masyarakat, serta bertujuan untuk menyadarkan potensi yang dimiliki masyarakat agar menjadi masyarakat yang demokratis.89 Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID memberikan bantuan kemanuasiaan pada korban perang sipil di Suriah dan juga para imigran asal Suriah di negara-negara tetangga. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Jhon F. Kerry memberitahukan bahwa Amerika Serikat menyediakan $500 juta pada tahun 2014 untuk program bantuan kemanusiaan yang akan dialokasikan untuk krisis di Suriah. Dalam merespon krisis di Suriah, Amerika Serikat telah memberikan bantuan sebesar 2,9 88 Crisis in Syria: the U.S. Response." States News Service, 20 Maret 2013[jurnal on-line]; tersedia di .Academic OneFile http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA323041509&v=2.1&u=wash89460&it=r&p=AO NE&sw=w&asid=ebfb05b6f8d98aaa4ee674faa82dffae; internet; diunduh pada 1 November 2014. h. 1. 89 “USAID, WHO WE ARE,” [database-online; tersedia di http://www.usaid.gov/who-weare;internet; diunduh pada 1 November 2014. 40 $ Milliar, jumlah ini tercatat hingga September 2014.90 Selama krisis berlangsung pemerintah Amerika Serikat telah membantu lebih dari 5 juta orang di dalam Suriah, dan juga pengungsi di kawasan Suriah. Tabel III. B.1. Dana kemanusiaan untuk Suriah 2012-2014. HUMANITARIAN FUNDING TO SYRIA HUMANITARIAN RESPONSE FY 2012 - 2014* USAID/OFDA $570,037,037 USAID/FFP $971,715,017 State/PRM $1,359,865,086 Total U.S. Government (USG) Assistance to the Syria Humanitarian Response $2,901,617,140 OFDA= Office of U.S Foreign Disaster Assistance. FFP= Office of Food for Peace. PRM= U.S Department of State’s Bureau of Population, refugees, and migration. Sumber: *These figures are current as of October 24, 2014 Database from http://www.usaid.gov/what-we-do/working-crises-andconflict/responding-times-crisis/where-we-work/syria?nc=PVXZ9NyZ Pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lebih dari $1.4 milliar untuk membantu para pengungsi dan masyarakat yang terkena dampak krisis ini.91 Bantuan $1.4 milliar ini didistribusikan ke 14 daerah didalam Suriah. Bantuan Amerika Serikat juga tidak hanya menjangkau korban yang berada di dalam Suriah, bantuan ini juga di distribusikan pada pengungsi korban krisis Suriah yang berada di Lebanon, Yordania, Turki, Iraq, Mesir. Bantuan ini meliputi program 90 “Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; internet; diunduh pada 28 September 2014. h 1. 91 Ibid. 41 bantuan kemanusiaan yang USAID miliki, seperti program kesehatan, ketahanan pangan. Tabel III.B.2. Penyebaran Bantuan Pengungsi di Negara lain. Country Suriah Libanon New Funding $241.5 juta $103.8 juta Total – Since FY 2012 $ 1.4 milliar $588.8 juta Yordania $56.7 juta $444.8 juta Turki $47.4 juta $209.3 juta Irak $29.7 juta $142.9 juta Mesir $15 juta $60.2 juta Sumber : Fact Sheet Office of the Spokesperson Washington, DC September 12, 2014 diakses di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/231552.htm pada 13 November 2014. Bantuan Amerika Serikat ini memiliki misi untuk membantu para korban perang sipil di Suriah baik mereka yang berada di wilayah Suriah ataupun yang berada di perbatasan negara tetangga.92 USAID juga bekerja sama dengan U.N World Food Program, NGOs (Non-govermental organizations) dalam menyalurkan bantuannya pada para korban perang sipil di Suriah.93 Dalam memberikan bantuannya, USAID sebagai lembaga dari kelanjutan kebijakan luar negeri Amerika Serikat melaksanakan beberapa program kemanusian dalam merespon krisis yang terjadi di Suriah. Dalam skripsi ini penulis mencoba menjelaskan program dari USAID mengenai beberapa program bantuan kemanusiaan yang USAID miliki, seperti program kesehatan, ketahanan 92 “U.S. to provide $100 million in new Syria aid, but not to arm rebels," Cbsnews, 8 Mei 2013[media-online]; tersedia di http://www.cbsnews.com/news/us-to-provide-100-million-in-newsyria-aid-but-not-to-arm-rebels/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. 93 Ibid. 42 pangan,94 serta bantuan untuk para pengungsi dari tahun 2012 sampai dengan September 2014. Bantuan kemanusiaan ini didistribusikan kebeberapa daerah di Suriah: Gambar III.B.3. Map Kerja USAID Sumber: USAID.gov Peta diatas merupakan kinerja USAID dalam memberikan bantuan kemanusiaanya kepada korban di Suriah yang meliputi beberapa daerah yang menjadi tempat para korban dari perang sipil di Suriah. 1. Bantuan Makanan dan Kesehatan. Amerika Serikat merupakan negara yang konsen untuk membantu krisis di Suriah.95 Amerika Serikat juga tidak hanya konsen pada korban di Suriah akan 94 Ibid. 43 tetapi Amerika Serikat juga membagikan donasinya untuk korban yang ada di perbatasan Suriah dengan negara lain. USAID sebagai alat kebijakan luar negeri ini memberikan bantuan pangan darurat kepada masyarakat yang terkena dampak bencana alam seperti kekeringan dan banjir, dan juga sebagai respon terhadap konflik. Alat respon meliputi makanan yang dibeli Amerika Serikat (dalam bentuk bantuan pangan) atau makanan yang dibeli di negara atau wilayah yang terkena dampak. Bantuan USAID ini juga bisa berupa kupon sehingga mereka dapat langsung mengakses makanan di pasar lokal mereka.96 Banyak cara yang digunakan USAID ini untuk menyalurkan bantuan untuk para korban. Dana bantuan kemanusiaan pemerintah Amerika Serikat melalui USAID mencangkup beberapa program kesehatan dan ketahanan pangan bertujuan untuk meringankan dampak dari perang sipil ini. Bantuan kemanusian dan ketahanan pangan dirasa sangat dibutuhkan bagi para korban perang ataupun bagi masyarakat yang menjadi korban perang sipil. USAID melalui WFP sampai Agustus 2014 telah membantu 4.1 juta warga Suriah yang berada didalam Suriah dan ini merupakan jumlah terbanyak selama krisis berlangsung.97WFP telah menyediakan jatah makan lebih dari 50,000, yang dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan 250,000 orang lebih yang didistribusikan kepada wilayah oposisi di 95 Ron Nixon,"Provision Could Limit U.S. Food Aid," NewYorkTimes.com, 24 April 2014[mediaonline] tersedia di http://www.nytimes.com/2014/04/25/us/politics/provision-could-limit-us-foodaid.html?_r=0;Internet; diakses pada 12 Januari 2015. 96 “Types of Emergency Food Assistance,”[database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/foodassistance/programs/emergency-programs/types-emergency; internet;diunduh pada 12 November 2014. 97 Ibid h. 2. 44 Idlib Governorate, termasuk tempat pengungsian. Pemerintah Amerika Serikat menargetkan 83,000 orang di wilayah oposisi timur dan juga barat Aleppo tersentuh oleh bantuan ini.98 Bantuan dari USAID ini tidak hanya menyentuh korban perang sipil di Suriah saja akan tetapi menjangkau perbatasan Suriah. Target dari bantuan USAID ini diperuntukan bagi para imigran asal Suriah yang berada di negaranegara tetangga99 seperti Turki, Libanon, Yordania, Irak, Mesir yang berada di kamp pengungsian. Bantuan yang diberikan kepada para korban yang berada di dalam maupun di luar Suriah ini berupa bantuan perawatan medis dan obat-obatan (termasuk program imunisasi), makanan, air, tempat tinggal, dan lainnya dan barang-barang non-makanan seperti selimut dan pakaian.100 Bantuan Amerika Serikat ini juga berupa program-program yang berfokus pada psikososial, rehabilitasi pengungsi dan pencegahan kekerasan berbasis gender. Bantuan makanan yang disalurkan USAID dan mitra WFP ini berbentuk kupon makanan elektronik.101 Kupon adalah cara yang dapat diandalkan, tepat waktu, dan aman untuk memberikan bantuan kepada individu yang rentan, dan juga memungkinkan keluarga untuk menyesuaikan bantuan makanan untuk kebutuhan masing-masing korban102 yang berada di wilayah pengungsian. 98 Ibid.h. 2. Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional Research Service 30(Mei 2014) h. 1. 100 Ibid.h. 3. 101 David Loyn, "How should the US deliver food aid?," BBC.com, 5 Agustus 2013 [mediaonline]; tersedia di http://www.bbc.com/news/magazine-23537149; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. 102 “Types of Emergency Food Assistance,”[database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/food99 45 Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) , meningkatnya kekerasan di Suriah dalam 2 tahun terakhir ini menyebabkan sulitnya akses di bidang kesehatan yang akan masuk ke wilayah Suriah, seperti obat-obatan dan tenaga medis. Hal ini mengakibatkan semakin cepatnya wabah penyakit menular dikalangan korban Suriah karena tidak cepat ditangani. Dengan demikian menunjukan betapa pentingnya akses kesehatan bagi para korban perang sipil di Suriah, karena kesehatan merupakan kebutuhan bagi para korban perang. Amerika Serikat ikut berkontribusi dalam menanggulangi masalah kesehatan dengan cara memberikan bantuan dibidang kesehatan baik melalui perawatan serta konseling untuk para korban.103 Sejak awal konflik, USAID / OFDA telah memberikan lebih dari $ 207.800.000 untuk mendukung intervensi kesehatan darurat di Suriah, termasuk hampir $ 111.200.000 pada tahun 2014. Pada 27 Agustus dan September 3 2014, mitra USAID / OFDA LSM memberikan lebih dari 44.000 perawatan trauma kepada para korban perang. USAID dan juga telah membantu lebih dari 1.000 korban yang harus mengalamai operasi serius dan 1.600 operasi minor akibat dari mereka yang terkena tembakan ataupun terkena ledakan. Amerika Serikat juga memberikan konsultasi kesehatan pada korban yang berjumlah lebih dari 17.000 di daerah utara Suriah. Selama periode yang sama, assistance/programs/emergency-programs/types-emergency; Internet; diakses pada 12 November 2014. 103 “US to provide further $500m aid to Syria war victims," BBC.com, 12 September 2014[mediaonline], tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29182752; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. 46 para korban juga diberikan sesi konseling dan kegiatan kelompok di kamp-kamp pengungsi untuk menghilakan trauma bagi bayi dan anak anak korban perang.104 Tabel .III. B.4. Bantuan USAID (OFDA). Pemerintah Amerika Serikat melalui Office of U.S Foreign Disaster Assistance (OFDA) memberikan bantuan berupa pangan serta kesehatan melalui beberapa partnernya. USAID/OFDA melalui partnernya seperti Non-government Organization (NGO) mengalokasiakan dananya sebesar $244,584,485 untuk disalurkan melalui NGO dalam bentuk bantuan berupa makanan, pemulihan 104 “Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; Internet; diunduh pada 28 September 2014. h. 6. 47 ekonomi pasar, bantuan logistik, makanan bernutrisi serta program lain yang dapat meringankan beban para korban. 105 Bantuan yang diberikan tidak hanya disalurkan melalui NGO akan tetapi disalurkan juga pada lembaga seperti International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), dan lembaga PBB seperti U.N. Depertment of Safety and Security (UNDSS), U.N. Food and Agriculture Organization (FAO), UNICEF, U.N. Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), U.N. Population Fund (UNFPA), WFP, WHO.106 Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan $53,488,863 untuk para korban yang berada di dalam Suriah yang.disalurkan melalui lembaga ini berupa kesehatan, pangan, logistik, nutrisi, serta perlindungan terhadap korban perang Suriah. 2. Bantuan Untuk Pengungsi Suriah. Selain bantuan di dalam Suriah, Amerika Serikat juga memberikan beberapa bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi yang berada di sekitar wilayah Suriah dan juga kepada para pengungsi yang berada di kamp pengungsian seperti di Mesir, Irak, Yordania, Libanon, Turki. Dampak perang sipil di Suriah ini membuat para warga yang seharusnya tinggal aman di dalam negaranya harus mengungsi ke negara-negara tetangga untuk mengurangi dampak dari perang ini. Diperkiran ada lebih dari 3 juta pengungsi yang berada di luar Suriah dan 105 “Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”, [laporan on-line]; tersedia di http://www.usaid.gov/crisis/syria; internet; diunduh pada 28 September 2014.h.6. 106 Ibid. h.6. 48 membutuhkan banyak pasokan makanan serta kesehatan dan kehidupan yang layak.107 Seperti di Mesir pada beberapa tahun ini U.N. High Commissioner for Refugees (UNHCR) mencatat lebih dari 140,000 orang Suriah mencari tempat aman ke Mesir. 108 Oleh karena banyaknya pengungsi Suriah yang berada di Mesir, USAID bekerjasama dengan UNHCR memberikan bantuan darurat kepada lebih dari 700 orang Suriah yang ingin bermigrasi ke Eropa. Pemerintah Mesir menahan mereka yang berusaha untuk berimigrasi ke Eropa. Bantuan UNHCR untuk korban Suriah ini kebanyakan ditujukan untuk perempuan dan anak-anak,109 bantuannya termasuk makanan, kesehatan, selimut karena ini yang sangat dibutuhkan para warga Suriah yang berada di pengungsian. Tidak hanya mengungsi di Mesir, tapi ada juga lebih dari 215,000 warga Suriah yang mengungsi ke Iraq. Para pengungsi ini mendapat bantuan dari USAID dan mitranya UNHCR. USAID memberikan bantuan berupa konseling kepada para korban karena banyak dari korban yang mengalami tekanan psikososial,110menjadi pekerja dibawah umur, pernikahan dini, frustasi dan mecoba bunuh diri, dan kekerasan fisik. Permasalahan ini membuat para korban, terutama perempuan dan anak-anak yang berada di kamp-kamp di Irak ini mengalami trauma yang begitu berat.111 Pengungsi korban perang sipil di Suriah 107 Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional Research Service. h.3. 108 “Syria Regional Refugee Response” [database-online]; tersedia di http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8; Internet; diunduh pada 22 November 2014. 109 Syria- Complex Emergency “Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”.h.3. 110 Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional Research Service. h.4. 111 Syria- Complex Emergency “Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”.h.4. 49 ini tidak hanya terdapat pada Mesir dan Irak, tetapi juga tersebar di Libanon yang berjumlah 1,185,000, Turki sebanyak 844,000, dan Yordania 616,000.112 Para korban ini mendapatkan bantuan dari USAID dan mitranya UNHCR serta NGO yang menjadi partner dari pemerintah Amerika Serikat. Tabel. III.B.5. Bantuan USAID (FPP). Pemerintah Amerika Serikat melalui Office of Food for Peace (FFP) dan U.S. Departement of State’s Bureau of Population refuges, and migrant (PRM) sampai pada September 2014 telah mengalokasikan dana sebesar $613,839,861 kepada para korban yang berada di Suriah dan juga di negara-negara tetangga seperti Mesir, Irak, Yordania, Libanon, Turki. Bantuan ini berupa makanan, perlengkapan para pengungsi, kesehatan, konseling, program program capacity 112 “Syria Regional Refugee Response”,[database-online]; tersedia di http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8; Internet; diunduh pada 22 November 2014. 50 building, perlindungan terhadap anak, pendidikan dan keperluan keperluan lainnya untuk mengurangi dampak perang baik fisik maupun mental para pengungsi.113 Bantuan ini disalurkan melalui NGO partner dan juga kepada lembagalemaga internasional yang berorientasi pada kegiatan kemanusiaan seperti International Commite of the Red Cross (palang merah Dunia), International Organization for Migration (IOM), U.N Population Fund (UNFPA), U.N High Commissioner for Refugees (UNHCR), U.N Children's Fund (UNICEF), U.N Relief and Works Agency (UNRWA), World Health Organization (WHO). Bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat ini bekerjasama dengan lembagalembaga dunia ini bertujuan agar bantuan bisa tepat mengenai sasaran yaitu para pengungsi, baik yang berada di Suriah maupun di negara tetangga.114 Bantuan kemanusiaan ini memiliki tujuan yang baik untuk mencapai kesejahteraan dunia serta mengurangi dampak dari krisis yang terjadi. Bantuan Amerika Serikat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Terhitung dari tahun 2012 Amerika Serikat telah mengalokasikan dananya sebesar $119,055,805 dan pada tahun berikutnya tepatnya pada 2013 Amerika Serikat memberikan bantuan sebesar $1,218,367,818. Bantuan setiap tahun ini jika dijumlahkan mencapai $2,901,599,632, dan bantuan ini telah dialokasikan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk merespon krisis yang terjadi akibat perang sipil di Suriah.115 113 “Syria- Complex Emergency “Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014, h.6. Ibid. 115 Rhoda M and Susan G, "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional Research Service, h.2. 114 51 BAB IV MOTIVASI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA SURIAH Ada beberapa motivasi Amerika serikat dalam memberikan bantuaan kemanusiaan kepada Suriah, yaitu keinginan Amerika Serikat membantu konflik yang terjadi di Suriah atas dasar kemanusiaan. Selain dari dasar kemanusiaan, Amerika Serikat juga memiliki motivasi lain yakni penyebaran demokrasi. Tindakan Amerika Serikat dengan memberikan bantuan kemanusiaan dalam konflik perang saudara di Suriah ini merupakan bentuk keprihatinannya terhadap pelanggaran HAM yang terjadi. A. Keinginan Amerika Serikat Untuk Membantu Krisis Perang Saudara di Suriah. Krisis yang terjadi di Suriah sejak 2011 hingga 2014 ini dan masih terus berlangsung ini telah menelan 191.000 korban jiwa, data ini diambil pada September 2014.116 Jumlah ini belum termasuk 10.8 juta korban yang membutuhkan bantuan akibat dari konflik yang berlangsung.117 Krisis ini menjadi perhatian komunitas internasional yang mengecam akan penggunaan senjata 116 “Corporate report: Syria - Country of Concern,” U.K.gov, 30 September 2014 [databaseonline]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-of-concern/syriacountry-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014. 117 “Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014, h 1. 52 kimia oleh rezim Bashar Al Assad yang dikategorikan melanggar Customary International Humanitarian Law.118 Pelanggaran yang dilakukan rezim Bashar ini mendorong Amerika Serikat untuk membantu menyelesaikan perang sipil yang terjadi.119 Perang sipil yang terjadi di Suriah ini merupakan kelanjutan dari Arab Spring, yang bermula akibat protes masyarakat terhadap kepemimpinan yang diktaktor di semenanjung Arab.120 Keinginan masyarakat Suriah untuk mengakhiri kepemimpinan Bashar AlAssad yang otoriter ini menjadi perhatian dunia barat terutama Amerika Serikat.121 Penggunaan senjata kimia pada rezim Bashar Al Assad ini merupakan pelanggaran HAM. International Penggunaan senjata kimia ini dilarang pada Customary Humanitarian Law karena dampaknya yang berbahaya. Pelanggaran inilah yang memotivasi Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada Suriah, karena penggunaan senjata kimia yang ditujukan pada rakyat sipil. Dibawah Kepemimpinan Presiden Obama Amerika Serikat terlihat mengubah peran Amerika Serikat yang pada masa sebelumnya terlihat offensive 118 CUSTOMARY IHL "Rule 74. Chemical Weapons; The use of chemical weapons is prohibited.," ICRC.org [database-online] tersedia di https://www.icrc.org/customaryihl/eng/docs/v1_rul_rule74; Internet diakses pada 8 Januari 2015. 119 Ed Payne,"U.S. announces $380 million in humanitarian assistance for Syria", CNN, 15 Januari 2014,[media-online] tersedia di http://edition.cnn.com/2014/01/15/world/meast/us-syria-aid/; Internet; diakses pada 16 Desember 2014. 120 Christopher Phillips,"Syria‟s Bloody Arab Spring", London School of Economics and Political Science [pdf-online]; tersedia di http://www.lse.ac.uk/ideas/publications/reports/pdf/sr011/final_lse_ideas__syriasbloodyarabspring _phillips.pdf,;Internet; diakes pada 16 Desember 2014.h.1. 121 Zac Bears, “U.S. involvement in Syria is crucial,” Daily collegian, 11 September 2013 [mediaonline]; tersedia di http://dailycollegian.com/2013/09/11/u-s-involvement-in-syria-is-crucial/; Internet; diunduh pada 17 Desember 2014. 53 terhadap dunia Timur Tengah. War on terror pernah menjadi kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat. Namun pada masa kepemimpinan Obama, Amerika Serikat tidak mau terlibat pada intervensi dan lebih mengedepankan bantuan luar negeri dalam membantu krisis. Hal ini terlihat dari pidato Obama yang menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan menggunakan kekuatan militernya untuk menyelesaikan perang sipil di Suriah seperti pada sebelumnya di perang Afghanistan dan Iraq. Amerika Serikat membantu krisis di Suriah melalui bantuan kemanusiaan, penyelesian politik serta menjembatani kedua pihak yang berkonflik.122 Amerika Serikat telah mengalokasikan dana $2.9 milliar untuk membantu masyarakat Suriah melalui USAID dan mitranya. Bantuan ini ditujukan untuk para korban yang berada di Suriah maupun di sekitar Suriah. John Carry selaku Secretary of State Amerika Serikat dalam pidatonya mengatakan bahwa bantuan ini merupakan respon Amerika Serikat terhadap perang sipil di Suriah. Perang sipil ini membuat Suriah dianggap sebagai negara yang gagal untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya karena tidak bisa menyelesaikan konflik.123 Amerika Serikat sebagai bagian komunitas international merasa harus terlibat atas dasar kemanusiaan, karena banyaknya korban yang harus dibantu baik yang ada di Suriah maupun di negara tetangga Suriah. Dalam kasus ini Suriah sebagai negara mengabaikan kewajibannya untuk melindungi masyarakat 122 “Remarks by the President in Address to the Nation on Syria; Speeches&Remarks”, the White House President Barack Obama, 10 September 2013, [database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/10/remarks-president-address-nation-syria; internet; diunduh pada 27 Desember 2014. 123 “United States Announces Additional Humanitarian Assistance for Syria Crisis”, Office of the Spokesperson, Washington DC, 12 September 2014 54 dan kedaulatannya. Konsep kedaulatan merupakan “identitas hukum negara dalam hukum internasional.” Dalam hubungan internasional, negara-negara berdaulat dianggap setara, terlepas dari ukuran perbandingan atau kekayaan. “Kondisi kedaulatan satu negara adalah kewajiban yang sesuai untuk menghormati kedaulatan setiap negara lain “. 124 Oleh sebab itu kedaulatan sebuah negara merupakan keharusan yang harus dilindungi. Dasar kemanusiaan ini menjadi landasan Amerika Serikat untuk membantu Suriah, karena krisis ini hanya akan menyengsarakan masyarakat Suriah. Tapi jika suatu negara gagal untuk melindungi warga negaranya dari kejahatan genocide, perang, kemanusiaan atau malah menjadi pelanggar kejahatan, masyarakat internasional harus siap untuk membantu untuk menyelesaikan demi tercapainya kedaulatan dan perdamaian.125 Perlakuan rezim Bashar Al-Assad terhadap oposisi yang merupakan warga negara Suriah ini bisa dikategorikan sebagai pelanggaran HAM terutama pada penyerangan dengan menggunakan senjata kimia. Akibat dari konflik ini masyarakat menjadi korbannya, banyak diantara mereka tewas. HAM merupakan unsur penting dalam menghargai setiap manusia karena setiap manusia memiliki haknya. Seperti yang tercantum dalam piagam PBB yang berbunyi “setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu.”126 Penggunaan 124 “Summary of the responsibility to protect: the report of the international commission on intervention and state sovereignty (iciss)” [database-online] tersedia di http://www.responsibilitytoprotect.org/ICISS%20Report.pdf ;Internet: diakses pada 8 Januari 2015. 125 Ibid. 126 “Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia”, Office of the Special Representative of the Secretary-general for Children and Armed conflict [database-online] tersedia di 55 senjata kimia oleh rezim Bashar Al-Assad ini telah merenggut hak hidup, dan keselamatan warga sipil, karena efek dari penggunaan senjata kimia ini tidak bisa direduksi melainkan mengenai siapa saja yang berada di area tersebut. Tidak hanya itu, pelanggaran terhadap hak mengemukakan pendapat di tempat umum dilanggar oleh rezim Bashar. Terbukti terjadinya konflik yang berawal dari unjuk rasa damain ini berubah menjadi perang saudara ketika militer Bashar memukul mundur para demonstran.127 Dengan banyaknya korban tewas di Suriah akibat senjata kimia yang digunakan rezim Bashar Al Assad bisa dikatagorikan sebagai kejahatan perang dimana terjadi pembantaian yang menewaskan masyarakat Suriah.128 Pelanggaran HAM yang terjadi di Suriah ini membuat Amerika Serikat sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM merasa harus terlibat dengan Suriah untuk membantu mengakhiri krisis yang terjadi. Amerika Serikat melakukan beberapa upaya dalam mengakhiri krisis di Suriah, baik melalui upaya diplomatik serta melalui bantuan langsung melalui USAID dan mitranya. Amerika Serikat dan United Kingdom serta Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, berinisiatif untuk membentuk pertemuan yang bertujuan untuk mengakhiri krisis yang terjadi melalui pertemuan London 11.129 Upaya ini sebagai bentuk bantuan diplomasi https://childrenandarmedconflict.un.org/keydocuments/indonesian/universaldeclara1.html ;Internet : diakses pada 9 Januari 2015. 127 Christopher Phillips “Syria‟s Bloody Arab Spring” LSE (London School of Economics and Political Science), h. 2. 128 "The International Alliance to End Genocide: Syria", Genocide watch,[database-online]; tersedia di http://www.genocidewatch.org/syria.html ; Internet ; diakses pada 25 Desember 2014. 129 The London 11 terdiri dari: Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris dan Amerika Serikat dan perwakilan dari pimpinan Koalisi Nasional 56 yang dilakukan Amerika Serikat untuk meyakinkan oposisi dalam perundingan damai dengan rezim Suriah. Inisiatif London 11 ini bertujuan agar Geneva II130 berjalan dengan baik dan menemui solusi transisi politik yang tepat bagi masyarakat Suriah. London 11 yang diprakarsai oleh 11 menteri luar negeri (Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris dan Amerika Serikat) ini bertujuan untuk menegaskan kembali pandangan dari para pendukung oposisi Suriah bahwa Geneva II harus dipusatkan pada transisi politik di Suriah. Para negara yang tergabung dalam London 11 yang digagas Amerika Serikat ini menginginkan oposisi di Suriah mengetahui bahwa negara yang tergabung pada London 11 mendukung oposisi di Geneva II. Para pendukung oposisi (London 11) akan membantu mereka dalam banyak cara untuk membujuk kelompok yang berseteru. Dan mencarikan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan konflik agar konflik ini bisa terselesaikan dan mengalami transisi politik yang baik.131 Langkah yang diambil Amerika Serikat dalam membentuk London 11 bersama 10 negara lain merupakan respon yang diambil Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai ajang menggalang dukungan bagi terciptanya untuk Suriah. Sumber: Press release „London 11‟ meeting on Syria, [database-online] tersedia https://www.gov.uk/government/news/london-11-meeting-on-syria; Internet, diakses pada 9 Januari 2015. 130 Geneva II atau yang dikenal Geneva II Middle East peace conference adalah konferensi perdamaian yang dibentuk PBB untuk menangani krisis di Suriah. Sumber: Action Group for Syria Final Communiqué , 30.06.2012,[pdf-online] tersedia di http://www.un.org/News/dh/infocus/Syria/FinalCommuniqueActionGroupforSyria.pdf ; Internet diakses pada 28 Januari 2015. 131 “Pertemuan dengan oposisi Suriah di London” BBC Indonesia,22 Oktober 2013 [mediaonline]; tersedia di http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131022_suriah_perundingan; internet, diakses pada 9 Desember 2015. 57 perdamaian Suriah. Pertemuan London 11 ini nantinya bertujuan untuk membicarakan persiapan untuk Geneva II. London 11 ini merupakan komitmen ke 11 negara yang tergabung dalam kelompok pendukung oposisi Suriah, mereka bertujuan untuk mendukung oposisi Suriah dan mencari upaya untuk mencapai penyelesaian politik atas konflik yang terjadi di Suriah.132 PBB sebagai lembaga internasional berinisiatif untuk membuat konferensi perdamaian bagi Suriah yang disebut Geneva II yang mempertemukan antara kubu oposisi dan rezim Bashar Al Assad. Geneva II ini memiliki maksud untuk mencarikan solusi perdamaian antara oposisi dan rezim Bashar, solusi itu mencangkup tindak lanjut rencana nyata terhadap pencarian solusi perdamaian. Solusi yang dimediasi oleh Geneva II harus dapat di implementasikan dalam keadaan yang damai dengan kata lain tidak menggunakan pertempuran darah. Selain itu Geneva II harus menemukan langkah-langkah yang nyata dalam proses transisi pemerintahan dari rezim ke pemerintahan baru. Langkah nyata itu dengan cara membentuk badan yang mengurusi transisi politik yang di dalamnya yang mencangkup seluruh komponen masyarakat. Badan transisi ini harus dibentuk dengan musyawarah mufakat agar sesuai dengan keinginan rakyat Suriah.133 Selain membentuk badan transisi, solusi yang di upayakan Amerika Serikat di Geneva II harus mengedepankan nilai demokrasi seperti, pembentukan pemilu multi partai yang bebas dan adil dan memberikan hak yang sama terhadap perempuan untuk berpolitik. Masa transisi yang di upayakan dalam Geneva II 132 Ibid. "What is the Geneva II conference on Syria?," BBC, 22 Januari 2014,[media-online]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24628442; Internet; diakses pada 9 Januari 2015. 133 58 juga harus merestorasi sistem pemerintahan seperti konstitusi agar sesuai dengan nilai demokrasi yang sebenarnya.134 Tujuan utama dari di bentuknya Geneva II ini merupakan upaya komunitas internasional untuk menemukan solusi yang menguntungkan untuk semua pihak agar permasalahan di Suriah segera berakhir tanpa terjadinya pertumpahan darah.135 Tujuan dari Amerika Serikat membentuk kelompok pendukung oposisi Suriah dalam London 11 ini merupakan bentuk dukungan Amerika Serikat pada oposisi agar pihak oposisi ini mau menempuh jalur perdamaian melalui Geneva II.136 Pada tanggal 4 agustus 2012, DK-PBB melakukan kunjungan misi damai dan hanya menghasilkan enam poin penting bagi upaya pertolongan kemanusiaan sementara. Keenam poin tersebut diantaranya mengakhiri kekerasan, membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah dan mencari Solusi Politik yang sesuai dengan aspirasi rakyat Suriah.137 Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB (1948) terdapat 29 Pasal yang menyatakan bahwa pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia harus dihentikan. Berdasarkan hal inilah Amerika mulai terlibat langsung dalam Perang Saudara Suriah. Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang sipil di Suriah ini melalui dukungan diplomatik dan Bantuan kemanusiaan. 134 Ibid. “Preparations for upcoming Syria peace conference „on track,‟ says UN chief,” UN News Center, 23 Desember 2013 [database-online]: tersedia di http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=46812#.VLFpAtKUdV5; Internet; di akses pada 11 Januari 2015. 136 “Friends of Syria Core Group (London 11) Communique,” Office of the Spokesperson Washington, 15 Mei 2014 [database-online] dapat diakses di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/05/226110.htm; Internet; diakses pada 22 Januari 2015. 137 Ibid. 135 59 Dukungan yang dilakukan Amerika Serikat melalui London 11 ini merupakan bentuk dari solusi diplomatik untuk menghentikan perang sipil yang terjadi melalui media perdamaian di forum internasional. Tujuannya agar transisi politik Suriah berjalan dengan baik. Tindakan yang diambil Amerika Serikat baik melalui London 11 dan Geneva II ini merupakan solusi untuk mengatasi dan menghentikan kejahatan genocide, kejahatan perang, pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Suriah oleh rezim Bashar.138 B. Kejahatan Perang Menjadi Motivasi Amerika Serikat Memberi bantuan. Krisis perang saudara di Suriah ini telah memakan korban rakyat sipil hingga 191.000 jiwa. Perang saudara antara pemerintah Suriah dan SOC ini menjadi perang berdarah. Jatuhnya korban jiwa sipil ini menjadi sorotan dunia, dimana seharusnya masyarakat bisa hidup damai dan tenang. Masyarakat yang seharusnya dijaga kebebasannya dan mendapatkan haknya, seperti hak hidup, hak mandapat ketenagan, hak berekspresi, dalam kasus perang sipil di Suriah ini justru di abaikan hak haknya oleh negara. Menurut pandangan liberalism semua manusia itu setara (equal) dan merdeka, tidak ada satu orangpun yang dirugikan haknya, seperti hak untuk hidup, mendapat kesehatan dan setiap orang berhak atas kebebasannya.139 Dalam kasus perang sipil di Suriah ini banyak masyarakat yang dirugikan haknya. Unjuk rasa 138 Basma Atassi,”Explaining the Geneva II peace talks on Syria,” Aljazeera, 19 Januari 2014. [media-online]; tersedia di http://www.aljazeera.com/indepth/features/2014/01/explaining-genevaii-peace-talks-syria-2014118142853937726.html; Internet; diakses pada 2 Februari 2015. 139 Immanuel Kant. Grounding for The Metaphysics of Morals : translated by James E. Wellington. (Indiana Polis : Hackett Publishing Co., 1993) hal 36. 60 yang berawal damai yang bertujuan untuk menuntut rezim Bashar Al-Assad turun dari tahtanya ini menjadi petaka. Unjuk rasa yang berawal damai ini menjadi berdarah ketika tentara Bashar ini memukul mereka mundur menggunakan senjata.140 Penggunaan senjata kepada rakyat sipil ini merupakan sebuah pelanggaran yang mana seharunya negara memberikan hak berekpresi, justru menghentikan dengan kekuatan tentara. Pembunahan terhadap rakyat sipil ini bisa dikategorikan sebagai pelanggaran perang. Masyarakat yang menuntut haknya ini justru menjadi korban ke otoriteran dari rezim Bashar Al-Assad. Dalam International Humanitarian Law, rakyat sipil merupakan non-combatant yang mana seharusnya dilindungi bukan untuk di serang.141 Jatuhnya korban sipil dalam krisis ini merupakan pelanggaran perang. Tidak hanya penggunaan tentara untuk memukul mundur unjukrasa, penggunaan sejata kimia ini menjadi perhatian Amerika Serikat karena senjata kimia ini dilarang. Penggunaan senjata kimia untuk menyerang kelompok oposisi SOC ini membahayakan masyarakat. Efek dari penggunaan sejata kimia ini membahayakan karena tidak bisa diredam dan dapat mengenai siapa saja. Krisis di Suriah yamg menelan korban jiwa rakyat sipil ini menjadi sebuah krisis kemanusiaan. Para korban yang selamat dan yang mengungsi ini perlu mendapatkan perlindungan sebagai korban. Mereka harus mendapatkan hak yang setara dengan masyrakat dunia lainnya, hak itu adalah hak untuk hidup, hak 140 Joe Sterling, “Syrian protesters hail 'resistance', ” CNN , 8 Februari 2012. [media-online]; tersedia di http://edition.cnn.com/2012/02/17/world/meast/syria-unrest/ ; internet; diakses pada 2 Februari 2015. 141 Judith Gail Gardam, “Non-combatant Immunity as a Norma of International Humanitarian Law”( Dordrecht, The Netherlands: Published by Martinus Nijhoff Publisher, 1993), h.109. 61 mendapatkan kesehatan dan ketenangan. Dengan masuknya bantuan USAID yang didistribusikan bersama NGO mitranya ini akan dapat membantu mencapai hak para korban. Kejahatan perang yang menimbulkan krisis kemanusiaan ini mejadi motivasi dari Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaanya. Tujuannya adalah untuk menolong sesama, from American People for the World bantuan ini akan dapat membantu, meringakan korban dari krisis yang terjadi. Krisis kemanusiaan ini menjadi fokus dari badan kelanjutan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (USAID). Kejahatan perang yang memakan korban sipil ini menjadi alasan yang mendalam untuk Amerika Serikat yang menjunjung tinggi kebebasan untuk turut membantu korban krisis sipil di Suriah. C. Hak Kesetaraan Masyarakat Suriah dengan Masyarakat Dunia. Bantuan kemanusiaan ini merupakan bentuk kepedulian Amerika Serikat terhadap sesama manusia. Amerika Serikat sebagai negara yang penduduknya relatif lebih makmur memiliki kewajiban untuk membantu mereka yang kurang beruntung sebagai bentuk kemurahan hati.142 Amerika Serikat sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM dimana kesetaraan merupakan unsur yang penting untuk dilindungi. Dalam konflik di Suriah ini Amerika Serikat menganggap bahwa masyarakat Suriah ini setara dengan mereka yang berada di seluruh dunia, setara dalam artian meiliki hak yang sama untuk hidup. Maka bantuan ini dirasa akan 142 Beitz, Political Theory and International relations (New Jersey: Pricent University press, 1979), 54. 62 cukup mengurangi penderitaan masyarakat Suriah. Dalam padangan kosmopolitanism semua manusia dianggap setara tanpa adanya perbedaan baik suku, budaya, negara, kulit dan sebagainya.143 Keterlibatan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan ini merupakan keikutsertaan Amerika Serikat untuk membantu sesama manusia, terutama korban konflik. Tujuan ini sejalan dengan badan kelanjutan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (USAID) “Dari orang Amerika untuk semua orang di dunia”.144 Hak untuk hidup dalam konflik yang terjadi di Suriah ini menjadi sebuah hak yang mesti dilindungi tanpa membedakan asal mereka.145 Program bantuan kesehatan merupakan upaya dari Amerika Serikat dalam memenuhi hak hidup masyarakat Suriah. Bantuan obat obatan dan penanganan medis ini merupakan upaya agar korban yang terkena dampak dari perang ini bisa tetap hidup seperti masyarkat dunia yang lainnya. Suriah sebagai negara yang berdaulat sudah mengabaikan kewajibannya untuk menjaga hak hidup masyarakatnya. Amerika Serikat sebagai komunitas internasional mencoba untuk memenuhi hak hak hidup masyarakat Suriah dengan cara memberikan bantuan kemanusiaan berupa program kesehatan. Keikut sertaan Amerika Serikat dalam krisis yang terjadi di Suriah ini berlandaskan oleh kemanusiaan, krisis yang telah memakan banyak korban sipil ini menjadi keprihatinan Amerika Serikat. 143 Ulf Hannerz,Cosmopolitans and Locals in World Culture (Global Culture: Nationalism, Globalization and Modernity, London: Sage Publications,1990) h.237 144 “USAID, who we are”. 145 Nasution dan Zein, Instrumen Internasional Hak Hak Asasi Manusia. h.88. 63 Suriah sebagai penduduk dunia ini memiliki hak setara dengan penduduk yang berada di belahan dunia lain. Mereka butuh untung diselamatkan, dilindungi, diberikan tempat yang layak. Bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat dalam krisi ini bertujuan juga untuk menjaga hak mereka untuk diselamatkan untuk hidup. Masyarakat Suriah merupakan bagian dari penduduk dunia, tidak ada perbedaan antara Amerika Serikat dan Suriah, sehingga bantuan ini dirasa wajib untuk diberikan pada korban di Suriah. Dalam kosmpolitanism semua manusia memiliki dasar sebagai makhluk yang baik. Setiap manusia memiliki kewajiban untuk membantu sesamanya sebagi bentuk etos penduduk dunia.146 Tidak ada yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya. Situasi perang yang terjadi di Suriah ini merupak sebuah tragedi kemanusiaan. Banyaknya korban tewas dan korban yang harus kehilangan haknya ini menjadi sebuah permasalahan yang mesti diselesaikan. Kepedulian Amerika Serikat dengan memberikan bantuan kemanusiaan ini merupakan sebuah respon terhadap suatu krisis kemanusiaan yang terjadi di dunia. D. Demokrasi Merupakan Sistem Yang Lebih Cocok di Aplikasikan. Rezim Bashar Al Assad telah membungkam kebebasan masyarakatnya yang menginginkan demokrasi di Suriah sejak lama. Pelanggaran HAM dan pembantaian warga oleh pemimpin ini menjadi perhatiaan dunia. Hal ini menjadi 146 Ulf Hannerz,Cosmopolitans and Locals in World Culture.h.238. 64 pemicu unjuk rasa untuk menuntut penegakan demokrasi di tanah Suriah sebagai lanjutan dari Arab Spring yang terjadi di Timur tengah.147 Dalam beberapa kasus yang terjadi ketika Arab Spring yang menimpa beberapa negara di Timur Tengah. Amerika Serikat memiliki peranan yang besar dalam membantu mengakhiri krisis yang terjadi akibat gejolak yang terjadi melalui bantuan kemanusiaan. Melalui USAID Amerika Serikat memiliki tujuan untuk mengakhiri kemiskinan serta meringankan beban para korban melalui bantuan kemanusiaan. Selain meringkan beban masyarakat Suriah melalui USAID, Amerika Serikat juga memiliki kepentingan lain untuk menyebarkan nilai-nilai demokrasi.148 Penyebaran demokrasi yang terjadi pada Arab Spring ini menjadi sebuah model bagi Amerika Serikat untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat percaya sistem demokrasi dapat menjamin setiap peristiwa kenegaraan serta perkembangan sebuah negara dibawah demokrasi dapat diarahkan sesuai kepentingan dan keinginan masyarakat. 149 Demokrasi juga menyediakan lingkungan dimana perlindungan terhadap hak warga negara yang mendasar dijamin dengan cara yang baik. Demokrasi menawarkan dasar yang menguntungkan bagi perdamaian dan stabilitas dalam hubungan internasional.150 147 Christopher Phillips,"Syria‟s Bloody Arab Spring", London School of Economics and Political Science. h.1. 148 “USAID, WHO WE ARE,” [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/who-we-are; Internet; diakses pada 1 November 2014 149 Henry Lamb, “Report of the Commission on Global Governance: Our Global Neighborhood”,Oxford, Oxford University Press,(1995)h.72. 150 Ibid. h. 73. 65 Unjuk rasa yang berawal damai untuk menuntut demokrasi di Suriah ini menjadi sebuah tragedi besar. Keinginan masyarakat Suriah akan demokrasi ini seakan ditentang oleh sang pemimpin yang telah memimpin sejak lama dan menjadi bertangan besi.151Keinginan masyarakat Suriah terhadap penegakan nilai demokrasi ini menjadi perhatian dunia terutama negara Barat seperti Amerika Serikat. Negara seperti Amerika Serikat ini memiliki peranan penting dalam penyebaran demokrasi. Demokrasi menurut Amerika Serikat adalah sistem yang sangat baik untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan masyarakat.152 Paska perang dunia kedua Amerika Serikat mulai menyebarkan demokrasi karena sesuai dengan landasan dasar dari liberty, dimana hak asasi manusia dan kebebasan sangat dijunjung tinggi dalam hidup bernegara.153Oleh karena Amerika Serikat menggangap demokrasi adalah sistem terbaik, maka Amerika Serikat memiliki tujuan untuk menyebarkan demokrasi keseluruh dunia termasuk Suriah. Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi adalah equal. Pengertian equal ini merupakan hukum alam dan hukum dari Tuhan dimana setiap manusia itu terlahir setara tanpa adanya perbedaan (equal).154 Dalam demokrasi yang dianut Amerika Serikat juga menjunjung tinggi kebebasan, seperti kebebasan berpendapat, berekspresi, memilih agama, bebas memilih dalam pemilu. Hak-hak 151 Ibid. h. 38. Henry Lamb, “Report of the Commission on Global Governance: Our Global Neighborhood”.h.72. 153 Dionysius Markakis,"US Democracy Promotion in The Middle East, The Pursuit of Hegemony?",(London: Departement of International Relation, London School of Economics.Oktober 2012),h.49. 154 Larry Diamond,The Spirit of Democracy, Henry Holt and Company,LLC,New York,(2008).h.17 152 66 ini bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia yang pada dasarnya adalah equal, dimana semua manusia setara tanpa adanya perbedaan sehingga haknya harus dilindungi negara.155 Dengan masuknya bantuan Amerika Serikat ke Suriah melalui USAID ini Amerika Serikat memiliki maksud untuk membantu masyarakat dan setelah itu menyebarkan demokrasi. USAID sebagai lembaga negara memiliki fokus untuk membantu negara-negara yang sedang mengalami transisi demokrasi. Selain itu USAID juga memilik tujuan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik di negara-negara yang sedang mengalami transisi demokrasi. 156Dengan masuknya USAID ke Suriah ini pemerintah Amerika Serikat turut membantu meringakan beban para korban perang sipil di Suriah. Amerika Serikat sebagai negara yang konsen menyebarkan demokrasi, mulai menanamkan pengaruhnya kembali ke Timur Tengah terutama paska kebijakan War on Terror yang mengurangi kepercayaan negara Timur Tengah yang mayoritas Islam terhadap dunia Barat. Dalam menyebarkan demokrasi, Amerika Serikat mendukung upaya para oposisi yang tergabung (SOC) dengan mengakui mereka sebagai wakil dari warga Suriah yang demokrasi. 157Upaya Amerika Serikat ini merupakan salah satu cara dalam menyebarkan demokrasi. 155 Ibid. h 22. “Democracy, Human Rights and Governance,” USAID.gov, [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rights-and-governance; Internet; diunduh pada 24 Desember 2014. 157 “Friends of Syria' recognize opposition”, Al Jazeera 12 Desember 2012[media-online]; tersedia di http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/12/201212124541767116.html; Internet diakses pada 20 Desember 2014. 156 67 Amerika Serikat mendukung oposisi karena menginginkan masa transisi dari Bashar Al Assad yang otoriter menjadi demokratis.158 Pemerintah Amerika Serikat juga mendukung masa transisi rezim Bashar Al Assad dan ingin menjamin bahwa transisi ini mengedepankan kebebasan dan toleransi.159Tujuan Amerika Serikat dalam menjamin kebebasan dan toleransi ini merupakan respon dari Amerika Serikat terhadap kasus pelanggaran HAM yang dilakukan Bashar Al Assad. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya banyak pelanggaran HAM yang terjadi pada masa Bashar Al Assad terutama ketika unjuk rasa yang berawal damai menjadi perang saudara yang berdarah. 160 Pelanggaran HAM ini menjadi perhatian Amerika Serikat yang mana negara ini menjunjung tinggi kebebasan serta HAM bagi warga negaranya. HAM merupakan unsur penting dalam demokrasi, dimana hak setiap warga harus dilindungi.161 Penegakan nilai demokrasi ini merupakan tujuan dari Amerika Serikat, agar kedepannya Suriah menjadi negara yang menghargai hakhak warga negaranya. Dalam demokrasi, HAM ini merupakan salah satu hal yang menjadi dasar untuk negara dalam bertindak. Sehingga konflik dan perang itu akan cenderung dijauhi oleh negara yang menganut demokrasi, karena dalam perang keadaan 158 Ibid. Ambassador Robert Ford,”Congressional Testimony for The Record Senate Foreign Relations Committee” April 11, 2013 [Pdf-online]; tersedia di http://www.foreign.senate.gov/download/2013/04/11/testimony ; Internet diakes pada 22 Desember 2014. 160 Christopher Phillips “Syria‟s Bloody Arab Spring” LSE (London School of Economics and Political Science), h.1. 161 "Democracy and Human Rights:The human rights normative framework,"UN.org [databaseonline] tersedia di http://www.un.org/en/globalissues/democracy/human_rights.shtml;internet; diakses pada 3 Januari 2015. 159 68 perang HAM banyak yang dilanggar, banyak korban berjatuhan baik warga sipil atau tentara. Negara yang menganut demokrasi akan mengedepankan keinginan dari rakyatnya. Konflik dan perang ini tidak akan menghasilkan keuntungan untuk negara, karena hanya akan menghasilkan penderitaan untuk negara yang berkonflik. Karena konflik atau perang ini hanya akan menimbulkan banyak kerugian maka sesama negara demokrasi akan cenderung menjauhi perang.162 Pendekatan melalui bantuan kemanusiaan ini menjadi cara dari Amerika Serikat untuk menyebarkan demokrasinya terhadap negara yang sebelumnya otoriter menjadi negara yang lebih demokratis. Dengan Amerika Serikat menjadi pemberi bantuan yang tetap dalam konflik di Suriah ini akan menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang akan diperhitungkan Suriah setelah rezim Bashar Al Assad jatuh. Amerika Serikat sebagai negara yang konsen terhadap kemanusiaan dan menjunjung tinggi HAM maka Amerika Serikat akan menjadi salah satu mitra Suriah untuk membangun Suriah yang lebih demokratis. E. Dukungan Masyarakat Amerika Serikat untuk terlibat memberikan bantuan kemanusiaan. Dukungan Amerika Serikat pada Suriah ini didukung oleh masyarakat Amerika Serikat. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh NBC News Poll ada beberapa pertanyaan yang dilayangkan pada masyarakat Amerika Serikat terkait kasus perang sipil di Suriah. 162 Jeff Pugh. “Democratic Peace Theory : A Review and Evaluation.” CEMPROC Working Paper Series. April 2005. Hal 6 69 Tabel.IV.C.1. Polling Masyarakat Amerika Serikat terhadap Suriah. Sumber: Hart Research Associates/Public Opinion Strategies, NBC News Survey 28-29 Agustus 2013. Berdasarkan polling yang dilakukan oleh NBC news, terlihat bahwa masyarakat Amerika Serikat mendukung untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada Suriah. Tidak banyak penduduk Amerika Serikat yang menginginkan negaranya mengambil tindakan untuk melakukan military action, terlihat dari hasil polling yang menunjukan hanya 13% - 26% penduduk Amerika Serikat yang setuju akan military action.163 Dan dari jumlah polling keseluruhan terbukti bahwa bantuan kemanusiaan merupakan solusi terbaik untuk masyarakat Suriah dengan nilai 40% - 48% masyarakat Amerika Serikat setuju untuk memberikan bantuan kemanusiaan.164 Tidak hanya dukungan saja yang diberikan oleh masyarakat Amerika Serikat dalam menanggapi krisis yang terjadi di Suriah. Berdasarkan hasil polling 163 “Hart Research Associates/Public Opinion Strategies, Interviews: 700 Adults, including 210 cell phone only respondents”, NBC News Survey 28-29 Agustus 2013. h.3. 164 Ibid. h.3. 70 ada sekitar 23% - 25% masyarakat yang setuju agar Amerika Serikat tidak ikut campur pada krisis yang terjadi di Suriah. Namun dari keseluruhan hasil polling membuktikan bahwa masyarakat Amerika Serikat lebih banyak setuju terhadap menyediakan bantuan kemanusiaan dibandingkan, aksi militer atau memberikan bantuan senjata pada kelompok oposisi. 165 Masyarakat Suriah menyambut dengan baik bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Amerika Serikat maupun dunia internasional. Bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada warga di Suriah ini disalurkan oleh USAID dan mitranya. Seperti di Bab sebelumnya penulis telah menjelaskan ada 191.000 orang tewas dan lebih dari 10 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Bantuan ini disalurkan tidak hanya di Suriah, melainkan disalurkan pada kamp pengungsian yang berada di negara tetangga. Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan dirasa sangat dibutuhkan oleh masyarakat Suriah. SOC sebagai kelompok oposisi yang berada untuk membela rakyat turut mengupayakan untuk menggalang dukungan internasional untuk membantu kebutuhan masyarakat. Pada tanggal 16 November 2013, kelompok oposisi yang tergabung dalam SOC dan negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Turki, Qatar dan negara-negara arab bertemu di London untuk membahas kebutuhan warga Suriah. Delegasi dari SOC mengungkapkan bahwa masyarakat Suriah sangat membutuhkan bantuan pangan, kesehatan dan 165 Ibid. h.3. 71 pendidikan. Selain itu masyarkat Suriah juga membutuhkan beberapa penunjang untuk mereka bertahan hidup pada musim dingin.166 Krisis yang terjadi di Suriah ini dipersulit oleh rezim pemerintahan yang menghalangi bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Suriah. Tindakan yang dilakukan pemerintah Suriah ini dirasa sangat menyengsarakan masyarakat yang membutuhkan bantuan dari luar. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah ini melanggar hukum perang internasional.167 Selain pemerintahan kelompok terrorisme juga memperkeruh suasana dengan memblokir bantuan untuk para korban. Hadi Bahra sebagai President oposisi menuturkan bahwa masyarakat Suriah membutuhkan bantuan.168 Bantuan ini digunakan mereka untuk bertahan hidup. Bantuaan dari pemerintah Amerika Serikat ini dirasa kurang oleh masyarakat Suriah karena korban yang terus bertambah seiring berjalannya konflik. Masyarakat Suriah ini masih membutuhkan banyak bantuan dan pemerataan bantuan untuk seluruh korban di Suriah maupun para pengungsi yang berada di luar Suriah. 166 "USAID Fact Sheet on U.S. Humanitarian Aid to Syria, Neighbors",IIPdigital U.S embassy 12 November 2012 [database-online]; dapat diakses di http://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2012/11/20121126139114.html#ixzz3QUH3ba 8a ; Internet ; diakses pada 23 Januari 2015. 167 "Syria: Defying Security Council on Aid Access" Human Right Watch 28 Maret 2014,[database-online] dapat diakses di http://www.hrw.org/news/2014/03/28/syria-defyingsecurity-council-aid-access; Internet; diakses pada 27 Januari 2014. 168 " 'Forgotten' Syria in urgent need of humanitarian aid", Euractiv.com 18 Maret 2014 [databaseonline] dapat diakses di http://www.euractiv.com/sections/development-policy/forgotten-syriaurgent-need-humanitarian-aid-301006; Internet; diakses pada 28 Januari 2015. 72 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dirumuskan dan data yang dikumpulkan di bab sebelumnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Amerika Serikat melalui USAID memiliki motivasi. Beberapa motivasi yang dimaksud adalah alasan kemanusiaan, banyaknya korban jatuh, dan kejahatan perang. Dalam menganalisis motivasi Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan, penulis menggunakan dua konsep. Pertama untuk menjelaskan alasan kemanusiaan penulis menggunakan konsep kosmopolitanism. Konsep kosmopolitanism menjelaskan bagaimana reaksi Amerika Serikat terhadap suatu krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah. Krisis yang terjadi di Suriah ini telah memakan korban ratusan ribu warga sipil tercatat hingga September 2014 ada sekitar 191.000 korban tewas. Krisis ini menjadi perhatian dari Amerika Serikat, dimana banyaknya pelangaran HAM serta penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar. Kemanusiaan dan penggunana senjata kimia menjadi alasan yang kuat untuk Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaanya. Bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat melalui USAID ini didistribusikan kepada korban warga sipil baik di dalam maupun di luar Suriah. Bantuan yang diberikan USAID berupa bantuan makanan dan kesehatan, bantuan ini juga didistribusikan bagi para warga Suriah yang berada di kamp pengungsian 73 di negara-negara tetangga Suriah. Bantuan yang telah dialokasikan Amerika Serikat ini mencapai $ 2.9 Milliar dari kurun waktu awal terjadi konflik hingga tahun 2014. Tidak hanya bantuan kemanusiaan yang diberikan Amerika Serikat untuk membantu mengakhiri perang sipil di Suriah. Amerika Serikat juga turut terlibat dalam konflik ini. Amerika serikat memberikan bantuan diplomatik melalui konfrensi internasional seperti Geneva II dan London 11. Bantuan diplomatik yang Amerika Serikat upayakan ini bertujuan mencarikan solusi damai untuk mengakhir perang sipil antara oposisi dan rezim Bashar. Amerika Serikat mengupayakan bantuan melalui bantuan kemanusiaan dan juga upaya diplomatik ini agar krisis di Suriah segera terselesaikan. Upaya yang dilakukan Amerika Serikat tidak lain bertujuan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Bashar. Kediktatoran serta penggunaan senjata kimia menjadi alasan kuat Amerika Serikat memberikan bantuan. Kemanusiaan menjadi dasar utama Amerika Serikat memberikan bantuannya kepada Suriah. Banyaknya korban serta keprihatinan Amerika Serikat terhadap krisis kemanusiaan di Suriah ini menndorong Amerika Serikat memberi bantuan kemanusiaan. Krisis ini dianggap telah merenggut hak-hak dasar manusia di Suriah. Hak hidup, hak berekspresi, hak hidup dengan tenang, menjadi sebuah permasalahan yang harus dibantu untuk memenuhi hak hak masyarakat Suriah. 74 Selanjutnya dalam analisis yang penulis buat ada kepentingan yang utama terhadap memberikan bantuan ke Suriah. Kepentingan utama itu adalah penyebaran ideologi, yang mana menjadi motivasi Amerika Serikat untuk memberikan bantuannya. Penyebaran ideologi merupakan kepentingan dari Amerika Serikat, karena Amerika Serikat mengaggap bahwa sistem demokrasi merupakan sistem terbaik. Menurutnya sistem demokrasi ini sangat menjunjung tinggi HAM, dan sistem demokrasi ini merupakan sistem pemerintah yang sesuai keinginan rakyatnya, dari rakyat untuk rakyat. Sistem demokrasi juga akan meminimallisir terjadinya perang karena setiap kebijakan yang diambil negara akan mengacu pada keinginan rakyat, tidak ada rakyat yang mengiginkan perang. Sistem demokrasi dianggap oleh Amerika Serikat sebagai cara untuk mencapai perdamaian dunia yang abadi. Kepentingan ideologi ini yang membuat Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaannya untuk Suriah. Upaya Amerika Serikat dalam memberikan solusi diplomatik dan bantuan kemanusiaan tidak lain agar rezim Bashar ini turun dan digantikan rezim baru yang menanamkan model demokrasi Amerika Serikat. 75 DAFTAR PUSTAKA Buku . Beni, Afifudin. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2009). Diamond, Larry. The Spirit of Democracy. (Henry Holt and Company,LLC,New York, 2008). Dina Y. Sulaiman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan Multinasional. (Jakarta : Pustaka Ilman, 2013). Henry Lamb. Report of the Commission on Global Governance: Our Global Neighborhood. (Oxford, Oxford University Press, 1995). Lenczowski, George. Timur Tengah Di Kancah Dunia. (Bandung: Sinar Biru Algesindo.Bandung,1993). Nuecheterlein. Donald E, America Recommitted: A Superpower Assesses Its Role In a Turbulent World. (USA: University Press of Kentucky, 2000). Rosenau James.N. The Scientific Study of Foreign Policy. (Frances printer Ltd, London Nichols Company NY, 1980). Jurnal Cramer, Major. Larsen and Professor Heurlin, Bertel. “Syria: Civil-military relations during Civil War”. Contemporary Conflicts Issue 01, Volume 02, 2014. Holliday Joseph “The Assad Regime, From Counterinsurgency to Civil War”. Middle East Security Report, 8 Maret 2013. M, Christoper. E, Carla. dan Mary Beth, “Armed Conflict in Syria: Overview and U.S Response,”Congressional Research Service, 17 September 2014. M, Rhoda. G, Susan. "Syria: Overview of the Humanitarian Response," Congressional Research Service, 30 Mei 2014. Mary Beth, Paul Kerr, “Syria Chemical Weapons: Issues for Congress.” Congressional Research Service, 30 September 2013. 76 Pryce David-Jones “Syria next? The Horrible Assad Regime Faces its People,”National review, Vol LXIII no.9 (16 Mei 2011). Sharp J, M Christoper “Armed Conflict in Syria: U.S and International Response”.Congressional Research Service, 22 April 2013. Wangke Humphrey. “Krisis Politik dan Konflik Kepentingan di Suriah.” Info Singkat Hubungan Internasional, Vol. IV, No. 03/I/P3DI (Februari 2012). Werrel. E Caitlin, Femia F. “The Arab Spring and Climate Change A Climate and Security Correlations Series” American Progress institution, 28 Februari 2013. Jurnal On-line Action Group for Syria Final Communiqué. 30.06.2012,[pdf-online] tersedia di http://www.un.org/News/dh/infocus/Syria/FinalCommuniqueActionGroup forSyria.pdf ; Internet diakses pada 28 Januari 2015. Christopher Phillips,"Syria‟s Bloody Arab Spring", London School of Economics and Political Science [pdf-online]; tersedia di http://www.lse.ac.uk/ideas/publications/reports/pdf/sr011/final_lse_ideas_ _syriasbloodyarabspring_phillips.pdf,;Internet; diakes pada 16 Desember 2014. Crisis in Syria: the U.S. Response." States News Service, 20 Maret 2013[jurnal on-line]; tersedia di .Academic OneFile http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA323041509&v=2.1&u=w ash89460&it=r&p=AONE&sw=w&asid=ebfb05b6f8d98aaa4ee674faa82d ffae; internet; diunduh pada 1 November 2014. “DOUBLE CATASTROPHE voice from a war on childhood,” warchild. 2013. Foster, John Bellamy; McChesney and Robert W “The Endless Crisis”. [jurnal on-line]; tersedia di Report Information from ProQuest. diakses pada 12 September 2014 Jean-Marie Henckaerts and Louis DoswaldBeck, “Customary International Humanitarian Law”, Volume I : Rules. (London : ICRC and Cambridge University Press, 2006). Office of the Special Representative of the Secretary-general for Children and Armed conflict [database-online] tersedia di https://childrenandarmedconflict.un.org/keydocuments/indonesian/univers aldeclara1.html ;Internet : diakses pada 9 Januari 2015. 77 “Types of Emergency Food Assistance,”[database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/agriculture-and-food-security/foodassistance/programs/emergency-programs/types-emergency; internet;diunduh pada 12 November 2014. “U.S. - Syrian Economic Relations,” US department of state [pdf-online] tersedia di http://photos.state.gov/libraries/syria/328666/trade_commerce/us-syrianeconomic-relations.pdf ; Internet; diakses pada 11 Januari 2015. Tesis Brahmana Jesaya. “Pelanggaran HAM Berat Pada Konflik Bersenjata di Suriah Ditinjau Dari Hukum Internasional”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 25 April 2013. Förster, Annette. “Decent Peace, Stability and Justice, John Rawls‟s International Theory Applied,” PhD thesis, Department of International Relations of the London School of Economics, April 2012. Dionysius Markakis,"US Democracy Promotion in The Middle East, The Pursuit of Hegemony?". (London: Departement of International Relation, London School of Economics.Oktober 2012). Laporan “Corporate report: Syria - Country of Concern,” UK.gov, 30 September 2014 [database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/syria-country-ofconcern/syria-country-of-concern-latest-update-30-september-2014; Internet; diakses pada 25 Desember 2014. “FACT SHEET: U.S. Humanitarian Assistance in Response to the Syrian Crisis [database on-line]; tersedia http://www.whitehouse.gov/the-pressoffice/2013/09/24/fact-sheet-us-humanitarian-assistance-response-syriancrisis; Internet: di akses pada 10 Maret 2014. “Hart Research Associates/Public Opinion Strategies, Interviews: 700 Adults, including 210 cell phone only respondents”, NBC News Survey 28-29 Agustus 2013. h.3. 78 “Impact of the conflict on Syrian economy and livelihoods ; Syria Needs Analysis Project - July 2013,” MapAction, [pdf-online] tersedia di http://www.mapaction.org/component/mapcat/download/2960.html?fmt=p df; internet; diakses pada 11 Januari 2015. “Recent U.S Economic Growth in Chart,” The department of The Treasury, Mei 2012, h.4. “Secretary-General's 2009 Report (A/63/677) on Implementing the Responsibility to Protect”. [database on-line] tersedia di http://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/63/677; Internet: diakses pada 1 Agustus 2014. “Summary of the responsibility to protect: the report of the international commission on intervention and state sovereignty (iciss)” [databaseonline] tersedia di http://www.responsibilitytoprotect.org/ICISS%20Report.pdf ;Internet: diakses pada 8 Januari 2015. “Syria- Complex Emergency”, Factsheet #22, fiscal year 2014, 12 September 2014”. Fact Sheet “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces”. [database-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/factsheet.html; Internet : diakses pada 23 Septermber 2014. "Trade in Goods with Syria," United States Census Bureau [laporan]; tersedia di https://www.census.gov/foreign-trade/balance/c5020.html; Internet: diakses pada 28 Januari 2015. "USAID Fact Sheet on U.S. Humanitarian Aid to Syria, Neighbors",IIPdigital U.S embassy 12 November 2012 [database-online]; dapat diakses di http://iipdigital.usembassy.gov/st/english/texttrans/2012/11/201211261391 14.html#ixzz3QUH3ba8a ; Internet ; diakses pada 23 Januari 2015. Unclassified Report to Congress on the Acquisition of Technology Relating to Weapons of Mass Destruction and Advanced Conventional Munitions, Covering 1 Januari sampai 31 Desember 2011. Zac Bears, “U.S. involvement in Syria is crucial,” Daily collegian, 11 September 2013 [media-online]; tersedia di http://dailycollegian.com/2013/09/11/u-s-involvement-in-syria-is-crucial/; Internet; diunduh pada 17 Desember 2014. 79 Website Ambassador Robert Ford,"CONGRESSIONAL TESTIMONY FOR THE RECORD CUSTOMARY IHL "Rule 74. Chemical Weapons; The use of chemical weapons is prohibited.," ICRC.org [database-online] tersedia di https://www.icrc.org/customary-ihl/eng/docs/v1_rul_rule74; Internet diakses pada 8 Januari 2015. Ed Payne."U.S. announces $380 million in humanitarian assistance for Syria", CNN, 15 Januari 2014,[media-online] tersedia di http://edition.cnn.com/2014/01/15/world/meast/us-syria-aid/; Internet; diakses pada 16 Desember 2014 Loyn, David. "How should the US deliver food aid?," BBC.com, 5 Agustus 2013 [media-online]; tersedia di http://www.bbc.com/news/magazine23537149; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. Ron Nixon,"Provision Could Limit U.S. Food Aid," NewYorkTimes.com, 24 April 2014[media-online] tersedia di http://www.nytimes.com/2014/04/25/us/politics/provision-could-limit-usfood-aid.html?_r=0;Internet; diakses pada 12 Januari 2015. SENATE FOREIGN RELATIONS COMMITTEE" April 11, 2013 [Pdf-online]; tersedia di http://www.foreign.senate.gov/download/2013/04/11/testimony ; Internet diakes pada 22 Desember 2014. Smith, Laura. "With more than 191.000 dead in Syria, U.N. rights chief slams global 'paralysis' ", CNN, 22 Agustus 2014,[Media-online] dapat diakses di http://www.cnn.com/2014/08/22/world/meast/syria-conflict/; Internet; diakses pada 29 Januari 2014. Susan Jones, "WH: Chemical Attack in Syria 'Goes to the Core Nat'l Security Interests of USA,"CSNnews, 30 Agustus 2013[media-online]; tersedia di http://cnsnews.com/news/article/wh-chemical-attack-syria-goes-core-natlsecurity-interests-usa; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. Tabatha, Kinder. "Syria Civil War: Three Million Children Drop Out of School", International Business Times, 18 September 2014 [Media-online] dapat diakses di http://www.ibtimes.co.uk/syria-civil-war-three-millionchildren-drop-out-school-1466022; Internet; diakses pada 29 Januari 2015. "Democracy and Human Rights:The human rights normative framework,"UN.org [database-online] tersedia di 80 http://www.un.org/en/globalissues/democracy/human_rights.shtml;internet ; diakses pada 3 Januari 2015. " 'Forgotten' Syria in urgent need of humanitarian aid", Euractiv.com 18 Maret 2014 [database-online] dapat diakses di http://www.euractiv.com/sections/development-policy/forgotten-syriaurgent-need-humanitarian-aid-301006; Internet; diakses pada 28 Januari 2015. "London 11 Final Communiqué,"[database-online]; tersedia di https://www.gov.uk/government/publications/london-11-finalcommunique; Internet ; diakses pada 12 Desember 2014. "Pertemuan dengan oposisi Suriah di London" BBC Indonesia,22 Oktober 2013 [media-online]; tersedia di http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/10/131022_suriah_perunding an; internet, diakses pada 9 Desember 2015. "Remarks by the President in Address to the Nation on Syria," the WHITE HOUSE PRESIDENT BARACK OBAMA, 10 September 2013,[databaseonline]; tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-pressoffice/2013/09/10/remarks-president-address-nation-syria; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. "Syria Iraq: The Islamic State militant group," BBC news, 2 Agustus 2014[media-online]; dapat diaskes di http://www.bbc.com/news/worldmiddle-east-24179084; Internet: diakses pada 1 Februari 2015. "Syria: Defying Security Council on Aid Access" Human Right Watch 28 Maret 2014,[database-online] dapat diakses di http://www.hrw.org/news/2014/03/28/syria-defying-security-council-aidaccess; Internet; diakses pada 27 Januari 2014. "The International Alliance to End Genocide: Syria", Genocide watch,[databaseonline]; tersedia di http://www.genocidewatch.org/syria.html ; Internet ; diakses pada 25 Desember 2014. "United States GDP 2003-2015." Trading Economics [database-online]; tersedia di http://www.tradingeconomics.com/united-states/gdp; Internet: diakses pada 20 November 2014. "What is the Geneva II conference on Syria?," BBC, 22 Januari 2014,[mediaonline]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east24628442; Internet; diakses pada 9 Januari 2015. . 81 “Democracy, Human Rights and Governance,” USAID.gov, [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/what-we-do/democracy-human-rightsand-governance; Internet; diunduh pada 24 Desember 2014. “Friends of Syria' recognize opposition”, Al Jazeera 12 Desember 2012[mediaonline]; tersedia di http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/12/20121212454176711 6.html; Internet diakses pada 20 Desember 2014. “Mission Statement and Goals. “National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces”. [media-online]; tersedia di http://en.etilaf.org/about-us/goals.html; Internet: diakses pada 23 September 2014. “Political Prisoners in Syria: An Urgent Crisis Now!” . Cageprisoners 25 Maret 2011 [database on-line]; tersedia di http://www.cageprisoners.com/ourwork/opinion-editorial/item/1349-political-prisoners-insyria-an-urgentcrisis-now; Internet: diakses 29 September 2014. “Preparations for upcoming Syria peace conference „on track,‟ says UN chief,” UN News Center,23 Desember 2013 [database-online]: tersedia di http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=46812#.VLFpAtKUdV5 ; Internet; di akses pada 11 Januari 2015. “Profile: Syrian city of Hama.” BBC news 27 April 2012[media on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-17868325; Internet: di akses pada 21 September 2014. “Remarks by the President in Address to the Nation on Syria; Speeches&Remarks”, the White House President Barack Obama, 10 September 2013, [database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/09/10/remarkspresident-address-nation-syria; internet; diunduh pada 27 Desember 2014. “Syirian Opposition Coalition elects new President in win for Jabra”, AlMonitor, 15 Maret 2014. [media-online] tersedia di http://www.almonitor.com/pulse/politics/2014/07/syria-national-coalition-oppositionshift-new-president.html#; Internet; diakses pada 24 September 2014. “Syria Regional Refugee Response” [database-online]; tersedia di http://data.unhcr.org/syrianrefugees/country.php?id=8; Internet; diunduh pada 22 November 2014. “Syrian protests in Damascus and Aleppo.” BBC news, 15 maret 2011.[media on-line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east12749674; diakses pada 9 Maret 2014. 82 “The Security Situation In Syria: Implications for U.S. National Security and Policy Options,” Stimson.org, 17 Juli 2013[database-online]; tersedia di http://www.stimson.org/spotlight/the-security-situation-in-syriaimplications-for-us-national-security-and-policy-options/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. “The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Department of State, Office of the Spokesperson, 17 Maret 2014,[database-online]; dapat diakses di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/03/223955.htm ; Internet: diakses pada 22 Oktober 2014. “The Syrian Crisis : U.S. Assistance and Support for the Transition”, U.S Departement of State, Office of the Spokesperson, 29 September,2014 [database-online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/09/232266.htm; Internet: diakses pada 29 Oktober 2014. “The World Factbook,” CIA Factbook [database on-line]; tersedia di https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sy.html ; Internet; diakses pada 9 September 2014. “U.S Government Assessment of the Syrian Government‟s Use of Chemical Weapons on August 21, 2013.” 2013.The White House, Office of the Press Secretary[database-online] tersedia di http://www.whitehouse.gov/thepress-office/2013/08/30/government-assessment-syrian-government-s-usechemical-weapons-august-21; Internet: di akses pada 24 September 2014. “U.S Relations With Syria U.S DEPARTEMENT of STATE”, 20 Maret 2014, [database-online]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/3580.htm ; Internet: diakses pada 14 Oktober 2014. “U.S. Government Assistance to Syria.” U.S state Government 7 September, 2013. [database on-line]; tersedia di http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2013/09/213927.htm; Internet; di akses 9 maret 2014. “U.S. to provide $100 million in new Syria aid, but not to arm rebels," Cbsnews, 8 Mei 2013[media-online]; tersedia di http://www.cbsnews.com/news/usto-provide-100-million-in-new-syria-aid-but-not-to-arm-rebels/; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. “US to provide further $500m aid to Syria war victims," BBC.com, 12 September 2014[media-online], tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29182752; Internet; diakses pada 12 Januari 2015. 83 “USAID, WHO WE ARE,” [database-online]; tersedia di http://www.usaid.gov/who-we-are; Internet; diakses pada 1 November 2014. 84