LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT PEMBUATAN DAN INSTALASI EARLY WARNING SYSTEM DI DAERAH PANTAI, UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA KECELAKAAN LAUT BAGI NELAYAN DAN WISATAWAN Oleh: Dr.Eng. Didik R. Santoso, Nip.196906101994021001 Adi Susilo, Ph.D., Nip.196312271991031002 Sukir Maryanto, Ph.D., Nip.197106211998021001 Dibiayai Oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Riset Dalam Publikasi Domestik Batch II Nomor: 216/SP2H/PPM/DP2M/IV/2009 Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang 2009 PEMBUATAN DAN INSTALASI EARLY WARNING SYSTEM DI DAERAH PANTAI, UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA KECELAKAAN LAUT BAGI NELAYAN DAN WISATAWAN * Dr.Eng. Didik R. Santoso; Adi Susilo, Ph.D.; Sukir Maryanto, Ph.D. RINGKASAN Cuaca buruk yang disertai gelombang laut yang cukup tinggi sering terjadi di perairan Indonesia. Kondisi ini sangat berbahaya bagi nelayan maupun wisatawan pantai yang sedang beraktifitas, karena sewaktu-waktu dapat membahayakan jiwa mereka. Untuk itu nelayan maupun wisatawan pantai perlu mengetahui kondisi cuaca laut/pantai sebelum mereka melakukan aktifitasnya. Beberapa parameter cuaca laut yang penting, yang menentukan tingkat bahaya melaut adalah: kecepatan dan arah angin, tinggi gelombang laut, serta terjadi hujan atau tidak pada daerah tersebut. Data-data informasi cuaca ini dikeluarkan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dari pengamatan lapangan yang dilakukan terhadap cara penyampaian informasi cuaca kelautan di Kabupaten Malang, secara teknis pihak BMKG melaporkan kondisi cuaca pada petugas lapangan melalui telpon atau pesan singkat (sms). Petugas lapangan selanjutnya menyampaikan informasi yang telah diterima tersebut pada para nelayan dan wisatawan. Metode ini kurang efektif, sebab penyampaian informasi dilakukan secara berantai dan tidak dapat dilihat secara langsung oleh pengguna, sehingga updating data serta penyebarannya kurang maksimal. Apabila metode ini dikerjakan secara otomatis oleh sistem, dan data-data informasi cuaca laut dapat dilihat sewaktu-waktu oleh pengguna maka akan lebih efisien dan bermanfaat, baik bagi pengguna, petugas lapangan, maupun instansi yang berkepentingan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan ini bermaksud memperbaiki sistem pengiriman informasi cuaca laut seperti yang telah disebutkan diatas dengan cara membangun sebuah sistem peralatan komunikasi data cuaca laut yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi cuaca laut secara otomatis. Display informasi cuaca dibuat secara elektronik, berukuran besar dan diletakkan di daerah pantai sehingga pengguna dapat melihat sewaktu-waktu dengan mudah. Diharapkan peralatan ini dapat berfungsi sebagai early warning system bagi mereka. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap. Berikut ini adalah poinpoin tahapan yag dimaksud: a). Membuat sistem peralatan informasi cuaca laut yang sekaligus dapat berfungsi sebagai early warning system untuk sistem keamana laut bagi nelayan dan wisatawan. Pembuatan alat dikerjakan di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA Unibraw oleh tim pelaksana. b). Melakukan training dan sosialisasi penggunaan alat pada petugas terkait, yaitu: BMG Klimatologi Karangploso dan Panjaga Pantai Sendang Biru, Malang. c). Bersama-sama dengan pihak Pemkab Malang dan pihak BMKG Karangploso melakukan instalasi sistem peralatan serta melakukan sosialisasi pada masyarakat pengguna di wilayah Sendang Biru, Kabupaten Malang. Sistem peralatan yang dibuat dapat dilihat pada gambar 1. Secara umum sistem peralatan dapat dibagi menjadi dua modul (unit), yaitu modul MTU (Master Terminal Unit) dan modul RTU (Remote Terminal Unit). Modul MTU adalah set peralatan yang berfungsi sebagai kontrol dan masukan data cuaca. Modul ini diletakkan di tempat di mana data-data informasi dan status cuaca akan dimasukkan. Sedangkan modul RTU adalah modul yang menerima dan menampilkan data maupun status. Modul RTU diletakkan di lokasi pengguna (dalam hal ini daerah pantai). Komunikasi data antara modul MTU dan RTU dilakukan dengan menggunakan teknologi jaringan telepon seluler lewat paket sms. RTU MTU PC+SOFT. KOMDAT RANGKAIAN ELEKTRONIK LAMPU & SIRINE MODEM GSM JARINGAN SELULER DISPLAY CUACA MODEM GSM PC+SOFT. KOMDAT LOKASI: KANTOR BMKG LOKASI: DAERAH PANTAI Gambar 1. Blok diagram sistem peralatan yang dibuat Modul MTU dan RTU dibangun berbasiskan sebuah PC, yang didalamnya telah diinstal sebuah program aplikasi yang berisi beberapa parameter cuaca. Operator dapat memasukkan nilai atau harga dari parameter-parameter cuaca di MTU. Parameter-parameter cuaca yang diisikan datanya adalah parameter cuaca yang umum yang dibutuhkan oleh nelayan dan wisatawan, yaitu: arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang laut, temperatur, hujan/mendung/cerah, dan juga status cuaca bagi nelayan untuk melaut (bahaya/tidak). Piranti display pada modul RTU dibuat besar dan terpisah dengan CPU-komputer untuk maksud agar piranti penampil ini dapat dilihat atau diamati oleh masyarakat umum dengan mudah. Baik modul MTU maupun RTU, masing-masing dilengkai dengan sebuah modem GSM sebagai piranti komunikasi data sms via jaringan telepon seluler. Selain itu modul RTU juga dilengkapi dengan lampu kondisi cuaca tiga warna yang akan menyala secara otomatis sesuai dengan tingkat/level kondisinya. Warna hijau akan menyala jika kondisi cuaca aman untuk melaut, warna kuning akan menyala jika kondisinya perlu hati-hati, dan warna merah akan menyala apabila kondisinya berbahaya. Pengendali level kondisi ini adalah sebuah perangkat elektronik yang bibangun berbasis pada komponen mikrokontroler. Modul RTU juga dilengkapi dengan sebuah sirine yang nilai on-off nya dikendalikan oleh program komputer. Sirene akan on (mengeluarkan bunyi) apabila kondisi laut sangat berbahaya. Ini sebagai early warning system bagi nelayan, mayarakat pantai, maupun wisatawan. Sistem peralatan seperti yang telah diuraikan di atas telah divalidasi dengan hasil yang baik sehingga siap untuk diterapkan pada kondisi yang sesungguhnya. Penambahan data-data cuaca masih dapat dilakukan dengan cara memodifikasi program yang telah dibuat dan diinstall pada sistem komputer/peralatan. Pada tahap implementasi, telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu sosialisasi sistem dan cara kerja peralatan di BMKG Karanglposo Kabupaten Malang. Beberapa personal calon operator juga telah diberikan pengarahan dan training tentang pengoperasian peralatan. Dalam penerapannya di lapangan, instalasi dan pengoperasian peralatan ini membutuhkan biaya operasional. Untuk itu perlu adanya kerjasama dan saling pengertian antara pihak BMKG selaku operator peralatan dan penyedia data-data cuaca dan pihak Pemerintah/Pemerintah Daerah selaku penyelenggara sistem informasi kelautan. Keterkaitan institusi-institusi tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 2 di bawah ini. Masyarakat Pengguna (Nelayan, Wisatawan), Pemkab Malang BMG Klimatologi Karangploso - Sebagai penyedia dan operator data cuaca Universitas Brawijaya -Sebagai penyedia sistem peralatan Gambar 2. Keterkaitan institusi dalam kegiatan ini DAFTAR PUSTAKA [1]. Pustekkom Depdiknas, 2007 [2]. BMG Karangploso, 2007, Pemahaman Informasi Iklim/Cuaca [3]. BAKORNAS : Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral [4]. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. [5]. Surat Keputusan Kepala BMKG Nomer SK.170/ME.007/KB/BMG-2006. [6]. Bustam, 2003, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS, PT Elex Media Computindo, Jakarta [7]. Kavin James, 2000, PC.Interfacing and Data Acquisition, Newnes, NewDelhi. [8]. A.H.G. Al-Dhaher, 2001, Integrating hardware and software for the development of microcontroller-based systems, Microprocessors and Microsystems, 25: 317-328. [9]. Anonimus, 2001, PIC16F87X Data Sheet 28/40-pin 8-bit CMOS Flash Microcontroller, Microchip Technology Inc.