Indonesia Mengalami Tren Perubahan Iklim

advertisement
Indonesia Mengalami Tren Perubahan Iklim
Dikirim oleh humas3 pada 02 Maret 2011 | Komentar : 0 | Dilihat : 4272
Dr I Putu Pudja MM
Indonesia berdasarkan penelitian Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengalami tren
(kecenderungan) perubahan iklim. Ini ditandai dengan perubahan parameter iklim seperti suhu udara dan curah
hujan. Secara umum perubahan iklim ini akan mengakibatkan cuaca yang ekstrim. Demikian disampaikan Dr I
Putut Pudja MM Kepala Puslitbang BMKG pada Seminar Bulanan Scientific Journal Club bertempat di gedung
Rektorat lantai delapan, Rabu (2/3).
"Bisa dillihat dari perubahan peningkatan suhu rata-rata di bulan Januari 0,13 derajat celcius dan di bulan Juli 0,17
derajat celcius per dekade. Walau angka ini lebih rendah dari peningkatan suhu global yang mencapai 0,19 derajat
celcius per dekade. Ini sudah dikatakan ada tren ke arah sana (perubahan iklim), " ujarnya. Namun, Palu
mengalami kenaikan yang lebih tinggi yaitu 0,34 derajat celcius per dekade. Disamping, pulau-pulau kecil yang
malah mengalami penurunan di bulan januari seperti Bali, Waingapu, dan Kupang.
Seminar Bulanan ini diadakan dengan tema "Kerjasama UB dan BMKG dalam rangka meningkatkan Penelitian di
Bidang Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika. Seminar ini merupakan kerjasama BMKG dan Pusat Penelitian
Kebumian dan Mitigasi Bencana UB yang diketuai oleh Prof Dr Bambang Guritno.
Perubahan iklim dikatakan Pudja akan berdampak pada kenaikan suhu udara. Seperti suhu udara di Ibu Kota
Jakarta yang tiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan, Cilacap pun demikan walau tidak terlalu signifikan.
Selain juga terjadi perubahan pada TML (Tinggi Muka Laut). Hal ini akan berpengaruh pada masyarakat yang
tinggal di daerah pesisir. Untuk curah hujan, proyeksi jangka panjang tahun 2075 hingga 2099 menunjukkan
perubahan iklim di Indonesia akan terlihat signifikan pada akhir abad. Di akhir abad 21, presipitasi pada musim
hujan diproyeksikan berubah secara signifikan kecuali beberapa daerah kecil di Sumatera, Sulawesi, dan Papua.
Disampaikan Pudja, BMKG telah melakukan penelitian bersama The Ohio State University pada pertengahan
tahun 2010 di Puncak Jaya. Peneliti menyimpulkan kalau salju di Puncak Jaya sudah dalam keadaan kritis yang
menunjukkan wilayah ini sudah mengalami pemanasan. Namun ditemukan pula daerah yang trennya masih bagus.
Sehingga memungkinkan untuk mengungkap percobaan nuklir yang pernah dilakukan Rusia maupun Amerika
Serikat di masa lampau.
Sampai saat ini Puslitbang BMKG masih melakukan penelitian untuk mengetahui perubahan parameter iklim di
Indonesia. BMKG juga belum menentukan model yang akan dilakukan untuk mitigasi bencana. "Kita masih
melakukan perbandingan model-model yang dipakai oleh negara lain. Model-model ini akan kita adaptasi sesuai
dengan karakteristik Indonesia," ungkapnya.[ai]
Artikel terkait
FK UB Berangkatkan Tim Kemanusiaan ke Wasior
Rakernas IKA UB
Agrivita FP-UB Menuju Jurnal Ilmiah Bertaraf Internasional
Workshop Penyusunan Panduan Internasionalisasi Jurnal Agrivita
Dialog Menuju World Class University
Download