BMKG BMKG MATERI KONFERENSI PERS Monitoring dan Prediksi El Ñino tahun 2009 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta, 17 Juli 2009 1. Pendahuluan BMKG • Batasan wilayah Indonesia yang curah hujannya dipengaruhi El Nino adalah Indonesia bagian timur, tengah dan sebagian barat Indonesia. Nilai korelasi tinggi menunjukkan bahwa EN mempengaruhi (mengurangi) curah hujan pada daerah warna warna kuning, orange dan coklat. Curah hujan Indonesia bagian barat lebih dipengaruhi oleh fenomena Dipole Mode (DM). Pengaruh Dipole Mode terbatas, meliputi sebelah timur Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Pengaruh El Nino terhadap Curah Hujan di Indonesia Timur – Tengah – Sebagian Barat Indonesia (warna kuning, orange dan coklat). (sumber: Sri Woro, 2008) Pengaruh Dipole Mode terhadap Curah Hujan di Bagian Barat Indonesia (warna biru). (sumber: Saji, et al., 1999a) 1 BMKG BMKG Secara umum, Institusi Internasional memperhatikan indeks kekuatan El Ñino tidak untuk dikaitkan pada curah hujan Indonesia, tetapi hanya memprediksi indeks kekuatannya. Sementara itu, BMKG mengkaitkan kekuatan El Ñino terhadap curah hujan wilayah Indonesia, dengan memperhatikan sirkulasi massa uap air akibat adanya perbedaan Tekanan Udara dan Suhu di perairan Indonesia dan di Pasifik Tengah. Kata Kunci : Suhu dan Tekanan Udara Perairan Indonesia 2 BMKG • El Ñino yang kuat, baru akan mampu mengurangi atau menarik massa uap air dari wilayah Indonesia apabila tekanan udara di perairan Indonesia lebih tinggi (≈ suhu perairan Indonesia dingin) dari pada di Pasifik Tengah, sehingga cukup kuat mendorong massa uap air ke Pasifik Tengah. • Suhu perairan wilayah Indonesia berfungsi sebagai pengendali dari kekuatan El Ñino dalam menarik massa uap air dari wilayah Indonesia. Prediksi IRI/USA dan beberapa institusi internasional bahwa sampai Sept. 2009, suhu perairan Indonesia masih hangat. Untuk kondisi perairan Indonesia akhir 2009 – awal 2010, prediksinya direlease Awal Agustus 2009 • Contoh: – El Nino kuat tahun 1997 (indek EN: 2.7 – 3.4 0C) tetapi disertai suhu perairan Indonesia yang dingin (tekanan udaranya tinggi) sehingga memberikan dampak yang kuat terhadap pengaruh curah hujan / kemarau panjang – El Nino Juli 2009, disertai dengan anomali suhu perairan Indonesia yang hangat 3 BMKG Gambar: Kondisi Suhu Perairan Indonesia saat ini dan Prediksi s/d Sept. 2009 Gambar: Anomali Suhu Perairan Indonesia dan Pasifik saat El Ñino Kuat Sept. 1997 • Dari gambar, tampak bahwa s/d Juli 2009 suhu perairan Indonesia sama dengan suhu perairan Pasifik Tengah. Dengan demikian Tekanan Udara di wilayah Indonesia (A), sama dengan Tekanan Udara Pasifik Tengah (B). Oleh karenanya tidak terjadi aliran massa uap air ke Pasifik Tengah. Sumber: NCEP Tampak bahwa : Anomali Suhu perairan Indonesia (-0.6 lebih 0 dingin dari perairan Pasifik (+2.3 C) Tekanan Udara wilayah Indonesia lebih kuat dari tekanan Pasifik sehingga terjadi dorongan massa uap air dari wilayah Indonesia ke Pasifik dan Indonesia mengalami kemarau panjang 0C) A B 4 KEJADIAN EL NIÑO 1957 – 2007 BMKG EL ÑINO Anomali Suhu Muka Laut Pasifik Tengah (0 C) Indonesia (0 C) Sumber : NOAA JAS 1951 - NDJ 1951/52 + 0.8 EN Kuat > 2.0 EN Moderate 1.0 – 2.0 MAM 1957 – MJJ 1958 + 1.7 EN Lemah 0.5 – 1.0 JJA 1963 – DJF 1963/64 + 1.0 MJJ 1965 – MAM 1966 + 1.6 OND 1968 – MJJ 1969 + 1.0 ASO 1969 – DJF 1969/70 + 0.8 AMJ 1972 – FMA 1973 + 2.1 ASO 1976 – JFM 1977 + 0.8 ASO 1977 - DJF 1977/78 + 0.8 AMJ 1982 – MJJ 1983 + 2.3 JAS 1986 – JFM 1988 + 1.6 ASO = Agst – Sept – Okt AMJ 1991 – JJA 1992 + 1.8 AMJ = Apr – Mei – Jun AMJ 1994 – FMA 1995 + 1.3 FMA = Feb – Mar – Apr AMJ 1997 – AMJ 1998 + 2.7 – 3.2 -0.2 (dingin) AMJ 2002 – FMA 2003 + 1.5 0.2 (hangat) MJJ 2004 – JFM 2005 + 0.9 JAS 2006 - DJF 2006/07 + 1.1 0.0 (netral) AMJ 2009 +0.8 +0.5 (hangat) JAS = Jul – Agust – Sept NDJ = Nov – Des – Jan MAM = Mar – Apr – Mei -0.4 (dingin) MJJ = Mei – Jun – Jul JJA = Jun – Jul – Agust DJF = Des – Jan – Feb -0.5 (dingin) OND = Okt – Nov – Des JFM = Jan – Feb – Mar 5 3. PREDIKSI EL NINO OLEH INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG BMKG Prediksi BoM (Australia) Prediksi NOAA (USA) El Nino Moderate (1,2) El Nino Moderate (2,0) El Nino Kuat (2,1) El Nino Moderate El Nino Moderate El Nino Moderate NORMAL NORMAL EN Kuat (2.1) Prediksi BMKG (Indonesia) 2.5 Prediksi JAMSTEC (Japan) El Nino Moderate (0,7) NORMAL EN Kuat (2.1) El Nino Moderate (0,7) El Nino Moderate (1,0) El Nino Moderate (0,6) 2 El Nino Moderate (1,9) BMKG 1.5 El Nino Lemah (0,7) 1 El Nino Moderate (2,1) 0.5 NORMAL 0 -0.5 -1 JUN JUL AGT SEP OKT NOP Anomali SST DES JAN 2010 PEB 6 PREDIKSI EL NINO DARI INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG BMKG 1. NCEP/NOAA (USA) Prediksi El Nino dari Institusi Internasional dan BMKG 2. Jamstec (Japan) 2.50 2.00 1.50 Indeks Nino Jul 09-Okt 09 EN Moderate Nov 09-Mar 10 EN Kuat Jul 09-Nov 09 EN Lemah Dec 09-Apr 10 EN Moderate Mar 10-Apr 10 EN Lemah 3. BoM (Australia) 1.00 Jul 09-Feb 10 EN Moderate 0.50 4. BMKG (Indonesia) 0.00 Mar Jan 2010 Nov Sep July May Mar Jan 2009 Nov Sep -1.00 July 2008 -0.50 Jul 09-Agt 09 EN Lemah Sep 09; Okt & Des 09 EN Moderate Nov 09 & Jan 2010 EN kuat -1.50 Current NCEP/NOAA Jamstec BoM BMKG 7 KESIMPULAN BMKG Hasil prediksi El Ñino tiap instansi satu sama lainnya berbeda. El Ñino hasil Prediksi BMKG: Juli s/d Agustus 2009 EN Lemah September, Oktober dan Desember 2009 EN Moderate November 2009 dan Januari 2010 EN Kuat Pengaruh El Ñino terhadap pengurangan Curah Hujan Indonesia : sangat ditentukan oleh suhu perairan Indonesia yang sampai September 2009 (Ref: IRI/USA dan JAMSTEC – Japan) diprakirakan masih tetap hangat/ tekanan udaranya tidak cukup kuat untuk mendorong massa uap air ke Pasifik Tengah. Mulai Okt. 2009 s/d Jan. 2010 pengaruh El Nino terhadap curah hujan masih akan ditentukan oleh suhu perairan Indonesia yang baru akan terprediksi Agustus awal 2009. 8 PROSPEK AWAL MUSIM HUJAN 2009 – 2010 DI WILAYAH INDONESIA BMKG Musim Hujan 2009 – 2010 pada sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan pada bulan : September (7 Zona – 3% ); lampung, musi banyuasin,bengkulu,bengkalis Oktober (27 Zona -12 %) November (128 Zona – 58 %) Desember (63 Zona – 28 %) Perbandingan dengan rata-ratanya (30 tahun / periode 1971 – 2000) awal Musim Hujan 2009/2010 pada sebagian wilayah Indonesia: maju dibandingkan rata-ratanya (10 %); sama dibandingkan rata-ratanya (35 %) mundur dibandingkan rata-ratanya (55%) 9 BMKG