STULOS 12/2 (September 2013) 265-276 INTEGRASI TEOLOGIA DENGAN ILMU FISIKA Ramly B. Lumintang Abstrak: Semua disiplin ilmu harus dilihat dalam terang teologia dan semua bertujuan untuk kemuliaan Tuhan serta berguna bagi umat manusia. Disinilah teologia bisa dan dapat diintegrasikan dengan semua disiplin ilmu yang ada. Metode yang dipakai dalam tulisan ini adalah metode deskriptif penekanan pada integrasi teologi dengan ilmu fisika untuk suatu pembuktian bahwa teologia menaungi semua disiplin ilmu. Kata kunci: Integrasi, teologia, fisika, disiplin ilmu. PENDAHULUAN Semua ilmu pengetahuan yang berada dalam dunia ini berasal dan datangnya dari Allah yang adalah sumber ilmu, pengetahuan dan hikmat itu sendiri. Karena itu, tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak dinyatakan dan tidak berasal serta datang dari Allah. Keparipurnaan ilmu, pengetahuan dan hikmat di dalam dunia yang berasal dari Allah itu, dapat dijumpai oleh manusia melalui wahyu umum (ciptaan) dan wahyu khusus (Alkitab). Untuk mendapatkan pemahaman yang komperhensif dan utuh mengenai kedua wahyu ini, maka hanyalah kepada orang yang percaya dan beriman kepada Allah di dalam Yesus yang dapat mengerti, serta menanggapi ilmu pengetahuan tersebut, dan yang bisa mengintegrasikan dengan teologia sebagaimana yang dianugerahkan kepada mereka. Dengan demikian, orang diluar Tuhan, hanya dapat memberikan respon terhadap ilmu pengetahuan melalui wahyu umum, tanpa dapat mengintegrasikannya dengan teologia berdasarkan Alkitab. Maka, semua ilmu pengetahuan (yang hanya menanggapi wahyu umum) adalah berada di bawah teologia Kristen (yang menanggapi baik wahyu umum maupun 266 INTEGRASI TEOLOGIA khusus). Jadi, tidaklah berlebihan jika teologia Kristen lebih unggul dari semua ilmu pengetahuan (science) dan filsafat, karena itu penulis bolehlah berpendapat bahwa teologia adalah ibu atau induk semua ilmu (regina scientiarum) atau lebih tegas lagi, mengutip istilah dari Thomas Aquinas, bahwa filsafat dan ilmu pengetahuan adalah budak atau pelayan dari Teologia (filsafat ancilla teologiae).1 Manusia disepanjang sejarah peradabannya, telah menemukan dan mengembangkan banyak disiplin ilmu. Karena itu, ilmu pengetahuan dapat dikategorikan ke dalam tiga cabang besar atau bidang cakupan yaitu, ilmu alam (Fisika, Biologi, Kimia dan ilmu bumi), dan bagian ilmu alam ini, masih juga memiliki puluhan ilmu-ilmu yang menjadi sub ilmu dibawahnya. Ilmu sosial dan politik (Antropologi dan Psikologi) juga memiliki puluhan sub ilmunya. Ilmu terapan (Teknik dan Informatika) juga memiliki beberapa sub ilmunya. Semua disiplin ilmu pengetahuan ini berasal dari wahyu umum Allah dan bersumber dari Allah sendiri. Dari presuposisi di atas, maka dapat pula dikatakan bahwa teologia Kristen tidaklah berdiri sendiri, melainkan dapat terintegrasi dengan semua ilmu pengetahuan dan semua kebenaran, karena segala kebenaran adalah kebenaran Allah. Karena itu, melalui tulisan kecil ini, Penulis menekankan beberapa hal yaitu: Pertama, ingin menstimuli para pembaca untuk memiliki pikiran terbuka (open mind) dengan semua ilmu pengetahuan yang dapat diintegrasikan dengan teologi. Kedua, melalui pengintegrasian teologi dengan berbagai macam disiplin ilmu, kiranya 1 Istilah regina scientiarum atau mother of sciences, awalnya dikenakan untuk Filsafat (induk atau ibu dari semua ilmu pengetahuan), namun pada era modern, para teolog sekaligus sebagai filsuf menandaskan kembali bahwa meskipun ada ketegangan antara ilmu pengetahuan dan teologi, namum teologia dianggap memiliki keunggulan dari ilmu pengetahuan. Teologia secara keilmuan adalah utuh dalam menanggapi baik wahyu umum juga wahyu khusus. Demikian pula Thomas Aquinas dengan istilah ancilla teologia-nya berpendapat bahwa filsafat tidak mungkin bertentangan dengan teologia, bahkan filsafat menjadi budak dari teologia. Thomas Aquinas, on Law, Morality and Politics (Hackett), xiii – xx, 11-43. Dan Stevri I. Lumintang, Keunikan Teologia Kristen di Tengah Kepalsuan, (Batu: Departemen Multimedia (Bidang Literatur) IPO, 2009), 142 dan 148. JURNAL TEOLOGI STULOS 267 dapat memperkaya dan mempertegas bahwa teologia adalah regina scientiarum dan semua ilmu adalah ancilla teologia. Ketiga, penulis akan menunjukan suatu contoh kecil bahwa teologia dapat diintegrasikan dengan ilmu fisika, yang tentunya dengan asumsi awal bahwa kedua ilmu ini dapat diintegrasikan melalui kedua wahyu Allah yaitu penyataan Allah melalui alam ciptaan-Nya dan melalui Firman-Nya. MELIHAT FISIKA SEBAGAI ILMU Di dalam dunia ini terdapat banyak disiplin ilmu yang telah dihasilkan dan di buat oleh manusia di sepanjang sejarah peradaban manusia itu sendiri. Manusia yang diciptakan oleh Allah, menurut gambar dan rupa pencipta-Nya, memiliki kemampuan berpikir dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang kesemuanya juga diberikan oleh Allah dan bersumber pada wahyu umum-Nya. Jadi, dengan kemampuan berpikirnya, manusia bisa berilmu dan bisa beragama, sehingga ilmu dan agama dapat terintegrasi satu dengan yang lainnya. Suriasumantri menegaskan, sebagaimana yang dikutipnya dari pernyataan Albert Einstein bahwa, “ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”.2 Pernyataan ini hanya menegaskan satu hal bahwa ilmu dan agama adalah saling terkait begitu erat satu dengan yang lainnya. Karena itu, boleh dikatakan bahwa manusia dengan ilmunya dapat beragama dan manusia dengan agamanya dapat berilmu. Semua ini terjadi karena adanya wahyu umum Allah. Pencarian manusia akan ilmu dinamakan ontology yaitu seberapa besar yang ingin manusia ketahui tentang alam. Kemudian bagaimana manusia mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut secara obyektif, yang disebut epistemology, dan apa nilai ilmu tersebut bagi kemanusiaan yang dinamakan axiology. Semua ini bertolak dari pencarian manusia melalui wahyu umum Allah. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang berpikir homo sapiens, karena itu, sejak lahir sampai matinya, 2 Junjun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif (Jakarta: Yayasan Obor, 2009), 4. 268 INTEGRASI TEOLOGIA manusia akan terus berpikir dan memiliki ilmu. Apakah ilmu itu? Berikut definisinya: Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar manusia untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahamannya dari berbagai segi kenyataan dalam alam ini. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. 3 Demikian halnya dengan fisika yang merupakan salah satu bagian dari ilmu yang dihasilkan oleh manusia. Karena itu, pada tulisan ini penulis hanya membatasi kajian ilmu pengetahuan pada disiplin ilmu fisika yang diintegrasikan dengan teologia Kristen. Fisika Sebagai Ilmu Kata Fisika yaitu φυσικός (physikos), yang berarti “alamiah”, dan φύσις (physis), juga berarti “Alam”. Dari pengertian ini, maka pengertian Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.4 Jadi dari pengertian ini, maka fisika dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan alam dengan semua hukum-hukum alamnya. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut juga sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika, misalnya kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, 3 http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu http://id.wikipedia.org/wiki/kategori.Fisika 4 JURNAL TEOLOGI STULOS 269 dan elektromagnetika.5 Bidang-bidang Fisika Ilmu Fisika sangatlah luas, karena itu di dalam Fisika terdapat pembagian menurut bidang-bidangnya. Di bawah ini adalah bagan yang menjelaskan mengenai bidang-bidang dalam ilmu fisika, juga sub-bidang dan teori utama dari bidang yang ada serta konsepnya, yaitu: 6 Bidang Sub-bidang Teori utama Konsep Big Bang, Inflasi kosmik, Relativitas umum, Hukum gravitasi universal Lubang hitam, Latar belakang radiasi kosmik, Galaksi, Gravitasi, Radiasi Gravitasi, Planet, Tata surya, Bintang Astrofisika Kosmologi, Ilmu planet, Fisika plasma Fisika atomik, molekul, dan optik Fisika atom, Fisika molekul, Optik quantum Optik, Photonik Difraksi, Radiasi elektromagnetik, Laser, Polarisasi, Garis spectral Fisika akselerator, Fisika nuklir Model standar, Teori penyatuan besar, teori-M Gaya Fundamental (gravitasi, elektromagnetik, lemah, kuat), Partikel elemen, Antimatter, Putar, Pengereman simetri spontan, Teori keseluruhan Energi vakum Teori BCS, Gelombang Bloch, Gas Fermi, Cairan Fermi, Teori banyak-tubuh Fase (gas, cair, padat, Kondensat Bose-Einstein, superkonduktor, superfluid), Konduksi listrik, Magnetism, Pengorganisasian sendiri, Fisika partikel Fisika benda padat, Fisika Fisika benda material, Fisika kondensi polimer, Material butiran 5 Ibid. http://id.wikipedia.org/wiki/kategori.Fisika 6 270 INTEGRASI TEOLOGIA Putar, Pengereman simetri spontan Metode Fisika Ilmu Fisika adalah berasal dari alam semesta yang diciptakan oleh Allah (teori dan hukum-hukumnya), kemudian dikembangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Jadi, obyek ilmu pengetahuan adalah alam semesta beserta kekayaan teori, hukum dan ilmu yang terkandung di dalamnya, dimana manusia tinggal menemukan serta mengembangkannya. Karena itu dapat dikatakan bahwa metode penelitian para fisikawan dan ilmu fisika itu sendiri, bertolak dari penyataan Allah melalui wahyu umum, yang telah dinyatakan Allah secara “terselubung dan tersembunyi” dibalik alam semesta ciptaan-Nya. INTEGRASI TEOLOGI DAN FISIKA Ilmu pengetahuan, khususnya fisika adalah berasal dari Allah sendiri yang telah menyatakan diri-Nya kepada manusia termasuk kepada fisikawan melalui wahyu umum yaitu terkait dengan alam semesta. Dari presaposisi inilah maka fisik dapat diintegrasikan dengan teologi, berikut pembahasannya: Landasan Teologis Teologia adalah ilmu yang mempelajari perkataan-perkataan Allah (wahyu khusus melalui Alkitab) dan penyataan Allah secara umum melalui alam semesta ciptaan-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Allah menyatakan diri atau berinisiatif membukakan diri-Nya kepada manusia melalui alam semesta ciptaan-Nya dan melalui Firman-Nya. Kata “penyataan” dalam bentuk kata kerja memakai kata rani) “galah” artinya “menyatakan”. Kata ini muncul 180 kali dalam JURNAL TEOLOGI STULOS 271 keseluruhan Perjanjian Lama dalam pengertian yang bervariasi seperti: “menelanjangi, memindahkan, menyingkapkan, membuka dan menyatakan yang tersembunyi”. 7 Dalam Perjanjian Baru, untuk kata “penyataan” menggunakan dua kata Yunani yaitu apokaluptein dan phaneuron. Apokaluptein berarti “mengambil tutup” atau “membuka selubung”, sehingga semua yang tertutup, sekarang menjadi nyata bagi manusia. Sedangkan kata phaneuron memiliki arti “terbuka”.8 Dari pengertian menurut Alkitab (PL dan PB) ini, maka dapat dikatakan bahwa Allah adalah yang pertama-tama berinisiatif dan bertindak membukakan diri-Nya, melalui semua ciptaan-Nya, alam semesta dan termasuk manusia, sehingga manusia khususnya para fisikawan dapat memahami ilmu fisika, teori dan hukum-hukum alam yang sudah ditemukan, sedang ditemukan dan yang akan ditemukan. Kalau Allah tidak membukakan, menyingkapkan dan menyatakan keajaiban teori dan hukum alam, maka tak satupun manusia yang pinter, genius dan hebat akan mampu memahaminya dan menemukannya. Sebenarnya, landasan untuk memahami penyataan Allah melalui wahyu-Nya, baik wahyu umum maupun wahyu khusus, hanyalah melalui iman saja (sola fide). Namun atau boleh jadi, jika ada orang yang belum beriman dapat mengerti penyataan Allah, tetapi hanyalah sebatas pada menanggapi wahyu umum, bukan untuk menanggapi serta mengerti wahyu khusus. Sama halnya, bahwa semua manusia mendapatkan dan merasakan wahyu umum seperti berbagai kebajikan, hujan, dan memberi musim subur untuk semua manusia, semua agama dan kepercayaan, semua suku dan bangsa (Kisah Para Rasul 14:17) dan Allah menerbitkan matahari, bagi orang baik dan jahat dan menurunkan hujan bagi orang benar dan tidak benar (Matius 5:45). Dengan demikian, kepada semua manusia, Allah memberikan 7 Ramly B. Lumintang, Bahaya Postmodernisme dan Peranan Kredo Reformed, (Batu: Departemen Literatur PII, 2010), 206. 8 Ibid. 272 INTEGRASI TEOLOGIA pengetahuan, kepintaran, perasaan dan kehendak untuk menanggapi dan mengerti penyataan Allah melalui ciptaan-Nya. Penyataan ini disebut penyataan umum karena diperuntukan bagi manusia pada umumnya, tanpa terkecuali, namun penyataan ini tidak dapat menyelamatkan. 9 Hal inilah yang memungkinkan ditemukannya teori serta hukum-hukum oleh fisikawan dalam ilmu pengetahuan alam (fisika) dan semua penemuan di setiap disiplin ilmu yang pernah ada dalam dunia dan yang akan ada dalam dunia ini. Landasan Fisika Fisika adalah ilmu yang mempelajari alam semesta (ilmu alam), menemukan hal-hal baru melalui teori dan hukum alam, serta penemuan tersebut dapat memberikan sumbangsih bagi seluruh umat manusia. Karena ilmu fisika berdasarkan alam, maka landasannya adalah pada penyataan umum Allah secara tidak langsung yaitu melalui alam semesta dan secara langsung melalui pikiran dan hati manusia. 10 Para fisikawan sebenarnya melakukan usaha melalui penelitian dan penemuan mereka untuk semakin mengenal Sang Pencipta alam semesta yang kaya dengan pengetahuan, dengan kata lain bahwa para fisikawan sedang memproklamirkan kekayaan dari alam semesta yang diciptakan oleh Allah, melalui ilmu fisikanya. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Hadiwijono bahwa tujuan penyataan Allah (melalui wahyu umum atau alam semesta) adalah bukan untuk kebahagiaan manusia semata, malainkan untuk kemuliaan dan kehormatan Allah sendiri. 11 Kalau ada fisikawan yang menemukan teori dan hukum alam yang sangat menakjubkan, kemudian ternyata fisikawan tersebut adalah tidak percaya Allah maka fisikawan tersebut hanyalah sebatas sebagai alat yang 9 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), 48. R. C Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, (Malang: Departemen Literatur SAAT, 1998), 14. 11 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 38. 10 JURNAL TEOLOGI STULOS 273 melalui penemuannya (teori dan hukum alam), orang lain khususnya orang percaya, dapat mengaggumi, memuliakan dan menghormati Allah sang pencipta dan yang empunya ciptaan-Nya. Integrasi antara Teologi dan Fisika Bertolak dari kedua landasan di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa ilmu fisika dan teologi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dan karena itu dapat diintegrasikan melalui penyataan umum Allah secara tidak langsung melalui alam ciptaan-Nya dan secara langsung melalui kepintaran yang manusia miliki. Disamping itu, Alkitab yang adalah wahyu khusus juga menegaskan bahwa Allah adalah sumber segala kebijaksanaan dan pengatahuan. Artinya Allah jugalah yang memberikan kepada manusia segala kepintaran dan pengetahuan untuk digunakan dalam menemukan semua kekayaan yang tersembunyi dalam dunia ini, bagi kesejahteraan umat manusia. Jadi, semua ilmu termasuk ilmu alam (fisika) dan semua ilmuwan termasuk fisikawan, harus menyadari bahwa pengetahuan fisika adalah berasal dari Allah. Secara teologis, bahwa Allahlah yang menciptakan alam beserta ilmu pengetahuan, juga kepinteran akan alam dan ilmu pengetahuan manusia juga berasal dari Allah. Dalam hal ini, teologia mengungguli semua ilmu pengetahuan termasuk fisika, namun teologi yang unggul tersebut, juga dapat diintegrasikan dengan ilmu fisika dan semua ilmu yang pernah dan akan ada dalam dunia ini. Integrasi antara teologi dan ilmu fisika dapat dikatakan itu terjadi dan dapat dimungkinkan karena: Pertama, bahwa semua hasil penemuan dari para fisikawan seperti Galileo Galilei (penemu teleskop, termometer, dll.), Isaac Newton (penemu teropong, hukum matematika, dll.) dan Albert Enstein (penemu teori relativitas yaitu E=mc2, dll.). Penemuanpenemuan mereka telah memberikan sumbangsih yang sangat bermanfaat bagi dunia akademik dan bagi kemanusiaan. Kedua, bahwa Allah didalam 274 INTEGRASI TEOLOGIA kebijaksanaannya telah mengarunikan pengetahuan dan kepintaran kepada fisikawan sehingga mereka dapat berkontribusi bagi dunia. Ketiga, secara teologis bahwa semua adalah ciptaan Tuhan, diciptakan untuk kemuliaan Tuhan. Maka semua usaha fisikawan beserta hasil-hasilnya, telah membawa manusia kepada pemahaman akan kekayaan alam semesta yang menjadi objek kajian ilmu dan semua itu akan membawa manusia pada ketakjuban akan Allah sang pencipta segalanya. KESIMPULAN Ilmu pengetahuan, khususnya fisika serta semua cakupan ilmu pengetahuan alam, dapat diintegrasikan dengan teologia. Asumsinya adalah bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya melalui dua wahyu yaitu wahyu umum (secara langsung dan tidak langsung) dan wahyu khusus melalui inkarnasi Yesus yang telah datang ke dalam dunia dan yang telah tertulis di dalam Alkitab. Penyataan Allah secara umum itulah yang memungkinkan para ilmuwan, khususnya fisikawan dapat menemukan hukum-hukum alam serta mempublikasikannya untuk kepentingan manusia dan demi kemuliaan serta hormat kepada Allah pencipta alam semesta. Penyataan umum ini tidaklah menyelamatkan, hanya memampukan manusia untuk berpikir dan berkarya melalui ciptaan-Nya, bahkan pada akhirnya dan sudah seharusnya, semua disiplin ilmu adalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan, kebesaran khalik Sang Pencipta dan bagi kepentingan umat manusia, sekalipun banyak fisikawan yang tidak menyadari tujuan akhir ini. Patut ditegaskan kembali bahwa teologia mengungguli semua ilmu pengetahuan, termasuk fisika. Oleh karena, semua ilmu bertolak dari penyataan umum Allah, namun demikian, teologia juga dapat diintegrasikan dengan semua disiplin ilmu, termasuk fisika, sebagaimana yang telah disajikan oleh penulis melalui tulisan ini. JURNAL TEOLOGI STULOS 275 DAFTAR PUSTAKA Aquinas, Thomas. On Law, Morality and Politics (Hackett). Hadiwijono, Harun. Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. Suriasumantri, Junjun S. Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor, 2009. Sproul, R. C. Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Malang: Departemen Literatur SAAT, 1998. Lumintang, Stevri I. Keunikan Teologia Kristen di Tengah Kepalsuan, Batu: Departemen Multimedia (Bidang Literatur) IPO, 2009. Lumintang, Ramly B. Bahaya Postmodernisme dan Peranan Kredo Reformed, Batu: Departemen Literatur PII, 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu. http://id.wikipedia.org/wiki/kategori.Fisika. 276 INTEGRASI TEOLOGIA