BAB II - Repository | UNHAS

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai salah satu jasa perasuransian
terkemuka di kota Makassar cukup memiliki andil dalam pembangunan ekonomi
terutama dalam memberikan perlindungan kepada pelanggan terhadap risiko yang
dihadapi baik perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan (Korporasi).
Dalam upaya
untuk
lebih mengoptimalkan perannya
dalam
bisnis
perasuransian terutama dalam mengahadapi kondisi perekonomian yang tidak
menentu dan persaingan yang kian marak, pihak manajemen perusahaan perlu
merumuskan
suatu
kebijakan
dalam
rangka
mengimplementasikan
konsep
pemasarannya melalui berbagai pilihan seperti kombinasi produk, saluran distribusi,
promosi dan kebijakan harga (pricing) agar dapat tercipta mekanisme yang baik
sehingga pengelolaan pemasaran jasa asuransi diharapkan dapat disesuaikan dengan
perubahan-perubahan, baik eksternal (pasar) maupun internal (organisasi) yang pada
gilirannya target penjualan jasa asuransi yang diharapkan dapat dicapai.
Menghadapi situasi tersebut, peranan tenaga pemasaran sangat dibutuhkan
sebagai jalur penghubung antara perusahaan, PT. Jasindo dan pelanggan dalam
memperkenalkan dan menawarkan keunggulan - keunggulan dari produk jasa
asuransi yang ditawarkan dan untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
1
2
Salah satu keunggulan dalam bersaing adalah keunggulan kompetitif, karena
hal ini dipandang sebagai suatu proses yang dinamis dari pada hanya sekedar suatu
hasil. Penentuan keunggulan kompetitif perusahaan dan identifikasi peluang-peluang
baru untuk mendapatkan keunggulan memerlukan analisis pelanggan dan pesaing
yang mencakup kualitas pelayanan dan kepuasan yang diberikan oleh perusahaan.
Salah satu cara agar penjualan jasa suatu perusahaan lebih unggul
dibandingkan dengan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang
berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepuasan konsumen asuransi.
Tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan yang akan mereka
terima dapat dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh.
Konsumen memilih pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan dan menikmati
jasa tersebut. Mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka
harapkan.
Tingkat kualitas pelayanan tidak hanya dinilai berdasarkan sudut pandang
perusahaan tetapi juga harus dipandang dari sudut pandangan penilaian pelanggan.
Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus
berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas
pelayanan karena faktor tersebut lebih efektif peranannya dalam meningkatkan
volume penjualan dan laba, ketimbang faktor promosi ataupun periklanan. Jadi dapat
dimengerti jika pelayanan semakin besar fungsinya dalam keseluruhan strategi
pemasaran yang ditetapkan.
3
Menyadari arti pentingnya pelayanan bagi konsumen sebagai salah satu usaha
untuk tetap unggul dan memenangkan persaingan jangka panjang, penulis mencoba
menganalisis sebuah perusahaan yang aktivitasnya bergerak di bidang asuransi yaitu
PT. Jasindo, mengingat bahwa pada masa sekarang ini, dunia usaha asuransi sangat
kompetitif yang diakibatkan mulai tumbuhnya kesadaran untuk berasuransi serta
pelanggan mampu menilai baik buruknya suatu perusahaan asuransi, dengan
terdapatnya berbagai produk jasa asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan.
Dalam pembahasan ini penulis memfokuskan pada salah satu jenis asuransi
yakni asuransi kendaraan bermotor, mengingat bahwa jenis asuransi ini memberikan
kontribusi premi yang cukup besar bagi perusahaan.
Seiring dengan perkembangan dunia asuransi saat ini yang diwarnai dengan
persaingan yang semakin ketat dan perjuangan untuk menciptakan bisnis yang
berulang dengan pelanggan yang sudah di eksis menyebabkan PT. Jasindo berupaya
untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Dengan pelayanan yang
profesional senantiasa dijiwai dengan karakter cepat, akurat, ramah dan efisien
(CARE)
membuat
asuransi
Jasindo
sangat
berpengalaman
menangani,
mengkoordinasikan, membayar, serta menyelesaikan klaim-klaim besar.
Di samping faktor - faktor tradisional yang mewarnai penilaian pelanggan
atas pelayanan yang diterimanya, juga terdapat faktor - faktor lain yang sifatnya
kualitatif seperti lokasi perusahaan yang cukup strategis dan jumlah produk pilihan
yang ada serta sifatnya kuantitatif dan tidak menyangkut perilaku asuransi yang
terlibat langsung oleh nasabah seperti perhitungan tingkat premi yang bersaing.
4
Dengan demikian setiap karyawan bertanggung jawab akan hal tersebut
karena tugas yang dilakukan oleh setiap karyawan mengandung unsur pelayanan
yang pada gilirannya akan mempengaruhi mutu dari jasa asuransi yang dibeli oleh
nasabah, baik mutu yang nyata maupun yang dipersepsikan.
Pelayanan seperti itulah yang dapat diharapkan akan membuat masuknya
nasabah baru dan bertahannya nasabah lama untuk tetap mempercayakan
perlindungan asuransinya kepada PT. Jasindo di Makassar.
Salah satu produk asuransi kerugian yang mempunyai potensi pasar dan
pertumbuhan cukup besar adalah asuransi kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan
kondisi ekonomi Indonesia yang mulai membaik setelah terjadinya krisis ekonomi
membuat daya beli masyarakat mulai meningkat, disamping itu sikap konsumerisme
masyarakat Indonesia juga membuat pasar asuransi kendaraan bermotor cukup besar.
Munculnya perusahaan-perusahaan pembiayan (Leasing Company) dalam
bidang pembiayaan kendaraan bermotor dan juga kredit pemilikan kendaraan
bermotor dari sejumlah bank swasta dan negeri juga turut membuat pasar asuransi
kendaraan bermotor di Indonesia berkembang.
PT. Jasindo, melihat peluang yang sangat lebar tersebut, tetapi disisi lain
banyaknya perusahaan asuransi kerugian yang beroperasi di Indonesia membuat
persaingan untuk memperebutkan premi asuransi kendaraan bermotor juga semakin
meningkat.
Selain itu pelanggan juga semakin kritis terhadap kualitas pelayanan yang
mereka terima dari perusahaan asuransi dalam kehidupan sehari - hari. Jika pelanggan
5
merasa mendapatkan pelayanan yang baik, mereka akan merasa puas, tetapi jika
pelayanan yang didapatnya mengecewakan maka akan mengakibatkan ketidakpuasan
dan kemungkinan mereka akan menyampaikan ketidak puasan tersebut kepada orang
lain yang tentunya hal ini mengakibatkan image perusahaan menjadi tidak baik dan
perusahaan akan kehilangan pelanggannya.
PT. Jasindo menyadari arti pentingnya kualitas pelayanan tersebut terhadap
pelanggan asuransi kendaraan bermotor, persoalannya sekarang adalah apakah
dengan adanya berbagai jenis pelayanan yang diperoleh pelanggan asuransi selama
menggunakan jasa PT. Jasindo telah memberikan kepuasan tersendiri kepada
pelanggannya ?. Ini merupakan fenomena tersendiri bagi PT. Jasindo untuk
memahami dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang dimilikinya sebagai dasar
untuk mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaingnya serta
menemukan sisi bagian mana dari kinerja aktual yang dihasilkan oleh perusahaan
yang membutuhkan peningkatan.
Hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa pelayanan sementara yang
dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengukur kepuasan konsumen PT. Jasindo
terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya adalah :
a. Kecepatan pelayanan akan memberikan kepastian dan ketenangan pelanggan
b. Keakurasian menjamin kepuasan pelanggan dalam memperoleh kepastian
berasuransi
c. Keramahan adalah wujud dari budaya kerja untuk memberikan kenyamanan dan
keakraban dalam kemitraan
6
d. Efisiensi akan menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang
diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan.
Pelayanan inilah yang harus lebih diperhatikan dan ditingkatkan dalam
menangani kepuasan pelanggan yang memiliki persoalan dan pemikiran yang
beragam dengan menekankan pada pentingnya penanganan secara adil, efisien dan
ramah melalui penerapan kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability,
responsiveness, asurance dan emphaty.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis berniat untuk mengkaji dan meneliti
serta membahas tema ini dengan memilih judul : “ Analisis
Pengaruh
Dimensi
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada PT. Jasindo di Makassar.”
1.2 Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada bagian
terdahulu, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah dimensi kualitas pelayanan karyawan PT. Jasindo mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.
2. Mana di antara dimensi pelayanan (bukti fisik, kehandalan, tanggapan, jaminan
dan empati) yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan masalah pokok yang telah
dikemukakan sebelumnya, penelitian ini mempunyai tujuan yaitu :
7
a. Untuk melihat sejauh mana kualitas pelayanan yang diterapkan oleh PT. Jasindo.
b. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan (bukti fisik, kehandalan, tanggapan,
jaminan dan empathy) terhadap kepuasan konsumen asuransi kendaraan
bermotor.
c. Untuk menganalisis dimensi pelayanan manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen asuransi kendaraan bermotor.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:
a. Sebagai masukan bagi manajemen PT. Jasindo dalam rangka memantapkan
program layanan yang maksimal kepada para konsumennya.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya bagi mereka yang berminat melakukan penelitian
yang berkaitan dengan masalah kualitas pelayanan terhadap konsumen
tertanggung asuransi kendaraan bermotor.
c. Sebagai hasil karya yang dapat memperluas wawasan pengetahuan dalam hal
studi empiris tentang kualitas pelayanan terhadap peningkatan kepuasan
konsumen tertanggung asuransi kendaraan bermotor.
1.5 Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis membagi ke dalam
enam bab dengan sistematika sebagai berikut :
8
Bab pertama merupakan bab pendahuluan tentang latar belakang masalah,
masalah pokok, tujuan dan kegunaan penelitian, manfaat penelitian, sistematika
pembahasan.
Bab kedua menjelaskan tinjauan pustaka meliputi pengertian pemasaran,
pengertian jasa, pengertian asuransi dan jenis asuransi, pengertian pelayanan, dimensi
kualitas pelayanan, pengertian kepuasan pelanggan, kerangka pikir hipotesis.
Bab ketiga membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari, daerah
dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, jenis dan
sumber data, metode analisis.
Bab keempat gambaran umum perusahaan, yang terdiri atas sejarah singkat
perusahaan, tujuan dan jenis usaha serta struktur organisasi dan uraian tugas.
Bab kelima adalah bab pembahasan tentang analisis perkembangan jumlah
konsumen asuransi, analisis dimensi kualitas pelayanan pelanggan asuransi, analisis
deskriptif, analisis pengaruh dimensi kualitas layanan terhadap tingkat kepuasan
pelanggan.
Bab keenam sebagai bab penutup yang berisikan simpulan dan saran yang
dianggap perlu.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran
Melalui kegiatan ekonomi, barang dan jasa mengalir dari produsen ke
konsumen. Pemasaran merupakan tugas terakhir dari kegiatan ekonomi dalam
memuaskan kebutuhan hidup manusia. Pemasaran memiliki aspek yang berbeda bagi
setiap individu. Itulah sebabnya pemasaran dapat ditelaah dari berbagai sudut
pandang dan kenyataan ataupun fenomena yang ada dalam masyarakat, terutama
yang berhubungan dengan perekonomian.
Assauri (2008 : 5) mengemukakan bahwa: ”Pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran.”
Berdasarkan pengertian ini, pembahasan tentang pemasaran dapat lebih jelas
dan terbatas dalam pembatasan yang tegas, terkait dengan kegiatan pemasaran yang
berlaku universal.
Dharmmesta dan Handoko (2008 : 4) mengemukakan bahwa: ”Pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.”
9
10
Dari definisi di atas, dapatlah diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh
lebih luas dari pada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang
dimulai dengan mengindentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,
menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,
menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut. Jadi,
kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu
sistem.
Chandra (2002 : 1) mengemukakan bahwa dalam implementasinya, organisasi
menggunakan serangkaian alat pemasaran yang dikenal dengan istilah bauran
pemasaran (marketing mix) yang meliputi:
1. Produk (product), terdiri atas variasi produk, kualitas, desain, fitur, nama merek,
kemasan, ukuran, layanan, garansi, dan retur.
2. Harga (price), terdiri dari harga katalog, diskon, potongan khusus, periode
pembayaran, dan persyaratan kredit.
3. Promosi (promotion), terdiri atas promosi penjualan, periklanan, personal selling,
public relations, dan direct marketing.
4. Distribusi (distribution), terdiri dari saluran distribusi, cakupan distribusi,
kelengkapan produk, lokasi, sediaan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi.
Sementara itu, filosofi pemasaran mengalami evolusi dari orientasi internal
(inward looking) menuju orientasi eksternal (outward looking). Orientasi internal
tercermin dalam konsep produksi, konsep produk dan konsep penjualan,
sedangkan orientasi eksternal direfleksikan dalam konsep pemasaran dan konsep
11
pemasaran sosial. Kendati demikian, setiap konsep memiliki keunikan dan
konteks aplikasinya masing-masing.
5. Konsep produksi (production concept)
Berkeyakinan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang tersedia
dimana-mana dan harganya murah. Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada
upaya menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi massal.
Dengan demikian, fokus utama konsep ini adalah distribusi dan harga. Konsep ini
masih banyak dijumpai di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, apalagi
dalam situasi krisis moneter seperti saat ini.
6. Konsep produk (product concept)
Berpandangan
bahwa
konsumen
akan
menyukai
produk-produk
yang
memberikan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Penganut konsep ini akan
berkonsentrasi pada upaya penciptaan produk superior dan penyempurnaan
kualitasnya. Jadi, fokus utamanya adalah pada aspek produk. Konsep ini sering
dijumpai dalam pemasaran produk elektronik, komputer, dan karya seni (seperti
film, lukisan, dan novel).
7. Konsep penjualan (selling concept)
Berkeyakinan bahwa konsumen tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam
jumlah banyak, jika mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk.
Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada usaha-usaha promosi dan penjualan
yang agresif. Konsep ini banyak dijumpai pada penjualan usought godds (seperti
asuransi, ensiklopedia, dan batu nisan); pemasaran nirlaba (seperti penggalangan
12
dana, partai politik, dan universitas), dan situasi overcapacity (penawaran jauh
melampaui permintaan).
8. Konsep pemasaran (marketing concept)
Berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada
kemampuan
organisasi
dalam
menciptakan,
memberikan,
dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasarannya
secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing. Konsep ini bertumpu pada empat
pilar utama: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi
(integrated marketing), dan profitabilitas. Pasar sasaran adalah pelanggan yang
dipilih untuk dilayani dengan program pemasaran khusus bagi mereka.
Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan mengarahkan kegiatan
usahanya untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan konsumen,
sehingga dalam jangka panjang perusahaan mendapatkan keuntungan yang
diharapkannya. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan dan
membina langganan. Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya.
Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk yang dihasilkannya dalam
memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya. Dengan kata lain,
usaha-usaha pemasaran haruslah diarahkan pada konsumen yang ingin dituju sebagai
sasaran pasarnya. Dalam hal ini, maka usaha pemasaran yang menunjang
keberhasilan perusahaan haruslah didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat
untuk dapat menentukan strategi pasar yang dituju. Untuk pembahasan yang lebih
13
terarah, terlebih dahulu perlu dibatasi pengertian pemasaran. Selanjutnya perlu
ditinjau perkembangan pemikiran tentang pemasaran dan fungsi-fungsi pemasaran
serta cakupan ruang lingkup dari manajemen pemasaran.
2.2 Pengertian Jasa
Selama ini pemasaran jasa, masih belum begitu diperhatikan, tapi melihat
banyaknya jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli jasa tersebut, maka para
produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan tingkat
persaingan yang mulai ketat diantara para penghasilan jasa.
Zeithaml dan Mary dalam Alma (2004 : 243) mengemukakan bahwa : “Jasa
adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda
berwujud atau tidak.”
Tjiptono (2005 : 16) mengemukakan bahwa :”Jasa adalah setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu.”
Produksi jasa ini bisa dikaitkan dengan produk fisik ataupun tidak. Suatu
perusahaan yang bergerak dalam penawaran sesuatu ke pasar biasanya melibatkan
jasa pelayanan. Pelayanan di sini bisa bersifat utama ataupun sebagai pendukung.
Lima kategori dari penawaran adalah sebagai berikut :
14
1. Barang berwujud. Di sini penawaran terdiri dari suatu barang yang sama sekali
berwujud seperti sabun, pasta gigi, gula. Tidak ada jasa pelayanan sama sekali
yang menyertai produk-produk tersebut.
2. Barang berwujud disertai jasa pelayanan. Penawaran produk berwujud disertai
dengan jasa pelayanan untuk meningkatkan daya tarik ke konsumen. Misalnya
penjual komputer bukan hanya menjual komputer tetapi juga menyertai
konsumen dengan petunjuk pemeliharaan, garansi, bantuan pemasangan
program/software.
3. Kombinasi seimbang. Di sini, penawaran produk berwujud dan jasa pelayanan
mengambil bagian yang sama penting/utama. Misalnya, restoran menawarkan
makanan sekaligus pelayanan.
4. Jasa pelayanan utama disertai barang dan jasa tambahan. Dalam hal ini
penawaran utama yang diberikan kepada konsumen adalah jasa pelayanan disertai
dengan barang dan/atau jasa pendukung. Misalnya perusahaan penerbangan.
Konsumen membayar untuk jasa pengangkutan tanpa menerima sesuatu yang
berwujud. Namun beberapa barang dan/atau jasa tambahan menyertainya
misalnya soft drink, penyediaan majalah, pelayanan pramugari, makan.
5. Jasa pelayanan saja. Di sini tawaran utama adalah jasa tanpa disertai produk
berwujud yang menyertai sama sekali, misalnya baby sitter/pengasuh bayi,
tukang pijat. Tukang pijat hanya memberikan pelayanan walaupun mereka
menggunakan obat gosok sebagai alat untuk bekerja.
15
Sebenarnya pembedaan secara tegas antara barang dan jasa sering kali sukar
dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan
jasa-jasa tertentu dan sebaliknya pembelian suatu jasa seringkali juga melibatkan
barang-barang yang melengkapinya.
2.3 Pengertian Asuransi dan Jenis Asuransi
Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan
maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata
kehidupan rumah tangga, baik menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko
kematian atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian
pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang
mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Tujuan asuransi ialah
menggeser resiko (kemungkinan menderita kerugian) kepada orang lain atau kepada
suatu badan dan pekerjaannya menanggung kerugian orang lain, karena kehilangan
atau kerusakan dengan mendapatkan premi.
Maksud dengan kehilangan dalam asuransi ialah apabila barang yang
diasuransikan itu hilang (punah) sama sekali harganya, sedangkan yang dimaksud
dengan kerusakan yaitu kalau keadaan barang tanggungan keadaannya (mutu dan
kualitasnya) turun.
Menurut undang-undang tentang usaha perasuransian No. 2/1992, dalam
Darmawi (2000 : 4) mengemukakan bahwa :
16
”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.”
Asuransi seperti telah diuraikan di atas bermacam-macam jenis usahanya,
diantaranya yang terpenting menurut Alma (2004 : 333) yaitu:
”1. Asuransi kebakaran
2. Asuransi pengangkutan
3. Asuransi jiwa
4. Asuransi kredit
5. Asuransi kecurian
6. Asuransi Perusahaan
7. Asuransi mobil
8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hukum
9. Asuransi tenaga kerja (Astek).”
Untuk lebih jelasnya ketujuh jenis asuransi di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Asuransi kebakaran
Asuransi kebakaran ialah asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat
kebakaran yang terjadi di daratan. Kalau suatu bangunan telah diasuransikan
terhadap bencana kebakaran, maka dicantumkan dalam perjanjian.
2. Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan
resiko terhadap pengangkutan barang.
Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
17
a. Asuransi pengangkutan darat - sungai
b. Asuransi pengangkutan laut
c. Asuransi pengangkutan udara
3. Asuransi jiwa
Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang
berjanji akan membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar
sejumlah uang yang telah ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau
selambat-lambatnya pada waktu yang ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian
antara perusahaan asuransi dengan konsumen yang menyatakan bahwa
perusahaan asuransi akan memberikan santunan sejumlah dana apabila konsumen
meninggal dunia, atau ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi
jiwa ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan,
walaupun ini tidak diharap-harap.
Pangsa pasar asuransi jiwa di negara kita sangat potensial. Tahun 2001 sudah ada
10,71% penduduk yang menjadi konsumen asuransi jiwa, sebagaimana
diungkapkan oleh AAJI = Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.
Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:
a. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila
telah tiba saatnya (meninggal/habis masa asuransi) maka ganti rugi akan
dibayar sekaligus.
b. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama
yang dipertanggungkan masih hidup.
18
4. Asuransi kredit
Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain.
Dalam hal ini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75% dari
kerugian. Di negara kita pernah ada LJKK (Lembaga Jaminan Kredit Koperasi)
yang memberi jaminan kepada Bank, terhadap pinjaman koperasi.
5. Asuransi kecurian
Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang
yang diasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan
diganti.
6. Asuransi perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu
sebab yang dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan. Ganti
kerugiannya biasanya didasarkan kepada keuntungan kotor yang terlepas karena
terhentinya kegiatan perusahaan tersebut.
7. Asuransi mobil
Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara
lain: kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan, benturan,
terbalik, tergelincir dijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan jahat orang
lain, pencurian, kebakaran, sambaran petir, juga termasuk kerugian karena adanya
uru hara, dan total lost dari kendaraan.
19
8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hukum
Asuransi yang dilakukan untuk menjaga kalau-kalau kita berbuat kesalahan yang
dapat merugikan seseorang atau harta benda seseorang.
9. Asuransi tenaga kerja (Astek)
Asuransi tenaga kerja yaitu usaha asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menanggung resiko yang menimpa tenaga kerja diperusahaan/pabrik.
Dengan jasa asuransi ini para pengusaha dan masyarakat umumnya dapat
mengurangi/meringankan malapetaka. Selain itu dengan asuransi diharapkan
perlindungan ekonomi, finansial dengan menyediakan fasilitas yang dapat membantu
kepentingan orang banyak.
Dari sini kita dapat melihat prospek yang cerah dari pemasaran jasa asuransi
ini. Lambat laun masyarakat akan menyadari keuntungan jasa asuransi ini. Selain itu
dengan asuransi mendorong kegairahan menabung di satu pihak dan di pihak lain
merangsang masyarakat untuk mempersiapkan masa depannya. Bahkan pemerintah
pun sengaja ikut serta mengatur pemberian fasilitas untuk asuransi, dengan membuka
Taspen, tunjangan asuransi pegawai negeri. Pegawai negeri akan menerima sejumlah
uang apabila mereka pensiun atau meninggal dunia sebelum pensiun.
Melihat perkembangan ini tidak mengherankan bila perusahaan asuransi makin
lama makin berkembang. Yang penting dalam menghadapi persaingan ini asuransi
harus selalu meningkatkan layanannya sehingga dapat bertahan dan berhasil.
20
2.4 Pengertian Pelayanan
Pada perusahaan jasa, pelayanan yang diberikan adalah ”produk”nya, oleh
karena itu kegiatan merancang palayanan lebih abstrak (kabur) dibandingkan dengan
kegiatan merancang produk. Yamit (2002 : 95) mengemukakan bahwa : ”Pelayanan
bukanlah sesuatu yang dapat diraba, selain itu pelayanan tidak dapat disimpan dan
ditambahkan untuk memberikan pelayanan di masa yang akan datang.” Meskipun
demikian, perusahaan jasa bisanya lebih fleksibel dan dapat lebih mudah mengubah
kegiatan. Jika perusahaan jasa mengubah kegiatan, maka ruang kantornya lebih
mudah untuk disesuaikan dengan kegiatan baru tersebut. Dengan kata lain, mengubah
pelayanan lebih mudah bagi perusahaan jasa dibandingkan dengan pabrik dalam
mengubah produk.
Menurut Aritonang (2005 : 26) mengemukakan bahwa : ”Pelayanan adalah
kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan secara akurat, andal dapat
dipercaya, bertanggungjawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji
yang berlebihan dan selalu memberikan janjinya.”
Menurut Barata (2004 : 9) bahwa suatu pelayanan akan terbentuk karena
adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan kepada pihak
yang dilayani.
Salah satu cara agar penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul
dibandingkan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang
berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat
kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima dapat dibentuk
21
berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih
pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan. Dan setelah menikmati jasa tersebut
mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka harapkan.
2.5 Dimensi Kualitas Pelayanan
Irawan (2005 : 58) mengemukakan bahwa ada 5 dimensi kualitas pelayanan
yaitu : Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy. Kelima
dimensi kualitas pelayanan dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut :
1. Bukti Fisik (Tangible)
Bukti fisik adalah merupakan suatu service yang bisa dilihat, bisa dicium dan bisa
dirabah, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan.
Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas
pelayanan.
Tangible yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang
bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang
mempengaruhi harapan pelanggan. Karena tangible yang baik, maka harapan
reponden menjadi lebih tinggi.
2. Kehandalan (Reliability)
Reliability yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Dibandingkan dengan 4 dimensi
kualitas pelayanan lainnya, yaitu responsiveness, assurance, emphaty dan
tangible, dimensi ini sering dipersepsikan paling penting bagi pelanggan dari
22
berbagai industri jasa. Ada dua aspek dari dimensi ini. Pertama adalah
kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan.
Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan
yang akurat atau tidak ada error.
Sebuah bank dikatakan tidak ”reliable” kalau petugas tellernya melakukan
kesalahan dalam mentransfer jumlah uang yang diminta konsumen. Konsumen
meminta untuk mentransfer sebesar 1 juta, tetapi karena kesalahan dari petugas
teller, maka jumlah yang ditransfer adalah sebesar Rp.500.000,00,- saja.
Konsumen mengeluh karena kartu ATM yang dijanjikan selama 1 minggu
ternyata tidak kunjung tiba.
3. Tanggapan (Responsiveness)
Responsiveness adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis. Harapan
pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah
dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sebagai contoh adalah hasil
survei yang dilakukan oleh Frontier selama 5 tahun terakhir ini dalam industri
perbankan. Lima tahun yang lalu, 90% dari konsumen di Jakarta akan puas
apabila waktu menunggu di cabang suatu bank sebelum melakukan transaksi
adalah antara 10 – 15 menit. Pada tahun ini, 90% dari konsumen di Jakarta
mengharapkan agar lama menunggu adalah sekitar 3 – 5 menit.
23
4. Jaminan (Assurance)
Assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan
perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan
keyakinan kepada para pelanggannya. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan,
ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas dan
keamanan. Rasa aman juga sangat penting dalam dunia perbankan. Berapa
banyak orang yang mengeluh terhadap keamanan dalam menggunakan ATM?
cukup banyak. Mereka merasa bahwa jumlah uang yang diambil dari bank belum
tentu sama dengan yang akan didebet nantinya. Oleh karena itu, bank perlu
menjelaskan berulang-ulang kepada konsumennya, bahwa transaksi melalui ATM
adalah aman.
Rasa aman sangat penting bagi mereka yang memiliki kartu kredit. Dengan
banyaknya fraud dalam industri ini, rasa aman bisa terkikis. Bagi bank penerbit
kartu kredit, tak ada cara lain. Mereka harus meningkatkan sistem keamanan kartu
kreditnya. Ini belum selesai. Mereka harus mengkomunikasikan kepada
pemegang kartu kredit bahwa keamanan kartu kredit mereka terjamin.
5. Empati (Empathy)
Empati adalah dimensi kelima dari kualitas pelayanan. Secara umum, dimensi ini
memegang dipersepsi kurang penting dibandingkan dimensi reliability dan
responsiveness di mata kebanyakan pelanggan. Studi yang sudah dilakukan
Frontier
selama
beberapa
tahun
terakhir
untuk
berbagai
industri,
24
mengkonfirmasikan hal ini. Akan tetapi, untuk kelompok pelanggan ”the haves”
dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling penting.
2.6 Pengertian Kepuasan Konsumen
Pentingnya kepuasan konsumen berkaitan dengan persaingan yang makin
ketat, serta tingkat kerugian dan keuntungan perusahaan. Khusus alasan yang
terakhir, keuntungan, memang tidak selalu ditentukan oleh faktor kepuasan
konsumen, tetapi juga oleh kepercayaan dan kesetiaan konsumen terhadap suatu
produk dan perusahaan. Bebarapa faktor itu jelas saling mempengaruhi karena di
tengah ketatnya persaingan, kesetiaan konsumen menjadi hal yang sangat sulit
dipertahankan.
Tjiptono (2005 : 349) mengemukakan bahwa : ”Kepuasan konsumen adalah
tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau
jasa.”
Sumarwan (2003 : 322) mengemukakan bahwa : ” Kepuasan dan ketidak
puasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen
sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk
yang dibeli tersebut.”
Ketika konsumen membeli suatu produk, maka ia memiliki harapan tentang
bagaimana produk tersebut berfungsi (product performance). Produk akan berfungsi
sebagai berikut :
25
1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai
diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika ini terjadi, maka konsumen
akan merasa puas.
2. Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi
sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, dan
produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki
perasaan netral.
3. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai
diskonfimasi negatif (negative disconfirmation). Produk yang berfungsi buruk,
tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan, sehingga
konsumen merasa tidak puas.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan pedoman bagi penulis untuk
penelitian skripsi selanjutnya adalah sebagaimana dilakukan oleh Irfandi (2009)
dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada
PT. Perkasa Jaya Motor di Kota Makassar.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
dimensi kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan konsumen, mempunyai
hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik dimensi kualitas
pelayanan yang meliputi : tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empaty
maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen pada PT. Perkasa Jaya
26
Motor di Kota Makassar. Dari hasil analisis regresi, uji parsial dan uji simultan
menunjukkan bahwa dimensi responsiveness mempunyai pengaruh yang lebih
dominan terhadap kepuasan konsumen pada PT. Perkasa Jaya Motor di Kota
Makassar. Berdasarkan hasil analisis uji t dari kelima dimensi kualitas pelayanan
terhadap kepuasan konsumen, ternyata dari kelima dimensi kualitas pelayanan dapat
dikatakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen sebab nilai
thitung dari masing-masing variabel lebih besar dari t
tabel.
Hasil uji simultan dari
kelima dimensi kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah, nampak bahwa
F
hitung
> F
tabel
dan disamping itu nilai P value < 0,05. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kelima dimensi kualitas pelayanan terdapat hubungan yang signifikan terhadap
kepuasan konsumen.
Penelitian selanjutnya adalah sebagaimana dilakukan oleh Erni Angelina Oei
(2010) dengan judul : Analisis Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Pelanggan
pada Hotel Delta di Makassar.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dari hasil analisis regresi
linear berganda menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05. Hal ini berarti bahwa kelima
dimensi kualitas jasa tersebut (bukti fisik, kehandalan, tanggapan, jaminan dan
empati) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil analisis
mengenai kelima dimensi kualitas pelayanan maka variabel yang dominan
mempengaruhi kepuasan pelanggan kamar adalah kehandalan (reliability). Hal ini
nampak pada nilai sig reliabilitas yang paling kecil yakni sebesar 0,000. Hal ini dapat
27
dikatakan bahwa semakin kecil nilai p value maka makin besar pengaruhnya terhadap
kepuasan pelanggan.
2.7 Kerangka Pikir
Suatu perusahaan asuransi yang ingin tetap survive, tumbuh dan berkembang
serta mampu bersaing secara kompetitif, harus dapat menghasilkan produk atau jasa
yang berkualitas serta dapat memberikan kepuasan kepada konsusmennya. Hal
tersebut berlaku pula pada PT. Jasindo, dalam upaya lebih kompetitif dalam
persaingan senantiasa berupaya untuk menyampaikan secara kontinyu dan konsisten
kualitas pelayanan yang lebih optimal melalui salah satu produk andalannya yakni
asuransi kendaraan bermotor.
Kepuasan pelanggan berhubungan erat dengan pemberian pelayanan dari
suatu perusahaan asuransi. Jika pelanggan merasa mereka mendapat pelayanan
dengan baik, maka para konsumen akan menjadi konsumen tetap dan loyal.
Untuk lebih jelasnya, maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
28
SKEMA 1. KERANGKA PIKIR
Dimensi Kualitas Pelayanan
Reliability
(Kehandalan)
X1
PT. Jasindo
di Makassar
Responsiveness
(Daya Tanggap)
X2
Asurance (Jaminan)
X3
Empathy (Empati)
X4
Tangible
(Bukti Langsung)
(Empati)
X5
Bukti LLLLLLangsung(Kehandalan)BbbbbbbbbbB
Sumber : Peneliti (2011)
Kepuasan
Konsumen
29
2.8 Hipotesis
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan terdahulu, maka dapat
dikemukakan hipotesis sebagai jawaban sementara, yaitu:
1. Diduga bahwa dimensi kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan kepuasan konsumen pada PT. Jasindo.
2. Diduga bahwa dimensi layanan yang paling dominan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen adalah kehandalan (reliability).
30
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan
Kelima, Penerbit : Alfabeta, Bandung.
Aritonang, Lerbin R., 2005, Kepuasan Pelanggan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Assauri, Sofjan, 2008, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ketujuh, Penerbit:
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Barata, Atep Adya, 2004, Dasar-dasar Pelayanan Prima, Cetakan Kedua, Penerbit :
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Chandra, Gregorius, 2002, Strategi dan Program Pemasaran, edisi pertama,
cetakan pertama, Andi Yogyakarta.
Darmawi, Herman, 2000, Manajemen Asuransi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta.
Darmmesta, Basu Swastha dan Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran
Analisis Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, Penerbit :
BPFE, Yogyakarta.
Erni Angeline Oei, 2010, Analisis Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Hotel Delta di Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Muslim Indonesia.
Ghozali, Imam, 2009, Metode Riset Pemasaran, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
Irawan, Handi, 2005, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Cetakan Kelima, Penerbit :
PT. Elex Media Komputindio, Jakarta.
Irfandi, 2009, Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada
PT. Perkasa Jaya Motor di Kota Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin Makassar.
Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2010, Mandiri Belajar SPSS, penerbit : Media Kom, Jakarta.
31
Supranto, J., 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Cetakan Kedua, Penerbit : Asdi Mahasatya, Jakarta.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, dilengkapi Metode R&D,
Cetakan ketujuhbelas, Penerbit : Alfabeta, Bandung
Tjiptono, Fandy, 2005, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit :
Bayumedia Publishing, Malang.
Umar Husain, 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Cetakan Pertama,
Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.
Yamit, Zulian, 2002, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Edisi Pertama,
Cetakan Kedua, Penerbit : Ekonisia, Yogyakarta.
Download