Pb DALAM TANAH Input Pb ke Tanah Hasil penelitian di negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat menemukan bahwa unsur Pb dapat meningkat di permukaan tanah dari sumber luar terutama dari pembuangan gas kenderaan bermotor, industri peleburan logam dan limbah cair. Sumber polusi Pb dari pembakaran minyak bumi dapat mencapai 80% dari total Pb di atmosfir, dan efeknya pada kadar Pb sangat kecil dalam biji, umbi dan akar, dan tidak banyak menyimpang dari kadar jaringan yaitu sekitar 0,5 ppm (Foy, Chaney dan White. 1978). Akumulasi di permukaan daun tanaman bersama debu dapat terjadi bila tidak tercuci oleh air hujan. Kasus kontaminasi Pb dari industri peleburan logam pada penurunan kesuburan tanah terjadi selama tahun 1908–1913 di Inggris, yaitu pada lahan-lahan di sekitar industri peleburan logam, kandungan Pb tanah di sekitar radius 100 m dapat mencapai 30.090 mg Pb/kg (Alloway, 1995). Hasil analisis kandungan Pb pada beberapa sewage sludge di Inggris dilaporkan sekitar 120–3000 mg Pb/kg bahan kering yang berasal dari limbah pedesaan dan kota-kota industri, di Amerika Serikat sekitar 13–19.700 mg Pb/kg yang berasal dari 189 contoh. Aplikasi limbah pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi Pb pada tanaman sampai tingkat membahayakan. Pada tahun 1986, Dewan Masyarakat Eropa menetapkan bahwa aplikasi limbah cair pada lahan berulang-ulang diperbolehkan bila penambahan Pb tidak melebihi 50–300 mg/kg bahan kering (Alloway, 1995). Emisi kendaraan bermotor yang mengandung logam Pb akan menimbulkan pencemaran tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan logan Pb dalam tanah di lahan pertanian dan lahan nonpertanian, mengetahui tingkat kandungan Pb dalam tanah berdasarkan jarak dari tepi jalan dan kedalaman tanah serta mengetahui pengaruh bahan organik dan pH terhadap kandungan Pb dalam tanah. Sampel tanah diambil di sekitar RingRoad Selatan Yogyakarta menggunakan metode stratified sampling dan purposive sampling. Titik pengambilan sampel dibagi berdasarksan jarak dari tepi jalan yaitu 5 meter, 15 meter, 30 meter, dam kedalaman tanah yaitu 4 cm dan 8 cm dan sebagai kontrol diambil pada jarak 250 meter (http://yayatsmaz.blogspot.com/2009/01/sumber-pencemaran-tanah.html.) Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kandungan Pb pada tanah di lahan nonpertanian adalah 38,981 mg/kg sedangkan pada tanah di lahan pertanian 31,183 mg/kg. Hal ini berarti kandungan logam Pb lebih besar pada tanah di lahan nonpertanian dibandingkan pada tanah di lahan pertanian, karena pada tanah di lahan nonpertanian permukaan tanah tertutup oleh bangunan dan vegetasi sehingga akan menghambat jatuhnya partikel yang mengandung logam Pb ke permukaan tanah. Adanya bangunan dan vegetasi juga akan mempengaruhi turbulensi angin yang mendispersikan dan mendistribusikan logam Pb ke permukaan tanah. Kandungam logam dalam tanah cenderung berkurang dengan bertambahnya jarak dari jalan rayadan kedalaman tanah, Karena partikel logam Pb akan menjadi sumber pencemar (jalan) mengikuti arah angin dan logam Pb akan terakumulasi pada permukaan tanah (topsoil), pergerakannya ke bawah sangat jarang. Semua ini adalah hal-hal yang dapat mencemarkan tanah (http://yayatsmaz. blogspot. com/ 2009/01/sumberpencemaran-tanah.html.) Emisi kendaraan bermotor yang mengandung logam Pb akan menimbulkan pencemaran tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan logam Pb dalam tanah di lahan pertanian dan lahan non pertanian, mengetahui tingkat kandungan Pb dalam tanah berdasarkan jarak dari tepi jalan dan kedalaman tanah serta mengetahui pengaruh bahan organik dan pH terhadap kandungan Pb dalam tanah (Sri Sumiyati, 2003). Sampel tanah diambil di sekitar RingRoad Selatan Yogyakarta menggunakan metode stratified sampling dan purposive sampling. Titik pengambilan sampel dibagi berdasarkan jarak dari tepi jalan yaitu 5 m, 15 m, 30 m dan kedalaman tanah yaitu 4 cm dan 8 cm dan sebagai kontrol diambil pada jarak 250 m. Hasil penelitian Sri Sumiyati (2003) menunjukkan bahwa rata-rata kandungan Pb pada tanah di lahan non pertanian adalah 38,981 mg kg-1 sedangkan pada tanah di lahan pertanian 31,183 mg kg-1 . Hal ini berarti kandungan logam Pb lebih besar pada tanah di lahan non pertanian dibandingkan pada tanah di lahan pertanian, karena pada tanah di lahan non pertanian permukaan tanah tertutup oleh bangunan dan vegetasi sehingga akan menghambat jatuhnya partikel yang mengandung logam Pb ke permukaan tanah. Adanya bangunan dan vegetasi juga akan mempengaruhi turbulensi angin yang mendispersikan dan mendistribusikan logam Pb ke permukaan tanah. Kandungan logam dalam tanah cenderung berkurang dengan bertambahnya jarak dari jalan raya dan kedalaman tanah, karena partikel logam Pb akan menjadi sumber pencemar (jalan) mengikuti arah angin dan logam Pb akan terakumulasi pada permukaan tanah (topsoil), pergerakannya ke bawah sangat jarang. Lead (Pb) has been known to be toxic since ancient times. It is a widespread contaminant in soils and Pb poisoning is one of the most prevalent public health problems in many parts of the world. It was the first metal to be linked with failures in reproduction. It can cross the placenta easily. It also affects the brain, causing hyperactivity and deficiency in the fine motor functions, thus, it results in damage to the brain. The nervous systems of children are especially sensitive to Pb leading to retardation. Pb is cardiotoxic and contributes to cardiomyopathy (disease of the heart muscle leading to the enlargement of the heart). Pb dilepaskan ke dalam lingkungan melalui proses pelapukan batuan yang mengandung Pb, proses dan limbah industri, dan pembakaran bahan bakar fosil. Emisi kendaraan bermotor menjadi sumber utama pencemaran Pb terutama di lingkungan perkotaan. …………… bersambung!!! Referensi Alloway, B.J.1995. Heavy Metals in Soils. 2rd Edition. Blackie Academic & Professional Chapman & Hall. London-Glasgow-Wenheim-New York. Tokyo–Melbourne–Madras. 368 p. Foy,C.D., R.L.Chaney dan M.C.White. 1978. The physiology of metal toxicity in plants. Annual Review of Plant Physiology, 29, 511–566. Sri Sumiyati. 2003. Pencemaran tanah oleh timah hitam (Pb) akibat emisi kendaraan bermotor di sekitar jalan lingkar (ringroad) selatan yogyakarta. Program Studi Ilmu Lingkungan Jurusan Antar Bidang Fakultas Geografi, PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA.