65 BAB VIII HUBUNGAN KARAKTERISTIK IKLAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Bab ini mendeskripsikan tentang karakteristik iklan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas iklan dan hubungannya terhadap efektivitas iklan layanan masyarakat. Karakteristik iklan yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah endorser, daya tarik pesan iklan dan daya tarik iklan itu sendiri. 8.1 Karakteristik Iklan Karakteristik iklan adalah unsur-unsur yang terdapat pada sebuah iklan. Iklan layanan masyarakat terdiri atas beberapa unsur yang membentuk satu kesatuan hingga menghasilkan iklan yang berkualitas dan persuasif bagi khalayak yang menyaksikannya. Karakteristik iklan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas endorser (bintang iklan), daya tarik pesan iklan dan daya tarik iklan itu sendiri. Karakteristik iklan juga merupakan faktor-faktor pendukung efektivitas sebuah iklan. 8.1.1 Endorser Endorser adalah bintang iklan yang menyampaikan isi pesan iklan dan memeragakan adegan yang ada di iklan. Selebritis sebagai pendukung (endorser) dalam suatu kampanye periklanan sudah tidak asing lagi ditemui. Penggunaan selebritis sebagai bintang dalam iklan tertentu dianggap dapat menarik perhatian konsumen akan produk yang diiklankan. Shimp (2000) menyatakan bahwa sekarang ini banyak konsumen yang mudah mengidentifikasi diri dengan para bintang ini, seringkali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas prestasi, kepribadian, dan daya tarik fisik mereka. Sedangkan para pengiklan bangga menggunakan selebriti dalam iklan mereka karena atribut popularitas yang mereka miliki, termasuk kecantikan, keberanian, bakat, jiwa olahraga (athleticisme), 66 keanggunaan, kekuasaaan dan daaya tarik seeksual, seriingkali merrupakan pem mikat yang diingginkan untuuk merek-meerek yang mereka m dukuung. Pengukuran untuk u kualittas endorseer menggunnakan skalaa likert. Ku ualitas d tinggkat yang reendah mem miliki skor maksimal m tuujuh dan ku ualitas endorser dengan endorser denga d tingkkat yang tinnggi memiliki skor maaksimal 12. Pada peneelitian ini pengukkuran terhaddap endorseer diukur melalui m kualiitas endorseer dan dayaa tarik endorser terhadap t ikllan layanan masyarakatt. Dari hasill penelitian didapatkan n hasil 27 orang responden menilai kuualitas endorrser dengann kualitas yyang rendah h dan o responnden yang menilai ku ualitas endoorser dengaan kualitas yang delapan orang tinggi. Jikka digambbarkan dalaam pie chart (gambaar 12) maaka 77,1 persen p respondenn menilai kuualitas endoorser dalam m iklan layaanan masyarrakat “ Ayo o Jadi Wirausahaa” dengan kualitas yang y rendaah. Kemuddian terdappat 22,9 persen p respondenn menilai kuualitas endoorser dalam m iklan layaanan masyarrakat “ Ayo o Jadi Wirausahaa” dengan kualitas k yangg tinggi. 22,90% Rendah 77,10% Tinggi Gambar 13. Persentasse Responden berdasarrkan Penilaiian Kualitass Endorser 8.1.2 P Iklan n Daaya Tarik Pesan Pesan merupakan seperrangkat sim mbol verball dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, n gagassan atau maaksud sumbber tadi. Peesan mempu unyai 67 tiga komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan . Pesan-pesan yang disampaikan ini mengandung informasi yang hendak disampaikan oleh pengirim pesan (pengiklan) pada penerimanya (konsumen). Dalam periklanan, produsen harus dapat mengemas pesan sedemikian hingga dapat menarik konsumen. Dengan mengkomunikasikan pesan dengan cara yang menarik, penerima pesan akan lebih mudah mengingat mengenai informasi yang terkandung didalamnya. Dalam menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan. Dalam hal ini isi pesan yang terkandung di dalam iklan mengenai wirausaha sehingga khalayak yang melihat tayangan iklan mendapatkan informasi mengenai wirausaha. Keberhasilan sebuah iklan juga dipengaruhi oleh kualitas pesan iklan tersebut. Pesan iklan yang bagus sangat penting khususnya dalam lingkungan pemasangan iklan yang sangat mahal. Usaha untuk memperoleh dan mempertahankan perhatian, pesan iklan harus direncanakan dengan baik, lebih imajinatif, menghibur, dan bermanfaat bagi konsumen (Rizal dan Furinto, 2009). Dalam penelitian ini daya tarik pesan diukur dari kemampuan pesan untuk menarik khalayak agar menyerap informasi yang disampaikan oleh bintang iklan. Penilaian responden terhadap daya tarik pesan iklan dibagi menjadi dua kategori yakni rendah dan tinggi. Jika digambarkan dalam pie chart (gambar 13) maka terdapat 82,9 persen responden yang menilai daya tarik pesan iklan dengan kualitas yang tinggi dan 17,1 persen responden yang menilai daya tarik pesan iklan dengan kualitas yang rendah. 68 17.1% % Tidak Men narik 82.9 % % Menarik Gambar 14. Persentasse Responden berdasarrkan Penilaiian terhadapp Daya Tariik Pesan Ikklan. 8.1.3 Daaya Tarik Iklan I Daaya tarik ikllan atau pow wer of imprression dari suatu iklann adalah seb berapa besar iklann mampu memukau m attau menarik k perhatian pemirsanya p a. Untuk meenarik pemirsanyya, iklan dappat disampaaikan dalam m gaya penyaampaian yaang berbeda-beda yaitu denggan menam mpilkan: cuuplikan kehiidupan indiividu atau kelompok, gaya hidup inddividu, fantaasi dengan produk, su uasana hatii (mood) attau citra seeputar produk, musik m untuuk lebih menghidupka m an pesan, symbol keepribadian untuk u menciptakkan karakterr yang mem mpersonifik kasikan prodduk, memam merkan keaahlian dan pengaalaman peruusahaan dalaam menghasilkan produuk. Daalam peneliitian ini, daaya tarik sebuah iklan terdiri darii daya tarik k rasa takut dann daya tarrik musik iklan yang g digunakaan. Pemakaian rasa takut diharapkann akan sangat efektif sebagai carra untuk meningkatkan m n motivasi. Para pengiklan mencoba memotivasi m i para pelan nggan untuuk mengolaah informassi dan melakukann tindakann dengan menggunaakan dayaa tarik raasa takut yang menyebutkkan konseekuensi neegatif jika tidak meenggunakann produk yang diiklankann, atau konssekuensi neegatif dari perilaku p yaang tidak baaik. Dalam iklan 69 layanan masyarakat m “ Ayo Jadi Wirausaha” W ” daya tarik rasa takut ddigunakan untuk u membuat para khalaayak yang belum meemiliki pekkerjaan dan masih meencari pekerjaan merasa takkut dan khaw watir sehingga merubaah perilaku mereka meenjadi seorang wirausaha w yaang dapat menciptakan m lapangan pekerjaan. p Muusik telah menjadi m koomponen peenting duniia periklanaan hampir sejak suara direkam pertama kali. Jingle, musik m latar,, nada-nadda popular, dan k perhatiann, menyalurrkan pesan-p pesan aransemenn klasik diggunakan unntuk menarik penjualan,, menentukkan tekanaan emosion nal untuk iklan, dann mempeng garuhi suasana haati para penndengar. Jikka digambarrkan dalam m bentuk piee chart (gam mbar 14) m maka terdap pat 80 persen ressponden yanng menilai daya tarik iklan layannan masyarrakat “ Ayo o Jadi Wirausahaa” memilikki daya tarikk yang ting ggi dan 200 persen ressponden menilai daya tarikk iklan layannan masyarrakat “ Ayo o Jadi Wiraausaha” mem miliki dayaa tarik yang renddah. Hal inii menunjukkan bahwa iklan layannan masyarakat “ Ayo o Jadi Wirausahaa” mampuu menarik khalayak untuk meelihat tayanngan iklan n dan diharapkann mampu memotivasi m k khalayakny ya. 20% 80% Tidakk menarik Menarik Gambar 15. Persentasse Responden berdasarrkan Penilaiian Daya Taarik Iklan dii RW 08 Kelurrahan Cibaddak. 70 8.2 Hubungan Karakteristik Iklan dengan Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat 8.2.1 Hubungan Kualitas Endorser dengan Efektivitas Iklan Hubungan antara kualitas endorser dengan tingkat pengetahuan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas endorser berhubungan dengan tingkat pengetahuan responden tentang wirausaha. Persentase hubungan antara kualitas endorser dengan tingkat pengetahuan disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12. Persentase Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Penilaian terhadap Kualitas Endorser Kualitas Endorser Rendah Tinggi Total Tingkat Pengetahuan Rendah (%) Tinggi (%) 70,3 75,00 29,7 25,0 100,0 100,0 Total 71,4 28,6 100,0 Tabel 11 menunjukan bahwa terdapat 70,3 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah menilai kualitas endorser dengan kualitas yang rendah. Terdapat 29,7 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah menilai bahwa kualitas endorser dengan kualitas yang rendah. Kemudian, terdapat 75 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai kualitas endorser memiliki kualitas yang rendah dan 25 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai kualitas endorser yang digunakan memiliki kualitas yang tinggi. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukan bahwa sebagian besar rsponden baik responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah ataupun responden dengan penilaian yang tinggi menilai kualitas endorser yang digunakan dalam iklan layanan masyarakat “ Ayo Jadi Wirausaha” memiliki kualitas yang rendah. Persentase hubungan antara kualitas endorser dengan penilaian sikap disajikan dalam Tabel 13. Tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat seluruh responden dengan penilaian sikap yang negatif menilai kualitas endorser yang digunakan dengan kualitas yang rendah. Kemudian 75 persen responden dengan penilaian sikap yang positif menilai kualitas endorser yang digunakan dengan 71 kualitas yang rendah dan 25 persen responden dengan penilaian sikap yang positif menilai kualitas endorser yang digunakan dengan kualitas yang tinggi. Hasil tabulasi silang tersebut menunjukan bahwa baik responden dengan penilaian yang negatif dan responden dengan penilaian yang positif memberikan penilaian kualitas endorser yang digunakan oleh iklan layanan masyarakat “ Ayo Jadi Wirausaha” memiliki kualitas yang rendah atau tidak cocok dengan iklan yang ditayangkan. Tabel 13. Persentase Responden berdasarkan Penilaian Sikap dan Penilaian terhadap Kualitas Endorser Kualitas Endorser Rendah Tinggi Total Penilaian Sikap Negatif (%) Positif (%) 100,0 75,0 0 25,0 100,0 100,0 Total (%) 77,1 22,9 100,0 Hal tersebut disebabkan endorser yang digunakan merupakan bintang iklan yang masih baru dan kualitasnya belum jelas. Shimp (2000) menjelaskan faktor- faktor yang dipertimbangkan ketika mengambil keputusan seleksi selebriti, dimana faktor-faktor tersebut ialah kredibilitas selebriti, kecocokan dengan khalayak, kecocokan dengan merek, dan daya tarik selebriti. Dengan kata lain, untuk menentukan selebriti yang akan digunakan sebagai brand endrorser suatu produk, selebritis harus memiliki kecocokan atau hubungan yang berarti antara selebriti, khalayak, dan produk itu sendiri. Iklan layanan masyarakat “ Ayo Jadi Wirausaha” menggunakan bintang iklan yang tidak cocok. Hasil uji statistik Rank Spearman antara kualitas endorser dengan tingkat pengetahuan responden menghasilkan p-value sebesar 0,465>0,05 maka HO diterima. Artinya tidak terdapat hubungan nyata antara kualitas endorser dengan tingkat pengetahuan responden. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi (ρs) 0,127. Korelasi antara kualitas endorser dan tingkat pengetahuan responden adalah positif artinya semakin baik kualitas endorsernya maka semakin tinggi tingkat pengetahuan responden. Hasil uji statistik Rank Spearman antara kualitas responden dengan penilaian sikap responden menghasilkan p-value sebesar 0,339 >0,05 maka HO 72 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan nyata antara kualitas endorser dengan penilaian sikap responden. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi( ρs) 0,167. Korelasi antara kualitas endorser dan tingkat pengetahuan responden adalah positif artinya semakin baik kualitas endorser nya maka semakin positif penilaian sikap responden. 8.2.2 Hubungan Daya Tarik Pesan Iklan dengan Efektivitas Iklan Hubungan antara kualitas daya tarik pesan iklan dengan tingkat pengetahuan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah daya tarik pesan iklan berhubungan dengan tingkat pengetahuan responden tentang wirausaha. Persentase hubungan antara daya tarik pesan iklan dengan tingkat pengetahuan disajikan dalam Tabel 14. Tabel 14. Persentase Responden berdasarkan Daya Tarik Pesan Iklan dan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Rendah Tinggi Total Daya Tarik Pesan Iklan Tidak Menarik Menarik (%) (%) 83,3 69,0 16,7 31,0 100,0 100,0 Total 71,4 28,6 100,0 Tabel 14 menunjukan bahwa terdapat 83,3 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah menilai daya tarik pesan iklan layanan ini tidak menarik. Terdapat 16,7 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai daya tarik pesan iklan tidak menarik. Kemudian, terdapat 69 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah menilai daya tarik pesan iklan yang ditayangkan menarik dan 31 persen responden denga tingkat pengetahuan yang tinggi menilai daya tarik pesan iklan menarik. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukan bahwa sebagian besar rsponden baik responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah ataupun responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai daya tarik pesan iklan 73 menarik. Persentase hubungan antara daya tarik pesan iklan dengan penilaian sikap disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Persentase Responden berdasarkan Penilaian Sikap dan Penilaian Daya Tarik Pesan Iklan Penilaian Sikap Negatif Positif Total Daya Tarik Pesan Iklan Tidak Menarik Menarik (%) (%) 16,7 3,4 83,3 96,6 100,0 100,0 Total (%) 6,0 94,0 100,0 Tabel 15 menunjukan bahwa terdapat 16,7 persen responden dengan penilaian sikap yang negatif menilai daya tarik pesan iklan tidak menarik dan terdapat 3,4 persen responden dengan penilaian sikap yang negatif menilai daya tarik pesan iklan menarik. Kemudian 83,3 persen responden dengan penilaian positif menilai daya tarik pesan iklan tidak menarik dan 96 persen responden dengan penilaian sikap yang positif menilai daya tarik pesan iklan menarik. Hasil tabulasi silang tersebut menunjukan bahwa baik responden dengan penilaian yang negatif dan responden dengan penilaian yang positif memberikan penilaian yang menarik untuk daya tarik pesan iklan. Hasil uji statistik Rank Spearman antara daya tarik pesan iklan dengan tingkat pengetahuan responden menghasilkan p-value sebesar 0,493>0,05 maka HO diterima. Artinya tidak terdapat hubungan nyata antara daya tarik pesan iklan dengan tingkat pengetahuan responden. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi (ρs) 0,120. Korelasi antara daya tarik pesan iklan dan tingkat pengetahuan responden adalah positif artinya semakin menarik isi pesan maka semakin tinggi tingkat pengetahuan responden. Hasil uji statistik Rank Spearman antara daya tarik pesan iklan dengan penilaian sikap responden menghasilkan p-value sebesar 0,216 >0,05 maka HO diterima. Artinya tidak terdapat hubungan nyata antara daya tarik pesan iklan dengan penilaian sikap responden. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi( ρs) 0,215. Korelasi antara daya tarik pesan iklan 74 dan penilaian sikap responden adalah positif artinya semakin menarik daya tarik pesan iklan maka semakin positif sikap responden terhadap wirausaha. Pada iklan layanan masyarakat “ Ayo Jadi Wirausaha” menggunakan slogan iklan “daripada wira-wiri cari kerja mending wirausaha”. Sebuah kalimat sederhana namun menarik mampu membujuk khalayaknya untuk merubah sikap mengikuti ajakan yang terdapat pada iklan tersebut. 8.2.3 Hubungan Daya Tarik Iklan dengan Efektivitas Iklan Hubungan antara kualitas daya tarik iklan dengan tingkat pengetahuan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah daya tarik iklan berhubungan dengan tingkat pengetahuan responden tentang wirausaha. Persentase hubungan antara daya tarik pesan iklan dengan tingkat pengetahuan disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16. Persentase Responden berdasarkan Daya Tarik Iklan dan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Rendah Tinggi Total Daya Tarik Iklan Tidak Menarik Menarik (%) (%) 71,4 71,5 28,6 28,5 100,0 100,0 Total 71,4 28,6 100,0 Tabel 16 menunjukan bahwa terdapat 71,4 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah menilai daya tarik iklan layanan ini tidak menarik. Terdapat 28,6 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai daya tarik iklan tidak menarik. Kemudian, terdapat 71,5 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah menilai daya tarik pesan iklan yang ditayangkan menarik dan 28,5 persen responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai daya tarik pesan iklan menarik. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukan bahwa sebagian besar rsponden baik responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah ataupun responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi menilai daya tarik iklan 75 menarik. Persentase hubungan antara daya tarik pesan iklan dengan penilaian sikap disajikan dalam Tabel 17. Tabel 17. Persentase Responden berdasarkan Penilaian Sikap dan Penilaian Daya Tarik Iklan Penilaian Sikap Negatif Positif Total Daya Tarik Iklan Tidak Menarik Menarik (%) (%) 28,6 0 71,4 100,0 100,0 100,0 Total (%) 5,7 94,3 100,0 Tabel 17 menunjukan bahwa terdapat 28,6 persen responden dengan penilaian sikap yang negatif menilai daya tarik iklan tidak menarik dan tidak ada responden dengan penilaian sikap yang negatif menilai daya tarik pesan iklan menarik. Kemudian 71,4 persen responden dengan penilaian positif menilai daya tarik iklan tidak menarik dan 100 persen responden dengan penilaian sikap yang positif menilai daya tarik pesan iklan menarik. Hasil tabulasi silang tersebut menunjukan bahwa tidak ada responden dengan penilaian yang negatif dan memberikan penilaian yang menarik untuk daya tarik iklan. Hasil uji statistik Rank Spearman antara daya tarik iklan dengan tingkat pengetahuan responden menghasilkan p-value sebesar 0,134 >0,05 maka HO diterima. Artinya tidak terdapat hubungan nyata antara daya tarik iklan dengan tingkat pengetahuan responden. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi (ρs) 0,259. Korelasi antara daya tarik iklan dan tingkat pengetahuan responden adalah positif artinya semakin menarik isi pesan maka semakin tinggi tingkat pengetahuan responden. Hasil uji statistik Rank Spearman antara daya tarik iklan dengan penilaian sikap responden menghasilkan p-value sebesar 0,03 <0,05 maka HO ditolak. Artinya terdapat hubungan nyata antara daya tarik iklan dengan penilaian sikap responden. Hasil korelasi dari uji statistik Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi( ρs) 0,492. Korelasi antara daya tarik iklan dan penilaian sikap responden adalah positif artinya semakin menarik daya tarik iklan maka semakin positif sikap responden terhadap wirausaha.