Perkembangan Bahasa

advertisement
Matakuliah
Tahun
: L0142/Psikologi Perkembangan
: 2007
Perkembangan Kognitif pada Periode
Infancy & Toddlerhood
Pertemuan 5
Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa dapat menghubungkan aspek
perkembangan kognitif dengan issue yang terkait pada
periode infancy & toddlerhood (3 tahun pertama)
3
Bina Nusantara
Materi Pembelajaran
• Pendekatan klasik untuk mempelajari perkembangan
kognitif pada infant dan toddler
• Pendekatan terbaru untuk mempelajari perkembangan
kognitif pada infant dan toddler
• Perkembangan bahasa
4
Bina Nusantara
Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik untuk mempelajari perkembangan
kognitif pada infant dan toddler :
1. Pendekatan Behaviorist
2. Pendekatan Psikometri
3. Pendekatan Piagetian
Bina Nusantara
1. Pendekatan Behaviorist
• Merupakan pendekatan yang menaruh perhatian pada
mekanisme pembelajaran
• Faktor yang membatasi pembelajaran adalah
kematangan/maturation
• 2 proses pembelajaran, yaitu : Classical conditioning &
Operant Conditioning
1. Classical conditioning  memampukan bayi untuk
melakukan antisipasi suatu peristiwa sebelum peristiwa
itu terjadi. Dengan cara asosiasi antara stimulus. Mis :
kamera
mata berkedip
CS
CR
Bina Nusantara
2. Operant Conditioning  membuat bayi belajar untuk
mempertahankan respon tertentu. Digunakan untuk
meneliti beragam fenomena, seperti ingatan/memory
• Ketidakmampuan untuk mengingat kehidupan awal
(sekitar 2 tahun pertama) disebut infantile amnesia.
• Bayi akan mengulangi tindakannya beberapa hari atau
minggu kemudian, asalkan secara teratur/periodik
diingatkan tentang situasi yang telah dipelajarinya
tersebut.
Bina Nusantara
2. Pendekatan Psikometri
• Para profesional sepakat bahwa tingkah laku
kecerdasan (intelligent behavior) merupakan orientasi
hasil dan adaptasi terhadap kondisi atau lingkungan
kehidupan.
• Tujuan dari pengujian psikometrik (psychometric testing)
adalah untuk mengukur secara kuantitatif faktor-faktor
yang dipikirkan oleh kecerdasan (seperti pemahaman
dan penalaran) dan hasil dari pengukuran tersebut untuk
memperkirakan performance dimasa depan (seperti
prestasi belajar)
• IQ (Intelligence Quotient) terdiri atas pertanyaan atau
tugas untuk mengukur seberapa besar kemampuan
seseorang, dengan membandingkan performance orang
tersebut dengan orang lain yang juga diukur.
Bina Nusantara
•
Beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan infant dan toddler antara lain :
1. The Bayley Scales of Infant and Toddler
Development  untuk menilai status perkembangan
anak dari 1 bulan – 3,5 tahun. Dibuat untuk melihat
kekuatan, kelemahan, dan kompetensi dari 5 domain
perkembangan : kognitif, bahasa, motor, sosialemosional, dan tingkah laku adaptasi.
2. Home Observation for Measurement of the
Environment (HOME)  untuk mengukur pengaruh
lingkungan keluarga terhadap pertumbuhan kognitif
anak. Salah satu faktor yang penting dari alat ukur ini :
menilai responsif orang tua.
Bina Nusantara
• Early Intervention/Intervensi Awal  dilakukan
terhadap individu yang memiliki Disabilities Education
Act, merupakan proses sistematis yang meliputi
beragam pelayanan untuk menolong keluarga
memenuhi kebutuhan perkembangan anaknya.
Bina Nusantara
3. Pendekatan Piagetian
•
Tahapan pertama dari perkembangan kognitif Piaget
adalah Tahap Sensorimotor. Terdiri atas 6 subtahap, yaitu
:
1. Penggunaan refleks (lahir – 1 bulan)  neonate mulai
melatih refleks lahiriahnya dan mengendalikannya.
2. Primary circular reactions (1-4 bulan)  bayi mengulang
tingkah laku yang pertama kali muncul seperti mengisap
jempol. Aktivitasnya fokus pada tubuhnya sendiri.
3. Secondary circular reactions (4-8 bulan)  bayi mulai
tertarik terhadap lingkungannya. Bayi mengulang
tindakannya namun hanya untuk kesenangannya, belum
punya tujuan. Bila mendapat respon dari orang lain atau
objek tertentu, tindakan tersebut akan diulangi
Bina Nusantara
4. Coordination of secondary schemes (8-12 bulan) 
tingkah laku bayi mulain intens dan bertujuan. Bayi
belajar merangkum pengalaman masa lalunya untuk
memecahkan masalah. Mis : merangkak untuk
mendapatkan benda yang diinginkannya
5. Tertiary circular reactions (12-18 bulan)  mulai
menunjuukkan rasa ingin tahu dan eksperimen,
melakukan beragam tindakan untuk melihat hasilnya.
Tindakan yang memberikan hasil yang menyenangkan
akan membuat bayi mengulanginya untuk mendapatkan
hasil yang serupa.
Bina Nusantara
6. Mental combinations (18-24 bulan)  transisi ke tahap
Preoperational, terbentuk representational ability –
kemampuan untuk menghadirkan objek dan tindakan
secara mental dalam ingatan, menggunakan simbol
seperti angka, kata-kata, dan gestures. Mulai
menunjukkan insight.
• Beberapa penelitian yang dilakukan Piaget untuk
mengetahui kemampuan bayi :
a. Visible Imitation  imitasi dengan menggunakan
anggota tubuh bayi yang dapat dilihatnya mis. Kaki.
Invisible Imitation  imitasi dengan menggnunakan
anggota tubuh bayi yang tidak dapat dilihatnya mis.
Mulut.
Bina Nusantara
Deferred Imitation  menunjukkan tindakan tertentu
dengan memberikan simbol yang sudah diingatnya
sebelumnya. Elicitied Imitation  metode penelitian
dimana bayi atau batita ditunjukkan serangkaian
tindakan tertentu untuk ditiru yang sudah pernah
dilihatnya namun belum perlu untuk dilakukan.
b. Dalam Konsep Obyek, salah satu apek penting yaitu
object permanence – kesadaran terhadap benda atau
seseorang yang berlanjut terus meskipun tidak terlihat
lagi. Bayi akan mencari sesuatu atau benda yang
disembunyikan atau dipindahkan.
Bina Nusantara
Pendekatan Terbaru
Pendekatan klasik untuk mempelajari perkembangan
kognitif pada infant dan toddler :
1. Pendekatan Information Processing
2. Pendekatan Cognitive Neuroscience
3. Pendekatan Social-Contextual
Bina Nusantara
1. Pendekatan Information Processing
• Banyak penelitian information processing bayi
berdasarkan pada kebiasaan/habituation – jenis belajar
dimana terjadi pengulangan atau ekspos suatu stimulus
yang mengurangi perhatian terhadap stimulus tersebut.
Dengan kata lain, kebiasaan membuat hilangnya minat.
• Tindakan yang tidak diinterupsi menunjukkan kebiasaan
bayi terhadap stimulus. Namun pemberian stimulus lain
yang menarik perhatian bayi akan meningkatkan respon
terhadap stimulus baru tersebut disebut dishabituation.
• Visual recognition memory dapat diukur dengan
menunjukkan pada bayi 2 stimulus secara
berdampingan, stimulus yang familiar dan yang baru.
Bina Nusantara
•
Dalam penelitian jangka panjang, habituation dan
kemampuan attention-recovery pada usia 6 bulan – 1
tahun cukup berguna untuk memperkirakan IQ anak.
• Kunci perkembangan pada tahap sensorimotor Piaget
yang dikembangkan oleh Information Processing :
1. Causality  mechanisme untuk mengenali causality
muncul di usia yang lebih awal. Bayi berusia 6,5 bulan
telah menunjukkan habituation dan dishabituation
2. Categorization  dengan melihat sebuah item di
kategori baru dalam waktu yang lama, bayi yang
berusia 3 bulan tahu kalau anjing itu bukan kucing
3. Object Permanence  sudah memiliki kapasitas ini
dalam usia yang muda sekitar 3,5 bulan. Melalui
penelitian violation of expectation.
Bina Nusantara
4. Number  pemahaman terhadap angka sudah dimulai
jauh sebelum 6 subtahap Piaget, dimana menurut Piaget
anak pertama kali mengenal simbol. Menurut penelitian
Karen Wynn, bayi berusia 5 bulan dapat melakukan
penjumlahan dan pengurangan secara sederhana
benda.
Bina Nusantara
2. Pendekatan Cognitive Neuroscience
• Beberapa peneliti mencatat adanya pergantian aktivitas
otak untuk menentukan struktur otak mana yang
berdampak pada fungsi kognitif dan mengarah pada
perubahan perkembangan.
• Penelitian terhadap kondisi normal otak dan kerusakan
otak orang dewasa berdasar pada 2 sistem long term
memory, yaitu : explicit memory & implicit memory.
• Pada bayi di usia awalnya, struktur yang bertanggung
jawab untuk menyimpan ingatan belum sepenuhnya
terbentuk.
Bina Nusantara
3. Pendekatan Social-Contextual
• Guided participation merupakan interaksi timbal balik
dimana orang dewasa menolong kerangka aktivitas anak
dan menjembatani gap antara pemahaman anak dengan
orang dewasa.
• Menurut pandangan ini pengaruh pengasuh
berkontribusi terhadap perkembangan anak.
Bina Nusantara
Perkembangan Bahasa
•
•
1.
2.
3.
4.
Bina Nusantara
Perkembangan bahasa merupakan interaksi dengan
semua aspek perkembangan
Tahapan dalam perkembangan bahasa anak :
Early vocalization  dimulai dari crying, babbling, dan
imitation of language sounds
Recognizing language sounds  kemampuan untuk
menerima perbedaan antar suara yang penting dalam
perkembangan bahasa
Gestures  dimulai dari conventional social gestures,
representational gestures, dan symbolic gestures
Kata-kata pertama  pengucapan kata pertama
memunculkan initiating speech
5. Kalimat pertama  awalnya bayi menggunakan
telegraphic speech yang terdiri hanya beberapa kata
penting, kemudian berkembang menjadi syntax –
aturan penempatan kalimat secara bersamaan dalam
bahasa
• Karakteristik dari bicara :
1. Simplify
2. Understand grammatical relationships that cannot yet
express
3. Underextend word meanings
4. Overextend word meanings
5. Overregularize rules
Bina Nusantara
• Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa anak antara lain : faktor neurologis, interaksi
sosial antara orang tua dan pengasuh, serta child
directed speech (CDS).
• Membacakan dengan bersuara suatu cerita merupakan
kesempatan terjalinnya kedekatan emosi dan
terbentuknya komunikasi orang tua dan anak. Hal ini
juga akan mempengaruhi perkembangan literacy –
kemampuan untuk membaca dan menulis.
Bina Nusantara
Rangkuman
• Pendekatan behaviorist meneliti kognitif berdasarkan
classical conditioning dan operant conditioning
• Pendekatan psikometri mengukur faktor-faktor yang
berperan pada kecerdasan
• Pendekatan Piaget menjelaskan perkembangan kognitif
berdasarkan tahapan perkembangan sensorimotor
• Information processing mengukur proses mental melalui
kebiasaan/habituation dan tanda-tanda penglihatan serta
kemampuan persepsi
• Perkembangan neurologis menjelaskan pentingnya
keterampilan dalam teori Piaget dan kemampuan
memory
• Peran orang dewasa atau keluarga mempengaruhi
perkembangan bahasa anak
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Download