STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS SEBAGAI INDIE LABEL DALAM INDUSTRI MUSIK MAINSTREAM Oleh: Riandry Dwi Prakoso (070710125) [email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mendepkripsikan strategi komunikasi pemasaran Demajors sebagai Indie label dalam menembus pasar industri musik mainstream. Hal ini memiliki signikasi karena Demajors sebagai Indie label yang kurang diterima pasar mainstream, mampu menembus industri musik mainstream. Karena diantara Indie label lainnya hanya Demajors yang memilih untuk memasarkan produk ke indutri musik mainstream. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode in-depth interview dan observasi. In-depth interview. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang ingin mengetahui bagaimana Demajors melakukan strategi komunikasi pemasaran dengan mengintergerasikan berbagai macam promotion tools untuk mencapai tujuan pemasaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Demajors telah mengintegerasikan promotion tools dalam melakukan kegiatan promosi. Interactive/internet marketing dilakukan melalui twitter dan website menjadi salah satu promotion tools yang paling sering digunakan Demajors karena tools tersebut dapat memfasilitasi seluruh penggunaan promotion tools yang sesuai dengan target market Demajors. Kata Kunci: Strategi komunikasi pemasaran, Demajors Indie Label, Industri musik mainstream. PENDAHULUAN Di dalam industri musik kita mengenal istilah Major label dan Indie label. Kedua label ini sangat bertolak berlakang baik dari segi idealisme, kreativitas, produksi dan pemasaran. Major label adalah sebuah label rekaman yang memproduksi musik – musik yang mengikuti selera pasar atau mainstream. Major label memiliki kekuasaan pendistribusian dan pemasaran yang sangat mendominasi industri musik, ini karena Major label mempunyai jalur distribusi sendiri yang sudah meluas hingga ke wilayah internasional. Major label memiliki kekuasaan atas pendistribusian produk-produknya yang cukup luas karena memiliki perusahaan pendistribusian sendiri. Kebanyakan retail store tempat pendistribusian yang ada juga dimiliki oleh Major label, oleh karena itu produk mainstream yang di produksi Major label lebih awam didengar pasar. adanya dominasi ini, industri musik berubah menjadi industri musik mainstream, dari industri musik yang seharusnya dapat memfasilitasi semua jenis musik Karena industri musik merupakan industri yang tidak memiliki batasan pada produksi musik mainstream ataupun nonmainstream untuk masuk kedalamnya, kedua jenis produksi ini dapat masuk ke dalam industri musik, tetapi karena adanya dominasi dari Major label dengan produk musik mainstream nya di Indonesia, maka industri musik identik dengan mainstream. Dominasi industri musik mainstream empat perusahaan besar (the big four) yaitu, Universal music groups, Sony BMG Warner Music Group, dan EMI. Wendi Putranto (2009), menjelaskan bahwa The big four ini menguasai 70% pasar musik diseluruh dunia termasuk Indonesia, dan 80 % musik di Amerika Serikat, Negara dengan pasar musik terbesar di dunia. Seluruh Major label ini dimiliki oleh konglomerat internasional yang berbentuk music group dengan perusahaan induk yang menjadi payung bisnisnya. Music group ini selain membawahi bisnis utama label rekaman, music group ini juga menaungi perusahaanperusahaan lain di dalam industri musik seperti penerbitan musik, perusahaan manufaktur, dan perusahaan distribusi rekaman. Kekuasaan inilah yang menjadikan sebuah awal industri musik menjadi industri musik mainstream. Major label juga berkembang di Indonesia, ASIRI (2006) menemukan bahwa Major label terbesar di Indonesia yang juga merupakan jaringan internasional adalah Musica studio’s dan SONY BMG yang juga memiliki jaringan distribusi dan retail sendiri dam memiliki jaringan music group. Selain itu terdapat Major label dengan music group local yaitu Aquarius Musikindo yang juga selain label rekaman, Aquarius Pustaka (publishing), Aquarius Record shop (retail) dan Aquarius studio (production) (Wendi Putranto 2009 : 60). Sedangkan Indie label adalah perusahan rekaman yang muncul akibat idealisme bermusik band atau musisi yang kurang dapat di terima oleh pasar dan industri musik yang didominasi oleh Major label. Maka timbulah pergerakan dari bawah yaitu Indie label yang memfasilitasi musisi atau band -band tersebut, dimana di dalam indie label band-band atau musisi bebas bereksplorasi musikal disana sesuai dengan idealisme mereka, tanpa harus mengikuti pasar. Pasar industri musik merupakan daerah yang telah dikuasai oleh Major label. Otomatis ketika berhubungan dengan pasar tentu ada kekangan dan batasan-batasan tertentu dalam bermusik. Karena itu industri musik mainstream memiliki standarisasi maupun spesifikasi dalam mengkonsumsi musiknya, sehingga produk Major label menguasai selera pasar dan indie label harus melakukan pergerakan dari bawah dengan cara alternatifnya sendiri melalui komunitas untuk dapat menyalurkan idealismenya kepada pasar (Idha rez, 2008 : 32). Pemahaman tentang indie label merupakan seluruh label rekaman yang tidak tergabung dalam music group yang dikuasai the big four adalah Indie label. Dalam artian para Indie label ini tidak menjual atau menyebarluaskan rekaman musik yang mereka rilis melalui jalur distribusi yang dikuasai oleh Major label dan membangun sendiri jalur distribusi alternatif mereka masing-masing. Indie label tidak memiliki jalur distribusi sendiri didalam memasarkan produknya seperti Major label, Indie label berdiri sendiri membuat jalur-jalur sendiri dan cara-cara sendiri diluar sistem kerja Major label. Inde label pada umumnya mendistribusikan produknya di ranah pasar sendiri yang cenderung segmented yaitu misalnya di kalangan komunitas. Demajors merupakan salah satu Indie label yang ada di Indonesia yang konsisten merilis album-album dari band-band atau musisi nonmainstream, yang di distribusikan melalui jalur industri musik mainstream. Demajors sebagai Indie label tetap mempertahankan konsistensinya untuk memproduksi produk-produk musik nonmainstream, dengan jalur pemasaran produk ke industri musik mainstream. Demajors tidak membatasi pemasaran yg dilakukan untuk memproduksi musik nonmainstreamnya, Demajors sebagai Indie label mengembangkan jaringan produksi musik nonmainstreamnya pada industri musik mainstream yang mendominasi pasar (Reno Nismara 2011). Fenomena tersebut menunjukkan persaingan yang dihadapi Demajors sebagai produsen musik nonmainstream pada pasar mainstream. Hal ini bukanlah mudah karena para produsen harus dapat menentukan strategi pemasaran yang harus di ambil mulai dari menentukan positioning produk, segmentation konsumen, target pasar, tampilan produk atau packaging hingga teknik promosi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan terintegrasi. Di dalam pemasaran, kebutuhan konsumen dan marketplace adalah sebuah dasaran yang harus diperhatikan, kemudian menyususun strategi Komunikasi pemasaran melalui Intergrated Marketing Communication (IMC), untuk membangun hubungan dengan konsumen sehingga diperoleh nilai – nilai dari timbal balik konsumen yang berupa loyalitas konsumen. Komunikasi pemasaran memiliki peranan besar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam sebuah pemasaran, terutama ketika tujuan yang ingin dicapai tersebut berkaitan langsung dengan merek sebuah produk serta target konsumen itu sendiri. Lebih jelasnya hal ini dapat dipahami dalam 4P yang menghubungkan Price, place, Produk, dan Promotion. Komunikasi pemasaran merupakan upaya promosi untuk mencapai tujuan pemasaran (Kotler & Armstrong 2008: 63). Dari fenomena diatas muncul perumusan masalah “Bagaimana strategi komunikasi pemasaran Demajors sebagai salah satu Indie label di dalam industri musik mainstream?”, oleh karena itu penelitian ini untuk mendepskripsikan strategi komunikasi pemasaran Demajors sebagai Indie label dalam memasarkan produknya di dalam industri musik mainstream. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tipe penelitian deskriptif, karena peneliti ingin menggambarkan penerapan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Demajors dalam industri musik mainstream. Dengan teknik pengumpulan data berupa data Data primer yaitu data yang di peroleh langsung dari informan penelitian melalui wawancara mendalam atau In-depth interview dengan instrument pedoman wawancara, Serta didukung oleh data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh Demajors dalam melaksanakan komunikasi pemasaran dan referensi datadata yang diperoleh dari buku, surat kabar dan internet, hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Demajors dan bertujuan untuk mendukung analisis. PEMBAHASAN Marketing Mix Dalam Demajors Demajors sebagai indie label memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri dalam mengemas produknya, menurut informan Owner Demajors bernama David karto, mereka selalu memperhatikan produk mereka agar terlihat semenarik mungkin karena pada dasar produk dari indie label itu sudah berbeda konsep dengan produk dari Major label, produk dari indie label sudah mempunyai konsep dasar yang cukup berkarakter dan mempunyai attitude tersendiri sehingga ini akan terlihat jelas pada cover dan packaging dari produk Demajors. Dari pemilhan warna dan cara mengemas produk Demajors terlihat sekali bahwa mereka produk nonmainstream yang memiliki karakter yang cukup kuat sebagai produk Indie label yang memiliki kebebasan tanpa adanya batasan idealisme yang mereka tuangkan dalam mengemas produk. Menawarkan harga terjangkau dengan kualitas produk yang bagus dilakukan Demajors untuk mendorong konsumennya agar tidak merasa keberatan untuk membeli produk mereka, Demajors menyeimbangkan harga dengan kualitas produk yang didapatkan oleh konsumenya, Demajors menjalankan beberapa macam alat pemasaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pemasarannya yaitu dengan konsep produk yang berbeda dengan pemilhan materi lagu dari artis-artis indie yang memiliki perfomace bagus dan musikalitas yang tinggi, harga yang ditawarkan terjangkau dengan kualitas yang bagus, packaging dari produk dikemas secara unik dengan tingkat kreativitas yang tinggi, serta pendistribusian yang luas dimana pasar industri musik mainstream sedang berkembang, sehingga konsumen dengan mudah mendapatkan dan menemukan produknya. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang di terapkan oleh Demajors untuk mencapai tujuan pemasaran dalam mencapai target pasar yang diinginkan (Kotler & Armstrong 1993: 41). Marketing Objective Dan Communication Objective Dalam Demajors Demajors tidak hanya fokus terhadap target penjualan atau untuk mencapai tujuan dari pemasaran, tetapi Demajors juga ingin produknya dikenal secara luas oleh target pasar mereka. Langakah awal yang di lakukan Demajors agar produknya dapat dikenal secara luas oleh target pasar Demajors melaksanakan strategi komunikasi pemasaran dengan mengintegrasikan promotion tools untuk mempromosikan produk Demajors agar lebih dikenal secara luas oleh target pasar untuk mencapai target penjualan mereka. Tujuan komunikasi pemasaran terpadu berguna untuk mendukung tujuan pemasaran agar tujuan pemasaran mencapai target. Tujuan komunikasi akan menyampaikan tujuan pemasaran melalui alat-alat promosi kepada target konsumen, sehingga konsumen akan mengetahui dan membeli. Tujuan komunikasi akan mendorong tercapainya tujuan pemasaran. (Belch, 2004: 198) Demajors mengintegrasikan alat-alat promotion yaitu Advertising, direct marketing, interactive/internet marketing dan publicity. Untuk mencapai target pemasaran dan mendapat perhatian dari target pasar yaitu indusri mainstream. Untuk mencapai pasar di industri musik mainstream Demajors mengedepankan promosi, ini dilakukan untuk menjangkau pasar industri mainstream yang sangat luas, karena mengingat produk Demajors yang nonmainstream akan dipasarkan pada pasar industri mainstream. Kegiatan promosi dilakukan agar mendukung upaya untuk mendapatkan perhatian dari target pasar Demajors. Segmentation, Targeting dan Positioning Demajors memiliki segmentasi pasar yang dilakukan melalui pendekatan Segmentasi Demografis dan Psikografis, ini karena Demajors menentukan segmentasi pasarnya berdasarkan usia, kelas sosial, personality dan gaya hidup. (Belch & Belch 2004: 46 – 49). Menurut informan Owner Demajors bernama David Karto, Demajors menentukan segmentasi pasar untuk kelas menengah ke atas, usia 18-25 tahun, dengan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan Mahasiswa, yang bergaya hidup modern, mengerti dan aktif menggunakan teknologi internet, segmentasi ini dipilih karena Demajors juga menggunakan alat promosi internet marketing melalui website dan twitter. Demajors memiliki segmentasi pasar untuk kelas menengah ke atas, usia 18-25 tahun, dengan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan Mahasiswa, yang bergaya hidup modern, mengerti dan aktif menggunakan teknologi internet, dengan target pasar industri musik mainstream. Dari penentuan segmentation, targeting dan positioning tersebut digunakan sebagai dasar untuk menjalankan program pengintegrasian alat-alat promosi untuk mengkomunikasikan tujuan pemasarannya. Dari keterangan informan peneliti mengasumsikan Demajors sudah menentukan segmentasi pasar mana yang akan dicapai sesesuai dengan produk yang ditawarkan, hal ini agar Demajors dapat lebih mudah untuk menentukan langkah promosi apa yang akan di tempuh untuk mempromosikan produknya agar berjalan efektif dan dapat diterima target pasar. Dengan target dan segmentasi pasar yang telah ditentukan Demajors, yaitu menentukan segmentasi pasar untuk kelas menengah ke atas, usia 18-25 tahun, dengan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan Mahasiswa, yang bergaya hidup modern, mengerti dan aktif menggunakan teknologi internet. Demajors Dalam melakukan postioning menggunakan Quality Category positioning (Tjiptono 2008: 230-232). Dengan keunggulan harga yang terjangkau dengan kualitas suara, musikalitas dan packaging yang menampilkan kualitas dan kreatifitas yang tinggi. Dengan strategi postioning seperti ini, Demajors dapat menetapkan target pasar dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumennya, maka perusahaan dapat menyesuaikan serta menetapkan posisi produknya di pasar, Hal ini dapat berguna untuk mempermudah penyusunan strategi komunikasi pemasaran yang akan digunakan (Kotler & Armstrong 2008). Komunikasi Pemasaran pada Demajors Peneliti menemukan bahwa Demajors mengintegerasikan semua promotion tools untuk mencapai communication objective. Demajors selama ini mengintegrasikan promotion tools yaitu Adverstising, publicity, interactive / internet marketing dan direct marketing. Demajors melakukan Integrated Marketing Communication yaitu menerapkan kegiatan dari perencanaan komunikasi pemasaran yang mengintegrasikan berbagai macam bentuk komunikasi pemasaran untuk mendapatakan hasil yang maksimal (Belch & Belch 2001: 11). Advertising Melakukan tujuan komunikasi pemasaran, Demajors menggunakan alat promosi Advertising. Yaitu dengan menggunakan brosur dan pamflet, tetapi Demajors mendesainnya dengan warna-warna yang unik dan manampilkan informasi mengenai Demajors seperti, website, twitter dan email. Pencantuman informasi ini dapat memudahkan komunikan atau penerima pesan untuk merespon setelah proses penerimaan dan menimbulkan sebuah perhatian yang lebih bagi pasar, setelah itu timbul ketertarikan pasar terhadap produk Demajors. Brosur dan selebaran merupakan salah satu cara pengiklan yang cukup penting untuk berbagai jenis acara atau event. Desain brosur dan selebaran hendaknya dibuat untuk mendeskrepsikan, memberikan informasi mengenai acara, event atau produk yang di promosikann, brosur akan lebih baik jika berwarna-warni dengan desain yang unik agar menarik perhatian khalayak (Wagen 2005: 191) Demajors melakukan advertising melalui brosur dan poster dengan desain yang unik, Demajors tidak beriklan di media cetak ataupun media elektronik, mereka hanya menggunakan brosur dan pamflet sebagai bentuk advertising, karena melalui brosur yang didesain dengan detail dan penuh kreatifitas akan memunculkan keunikan promosi itu sendiri dalam menarik perhatian pasar. Demajors dalam melakukan Advertising bertujuan untuk mendapatkan awareness dari pasar terlebih dahulu, agar pasar mengetahui dulu apa itu Demajors dan bagaimana produknya, yaitu dengan cara mendesain brosur seunik mungkin dengan kreativas dan nilai seni yang tinggi, karena dari desain yang berbeda ini akan ada perhatian dari pasar dengan cara promosi ini. Publicity/Public Relations Demajors menjalankan PR nya dengan mengadakan membuat sebuah pres kit ke berapa radio – radio berskala lokal maupun nasional. press kit ini berisikan press release yang memberitahukan apa album terbaru yang sedang di release, bagaimana artis tersebut secara personal maupun band, menjelaskan seperti apa musik nya, lalu memberitahukan kontak informasi dari artis yang di release. Demajors dalam menjalankan PR yaitu membuat press kit selalu dimulai melalui radio-radio dahulu, karena radio merupakan patokan dari segala media untuk mengangkat sebuah berita atau value, sehingga apa yang akan naik radio secara popularitas maka media lain akan ikut memberitakanya. Dari adanya pemberitaan oleh media cetak atau pun media elektronik tersebut, kredibiltas dan citra dari Demajors akan semakin kuat. Melalui publisitas diharapkan dapat mempengaruhi opini publik terkait dengan kesadaran dan pengetahuan masyarakat (Belch & Belch 2001: 22). Pemberitaan dari media Sister Sound sebuah majalah musik, Sister Sound mengangkat berita tentang artis Demajors yaitu Every Body Loves Irene yang baru saja merilis album baru, Sister Sound mengangkat Every Body Loves Irene menjadi sebuah berita karena lagulagu mereka sering terdengar di radio dan cukup unik. Pada gambar III.5 juga merupakan media online The Jakarta Post juga mengangkat berita yang sama yaitu tentang rilisan album terbaru Every Body Loves Irene yang unik terdengar secara musikalitas karena memainkan musik genre Triphop yang cukup baru di industri musik indonesia dan Every Body Loves Irene menjadi top chart ditangga di radio-radio lokal maupun nasional. Dengan adanya pemberitaan seperti pada media cetak dan online, secara tidak langsung Demajors telah beriklan tanpa biaya, karena pemberitaan yang ditulis juga akan ikut mempromosikan produk Demajors secara lebih luas, disamping itu Demajors juga mendapatkan citra yang baik dari pemberitaan tersebut sehingga kredibilitas Demajor akan semakin tinggi dimata pasar. Dengan adanya pemberitaan seperti pada media cetak dan online, secara tidak langsung Demajors telah beriklan tanpa biaya, karena pemberitaan yang ditulis juga akan ikut mempromosikan produk Demajors secara lebih luas, disamping itu Demajors juga mendapatkan citra yang baik dari pemberitaan tersebut sehingga kredibilitas Demajor akan semakin tinggi dimata pasar. Dalam Publicity atau publisitas yang dilakukan Demajors menunjukkan komunikasi non-personal, yang secara tidak langsung Demajors tidak mengeluarkan biaya apapun karena adanya sebuah pemberitaan, editorial, pengumuman berkaitan tentang Demajors dan produk serta pelayananya (Belch & Belch 2001: 22). Interactive/Internet Marketing Demajors dalam menjalan komunikasi pemasaran juga menggunakan alat promosi yaitu internet marketing, internet marketing digunakan oleh Demajors untuk melakukan tujuan komunikasi pemasaran dengan menggunakan social media Twitter pada account www.twitter.com/demajors_info dan menggunakan sebuah situs website www.demajors.com , keduanya ini digunakan Demajors untuk memberikan informasi tentang produk-produk Demajors, yang sudah rilis maupun yang baru akn rilis, serta informasi artis- artis dari Demajors seperti profil dan tentang musik yang dimainkan oleh artis Demajors tersebut. Demajors lewat sosial media twiiter di www.twitter.com/demajors_info banyak memberikan informasi tentang produk Demajors itu sendiri, disini Demajors dapat berinteraksi langsung dengan target pasarnya yang membutuhkan info tentang produk Demajors, seperti menjawab pertanyaan dari target pasarnya yang bertanya dimana bisa mendapatkan product Demajors, produk terbaru Demajors. Twitter dan website dari Demajors saling berhubungan, www.twitter.com /demajors_info berguna untuk menyambungkan para pengguna twitter yang mengunjungi twitter Demajors ke website Demajors karena pada twitter Demajors selalu mencantumkan link untuk masuk kedalam website www.Demajors.com , karena pada twitter Demajors hanya memberikan informasi tentang tanggal rilisan produk terbaru, dimana tempat mendapatkan produknya dan sebagai tempat interaktif antara followers dengan dengan Demajors, sehingga para followers yang telah mendapatkan informasi lewat twitter dapat melihat lebih lengkap bagaimana dan apa saja dari produk Demajors. Media internet dilihat sebagai salah satu media untuk melakukan aktivitas komunikasi pemasaran yang memiliki banyak fungsi serta keuntungan, seperti menerima dan mengubah informasi ataupun gambar, meminta keterangan dari pemasaran, memberikan respon dari sebuah pertanyaan, dan membuat keputusan untuk membeli, ini yang dilakukan Demajors pada internet marketingnya yaitu menggunakan account twiter sebagai penyebar informasi dan melakukan interaksi kepada followers nya kemudian menghubungkannya ke halaman website agar khalayaknya dapat mengetahui lebih lanjut informasi, review dan sample dari produk Demajors. Pada dasarnya pemasaran internet/interaktif pada prakteknya dapat menerapkan seluruh elemen dari promotional mix (Belch & Belch 2001: 20). KESIMPULAN Strategi komunikasi pemasaran Demajors sebagai indie label dalam industri musik mainstream dilaksanakan dengan mengintegerasikan promotion tools untuk mencapai tujuan komunikasi dan tujuan pemasaran. Sebelum Demajors melakukan Program IMC, Demajors telah menerapkan Segmentation, Targeting dan Positioning, untuk menentukan alat promosi yang digunakan dan diintegrasikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa promotion tools yang paling sering di gunakan adalah Internet Marketing dan Direct Marketing, lalu tools lainnya yang juga diterapkan adalah Advertising, Publicity/Public Relations, sedangkan Personal Selling tidak digunakan oleh Demajors. Demajors hanya menggunakan promotion tools tersebut karena Internet Marketing dan Direct Marketing, Advertising, Publicity / Public Relations, dapat dilakukan secara terintegrasi dalam website dan social media yang dimiliki oleh Demajors dan hanya meghabiskan biaya promosi yg relatif lebih murah dan efesien dalam penyebaran informasi. Semua kegiatan promotion tools yang digunakan tersebut dilakukan dalam sebuah website dan social media yaitu beriklan, menyebarkan dan mengenalkan informasi tentang produk Demajors, berinterasi dengan calon konsumen. Demajors dapat mempertimbangkan penggunaan media-media lainnya untuk mencapai pasar industri mainstream yang memiliki jangkuan yang luas, dan juga untuk memfasilitasi pengembangan segmentasi pasar Demajors. Diharapkan Demajors tetap memegang konsep sebagai indie label, karena ini merupakan positioning dari Demajors yang tentunya juga akan mempertahankan eksistensinya sebagai brand Indie label yang behasil masuk pada industri musik mainstream. Berdasarkan hasil penelitian, Demajors fokus pada interactive/internet marketing pada website dan social media, semua kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan melalui website dan social media, dari menjual album, beriklan, memberikan informasi, serta berkomunikasi terhadap calon konsumen dan konsumen dari Demajors. Interactive / internet marketing pada website dan social media pada saat ini jauh lebih efesien sebagai jalur komunikasi pemasaran untuk sebuah indie label dalam melakukan komunikasi pemasaran, karena melalui ini semua promotion tools dapat berintegrasi menciptakan komunikasi pemasaran yang efesien. Maka penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian secara mendalam tentang pengguanaan interactive/internet marketing dalam melakukan promosi pada industri musik nonmainstream. DAFTAR PUSTAKA Shimp, Terence A. 2003. Perikalanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Alih Bhasa Oleh: Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari. Jakarta: Erlangga. Armstrong, Gray., & Kotler Philip. 1993. Marketing an Introduction. New Jersey: Precentice Hall. Belch, G, E., & Belch, M. A. 2004. Advertising and Promotion: an integrated marketing communication perspective. New York: McGraw Hill. Lee, M., & Johnson, C. 2007. Prinsip – Prinsip Periklanan Dalam Persepektif Global. Jakarata: Prenada Media. Sulaksana, Uyung. 2007. Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kotler, P., & Amstrong, G. 1993. Dasar – Dasar Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Fill, C. 1999. Marketing Commuinication Contexts, Contents, and Strategies, Hearthfordshire: Prentice Hall. Rambat, Lupiyoadi., & A, hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran jilid 2. Jakarta. Kotler, P., & Amstrong, G. 2008. Dasar – Dasar Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Fandy, Chandra, Gregorius, Adriana, Dadi. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi. E. Clow, Kenneth., & Baack, Donald. 2004. Integrated Advertising, Promotion, and Marketing Communications. New Jersey: Prentice Hall. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Belch G. E., & Belch, M, A. 2001. Advertising and Promotion : an intregrated marketing communications perspective. New York. America: The McGraw Hill inc. Van der Wagen, Lynn. 2005. (2nd ed). Event Management for Tourism, Cultural, Business and Sporting events. Malaysia: Pearson Hospitality Press. Putranto, Wendi. 2009. Rolling Stone Music Biz. Jakarta: B – first. Rez, Idhar. 2008. Music Records Indie Label. Bandung: DAR! Mizan. www.Demajors.com www.Rollingstones.co.id Dokumentasi dari Demajors.