ABSTRAK ANALISIS PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), DAN HARGA MINYAK INTERNASIONAL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI INDONESIA Oleh Nico Jeni Yahanda Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah komponen penerimaan pajak terbesar kedua yang berkontribusi terhadap penerimaan APBN. PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai barang dan jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Selama periode penelitian (1998-2008), penerimaan PPN selalu menunjukkan perkembangan yang positif. Meskipun memberikan kontribusi yang cukup besar sebagai sumber penerimaan negara, namun penerimaan PPN tidak lepas dari pengaruh variabel-variabel makroekonomi yang terjadi dalam perekonomian. Beberapa variabel makroekonomi tersebut diantaranya inflasi, pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari peningkatan produk domesti bruto, dan harga minyak internasional. Secara keseluruhan dalam periode penelitian, variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan penerimaan PPN. Namun dalam hal ini perlu diketahui bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel; inflasi, produk domestik bruto, dan harga minyak internasional terhadap penerimaan PPN sehingga dapat menentukan keputusan yang tepat dari pengaruh masing-masing variabel terhadap penerimaan PPN. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Produk Domestik Bruto, dan Harga Minyak Internasional terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia periode 1998-2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series rentang waktu tahun 1998-2008 yang meliputi data Penerimaan PPN, Inflasi IHK tahunan, PDB harga berlaku, dan Harga minyak internasional. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh inflasi, produk domestik bruto, dan harga minyak internasional terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai di Indonesia periode 1998-2008. Nico Jeni Yahanda Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa masing-masing variabel inflasi, produk domestik bruto dan harga minyak internasional memiliki pengaruh dan tanda koefisien yang sesuai dengan harapan. Variabel inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan PPN. Kecenderungan tersebut disebabkan karena inflasi dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui sejumlah penurunan atas permintaan berbagai macam barang yang terpengaruh inflasi yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Pengaruh kenaikan inflasi ditambah dengan panjangnya jalur distribusi akan menyebabkan harga barang dan jasa semakin meningkat, hal tersebut akan berdampak pada daya beli dan transaksi barang dan jasa yang akan menurunkan penerimaan PPN. Variabel produk domestik bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PPN. Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari peningkatan PDB akan berpengaruh terhadap penerimaan negara khususnya peningkatan penerimaan di sektor perpajakan, seperti pajak-pajak yang terkait langsung terhadap barang dan jasa sebagai objeknya dalam hal ini penerimaan PPN. Kenaikan produktivitas barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian akan meningkatkan penerimaan PPN karena dengan produktivitas yang meningkat, maka jumlah objek pajak (barang dan jasa kena pajak) mengalami peningkatan, dengan kata lain peningkatan barang dan jasa kena pajak memicu kenaikan penerimaan PPN. Variabel harga minyak internasional memiliki pengaruh yang negatif terhadap penerimaan PPN. Kenaikan harga minyak internasional akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri sebagai efek inflasi yang berasal dari impor. Karena efek tersebut, biaya total produksi menjadi tinggi sehingga berpotensi menekan kinerja usaha yang berbahan baku berbasis impor. Akibatnya kenaikan harga minyak internasional menyebabkan menurunnya produksi barang dan jasa, dengan diikuti daya beli yang rendah maka menyebabkan penerimaan PPN menurun.