Pikiran Rakyat . o o o o Se!asa 1 2 18 17 3 19 5 20 6 21 o Mar .Apr OPeb OJan 4 Rabu 7 22 Kamis 8 23 9 24 Jumat 11 10 26 25 Sabtu 12 13 27 28 o Me; OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ~~jumlah Barang Bebas Pajak Kalangan Usaha Belum Tahu tentang UU No. 42/2009 BANDUNG, (PR).Menyusulpemberlakuan00 Nomor42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNdan PPnBM),sejumlah barang dan jasa kini tak lagi dikenai PPN. Hanya, meski telah disahkan dan diundangkan pada 15 Oktober 2009 dan mulai berlaku sejak 1 April 2010, tak banyak masyarakat umum dan pelaku usaha yang mengetahui 00 tersebut. Bahkan, di salah satu jejaring sosial, penerapan UU tersebut menjadi topik yang sangat sering dibahas. Meski tak lagi dikenai PPN, sejumlah barang dan jasa yang disebutkan 00 tersebut, hingga Rabu (14/4) di lapangan masih pengenaan terhadap barang dan jasa tersebut masih berlangsung. Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jabar Herman Muchtar di Bandung, Rabu (14/4), mengaku, belum ada sosialisasi dan masih banyak pelaku usaha yang belum memahami 00 tersebut. Rencananya, dalam Barang beberapa hari ke depan, ia akan mempelajari peraturan baru tersebut. Hal senada dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman. Adhi mengaku belum mengetahui ketentuan tersebut. Sosialisasi UU itu belum sampai kepada asosiasi pengusaha makanan dan minuman. Ketua Umum Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat, Banten, dan DKI, Firman Turmantara mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendalami peraturan tersebut. Rencananya, Rabu (14/4) malam, akan dilakukan sosialisasi dari Kementerian Perindustrian bersama Kementerian Perdagangan mengenai peraturan tersebut. "Kami masih mendalami mengenai peraturan tersebut dan akan meminta penjelasan kepada Kementerian Perdagangan," ujarnya. Pajak daerah Assistant Public Relations Manager Grand Hotel Pre- dan Jasa Bebas PPN Pasal4A (2) Jenis barang yang tldak dikenal pajak pertambahan nllai adaiah barang tertentu dalam kelompok barang sebagai berikut: a. Barang hasil pertambangan atau hasll pengeboran yang diambillangsung dari sumbernya. b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. C. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, melJputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering, dan d. Uang, emas batangan, dan surat berharga. (3) Jenls jasa yang tldak dlkenal pajak pertambahan tertentu delam kelompok jau bertkut: a. b. c. d. e. f. g. h. I. nllal adalah jasa Jasa pelayanan kesehatan medls. Jasa pelayanan 5Osial. Jasa pengiriman surat dengan prangko. Jasakeuangan. Jasa asuransi. Jasa keagamaan. Jasa pendldlkan. Jase kesenlen. dan hiburan. Jese penyleren yang tldak bersifat iklen. j. Jasa;:mgkutan UfIIum dldarat dan air sertajasa angllutanudaredalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri. k. Jasa t80aga kerja. I. Jasa perhotelan. m. Jase yang dlsediaken oleh pemerintah dalam rangka menjalanken pemerintahan secara umum. n. Jase P&nyediaan tempa! Parkir. o. Jasa telefon umum dengan menggunakan uang logam. p. Jasa penglrlman uang dangan w8$e1 pos. q. Jasa boga dan katering. anger Bandung Nita Desirianti mengatakan, walaupun PPN telah hilang, jasa perhotelan tetap terkena pajak daerah. Dengan demikian, meski tidak ada PPN, hotel tetap membayarkan pajaknya kepada daerah. Pengamat perpajakan dari Unpad Sony Devano menjelaskan, industri makanan minuman dan jasa katering memang tidak terkena PPN,tetapi terkena pajak daerah. "Yang dimaksud dengan penambahan nilai tersebut adalah jika barang itu harus diproses lagi, misalnya harus dikalengi atau dibungkus plastik. Kalau tidak ada proses, ya bebas," tuturnya. Direktorat Jenderal Pajak menyatakan bahwa Kantor Pajak sudah tidak lagi memungut PPNuntuk makanan dan minuman cepat saji di restoran dan rumah makan. Pemungutan ini sudah tidak dilakukan sejak UndangUndang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (00 PDRD) disahkan. "Kalau masih diterapkan, itu salah. ltu daerah yang memungut, bukan ka-mi," ujar DiIj~n Pajak Mochammad 'fjiptardjo. PPN, menurut dia, sudah tidak ada lagi (untuk makanan cepat saji) sejak lama, yakni tahun 20-09Ialu.Pemungutan PPN di restoran semuanya sudah diserahkan ke daerah sesuai dengan ketentuan UU PDRD. (A-t88)*** ~,,~~, i;;f~'~' i\',;Il":f WARGA menikmati makanan di salah satu restoran yang memarifaatkan halaman depan salah satu pusat pertokoan, di Jln. Ir.H. Djuanda, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Direktorat Jenderal Pajak menyatakan bahwa Kantor Pajak sudah tidak lagi memungut PPN untuk makanan dan minuman cepat saji di restoran dan rumah makan. Pemungutan ini sudah tidak dilakukan sejak Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (00 PDRD) disahkan.* ADEBAYUINDRA/'PR'