Eman Sulaiman, ST, MM Sejarah Awal Globalisasi Petualangan christopher coumbus menjelahaji dunia yang bernama asli cristobal colon melakukan expedisi dari spanyol ke india 3 agst 1493 Kisah Vasco da Gamma 8 juli 1497 portugal, kisah kedua tokoh merupakan babak awal globalisasi Lahirnya globalisasi merupakan penyempurnaan perdagangan luntas dunia yang berlangsung tanpa batas Pengertian Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Pengertian Globalisasi, mengacu pada keseberagaman hubungan dan saling keterkaitan antara negara dan masyarakat yang membentuk sistem dunia modern. Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa kosekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain A.G.McGrew (1992) pengertian Globalisasi adalah sebuah istilah yg digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan dalam masyarakat (changes) dan dalam perekonomian dunia yang dihasilkan oleh meningkat pesatnya perdagangan dan pertukaran kebudayaan. Dalam arti ekonomi, globalisasi mengacu terutama pada liberalisasi perdagangan atau perdagangan bebas (free trade).w ikipedia Encyclopedia. GLOBALISASI MENURUT PARA AHLI Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Setiap beberapa ratus tahun dalam sejarah manusia, transformasi hebat terjadi. Dalam beberapa dekade saja, masyarakat telah berubah kembali baik dalam pandangan mengenai dunia, nilai-nilai dasar, struktur politik dan sosial, maupun seni. Lima puluh tahun kemudian muncullah sebuah dunia baru. pengertian Globalisasi berarti kebebasan dan kemampuan individu dan perusahaan untuk memprakarsai ekonomi dengan orang-orang dari negara lain. Bank Dunia Globalisasi adalah proses meningkatnya aliran barang, jasa, uang, dan gagasan melintasi batasbatas negara dan sebagai akibarnya terjadi integrasi ekonomi global (http://www.afsc.org/tradematters/learn-about/glossry.htm) Globalisasi dan Kewirausahaan Pergeseran ekonomi gkobal yang sangat pesat membuka peluang dan tantangan besar bagi wirausahawan yang berkeinginan mengusai dunia Thomas w Zimmerer “Perusahaan kecil yang teah berhasil memperluas diri kedalam pasar luar negeri cenderung untuk bergantung pada strategi2 berikut ini ;” Meneliti pasar luar negeri secara menyeluruh Menfokuskan diri pada satu negara pada awalnya Menggunakan sumber daya pemerintah yang dirancang membantu perusahaan kecil dalam keberadaanya dipasar internasional Membangun aliansi dengan mitra setempat memantapkan Globalisasi dan Posisi Indonesia Indonesia di mata internasional memiliki pengaruh besar, dianggap negara dengan potensi besar baik dari SDA dan SDM Gobalisasi telah melahirkan peluang dan tantangan, sbb: 1. Bidang politik Demokrasi menjadi sistem poitik indonesia yang berintikan bebas mengemukakan pendapat Politik luar negeri yang bebas aktif Melakukan sistem pemerintahan yang baik dengan pronsip pastisipasi, efektif, efisien 2. Bidang ekonomi Menjaga kestabiana ekonomi makro dengan menstabilkan nilai rupiah dan suku bunga Menyediakan lembaga ekonomi (pasar modal, perbankan, dll) Mengekploitasi SDA secara proposional 3. Bidang sosial- budaya Meningkatkan SDM (melalui demokratiasi pendidikan) Penguasaan ilmu dan teknologi serta aplikasinya di masyarakat Menyusun kode etik profesi sesuai dengan karakter dan budaya bangsa SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (a) Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada pembentukan komunitas ekonomi ASEAN sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi. MEA yang akan diberlakukan pada Desember 2015, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional Kawasan Berdayasaing Tinggi Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata Integrasi dengan Perekonomian Dunia 13 SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (b) SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (c) 4 Hal Yang Harus Diantisipasi c. Dalam ASEAN Economic Community: a. b. implementasi AEC berpotensi menjadikan Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di kawasan ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam mininal. melebarnya defisit perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang. d. Ketiga, implementasi AEC juga akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) akan berdampak pada naiknya remitansi TKA yang saat ini pertumbuhannya lebih tinggi daripada remitansi TKI. Akibatnya, ada beban tambahan yaitu dalam menjaga neraca transaksi berjalan dan mengatasi masalah pengangguran. Keempat, implementasi AEC akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDUDUK ASEAN 2011 Penduduk ASEAN 2011 No 1 2 3 4 5 6 Negara Indonesia Filipina Vietnam Myanmar Thailand Malaysia 7 Kamboja 13,363,421 8 9 Laos Singapura 5,631,585 10 Timor Leste 11 Brunei Darussalam Jumlah Penduduk 241,452,952 86,241,697 82,689,518 42,720,196 64,865,523 23,522,482 4,353,893 1,019,252 365,251 566,225,770 (d) SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAPATAN PER KAPITA ASEAN 2011 Tingginya kesenjangan ekonomi antar negara ASEAN dapat diukur dari ketimpangan produk domestik bruto per kapita. No Negara 1 Singapura Brunei 2 Darussalam 3 Malaysia 4 Thailand 5 Indonesia 6 Philippines 7 Vietnam 8 Laos 9 Kamboja 10 Burma Dalam US $ 57,238 47,200 14,603 8,643 4,380 3,725 3,725 2,435 2,086 1,900 (e) PELUANG EKONOMI ASEAN BAGI UMKM Globalisasi ekonomi terutama konteks implementasi MEA dapat menciptakan peluang pasar bagi produk UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat. Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah 24% pada 2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030. Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam yang besar. Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%). Keunggulan produk KUKM (memiliki keunikan/nilai seni tinggi berbasis kebudayaan lokal, handmade) dan telah memenuhi standar kualitas (Eropa Timur, UEA, & China peluang pasar untuk produk kerajinan). Dukungan kebijakan pemerintah/lintas terkait (Hulu: peningkatan daya saing produk (diklat, sertifikasi produk, penguatan branding, dll) dan Hilir : promosi & pemasaran melalui fasilitasi pameran, temu bisnis, konsolidasi kargo) Semakin terbukanya peluang kerjasama ekonomi bilateral, kawasan, regional. TANTANGAN: PEMASARAN & JARINGAN USAHA PRODUK UMKM PRODUK: a) Kualitas dan standardisasi; b) su global (green product, HACCAP); c) Kreativitas dan inovasi (nilai budaya, hand made, sentuhan teknologi); d) Characteristic global/ sesuai selera pasar PELAKU UMKM a) Persepsi terhadap peluang MEA terbatas dan memandang besarnya pasar domestik yang mendorong pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar tersebut; b) Kapasitas daya saing pelaku dan tenaga kerjanya; c) kemampuan UMKM agar mampu memanfaatkan fasilitas sumber daya yang ada. KEBIJAKAN/REGULASI TANTANGAN INFRASTRUKTUR/ SARANA-PRASARANA Ketersediaan dam Kualitas infrastruktur/sarana serta prasarana pemasaran yang lebih baik Harmonisasi kebijakan/regulasi yang mendukung pelaku usaha dalam peningkatkan daya saing dan pengembangan bisnisnya. KARAKTERISTIK UMKM TOTAL : 56.539.560 UNIT Usaha Besar Omzet/tahun lebih dari Rp 50 Miliar Asset lebih dari 10 Miliar Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s.d. Rp 50 Miliar Asset Rp. 500 juta s.d. Rp 10 Miliar Usaha Kecil Omzet/tahun Rp 300 Juta s.d. Rp 2,5 Miliar Asset Rp. 50 juta s.d. Rp 500 Juta Usaha Mikro Omzet/tahun s.d.Rp 300 Juta Asset s.d. Rp. 50 juta Sumber: UU No. 20/2008; Data BPS 2012 4.968 Unit (0,01%) 48.977 Unit (0,09%) PDB: 59,08% (Rp.4.869,5 T) TENAGA KERJA: 97,16% (107.657.509) 629.418 Unit (1,11%) 55.586.176 Unit (98,79%) EKSPOR NON MIGAS: 16,4% Rp.166.625,5 M) Diprediksi kontribusi oleh 678.415 KUKM potensial ekspor (1,2% dari total UKM) KEKUATAN: Pelemahan ekonomi AS dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan moneter yang ‘loose’, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, AsiaTimur dan Asia Tenggara), yang menikmati pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara-ASEAN. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami Indonesia yaitu sebesar 6,4% % (Bank Dunia 2011),berada pada urutan ketiga di Asia, setelah China dan India. Realisasi Investasi pada 2012 mencapai Rp. 313,2 triliun (tertinggi sepanjang sejarah Indonesia) Kelas Menengah (middle class) Indonesia yang terus meningkat, dari hanya sebesar 37,7% pada 2003, menjadi 56,6% pada 2010 atau mencapai 134 juta jiwa (Bank Dunia) Total PDB Indonesia sebesar US$846 milyar (2011) terbesar di ASEAN dan ke-16 di dunia (satusatunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20) Debt to GDP Ratio (Rasio Hutang terhadap PDB) Indonesia cukup rendah dibanding negara ASEAN lainnya yaitu 24% (2011), sebagai salah satu indikator membaiknya makro-ekonomi. Sebagai ilustrasi, Debt to GDP Ratio Malaysia mencapai 56%. Peta usia penduduk Indonesia yang cukup muda, sumber daya alam yang besar dan pasar yang besar mampu mendukung produktivitas nasional (Pulling Factor). 21 TANTANGAN • Mind-set masyarakat, khususnya pelaku usaha Indonesia yang belum seluruhnya mampu melihat KEA 2015 sebagai peluang. Menurut Journal of Current Southeast Asian Affairs (Guido Benny dan Kamarulnizam Abdullah – 2011), kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai ASEAN masih sangat terbatas. • Sinkronisasi program & kebijakan pemerintah (pusat dengan daerah) menghadapi MEA 2015, diperlukan kesamaan pandang diantara pejabat pusat dan daerah. Global Competitive Index oleh World Economic Forum menempatkan Indonesia pada urutan ke 50, dibawah sebagian negara ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand). • Lemahnya Infrastruktur, khususnya bidang transportasi dan energi menyebabkan biaya ekonomi tinggi, utamanya sektor produksi dan bagi pasar. • Pelaku usaha yang inward-looking. Besarnya pasar domestik mendorong pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik. • Terbatasnya jumlah SDM yang kompeten untuk mendukung produktivitas nasional • Birokrasi yang belum efisien dan belum sepenuhnys berpihak pada pebisnis. 22 PELUANG EKONOMI: • Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat. Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah 24% pada 2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030. • Kebijakan makro ekonomi dan kondisi yang kondusif di ASEAN telah meningkatkan peluang masuknya investasi (FDI) dari luar kawasan. Sejak 2007 hingga 2010, investasi yang masuk ke ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar 75% (Sumber: BKPM). • Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%). Sebagai ilustrasi, perdagangan intra NAFTA 50%, sedangkan EU mencapai 70%. Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam yang besar. Total Wisatawan intra-ASEAN dalam setahun mencapai lebih dari 76 juta (Sumber: WEF 2012). Saat ini, namun posisi Indonesia masih dibawah Malaysia, Thailand, Singapura. 23 PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA (JOB-CREATION) • Pada 2012, seluruh anggota ASEAN telah meratifikasi ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA), yang membawa dampak positif bagi iklim investasi dan usaha di seluruh ASEAN – dengan semakin meningkatnya transparansi, kepastianhukum, serta fasilitasi. Sejak 2007 hingga 2010, investasi (FDI) yang masuk ke ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar 75% (Sumber: BKPM). Berlakunya ACIA harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi masuknya FDI, yang secara langsung menumbuhkan sektor produksi dan industri nasional. • UKM sebagai tulang-punggung perekonomian nasional dan regional (ASEAN) berkontribusi secara signifikan bagi PDB nasional dan menyerap sebanyak 97,2% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dengan jumlah UKM lebih dari 55,2 juta atau terbesar di ASEAN, Indonesia harus menjadi penggerak utama pengembangan UKM di ASEAN agar akses UKM terhadap permodalan, teknologi dan pasar semakin meningkat. • Komitmen-komitmen Negara Mitra Wicara ASEAN dan lembaga keuangan dunia untuk merealisasikan berbagai proyek peningkatan konektivitas di kawasan telah menjadi katalis pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Konektivitas yang handal akan membuka peluangpeluang usaha baru dan kegiatan ekonomi lainnya. 24 Arah Pengembangan UMKM ASEAN Arahan Menteri Ekonomi dan Leaders ASEAN menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015, berkaitan dengan pengembangan UKM: Menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif bagi UKM; Pengembangan SDM dan Kapasitas UKM: Mengembangkan Common Curriculum for Entrepreneurship in ASEAN Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif Fasilitasi Akses Pasar Fasilitasi dan pengembangan teknologi: Inkubator Bisnis dan Teknologi; Meningkatkan akses finansial bagi UKM: Pengembangan Fasilitasi Finansial bagi UKM Pengembangan ASEAN SME Development Fund Pengembangan Credit Rating System Membentuk ASEAN Advisory Board; ARAH KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KUKM (2010-2014) 1. Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UKM 2. Peningkatan Akses Sumber daya Produktif 3. Pengembangan Jaringan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM 4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UKM 5. Penguatan Kelembagaan Koperasi Peningkatan kapasitas, produktivitas, nilai tambah dan daya saing KUKM Posisi UMKM Peranan strategis UMKM: Di Indonesia (BPS-2009): Jumlahnya 52,76 juta unit (99,9%); Kontribusi dalam PDB 56,92%; Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 97,30%. Di ASEAN: Lebih dari 96 % perusahaan di ASEAN adalah UMKM; Kontribusi dalam PDB 30-57%; Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 50-98% Permasalahan UMKM: Iklim berusaha belum kondusif (un fair business practices) Keterbatasan akses pasar Rendahnya produktivitas (teknologi rendah) keterbatasan akses kredit dari bank Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan 27 Produktivitas UMKM Kriteria Produktivitas/Tenaga Kerja Produktivitas/Unit Rp. Juta Rp.Juta Rasio Rasio Usaha Mikro 18,00 1,00 29,69 1,00 118,54 6,59 909,74 30,64 193,72 10,76 15.906,02 535,70 804,29 44,69 477.383,58 16.077,93 Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar Target Pengembangan UMKM tahun 2015 Produktivitas dan daya saing UMKM meningkat; Perkembangan ekspor UMKM tumbuh 20% per-tahun; Tumbuhnya wirausaha baru yang inovatif; Meningkatnya akses kredit perbankan bagi UMKM, khususnya KUR sebesar Rp.100 triliun; Tantangan UMUM UMKM dalam MEA • Persaingan yang makin tajam, termasuk dalam memperoleh sumber daya • Menjaga dan meningkatkan daya saing UKM sebagai industri kreatif dan inovatif • Meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar sesuai ketentuan ASEAN (Misal ISO-26000) • Diversifikasi output dan stabilitas pendapatan usaha mikro agar tidak “jatuh” ke kelompok masyarakat miskin • Meningkatkan kemampuan UMKM agar mampu memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang ada, termasuk dalam kerangka kerjasama ASEAN 30 Isu-isu dan Tantangan Khusus Akses Finansial Bank masih ragu memberikan pinjaman kepada UMKM, khususnya untuk pengusaha pemula dan UKM inovatif Kewajiban penggunaan jaminan dalam pinjaman Tingkat suku bunga yang tinggi bagi Usaha Mikro Lembaga jaminan kredit belum ada atau terbatas Pemeringkat kredit dan sistem informasi kredit tidak ada Lembaga keuangan non-bank kurang berkembangn luas (e.g. venture capital, angel investment, factoring and leasing) Sebagian terbesar UMKM tergantung pada lembaga keuangan informal Akses Pasar Kurang paham akan FTAs – implikasi dan manfaatnya Aktivitas promosi ekspor terbatas Penggunaan e-channel and e-commerce belum meluas Masih ada hambatan non-tarif Kurang faham akan fasilitas perdagangan prosedur kepabeanan Tidak ada market intelligence di ASEAN dan luar ASEAN Mahalnya biaya untuk menyesuaikan standar dan sertifikasi internasional (e.g. HACCP, GMP, halal, ISO, analisa sertifikasi) Jasa Konsultasi dan informasi Teknology dan inovasi Investasi UMKM untuk R&D masih rendah sehingga produktivitas dan efisiensinya rendah Dana untuk komersialisasi R&D tidak tersedia karena ketidakpastian permintaan, pasar dan cash flow Apresiasi dan promosi UKM inovatif belum berkembang luas Mahalnya biaya sertifikasi Informasi masih belum terpusat Biaya membuat sistem informasi virtual secara komprehensif dan terpusat masih mahal Perlu melatih konselor bisnis Kurang faham akan tersedianya layanan konsultasi Perlu pengembangan template standar, misal perencanaan bisnis dan pemasaran bagi UMKM 31 Isu-isu dan Tantangan Khusus Kerangka Kebijakan dan Pengaturan Perlu pengembangan mekanisme pemantauan Perlu pengembangan kordinasi terpusat untuk mengkordinasikan kegiatan nasional Walaupun mahal, perlu ada pengkajian terhadap keluaran/dampak AFTA Mungkin perlu pengembangan SME Policy Index Pengurangan biaya birokrasi doing business (e.g. import regulation, licensing, registration of business) 32