RESUME KERJA POLIKLINIK Disusun oleh: Adam Prabata 0906487676 MODUL PRAKTIK KLINIK GERIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2012 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa makalah ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada saya. Jakarta, 15 November 2012 Adam Prabata 0906487676 1. POLIKLINIK GERIATRI (9 November 2012) Identitas Pasien No. RM : 371-00-65 Nama (inisial) : Ny. KSW Usia : 62 tahun Tgl Lahir : 8 Agustus 1950 Jenis Kelamin : perempuan Pendidikan : SMA Suku : Jawa Alamat : Jalan Selat Lombok, Duren Sawit, Jakarta Timur Status : Kawin Anak : 4 laki-laki Cucu : 9 orang Agama : Islam Pembiayaan kesehatan : Askes Keluhan Utama Nyeri pada tumit kiri yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluhkan nyeri pada tumit kiri yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri terutama timbul saat baru bangun tidur di pagi hari. Saat itu, pasien merasa kakinya nyeri juga kaku untuk digerakkan, harus menggerak-gerakkan pergelangan kakinya untuk beberapa waktu sebelum nyeri dan kaku yang dirasakannya menghilang. Nyeri tidak terasa menjalar, namun apabila pasien berdiri lama atau berjalan jauh, maka akan terasa nyeri yang menjalar dari betis hingga ke kaki. Nyeri biasanya menghilang dengan menggerakkan sendi pergelangan kaki atau dipijat. Nyeri jugat terdapat di tumit kanan, namun intensitasnya lebih rendah dan tidak sampai mengganggu. Nyeri di tumit kiri bernilai VAS = 4, sedangkan di tumit kanan bernilai VAS = 2. Pasien telah memeriksakan nyeri di tumitnya tersebut ke beberapa dokter, dikatakan hanya merupakan bagian dari proses penuaan dan tidak berbahaya, namun pasien belum puas dengan penjelasan tersebut. Selain nyeri, pasien juga mengeluhkan adanya rasa baal dan kesemutan di kedua tungkainya, hilang timbul, biasanya muncul setelah nyeri mereda. Rasa baal dan kesemutan tersebut lebih sering terasa di tungkai kiri. Sejak 8 tahun lalu, pasien sering mengalami palpitasi dan telah berobat ke Rumah Sakit Harapan Kita. Pasien diberikan aspilet, namun tidak cocok karena pasien menjadi sering mengalami nyeri di ulu hati, kemudian obat diganti menjadi trombo aspilet dan keluhan nyeri ulu hati tidak terasa lagi. Saat ini pasien sudah tidak lagi mengonsumsi obat tersebut karena keluhannya sudah jarang terasa. Demam, kelemahan esktremitas, nyeri dada, batuk, sesak napas, gangguan nafsu makan, dan penurunan berat badan disangkal. BAB dan BAK normal. Riwayat Penyakit Dahulu 2 tahun lalu, pasien pernah jatuh terduduk dan kedua tungkainya bengkak, kemudian diobati dan sembuh tanpa meninggalkan gejala sisa. Hipertensi grade II terkontrol (+), DM (-), penyakit jantung (-). Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengalami stroke di usia 60 tahun. Riwayat Sosial dan Kebiasaan Kegiatan yang biasa dilakukan pasien di rumah sehari-hari adalah menonton TV, terutama acara mengenai agama, kemudian mencatat materi-materi penting yang terdapat di dalamnya. Pasien juga mengurus cucunya yang sering dititipkan dirumahnya dan terkadang memasak untuk suaminya. 3 kali seminggu pasien rutin mengikuti pengajian ibu-ibu di lingkungan rumahnya. Analisis gizi Dalam kesehariannya, pasien mengonsumsi nasi, tiga kali sehari setengah porsi, terkadang pasien mengonsumsi roti 1 potong per hari. Pasien jarang mengonsumsi mie. Pasien biasanya mengonsumsi protein harian melalui konsumsi tahu tempe dan telur. Pasien rajin mengonsumsi buah dan sayur. Pemeriksaan Status Kognitif dan Mental Hasil pemeriksaan status kognitif didapatkan AMT dengan skor 9 dan MMSE dengan skor 25. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kondisi status kognitif pasien termasuk ke dalam kategori normal. Hasil pemeriksaan status mental didapatkan GDS dengan skor 0. Berdasarka pemeriksaan tersebut, kondisi status mental pasien termasuk ke dalam kategori tidak depresi. Pemeriksaan Status Fungsional Hasil pemeriksaan status fungsional didapatkan skor ADL Barthel dengan skor 20 dan IADL Lawton 9/27. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kondisi status fungsional pasien tidak mengalami gangguan. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis Habitus : atletikus Tekanan darah : 140/80 mmHg (berbaring) Frekuensi nadi : 80 kali/menit, regular, isi cukup (berbaring) Frekuensi napas : 18 kali/menit, regular, kedalaman cukup, abdominotorakal Suhu : Afebris BB 54 kg, TB 157 cm, IMT 21,90 kg/m2 Kulit : Tidak kering, eritema/petekiae (-) Kepala : Normocephal, deformitas (-) Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-) Rambut : Tidak dapat dinilai (Pasien berjilbab) Mulut : Gigi lengkap, gigi palsu (-) Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba, tiroid tidak teraba Paru : Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : datar, lemas, hepar dan limpa tidak teraba, shifting dullness (-), bising usus (+), nyeri tekan (-) Ekstremitas : edema (-), CRT < 2s Nervus Kranialis : normal, kesan paresis (-) Motorik : Eutonus, eutrofi, krepitasi di kedua lutut Sensorik : baik Fungsi luhur : Bahasa, memori, dan visuospasial baik, bicara baik Daftar Masalah 1. Suspek fasciitis plantaris 2. Suspek osteoarthritis 3. Hipertensi grade II Rencana Diagnosis DPL Profil lipid Elektrolit EKG Foto rontgen calcanea Terapi Edukasi penggunaan calcaneal pad Parasetamol 3x500 mg prn. nyeri Melanjutkan obat dari Rumah Sakit Harapan Kita o Simvastatin o Amlodipin o Persantin II. POLIKLINIK PSIKOGERIATRI (11 November 2012) Identitas Pasien Nomor RM : 331-10-51 Nama : Tn. CG Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Lahir : 22 Oktober 1936 Usia : 75 tahun Alamat : Jalan Cempaka Putih Tengah 29 No. 6 Jakarta Pusat Pendidikan : S2 Agama : Kristen Status Perkawinan : Menikah Pekerjaan : Pensiunan PNS Pembiayaan : Askes Keluhan Utama Pasien mengeluh mudah lupa terhadap hal-hal kecil dan nama baru, sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh mudah lupa terhadap hal-hal kecil dan nama-nama baru, kurang lebih dimulai sejak 2 tahun yang lalu. Pasien biasanya mencoba untuk mengingat apabila beliau lupa, namun tidak selalu berhasil. Keluhan ini cukup menganggu pasien karena terkadang yang beliau lupakan itu merupakan hal yang penting yang baru beliau ingat. Pasien juga mengeluh terkadang merasa kesepian. Sekarang ini, pasien hanya tinggal berdua bersama istrinya di rumah. Pasien memiliki 3 orang anak, 1 laki-laki dan 2 perempuan. Kedua anak perempuannya tinggal di luar negeri, sedangkan anak laki-lakinya tinggal di Jakarta, tidak jauh dari kediaman beliau. Setiap hari sabtu, anak laki-lakinya berserta istrinya mengunjungi beliau untuk berangkat bersama ke gereja. Pasien merasa senang apabila anak lakilakinya datang kerumahnya. Sehari-hari, pasien bekerja mencari dana untuk yayasan kesehatan yang dimilikinya di tempat kelahirannya dengan cara mengirimkan proposal permohonan dana ke instansi-instansi besar di Indonesia. Selain itu, pasien juga hampir setiap hari berjalan pagi keliling perumahannya untuk berolahraga. Pasien mampu mengurus dirinya sendiri secara mandiri. Pasien memiliki relasi yang banyak semasa masih bekerja dulu, namun sekarang sudah jarang berhubungan atau bertemu dengan relasi-relasinya tersebut, hanya sekedar acara reuni yang paling banyak ada kurang lebih 3 kali dalam 1 tahun. Pemeriksaan Psikiatri (Status Mental dan Kognitif) Gambaran umum o Penampilan Pasien berpenampilan sesuai usianya. Pasien mengenakan kaos dan celana panjang katun saat dilakukan pemeriksaan. o Perilaku dan aktivitas psikomotor Pasien terlihat tenang dengan ekspresi wajah yang sesuai dengan mood pembicaraan. Dapat diketahui apakah pasien sedang sedih, senang, atau cemas saat itu. Aktivitas psikomotor cenderung tenang. o Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif Suasana Perasaan/Emosi o Mood : Eutimia, suasana perasaan pasien berada dalam rentang normal dan sesuai dengan ekspresi wajah. o Afek : Afek sesuai. Ekspresi wajah, nada suara, dan gerakan tubuh dapat ditemukan cukup sesuai dengan kondisi mood. Pembicaraan Respons baik, jawaban koheren, lancar menjawab, dan spontan. Persepsi Tidak ditemukan gangguan persepsi (ilusi (-), halusinasi (-), derealisasi (-), depersonalisasi (-)) Pikiran o Proses pikir : koheren o Isi pikir : tidak ada gangguan Kesadaran dan fungsi kognitif o Kesadaran : Compos mentis, pasien sadar akan kondisi diri dan lingkungannya. o Fungsi Kognitif : Pasien mengaku sudah mulai mudah lupa mengenai hal-hal kecil dan nama baru. Akan dilakukan pemeriksaan MMSE sebagai pemeriksaan lanjutan. Daya nilai : tidak terdapat gangguan Pengendalian impuls : tidak terdapat gangguan Tilikan : Pasien menyadari kondisi dirinya sedang sakit, mengetahui kondisi yang menyebabkan timbulnya penyakit, dan menuruti semua perintah dokter dan terapis yang mengobati pasien (1) Reality testing ability : baik Tes GDS Berdasarkan pemeriksaan GDS, pasien mendapatkan skor 3, yang artinya pasien memiliki kemungkinan kecil mengalami depresi. Tes MMSE Berdasarkan pemeriksaan MMSE, pasien mendapatkan skor 30, artinya pasien tidak memiliki gangguan ingatan. Akan tetapi, saat pemeriksaan “menyebut kembali,” pasien awalnya langsung berkata bahwa ia tidak ingat sama sekali 3 kata yang disebutkan saat bagian “registrasi”, tanpa ada usaha untuk mengingat sama sekali. Pasien baru mencoba untuk mengingat setelah diminta untuk berusaha lebih keras untuk mengingatnya dan ternyata pasien dapat mengingat ketiga kata tersebut. Daftar Masalah Gangguan memori ec. depresi dd/demensia Rencana Diagnosis Pemeriksaan psikiatrik untuk depresi Terapi Psikoterapi 3. POLIKLINIK REHABILITASI MEDIK (20 November 2012) Identitas Pasien Nama : Tn. UA Usia : 67 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku : Sunda Pendidikan : SMA/sederajat Keluhan Utama Pasien mengeluh nyeri dengan VAS = 4 akibat jatuh dari motor sejak 24 Juni 2012 Riwayat Penyakit Sekarang Pada tanggal 24 Juni 2012, pasien terjatuh dari motor saat sedang mengajari cucunya cara mengendarai motor. Pasien kehilangan kesadaran kurang lebih 15 menit pasca jatuh. Pasien segera di bawa ke IGD RSCM. Setelah sadar, pasien mengeluhkan lemah di lengan kirinya. Terdapat deformitas pada jari tangan kiri pasien yang kemudian dioperasi dan cedera di kepala belakang pasien. Setiap pasien mencoba bangkit dari posisi berbaring ke duduk, pasien mengeluhkan pusing dengan pandangannya berputar vertikal. Keluhan tidak dirasakan saat pasien tidur terlentang. Pandangan juga berputar apabila pasien mencoba miring ke kiri atau ke kanan. Pasien sering muntah apabila merasakan pusing tersebut. Keluhan pusing berputar dikeluhkan selama 8 hari, kemudian membaik dan hanya menyisakan pandangan bergoyang saja. Nyeri kepala sebelum dan setelah jatuh, mulut mencong, gangguan berbicara dan menelan disangkal. Setelah kurang lebih 3 minggu, keluhan lemah di tangan pasien menghilang, namun berganti dengan nyeri VAS = 7 pada bahu kiri pasien. Pasien rajin memeriksakan kondisi nyerinya dan melalukan fisioterapi. Pasien memiliki riwayat asma, sejak 15 tahun yang lalu, tidak terlalu berat, memberat apabila kondisi dingin. Sejak 3 tahun yang lalu, pasien mengidap hipertensi. Pasien rajin minum obat yang diberikan oleh klinik dekat rumahnya yaitu “jendalat.” Setelah kejadian kecelakaan tersebut, obat pasien diganti oleh RSCM menjadi amlodipine. Pasien juga masih rutin mengonsumsi obatnya. Tekanan darah pasien biasanya saat diperiksa adalah 160/90 mmHg. Pasien memiliki riwayat hiperkolesterolemia, diketahui sejak dirawat di RSCM akibat jatuh. Pasien mengonsumsi obat simvastatin. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat DM dan penyakit jantung disangkal. Riwayat Kebiasaan Pasien tidak merokok. Pasien biasanya mengonsumsi kopi hampir setiap hari. Setiap harinya pasien berolahraga jalan kaki. Pasien jarang berekreasi dengan keluarganya, waktu lebih banyak dihabiskan di rumah. Pasien terkadang masih bersilaturahmi dengan keluarganya, silaturahmi hanya rutin bila hari raya. Pasien sudah jarang bersilaturahmi dengan tetangga atau orang seusianya. Riwayat Pengobatan Pasien mengonsumsi amlodipine untuk hipertensinya, simvastatin untuk hiperkolesterolemianya, dan aspillet karena pasien diduga mengalami stroke hemoragik saat jatuh dari motor. Pasien jarang mengonsumsi obat-obatan di luar resep dokter. Analisis Finansial Pasien mendapatkan uang pensiunan sebesar Rp 2.660.000, 00 per bulan, selain itu juga mendapatkan tunjangan dari anak-anaknya kurang lebih sebesar Rp 500.000,00. Menurut pasien dengan jumlah uang tersebut pasien sudah merasa cukup. Pasien sudah tidak menanggung biaya hidup orang lain. Analisis Rumah Pasien tinggal di rumah yang tidak terlalu luas dengan 1 lantai. Lantai di rumah pasien dilapisi oleh keramik. Terdapat 1 kloset duduk, pasien pernah sekali terpeleset ketika hendak ke kloset. Penerangan di rumah cukup baik, akan tetapi jendelanya sedikit dan hanya terdapat di depan rumah saja. Analisis Pola Makan dan Nutrisi Pasien biasanya makan 3 kali sehari, 1 piring nasi sekali makan, dengan lauk nabati atau hewani sebanyak 1 potong. Jumlah tersebut dirasa sudah berkurang dibandingkan sejak masih muda. Skor MNA pasien adalah 25 yang artinya pasien tidak berisiko mengalami malnutrisi. Analisis Status Mental dan Kognitif Berdasarkan pemeriksaan GDS, skor pasien adalah 2, yang artinya pasien kemungkinan tidak mengalami depresi. Berdasarkan pemeriksaan AMT, pasien mendapatkan skor 10, sedangkan berdasarkan pemeriksaan MMSE, pasien mendapatkan skor 28, artinya pasien tidak memiliki gangguan ingatan dan kognitif. Analisis Status Fungsional Berdasarkan anamnesis, pasien masih mandiri, mampu beraktivitas seperti biasa, bahkan dapat berobat ke RSCM seorang diri dari rumahnya dengan berpindah-pindah beberapa kendaraan. Skor ADL pasien adalah 20, yang artinya pasien mandiri, dan skor IADL 9 yang artinya kemampuan fungsional domestic pasien baik. Pemeriksaan Fisik Tanda Vital Keadaan umum : Tidak tampak sakit Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 160/90 mmHg (duduk) Nadi/menit : 72 kali/menit (duduk) Laju pernapasan : 22 kali/menit Suhu tubuh : afebris Status Gizi Berat badan : 57 kg Tinggi badan : 158 cm IMT : 22,8 kg/m2 LLA : 22 cm Pemeriksaan Fisik Sistem Kepala : Bentuk normal, nyeri (+) di dahi kanan, deformitas (-). Rambut : Beruban, sukar dicabut. Mata : Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-) Wajah : Simetris, nyeri tekan (-) Mulut : Oral hygiene baik, gigi palsu (+) terpasang baik, luka bawah gigi palsu (-) Leher : Derajat gerak normal, kelenjar gondok normal, JVP 5-2 cmH2O Dada : Massa (-) Paru-paru Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Jantung Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, irama regular, gallop (-), murmur (- Abdomen Inspeksi : Datar, lemas Auskultasi : Bising usus (+) Rektum/anus : Tidak diperiksa Alat kelamin : Tidak diperiksa Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2s, edema (-) Otot dan kerangka : Nyeri dan gerak terbatas di bahu kanan Motorik Tonus : Eutonus | Eutonus Trofi : Eutrofi | Eutrofi Kekuatan : 5445|5555 5555|5555 Refleks : +2 | +2 +2 | +2 Daftar Masalah 1) Nyeri VAS = 4 ec. dislokasi sendi glenohumeral dekstra 2) Hipertensi gr. II tidak terkontrol 3) Hiperkolesterolemia 4) Asma intermitten 5) Riwayat paresis ekstremitas atas dekstra ec. Nyeri dislokasi sendi glenohumeral dd/stroke hemoragik 6) Riwayat vertigo sentral ec. Susp CKR dd/stroke hemoragik Rencana Diagnosis 1) Foto rontgen sendi glenohumeral dekstra 2) Pemeriksaan kadar lemak darah 3) CT-Scan kepala Rencana Terapi 1) Ibuprofen 2x400 mg prn. Nyeri 2) Amlodipine 1x5 mg 3) Captopril 2x25 mg p.o 4) Simvastatin 1x20 mg 5) Fisioterapi dan rehabilitasi medic untuk memulihkan sendi glenohumeral dekstra