PENGARUH PERISTIWA POLITIK TERHADAP PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM The Effect of Political Event on Indonesia Capital Market Reaction Fenny Trisnawati Universitas Padjadjaran Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh peristiwa politik (pemilihan presiden) terhadap perubahan volume perdagangan saham dan harga saham perusahaan kelompok LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 dan tahun 2009. Jenis penelitian verifikatif dan metode penelitian explanatory survey. Jumlah sampel peristiwa pemilihan presiden 2004 adalah 31 perusahaan dan peristiwa pemilihan presiden 2009 sebanyak 45 perusahaan. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data harian selama 101 hari pengamatan untuk masingmasing peristiwa penelitian meliputi jumlah saham diperdagangkan, jumlah saham beredar dan harga saham penutupan. Pengujian hipotesis digunakan uji t sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ratarata volume perdagangan saham dan rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa pemilihan presiden Republik Indonesia 2004 dan 2009. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa pemilihan presiden tidak menimbulkan reaksi pasar dan tidak digunakan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham. Kata kunci : Teori Pasar Efisien, Teori Prospect, Studi Peristiwa, Trading Volume Activity, Return Tidak Normal. Abstract Research purpose is to acknowledge effect of political event (presidential election) on trading volume activity and stock price on LQ 45 group at Indonesia Stock Exchange 2004 and 2009. Research type is verificative and research method is explanatory survey. Amount of sample used on presidential election 2004 event is 31 company and on presidential election 2009 event is 45 company. Sample technique purposive sampling. Daily data during 101 days observation on each event consist of total amount of traded shares, total amount of outstanding shares and closing price shares. Analysis method used is compare means paired sample t test. Research result indicates that average of TVA and average abnormal return are equivalent before and after Republic Indonesia presidential election event in 2004 and 2009. This indicates that Republic Indonesia presidential election event does not imply the market reaction and not used by investor as a based on decision making to buy or sell shares. Keyword : efficient market theory, prospect theory, event study, Trading Volume Activity, abnormal return. Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] Pendahuluan Kegiatan perdagangan efek terutama kegiatan di bursa saham, sebagai bagian dari aktivitas ekonomi tak luput dari pengaruh gejolak politik. Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar akan bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru. Menurut Mohamad Samsul (2006) variabel yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut: 1. Pengumuman pembagian deviden tunai 2. Pengumuman split 3. Pengumuman right issue 4. Pengumuman saham bonus atau saham deviden 5. Pengumuman waran 6. Rencana merger dan akuisisi 7. Rencana transaksi benturan kepentingan 8. Perubahan variabel makro dan mikro ekonomi 9. Peristiwa politik internasional 10. Pergerakan indeks saham DJIA, Nikkei 225, Hang Seng 11. Peristiwa politik nasional 12. January effect Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] 13. Insider information 14. Perubahan siklus ekonomi melalui leading indicator Harga dan volume adalah dua hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa saham. Permintaaan dan penawaran atas saham akan merubah pola harga dan volume perdagangan saham. Data volume perdagangan saham digunakan untuk mengukur kondisi umum dalam pasar dan membantu menaksir kecendrungannya. Kenaikan atau penurunan dalam harga saham biasanya berhubungan dengan kenaikan atau penurunan dalam volume perdagangan. Penelitian mengenai pengaruh suatu peristiwa terhadap aktivitas perdagangan dilakukan melalui studi peristiwa (event study). Menurut Jogiyanto (2008) studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa merupakan salah satu bentuk pengujian efisiensi pasar bentuk semi kuat. Suatu pasar dikatakan bentuk semi kuat karena dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hukum, peristiwa sosial dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional. Pelaksanaan kampanye pemilu tahun 2004 yang berjalan aman dan lancar, meningkatkan keyakinan dan ekspektasi pelaku pasar modal terhadap perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Beberapa hari menjelang pemilihan presiden 2009 Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] investor di BEI terus memburu saham sehingga IHSG berada pada jalur positif, bahkan satu hari menjelang pemilihan presiden IHSG ditutup melonjak 2,37 persen dan indeks LQ 45 meningkat 2,24 persen. Chairul Anwar (2004) yang melakukan penelitian untuk melihat reaksi pasar pada peristiwa pemilihan presiden tanggal 5 April 2004 menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden tanggal 5 April 2004. Dengan kata lain pasar tidak bereaksi terhadap peristiwa pemilihan presiden. Tidak terjadinya reaksi pasar menandakan bahwa Pemilu tanggal 5 April 2004 tidak dipergunakan para investor dalam membuat keputusan investasi saham. Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa peristiwa pemilihan presiden berkemungkinan mempengaruhi pasar modal dan kondisi pasar modal Indonesia mengindikasikan belum efisien dalam bentuk setengah kuat. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk melihat perbedaan antara rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden Republik Indonesia. 2. Untuk melihat rata-rata return tidak normal yang diperoleh investor sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden Republik Indonesia. Metode Penelitian ini merupakan penelitian verifikatif. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kelompok LQ 45 di Bursa Efek Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu judgement sampling (purposive sampling). Kriteria sampel yang digunakan sebagai berikut: 1. Perusahaan tetap listing selama periode estimasi dan periode jendela. 2. Selama pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini. Data yang diperlukan antara lain, jumlah saham yang beredar dan jumlah saham yang diperdagangkan selama periode pengamatan, indeks harga saham gabungan, serta harga saham harian pada saat penutupan perdagangan (closing price). Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Aktivitas Volume Perdagangan Saham. Return Saham Harga Saham Abnormal Return Konsep Variabel Perubahan aktivitas volume perdagangan saham dengan menggunakan ukuran Trading Volume Activity masing-masing saham perusahaan selama periode pengamatan. Pendapatan per lembar saham yang dinikmati investor atas suatu investasi yang dilakukan. Selisih antara return yang sesungguhnya dengan return yang diharapkan. Indikator Jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar masingmasing perusahaan: Skala Rasio πππ΄π,π‘ ππ’ππππ ππ π βππππ ππ ππππ π π‘πππππ ππ π‘πππ π‘ = ππ’ππππ ππ π βππππ ππ ππππ π ππ’π‘π π‘ππππππ ππ π‘πππ π‘ Menghitung pengembalian saham harian: πππ‘ − πππ‘−1 π ππ‘ = πππ‘−1 Rasio Menentukan Abnormal return: π΄π ππ‘ = π ππ‘ − πΈ (π ππ‘ ) Rasio Pada studi peristiwa, periode pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu periode estimasi (estimation period) dan periode kejadian (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). Periode Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] estimasi adalah periode sebelum peristiwa sedangkan periode jendela adalah periode disekitar terjadinya event yang hendak diteliti. Gambar 1 Periode Estimasi dan Periode Jendela untuk Periode Pengamatan 1 (Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2004) Periode Estimasi t1 Periode Jendela t2 30 April 2004 t3 t0 9 September 10 September 2004 2004 t4 21 September 2004 28 September 2004 Gambar 2 Periode Estimasi dan Periode Jendela untuk Periode Pengamatan 2 (Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2009) Periode Estimasi Periode Jendela t1 18 Februari 2009 t2 t3 30 Juni 2009 1 Juli 2009 t0 9 Juli 2009 t4 16 Juli 2009 Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji t sampel berpasangan. Namun terlebih dahulu harus dilakukan uji homogenitas dan normalitas data. Jika data tidak homogen dan tidak berdistribusi normal, maka data diuji dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Hipotesis statistik sebagai berikut : 1. π»0 : πππ΄π πππππ’π = πππ΄π ππ π’ππβ : tidak terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah peristiwa politik π»1 : πππ΄π πππππ’π ≠ πππ΄π ππ π’ππβ : terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah peristiwa politik. Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] 2. π»0 βΆ π΄π΄π π πππππ’π = π΄π΄π π ππ π’ππβ : tidak terdapat perbedaan rata-rata return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa politik. π»1 βΆ π΄π΄π π πππππ’π ≠ π΄π΄π π ππ π’ππβ : terdapat perbedaan return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa politik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung perubahan aktivitas volume perdagangan saham dengan menggunakan ukuran TVA (Trading Volume Activity) masing-masing saham selama periode pengamatan. TVA masing-masing saham dihitung dengan menggunakan rumus: ππ’ππππ ππ π βππππ ππ ππππ π π‘πππππ ππ π‘πππ π‘ πππ΄π,π‘ = ππ’ππππ ππ π βππππ ππ ππππ π ππ’π‘π‘ππππππ ππ π‘πππ π‘ 2. Menghitung rata-rata TVA saham untuk semua sampel selama periode pengamatan baik sebelum maupun sesudah peristiwa. Rata-rata TVA saham untuk semua sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: πΜ πππ΄ = 3. ∑ππ=1 πππ΄π π Menghitung rate of return saham individual (π ππ‘ ) selama waktu pengamatan dengan menggunakan rumus: π ππ‘ = πππ‘ − πππ‘−1 πππ‘−1 π ππ‘ = return saham perusahaan ke-i selama periode ke-t πππ‘ = harga saham i waktu t πππ‘−1 = harga saham i waktu t-1 4. Menghitung rate of return market (π π,π‘ ) harian selama periode pengamatan dengan menggunakan rumus: Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] π π,π‘ = 5. πΌπ»ππΊπ‘ − πΌπ»ππΊπ‘−1 πΌπ»ππΊπ‘−1 Menghitung expected return dengan menggunakan model pasar (Market Model), penghitungan dilakukan dengan dua tahap, yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan: π π,π π π,π = πΌπ + π½π . π ππ + ππ,π = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j πΌπ = intercept untuk sekuritas ke-i π½π = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i π ππ = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus π ππ = (πΌπ»ππΊπ − πΌπ»ππΊπ−1) / πΌπ»ππΊπ−1, dengan IHSG adalah indeks harga saham gabungan. ππ,π = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j 6. Menghitung abnormal return yang merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan dengan rumus : π΄π ππ‘ = π ππ‘ − πΈ (π ππ‘ ) 7. Menghitung rata-rata abnormal return dengan rumus: 1 AAR = π ∑ππ=π‘ πΈ (π ππ‘ ) 8. Menghitung nilai pengujian t (t- hitung) Untuk hipotesis I: Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] Μ Μ Μ Μ Μ Μ TVAsesudah − Μ Μ Μ Μ Μ Μ TVAsebelum π‘β = 2 2 √(na − 1)σ TVAsesudah + (nb − 1)σ TVAsebelum √ 1 + 1 na nb na + nb − 2 na = jumlah hari sebelum terjadinya peristiwa = 5 nb = jumlah hari sesudah terjadinya peristiwa = 5 Untuk hipotesis II: Μ Μ Μ Μ π΄π π ππ π’ππβ − Μ Μ Μ Μ π΄π π πππππ’π π‘β = 2 2 √(ππ − 1)π π΄π π ππ π’ππβ + (ππ − 1)π π΄π π πππππ’π √ 1 + 1 ππ ππ ππ + ππ − 2 Hasil dan Pembahasan Pengujian terhadap perbedaan reaksi yang diberikan pasar modal melalui rata-rata aktivitas volume perdagangan saham dilakukan dengan mencari Average Trading Volume Activity (ATVA) dari seluruh sampel saham selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah peristiwa pemilihan presiden 2004 dan 2009, kemudian dianalisis dengan menggunakan Compare Means Paired Sample TTest. Nilai rata-rata TVA selama periode pengamatan adalah sebagai berikut: Tabel 2 Nilai Rata-rata Trading Volume Activity Selama Periode Jendela Periode -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Rata-rata TVA Pemilihan Presiden 2004 0.01558 0.00997 0.01006 0.03785 0.01640 0.02487 0.01002 0.01035 0.01829 0.02381 0.01910 Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] Rata-rata TVA Pemilihan Presiden 2009 0.01110 0.01116 0.00587 0.00682 0.00750 0.01053 0.00851 0.00564 0.00587 0.00691 0.00529 Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan distribusi data normal dan homogen yang artinya telah memenuhi syarat untuk melakukan uji perbedaan. Hasil uji komparatif nilai rata-rata TVA untuk pemilihan presiden 2004 pada taraf signifikan 0.05 diperoleh π‘βππ‘π’ππ sebesar 0.436 dan sig sebesar 0.191. Kemudian pada taraf signifikan 0.05 dan derajat kebebasan (Degree of Freedom/df) sebesar 4 dengan uji dua pihak (Two Tailed Test) diperoleh π‘π‘ππππ sebesar 2.776. Dengan demikian −π‘π‘ππππ (−2.776) ≤ π‘βππ‘π’ππ (0.436) ≤ π‘π‘ππππ (2.776) dan sig sebesar 0.191 lebih besar dari nilai alpha sebesar 0.05, maka π»0 diterima. Dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai ratarata TVA sebelum dan sesudah pemilihan presiden 2004. Hasil uji komparatif terhadap nilai rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2009 pada taraf signifikan 0.05 diperoleh π‘βππ‘π’ππ sebesar 1.990 dan sig sebesar 0.510. Kemudian pada taraf signifikan 0.05 dan derajat kebeasan (Degree of Freedom/df) sebesar 4 pada uji dua pihak (Two Tailed Test) diperoleh π‘π‘ππππ sebesar 2.776. Dengan demikian −π‘π‘ππππ (−2.776) < π‘βππ‘π’ππ (1.990) < π‘π‘ππππ (2.776) dan sig sebesar 0.510 lebih besar dari nilai alpha sebesar 0.05, maka π»0 diterima dan π»1 ditolak. Dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata TVA sebelum dan sesudah pemilihan presiden 2009. Volume perdagangan saham di BEI pada pecan terakhir menjelang pemilihan presiden 2004 berlangsung menunjukkan adanya peningkatan. Hasil pemilihan presiden ditanggapi positif oleh pasar dengan meningkatnya volume perdagangan saham unggulan. Euforia yang terjadi di sekitar peristiwa pemilihan Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] presiden 2004 menyebabkan pelaku pasar memanfaatkan kesempatan memperoleh keuntungan dari portofolio yang dimilikinya dalam waktu singkat dengan melakukan transaksi jual beli saham unggulan dalam jangka pendek. Pada peristiwa pemilihan presiden 2009 pelaku pasar bersifat menahan diri untuk melihat kestabilan kondisi politik dalam negeri. Selama 3 pekan terakhir menjelang pemilihan presiden berlangsung volume perdagangan saham belum menunjukkan adanya peningkatan yang berarti. Pengujian adanya return tidak normal dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal (Average Abnormal Return/AAR) dihitung dengan membagi jumlah return tidak normal dengan jumlah sekuritas yang diamati, hasil perhitungan rata-rata return tidak normal adalah sebagai berikut: Tabel 3 Nilai Rata-rata Return Tidak Normal Selama Periode Jendela Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2004 Periode -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Rata-rata Return Tidak Normal Pemillihan Presiden 2004 0.00626 -0.00932 0.00526 0.01398 0.01626 -0.00650 0.00029 -0.00399 0.00073 -0.01191 -0.00214 Rata-rata Return Tidak Normal Pemilihan Presiden 2009 -0.00052 -0.00334 -0.00294 -0.00431 -0.00332 -0.01154 -0.00103 -0.00385 -0.00054 -0.00931 -0.00604 Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data nilai rata-rata return tidak normal pemilihan presiden 2004 dan 2009 telah memenuhi Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] syarat analisis terhadap asumsi-asumsi dengan menggunakan uji perbedaan (komparatif) statistik parametrik. Langkah berikutnya adalah melakukan uji perbedaan (komparatif). Hipotesis pengujian adalah sebagai berikut: π»0 βΆ π΄π΄π π πππππ’π = π΄π΄π π ππ π’ππβ : tidak terdapat perbedaan rata-rata return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa politik. π»1 βΆ π΄π΄π π πππππ’π ≠ π΄π΄π π ππ π’ππβ : terdapat perbedaan rata-rata return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa politik. Hasil uji komparatif terhadap nilai rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2004 pada taraf signifikan 0.05 diperoleh π‘βππ‘π’ππ sebesar 1.8 dan sig sebesar 0.706. Kemudian pada taraf signifikan 0.05 dan derajat kebeasan (Degree of Freedom/df) sebesar 4 pada uji dua pihak (Two Tailed Test) diperoleh π‘π‘ππππ sebesar 2.776. Dengan demikian −π‘π‘ππππ (−2.776) < π‘βππ‘π’ππ (1.8) < π‘π‘ππππ (2.776) dan sig sebesar 0.706 lebih besar dari nilai alpha sebesar 0.05, maka π»0 diterima. Dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah pemilihan presiden Republik Indonesia 2004. Hasil uji komparatif terhadap nilai rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2009 pada taraf signifikan 0.05 diperoleh π‘βππ‘π’ππ sebesar 1.024 dan sig sebesar 0.155. Kemudian pada taraf signifikan 0.05 dan derajat kebeasan (Degree of Freedom/df) sebesar 4 pada uji dua pihak (Two Tailed Test) diperoleh π‘π‘ππππ sebesar 2.776. Dengan demikian −π‘π‘ππππ (−2.776) < π‘βππ‘π’ππ (1.024) < π‘π‘ππππ (2.776) dan sig sebesar 0.155 lebih besar dari nilai alpha sebesar 0.05, maka π»0 diterima. Dapat disimpulkan tidak Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah pemilihan presiden Republik Indonesia 2009. Rata-rata return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden Republik Indonesia 2004 dan 2009 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, disebabkan oleh tindakan pelaku pasar modal yang cenderung untuk mempersiapkan spekulasi yang dianggap menguntungkan bagi mereka pada hari-hari diseputar pelaksanaan pemilihan presiden 2004 dan 2009. Mereka berusaha untuk memperoleh keuntungan jangka pendek disekitar hari-hari pelaksanaan pemilihan presiden dengan membeli dan menjual saham yang mereka miliki dalam waktu yang singkat. Momen pemilu yang berlangsung lancar belum memberikan pengaruh pada pasar modal karena dalam waktu yang bersamaan beredar sejumlah sentimen negatif terkait dengan kondisi fundamental ekonomi global, khususnya yang dipicu oleh memburuknya data perekonomian Amerika Serikat. Hal yang demikian menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia sangat rentan dengan pengaruh sentimen dari luar negeri terutama Amerika Serikat. Naik turunnya saham di Indonesia masih didominasi oleh asing dan kebijakan dari negara Amerika Serikat. Besarnya return tidak normal dari masing-masing perusahaan ada yang positif dan ada yang negatif. Tanggapan berlebihan harga pasar terhadap informasi baru dapat menimbulkan adanya return tidak normal yang positif. Tanggapan terlambat harga pasar terhadap informasi baru dapat menyebabkan return tidak normal yang negatif. Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] Penganjur perilaku keuangan telah mampu menjelaskan sejumlah kecenderungan yang secara negatif mempengaruhi kinerja investasi para investor berdasarkan karakteristik psikologi. Salah satu kecenderungan adalah kecenderungan investor bertahan pada posisi kalah terlalu lama dan ‘menjual’ kemenangan terlalu cepat. Intinya adalah, investor lebih takut akan kerugian daripada nilai keuntungan, yang dijelaskan oleh teori prospect (Reilly, 1994). Kecenderungan seperti ini menjadikan investor sangat berhati-hati dalam bertindak sehingga para investor lebih bersifat menunggu dan melihat dengan teliti atas peristiwa yang berlansung. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dapat diuraikan simpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan terhadap pergerakan nilai rata-rata Trading Volume Activity (TVA) antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2004 dan 2009 menyatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden. Hal ini terjadi karena telah diantisipasinya peristiwa pemilihan presiden 2004 dan 2009 oleh investor. 2. Hasil pengamatan terhadap nilai rata-rata return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2004 dan 2009 menyatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata return tidak normal antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden. Ini berarti investor tidak bereaksi terhadap peristiwa pemilihan presiden Republik Indonesia 2004 dan 2009. Hal ini terjadi dimungkinkan karena investor bersikap menunggu dan melihat dengan Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected] teliti atas peristiwa yang sedang berlangsung. Tanggapan terlambat harga pasar terhadap informasi baru menyebabkan return tidak normal yang negatif. Hal ini tercermin pada pemilihan presiden 2009, dimana seluruh nilai return tidak normalnya adalah negatif. 3. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperhatikan pemilihan waktu yang paling tepat untuk menyelidiki reaksi pasar terhadap suatu peristiwa, karena hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan periode jendela yang lebih panjang, sehingga antara hasil quick count (penghitungan cepat) dengan hasil pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa dilihat perubahan pergerakan volume dan harga saham yang terjadi, dengan tetap memperhatikan peristiwa lain yang mungkin terjadi sepanjang pengamatan pada periode jendela tersebut. Daftar Pustaka Chairul Anwar, 2004, Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis No. 2 jilid 9: 98-108. Jogiyanto Hartono, 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Mohamad Samsul, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit Erlangga. Reilly, Frank K., 1994. Investment Analysis and Portofolio Management., Fourth Edition, Orlando: The Dryden Press. Program Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi E-mail : [email protected]